Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN

Nomor 1
BAGIAN A
*PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi. Hal itu sesuai dengan kutipan Pasal (1) Ayat (11) UU
Nomor 6 Tahun 2018 tentang karantina kesehatan sebagaimana meliputi hal-hal berikut ini,
1. Peliburan sekolah dan tempat kerja.
2. Pembatasan kegiatan keagamaan.
3. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
Pada dasarnya banyak kegiatan masih berjalan, seperti moda transportasi. Hanya saja, hal-hal
seperti jumlah penumpang dibatasi.
*Karantina Wilayah, Berdasarkan undang-undang, karantina wilayah adalah pembatasan
penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu masuk beserta isinya yang diduga
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran atau kontaminasi. Karantina wilayah dilaksanakan kepada seluruh masyarakat di
suatu wilayah laboratorium sudah mengonfirmasi terjadi penyebaran penyakit antarwarga di
wilayah tersebut. Wilayah yang dikarantina diberi garis karantina dan dijaga terus-menerus oleh
Pejabat Karantina Kesehatan dan Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berada di luar
wilayah karantina. Selain itu, anggota masyarakat yang dikarantina enggak boleh keluar masuk
wilayah karantina. saat dilaksanakan karantina wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan
makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab pemerintah
pusat,
*Lockdown adalah sebuah situasi di mana orang enggak diperbolehkan untuk masuk atau
meninggalkan sebuah bangunan atau kawasan dengan bebas karena suatu alasan darurat.
Keputusan lockdown bisa dibuat dan diterapkan baik di tingkat kota ataupun negara, Kids.
Beberapa negara yang menerapkan lockdown akibat pandemi virus corona mempunyai sejumlah
peraturan spesifik masing-masi Misalnya, lockdown di Wuhan mewajibkan seluruh warga untuk
tetap tinggal di rumah, akses keluar masuk wilayah ditutup, dan seluruh alat transportasi umum
dihentikan.
BAGIAN B
Penafsiran saya atas kebijakkan yang dipilih oleh pemerintah atas keputusannya lebih memilih
memberlakukan PSBB dari pada karantina wilayah ialah sah sah saja karna dimana kebijakkan
tersebut dibuat berdasarkan kondisi masyarakat Indonesia yang memerlukan pergerakkan
perekonomian demi kelangsungan kehidupan bersama, dimana agar tetap aktivitas ekonomi ada,
tapi semua masyarakat tetap menjaga jarak aman, social distancing, physical distancing itu yang
paling penting. Dengan tetap menjaga penyebaran virus pemerintah juga penerapan bekerja,
belajar, dan beribadah dari rumah di daerah yang rawan. Masyarakat yang terpaksa keluar rumah
juga diingatkan untuk disiplin menjaga jarak satu sama lain. setiap kepala daerah bisa melakukan
penerapan PSBB jika menganggap daerahnya sudah rawan penyebaran Covid-19bahwa setiap
negara memiliki karakter yang berbeda-beda, memiliki budaya yang berbeda, memiliki
kedisiplinan yang berbeda-beda pula .

NOMOR 2
BAGIAN A
untuk mengetahui dan memahami secara mendalam tentang kecakapan para pihak dalam
penafsiran literal menurut KUH Perdata dan bagaimana maknanya hal tersebut pada penafsiran
literal tersebut bagi para pihakyang bersangkutan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah yuridis normatif. Sedangkan sumber data dalam hal ini hanya berupa data sekunder,
yang berupa bahan hukum primair,sekunder dan tertier. Selanjutnya bahan hukum tersebut
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interpretasi literal
dalam praktik tetap diperlukan, mengingat dalam rumusan isi literal seringkali dijumpai adanya
ketidakjelasan. Interpretasi literal dilakukan agar maksud para pihak dapat dipertemukan,
sehingga tidak ada lagi perbedaan dalam pemenuhan pretasi sesuai dengan yang telah diatur
dalam rumusan literal. Para pihak harus mencari makna kesepakatan baru dengan jalan
menafsirkan literal tersebut secara adil. Penafsiran literal secara adil ini tidak mudah dilakukan
oleh para pihak, karena masing-masing pihak umumnya memiliki subyektifitas yang tinggi, yaitu
menafsirkan suatu literal dengan melihat kepentingan dan keuntungan pihaknya
sendiri.Sementara itu kepentingan pihak lain sering tidak terakomodir dengan baik. Meskipun
demikian, harus diakui pengaturan dalam suatu undang-undangtidak selalu jelas, tidak mungkin
ia dapat memberikan solusi bagi semua persoalanyang timbul dengan mudah. Terlalu terburu-
buru bila menyimpulkan kodifikasiundang-undang mampu mengakomodir segala problema yang
muncul dimasyarakat, apalagi melarang atau menganggap tidak perlu interpretasi. Menegaskan,
sekalipun undang-undang itu dirumuskan dengan cara yangpaling baik, pastilah tetap saja
membutuhkan penafsiran.Demikian pula, untuk memahami secara baik isi literal maupun
dokumen-dokumen bisnis diperlukan penafsiran yang baik pula.

BAGIAN B
Perjanjian antara Budi dan Andri tersebut tetap sah karena dalam melakukan akad penjual atau
pembeli tidak ada paksaan dari siapapun. Status Kekuatan Hukum terhadap Perjanjian dalam
Jual yang Dilakukan oleh kedua belah pihak ialah Metode yuridis normative dimana
menggunakan spesifikasi deskriptif analistis, melalui studi kepustakaan dan studi lapangan,
kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian adalah keabsahan perjanjian dalam
transaksi jual beli tersebut dapat dikatakan tetap sah walaupun tidak memenuhi syarat sah
perjanjian yaitu kecakapan, namun memiliki konsekuensi hukum yaitu perjanjian transaksi jual
beli yang dilakukan oleh anak di bawah umur dapat dibatalkan secara sepihak dan harus
diputuskan oleh hakim

NOMOR 3
BAGIAN A
Sama saja karena Pertanggungjawaban pidana adalah mengenakan hukuman terhadap
pembuat karena perbuatan yang melanggar larangan atau menimbulkan keadaan yang terlarang.
Pertanggungjawaban pidana ditentukan berdasarkan pada kesalahan pembuat dan bukan hanya
dengan dipenuhinya seluruh unsur tindak pidana. Dengan demikian, kesalahan ditempatkan
sebagai faktor penentu pertanggungjawaban pidana.Pertanggungjawaban pidana mengandung
makna bahwa setiap orang yang melakukan tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana
dirumuskan dalam undang-undang, maka orang tersebut patut mempertanggungjawabkan
perbuatan sesuai dengan kesalahannya.Dasar pertanggungjawaban adalah kesalahan yang
terdapat pada jiwa pelaku dalam hubungannya dengan kelakuannya yang dapat dipidana
berdasarkan kejiwaannya itu pelaku dapat dicela karena kelakuannya itu pun berdasarkan
putusan pengadilan yang menyatakan dia bersalah melakukan tindak pidana, tapi baru dijadikan
sebagai tersangka yaitu seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan bukti
permulaan (minimal dua alat bukti) patut diduga sebagai pelaku tindak pidana sebagaimana
diatur oleh Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (“KUHAP”) dan Putusan MK Nomor 21/PUU-XII/2014. Pertanggungjawaban pidana
adalah mengenakan hukuman terhadap pembuat karena perbuatan yang melanggar larangan atau
menimbulkan keadaan yang terlarang. Pertanggungjawaban pidana ditentukan berdasarkan pada
kesalahan pembuat dan bukan hanya dengan dipenuhinya seluruh unsur tindak pidana. Dengan
demikian, kesalahan ditempatkan sebagai faktor penentu pertanggungjawaban
pidana.Pertanggungjawaban pidana mengandung makna bahwa setiap orang yang melakukan
tindak pidana atau melawan hukum, sebagaimana dirumuskan dalam undang-undang, maka
orang tersebut patut mempertanggungjawabkan perbuatan sesuai dengan kesalahannya.5Dasar
pertanggungjawaban adalah kesalahan yang terdapat pada jiwa pelaku dalam hubungannya
dengan kelakuannya yang dapat dipidana berdasarkan kejiwaannya itu pelaku dapat dicela
karena kelakuannya itu.

BAGIAN B
Sasuke tidak akan dipenjara atas tindakkan pindana yang ia lakukan, maka orang lain akan
bahagia dan membuat lingkungan sekitar ikut menjadi lebih baik atau positif. Dengan cara ini,
setiap orang akan merasa membahagiakan orang lain yang kemudian ikut berkontribusi
menjadikan dunia lebih baik pula.

NOMOR 4
BAGIAN A
Untuk mendapatkan atau memberikan kondisi lalu lintas yang selancar dan seaman
mungkin tanpa biaya yang besar bagi pergerakan manusia, barang dan jasa dengan kondisi
geometrik/jaringan dan lalu lintas yang ada melalui system pengaturan, penataan dan
regulasisebagai. Kepolisian dalam melaksanakan tugas harus selalu berpedoman pada
hukumdan mengenakan sanksi hukum kepada pelanggarnya, namun kepolisian juga
dimungkinkan melakukan tindakan pembebasan seseorang pelanggar dari proses hukum, seperti
adanya kewenangan diskresi kepolisian yang tertuan
BAGIAN B
Diskresi Kepolisian pada dasamya merupakan kewenangan Kepolisian yang bersumber pada
asas Kewajiban umum Kepolisian ( Plichtmatigheuis begmsel) yaitu suatu asas yang
memberikan kewenangan kepada pejabat kepolisian untuk bertindak atau tidak bertindak
menurut penilaiannya sendiri, dalam rangka kewajiban umumnya menjaga, memelihara
ketertiban dan mcnjamin keamanan umum. diskresi yang dilakukan oleh anggota polri terhadap
pelanggar dapat mengurangi Pelanggaran Lalu Lintas dan apasaja hambatan penerapan diskresi
anggota polri terhadap pelanggar lalu-lintas sejalan dengan permasalahan yang akan di teliti,
maka penelitian ini termasuk penelitian hukum yang bersifat sosiologis (empiris) , yaitu
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data primer sebagai data utamanya yang
digunakan untuk mengungkap hukum yang hidup {Living Law) dalam masyarakat melalui
perbuatan yang di lakukan oleh masyarakat. Yaitu dengan melakukan Study Lapangan atau Field
Research pada Polresta yang di dukung oleh data Kepustakaan {Library Research) serta
wawaneara terhadap pihak yang ahli dibidangnya.

Anda mungkin juga menyukai