MANDIRI MAHASISWA
PENERAPAN AKREDITASI
PADA RUMAH SAKIT
OLEH :
REZA FAHMA ISLAMI
G4A021030
PENDAHUL UAN
Pelaksanaan akreditasi merupakan amanat Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
beserta turunannya berupa Permenkes dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan. Akreditasi Rumah Sakit
merupakan bentuk pengakuan yang sifatnya wajib dilakukan setiap tiga tahun sekali guna meningkatkan
dan mempertahankan mutu dan keselamatan pasien yang merupakan bagian dari hak pasien dan keluarga.
Tanpa adanya sertifikat kelulusan akreditasi Rumah Sakit, maka izin operasional dan kerjasama dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan tidak bisa dilakukan. Lembaga pelaksana akreditasi
di Indonesia harus sudah terakreditasi internasional ISQua,salah satunya adalah Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS). Dalam rentang waktu tiga tahun, KARS akan melakukan survei awal di tahun pertama, satu
tahun dan dua tahun berikutnya survei verifikasi, tujuannya agar rumah sakit tetap mematuhi standar
akreditasi.
• Akreditasi RS merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit
yang dilakukan dengan membangun sistem dan budaya mutu
• Membangun sistem di RS diperlukan dokumen yang merupakan regulasi
rumah sakit
• Melalui akreditasi diharapkan ada perbaikan sistem di RS yang terdiri atas
input-proses dan out put.
• Standar output merupakan kinerja RS yang diukur dengan indikator mutu
RS yang terdokumentasi secara terus menerus
• PERAWAT mempunyai PERAN VITAL dalam Proses Akreditasi Rumah Sakit
PERAN PERAWAT DALAM AKREDITASI
RUMAH SAKIT
Penelitian Irmayanti, 2020 tentang peran perawat khususnya kepala ruang dalam menyiapkan akreditas rumah sakit
versi SNARS adalah memperhatikan hal-hal yang harus disiapkan seperti kelengkapan alat, pembagian
tugas, melakukan rapat guna membentuk tim dan organisasi untuk mempersiapkan semua dokumen yang
diperlukan. Metode-metode yang dilakukan adalah mengkategorikan yang diterapkan dan yang dilibatkan
dalam menyiapkan akreditas yaitu kedisiplinan, membagi tugas, pelayanan pasien sesuai standar, bekerja
secara profesional dan sesuai tugas pokok fungsi masing-masing. Langkah-langkah yang dilakukan oleh kepala
ruangan dalam mempersiapkan akreditas rumah sakit tidak mengganggu aktivitas para staf dan tidak
mengganggu pelayanan terhadap pasien yang lainnya hal ini disebabkan oleh pengalaman, pengetahuan dan
supervisi kepala ruangan dalam mengatur proses persiapan akreditasi sangat baik.
Strategi Mempersiapkan Akreditasi dari sudut
pandang Perawat di RS
• Survei simulasi/persiapan akreditasi dengan tim:
• Workshop pada fokus area
• Membuat regulasi (kebijakan, pedoman, panduan, SPO, Protokol) sesuai
instrumen akreditasi
• Asesmen khusus pada area kunci- sistem pelayanan obat, pengendalian
infeksi,kredensialing dan pemberian kewenangan klinis,peningkatan mutu
berkesinambungan, penggunaan data dan informasi.
EVALUASI SPO
1. Evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan maksimal setiap
3 tahun sekali
2. Evaluasi SPO dilakukan oleh masing-masing unit kerja yang
dipimpin oleh Kepala Unit Kerja
3. Hasil evaluasi : SPO masih dapat dipergunakan/SPO perlu
diperbaiki/revisi. Perbaikan/revisi dapat revisi sebagian atau
revisi seluruhnya
4. Perbaikan/Revisi perlu dilakukan apabila
• alur SPO sudah tidak sesuai -
• adanya perkembangan IPTEK
• adanya perubahan organisasi/kebijakan
• adanya perubahan fasilitas
Pergantian Direktur/Pimpinan RS apabila SPO masih sesuai
maka SPO tidak perlu direvisi
Contoh Evaluasi SPO
N JUDUL SPO EVALUASI USULAN TINDAK
O PERBAIKAN LANJUT
1 Penerimaan Dlm uraian Uraian spo harus Revisi uraian
pasien baru prosedur belum dibuat secara SPO
dicantumkan sistematis shg dpt
secara sistematis mencerminkan siapa
kegiatan mengerjakan apa
serta kapan /dimana
2 Perlindungan Dalam kebijakan Untuk mencegah Harus ada
terhadap risiko belum ada jatuh pasien harus gelang
jatuh uraian gelang diberi gelang identifikasi
penanda risiko penanda risiko jatuh risiko jatuh;
jatuh (RS harus SPO direvisi
memfasilitasi gelang
identifikasi tsb)
3
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN DOKUMEN
AKREDITASI
• Khusus:
• Wajib/mandatory: a. Hak pasien dan keluarga
a. Hand hygiene b. Komunikasi
b. BLS c. SKP
c. APAR d. Edukator
d. PMKP e. Triase
e. PPI f. PONEK
f. Disaster/Evakuasi g. TB DOTS
g. K3 h. dll
SISTEMATIKA/FORMAT PROGRAM
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
SASARAN PROGRAM
• Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan
terukur untuk mencapai tujuan program.
Pedoman Pelayanan
SPO
Program ( Rencana Kerja Tahunan )
Bukti pelaksanaan
Laporan bulanan al.survey kepuasan pasien, KTD
Rapat
Kerangka acuan / TOR
Orientasi Bukti kegiatan (jadwal, tanda tangan
Pelatihan kehadiran)
Pre test dan Post test
Laporan kegiatan
STANDAR
KETENAGAAN
Jumlah tenaga menurut kualifikasi
Distribusi tenaga
Evaluasi tenaga
STANDAR FASILITAS
Denah ruang
Ruang yang tersedia
Fasilitas di dalam masing-masing ruang
Alat kesehatan di dalam masing-masing ruang
Obat dan bahan habis pakai di dalam masing-masing ruang
TATA LAKSANA
Berorientasi pada pasien
Pelayanan yang berkelanjutan (continuum of care)
Merupakan tata laksana untuk seluruh kegiatan dalam unit
kerja
PENUTUP
▪ RS wajib melaksanakan akreditasi setiap tiga tahun sekali sesuai
amanah UU no. 44/2009 ttg RS.
▪ Akreditasi merupakan suatu proses perjalanan tanpa akhir,
▪ Yang berfokus pada pasien
▪ Perawat mempunyai peran vital , assessment, proses dokumentasi
sampai evaluasi
▪ Dengan budaya dan semangat Continuous improvement
▪ Dan membentuk RS dengan pelayanan yang bermutu dan aman
(Quality & Safety) BUDAYA KESELAMATAN
▪ Pastikan bahwa persiapan akreditasi hanyalah sebagian dari
rangkaian perjalanan ini.
▪ Jadikan Proses Akreditasi itu Mudah dan Menyenangkan