DIPLOMA III
AKADEMI KEPERAWATAN
MAPPAOUDANG MAKASSAR2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang mana telah memberikan
rahmat dan hidaya hanya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK” dengan sebaik baiknya. Makalah yang berjudul
Komunikasi Terapeutik ini berisikan penjelasan
tentang pengertian komunikasi efektif dalam pelayanan kesehatan. Dalam
menyusun makalah ini, kami juga menggunakan beberapa sumber sebagai referensi kami dari
buku dan website. Kami sebagai penulis makalah ini menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca kami harapkan agar kami dapat
memperbaiki kesalahan dan kekurangan kami dikemudikan hari. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………………………………..1
Bab II Pembahasan
2.1 Perkembangan Komunikasi Pada Anak ………………………………………………………………………………1
2.2 Bentuk Komunikasi Prabicara ………………………………………………………………………………………………2
2.3 Peran Bicara Dalam Komunikasi ………………………………………………………………………………………….2
2.4 Teknik Komunikasi Dengan Anak Tekhnik Verbal dan Non Verbal …..…………………………………..3
2.5 Penerapan Strategi Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Pada Anak…………….………………………2
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………………….1
3.2 Saran …………………………………………………………………………………………………………………………………1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi terapeutik adalah yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi.
Seorang penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah komunikasi
yang dihadapinya. (suryani, 2005).
Menurut Purwanto yang dikutip oleh (Mundakir 2006), komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien. Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi
professional yang mengarah pada tujuan yaitu penyembuhan pasien, (Siti Fatmawati
2010).
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien, Indrawati, dalam Siti Fatmawati,
(2010).
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang dilakukan seorang perawat dengan teknik-teknik tertentu yang
mempunyai efek penyembuhan. Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk
membina hubungan saling percaya terhadap pasien dan pemberian informasi yang akurat
kepada pasien, sehingga diharapkan dapat berdampak pada perubahan yang lebih baik
pada pasien dalam menjalanakan terapi dan membantu pasien dalam rangka mengatasi
persoalan yang dihadapi pada tahap perawatan.
1.4 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tangisan
Tangisan kelahiran bayi yang memecahkan kesunyian, membuat sebaris senyum
kesyukuran terpancar pada wajah seorang ibu. Tangisan seorang bayi merupakan bentuk
komunikasi dari seorang bayi kepada orang dewasa dimana dengan tangisan itu, bayi
dapat memberikan pasan dan orang dewasa menangkap pesan yang diberikan sang bayi.
Pada awal kehidupan paska lahir, menangis merupakan salah satu cara pertama yang
dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Melalui tangisan dia
memberi tahu kebutuhannya seperti lapar, dingin, panas, lelah, dan kebutuhan untuk
diperhatikan. Bayi hanya akan menangis bila yia merasa sakit atau tertekan. Bayi yang
sehat dan normal frekuensi tangisan menurun pada usia enam bulan karena keinginan
dan kebutuhan mreka cukup terpenuhi. Frekuensi tangis seharusnya menurun sejalan
dengan meningkatnya kemampuan bicara.
Perawat harus banyak berlatih mengenal macam – macam arti tangisan bayi untuk
memenuhi kebutuhannya dan mengajarkan kepada ibu, karena ibu muda memerlukan
bantuan ini.
Nilai celoteh :
a) Berceloteh adalah praktek verba sebagsi dasar perkembangan gerakan terlatih yang
dikehendaki dalam bicara. Celoteh mempercepat ketrampilan berbicara.
Contoh :
a) Mendorong puting susu dari mulut artinya kenyang atau tidak lapar.
b) Tersenyum dan mengacungkan tangan yang berarti ingin digendong
c) Menggeliat, meronta, menangis pada saat ibu mengenakan pakaiannya atau
memandikannya. Hal ini berarti bayi tidak suka akan pembatasan gerak.
b) Menegangkan badan, gerakan membanting tangan atau kaki, roman muka tegang dan
menangis adlah bentuk ungkapan marah atau tidak suka.(Kemenkes,2013)
a) Persiapan Fisik
Persiapan ini tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam
kematanganan mekanisme bicara. Pertumbuhan organ-organ bicara yang kurang
sempurna sangat mempengaruhi kemampuan bicara anak.
b) Persiapan Mental
Tergantung pada kematangan otak ( asosiasi otak), yang berkembang 1-18 bulan, saat
yang tepat diajak bicara. Meskipun bayi tidak bisa merespon dengan kata-kata, namun
suara atu bicara yang kita tunjukkan pada bayi bayi akan menjadi stimulus bayi dan akan
direspon dengan bahasanya sendiri, misalnya dengan senyum atau tertawa.
Ajaran dan dorongan bayi untuk mengucapkan dan apa yang bisa diucapkan oleh bayi.
Dalam hal ini perlu disadari bahwa yang diucapkan bayi belum sempurna, mungkin yang
keluar baru berupa suara-suara atau kata-kata yang belum jelas sehingga butuh
kesabaran dan ketelatenan dalam mengajarkan bicara kepada bayi atau anak.
d) Model Untuk Ditiru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemapuan bicara adalah stimulus suara. Ucapan-
ucapan yang sering kita sampaikan kepada bayi menjadi model yang bisa ditiru oleh bayi
pada perkembangan bicara selanjutnya. Dengan demikian ucapan yang kita sampaikan
hendaknya ucapan yang baik dan mendidik.
e) Bimbingan
Upaya untuk membantu ketrampilan bicara anak dapat dilakukan dengan cara :
menyediakan model yang baik, mengatakan dengan perlahan dan jelas, serta
membetulkan kesalahan yang diucapkan anak.
Agar bayi atau anak dapat segera bicara, maka bayi perlu diajarkan atau diberikan untuk
meniru kata-kata yang sering kita ucapkan.
2.4 TEKHNIK KOMUNIKASI DENGAN BAYI DAN ANAK : TEKHNIK VERBAL DAN
NON VERBAL
1. Teknik Verbal
e) Biblioterapi
Buku atau majalah dapat juga digunakan untuk membantu anak mengekspresikan pikiran
dan perasaanya. Bantu anak mengekspresikan perasanya dengan menceritakan isi buku
atau majalah. Untuk itu perawat harus tahu terlebih dahulu ini dari buku atau majalah
tersebut dan simpulkan pesan yang ada didalamnya sebelum bercerita pada anak.
(Yupi Supartini, 2002 : 87)
a) Menulis
Menulis adalah pendekatan komunikai yang secara efektif tiadak saja dilakukan pada
anak tetapi juga pada remaja.
Perwat dapat memulai komunikasi dengan anak dengan cara memeriksa atau menyelidiki
tentang tulisan dan mungkin juga meminta untuk membaca beberapa bagian. Dengan
menulis perawat dapat mengetahui apa yang dipikirkan anak dan bagaimana perasaan
anak.
b) Menggambar
Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk menggambarkan sesuatu terkait
dengan dirinya, misalnya perasaan, apa yang dipikirkan, keinginan.
e) Sentuhan
Adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara memegang sebagian tangan atau bagian
tubuh anak misalnya pundak, usapan di kepala, berjabat tangan atau pelukan, bertujuan
untuk memberikan perhatian dan penguatan terhadap komunikasi yang dilakukan antara
anak dan orang tua. (Kemenkes, 2013)
1. Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6 tahun)
Pada usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal. Ciri
khas kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala sesuatu hanya
berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat segala sesuatu dengan sudut
pandangnya sendiri.
Pada masa anak akan banyak mencari tahu terhadap hal hal baru dan akan belajar
menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya,
berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi yang tidak jelas beginya,
CONTOH: penerapan komunikasi dalam keperawatan
3.1 KESIMPULAN
Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal antara perawat dan klien, yang
direncanakan secara sadar yang bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kebutuhan
pasien.Perkembangan komunikasi terapeutik pada bayi dan anak sendiri dimulai pada
masa bayi samapai anak usia remaja yang mana dari perkembangan itu memeiliki bentuk
perkembangan yang berbeda-beda.Selain itu didalam komunikasi terapeutik terdapat
bentuk komunikasi prabicara dimana terdiri dari tangisan, ocehan, isyarat, dan ungkapan
emosional seorang bayi/anak.Disisi lain dalam melakukan komunikasi kepada bayi
terdapat beberapa tekniknya, yaitu bisa menggunakan teknik verbal dan non
verbal.Setelah mempelajari semua komunikasi terapeutik pada bayi/anak, terdapat cara
menerapkan komunikasi terapeutik tersebut pada usia bayi sampai anak usia sekolah.
3.2 SARAN
1. Bagi mahasiswa
Agar mahasiswa dapat memperbaiki serta memperhatikan pembuatan makalah
selanjutnya, khususnya tentang komunikasi terapeutik bayi/anak
2. Bagi institusi
Memberikan masukan atau inovasi baru bagi institusi untuk lebih baik dalam memberikan
ilmu pengetahuan.
3. Bagi pembaca
Agar pembaca dapat menerapkan dan memahami tentang komunikasi terapeutik
bayi/anak
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
D, S. G. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan . Jakarta: Gunung Mulia.
Ermawati, D. (2009). Buku Saku Komunikasi Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
RI, K. (2013). Komunikasi Dalam Keperawatan Modul 2. Jakarta: Badan PPSDM
Kesehatan.
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
http://bnetpwj.blogspot.co.id/2016/09/makalah-komunikasi-terapeutik-pada-bayi.html