Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR JAWABAN

Jawaban soal nomor 1


Secara umum menurut Mugnisjah (2007) Dormansi dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu:
a. Innate dormansi (dormansi primer)

Dormansi Primer Dormansi primer adalah dormansi yang paling sering terjadi, terdiri dari
dua sifat:

1) Dormansi eksogenous yaitu kondisi dimana komponen penting perkecambahan tidak


tersedia bagi benih dan menyebabkan kegagalan dalam perkecambahan. Tipe dormansi
tersebut berhubungan dengan sifat fisik dari kulit benih serta faktor lingkungan selama
perkecambahan
2) Dormansi endogenous yaitu dormansi yang disebabkan karena sifatsifat tertentu yang
melekat pada benih, seperti adanya kandungan inhibitor yang berlebih pada benih, embrio
benih yang rudimenter dan sensitivitas terhadap suhu dan cahaya.

b. Induced dormansi (dormansi sekunder)

Dormansi sekunder adalah sifat dormansi yang terjadi karena dihilangkannya satu atau lebih
faktor penting perkecambahan. Dormansi sekunder disini adalah benih-benih yang pada
keadaan normal maupun berkecambah, tetapi apabila dikenakan pada suatu keadaan yang
tidak menguntungkan selama beberapa waktu dapat menjadi kehilangan kemampuannya
untuk berkecambah. Kadang-kadang dormansi sekunder ditimbulkan bila benih diberi semua
kondisi yang dibutuhkan untuk berkecambah kecuali satu. Misalnya kegagalan memberikan
cahaya pada benih yang membutuhkan cahaya. Diduga dormansi sekunder tersebut
disebabkan oleh perubahan fisik yang teijadi pada kulit biji yang diakibatkan oleh
pengeringan yang berlebihan sehingga pertukaran gas-gas pada saat imbibisi menjadi lebih
terbatas.

Soal nomor 2

a. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, 3 hal utama yang perlu diperhatikan pada
pemanenan, yaitu :
1) Menentukan waktu panen yang tepat. Yaitu menentukan “kematangan” yang tepat dan
saat panen yang sesuai, dapat dilakukan berbagai cara, yaitu :
 Cara visual / penampakan : misal dengan melihat warna kulit, bentuk buah, ukuran,
perubahan bagian tanaman seperti daun mengering dan lain-lain
 Cara fisik : misal dengan perabaan, buah lunak, umbi keras, buah mudah dipetik dan
lain-lain.
 Cara komputasi, yaitu menghitung umur tanaman sejak tanam atau umur buah dari mulai
bunga mekar.
 Cara kimia, yaitu dengan melakukan pengukuran/analisis kandungan zat atau senyawa
yang ada dalam komoditas, seperti: kadar gula, kadar tepung, kadar asam, aroma dan
lain-lain.
2) Melakukan penanganan panen yang baik. Yaitu menekan kerusakan yang dapat terjadi.
Dalam suatu usaha pertanian (bisnis) cara-cara panen yang dipilih perlu diperhitungankan,
disesuaikan dengan kecepatan atau waktu yang diperlukan (sesingkat mungkin) dan
dengan biaya yang rendah. Untuk menetukan waktu panen mana atau kombinasi cara
mana yang sesuai untuk menentukan kematangan suatu komoditas, kita harus mengetahui
proses pertumbuhan dan kematangan dari bagian tanaman yang akan dipanen.
3) Selain menentukan kematangan yang tepat, saat akan melakukan panen juga harus
memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai.

b. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada penggolongan kegiatan persiapan panen:
1. Lakukan persiapan panen dengan baik . Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, tempat
penampungan hasil dan wadah-wadah panen, serta pemanen yang terampil dan tidak
ceroboh.
2. Pada pemanenan, hindari kerusakan mekanis dengan melakukan panen secara hati-hati.
Panen sebaiknya dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat bantu yang sesuai.
Misal tomat dan cabai dipetik dengan tangan, bawang merah dicabut dan pada kentang,
tanah di sekitar tanaman dibongkar dengan menggunakan cangkul atau kored dan umbi
di keluarkan dari dalam tanah. Hindari kerusakan/luka pada umbi saat pembongkaran
tanah.
3. Memperhatikan bagian tanaman yang dipanen. Misal: Tomat dipanen tanpa tangkai
untuk menghindari luka yang dapat terjadi karena tangkai buah yang mengering
menusuk buah yang ada di atasnya. Cabai dipetik dengan tangkainya, bawang merah
dicabut dengan menyertakan daunnya yang mengering, kentang dipanen umbinya,
dilepaskan dari tangkai yang masih menempel. Jagung sayur dipanen berikut
klobotnya.
4. Gunakan tempat / wadah panen yang sesuai dan bersih, tidak meletakkan hasil panen di
atas tanah atau di lantai dan usahakan tidak menumpuk hasil panen terlalu tinggi.
5. Hindari tindakan kasar pada pewadahan dan usahakan tidak terlalu banyak melakukan
pemindahan wadah. Pada tomat, hindari memar atau lecet dari buah karena terjatuh,
terjadi gesekan atau tekanan antar buah atau antar buah dengan wadah. Meletakan buah
dengan hati-hati, tidak dengan cara dilempar-lempar.
6. Sedapat mungkin pada waktu panen pisahkan buah atau umbi yang baik dari buah atau
umbi yang luka, memar atau yang kena penyakit atau hama, agar kerusakan tersebut
tidak menulari buah atau umbi yang sehat.

Jawaban nomor 3

Pengemasan benih bertujuan untuk melindungi benih dari faktor biotik dan abiotik,
mempertahankan kemurnian benih baik secara fisik maupun genetik, serta memudahkan
dalam penyimpanan dan pengangkutan. Penyimpanan benih pada ruang terbuka akan
mengakibatkan benih cepat mengalami kemunduran atau daya simpan menjadi singkat akibat
fluktuasi suhu dan kelembaban. Hal ini karena ruang simpan terbuka berhubungan langsung
dengan lingkungan di luar ruangan atau melalui jendela dan ventilasi. Oleh karena itu, benih
yang disimpan dalam ruang terbuka perlu dikemas dengan bahan kemasan yang tepat agar
viabilitas dan vigor benih dapat dipertahankan. Penggunaan bahan kemasan yang tepat dapat
melindungi benih dari perubahan kondisi lingkungan simpan yaitu kelembaban nisbi dan
suhu. Kemasan yang baik dan tepat dapat menciptakan ekosistem ruang simpan yang
baikbagi benih sehingga benih dapat disimpan lebih lama.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengemasan benih adalah wadah kemasan dan kadar
oksigen dalam kemasan tersebut. Proses pengemasan sendiri terbagi menjadi dua yaitu:

 Pengemasan terbuka
 Pengemasan tertutup

Pada pengemasan terbuka, benih akan ditempatkan pada wadah yang terbuka, sehingga dapat
terhubung dengan udara bebas. Sedangkan pada kemasan tertutup, benih akan ditempatkan
pada wadah yang tertutup seperti plastik atau tempat lainnya yang memiliki penutup.

Jawaban nomor 4
a. Wadah simpan pada dasarnya  2 (dua) macam yakni wadah yang kedap udara dan wadah
yang permeable. Wadah kedap adalah wadah yang tidak memungkinkan lagi terjadi
pertukaran udara antara benih yang disimpan dengan lingkungannya. Sedangkan wadah
permeabel adalah wadah yang masih memungkinkan terjadinya pertukaran udara antara
benih dengan lingkungannya.
b. Berikut ini adalah sifat-sifat kimia yang dimiliki oleh bahan fumigasi:
 Tekanan uap
Setiap bahan yang digunakan dalam metode ini memiliki tekanan uap berbeda.
Simpelnya, ada yang mudah menguap (tekanan uapnya tinggi), ada pula yang sulit
menguap. Contoh bahan yang mudah menguap dan menembus lingkungan dengan
cepat adalah metil bromida.
 Titik didih
Selain kemampuannya dalam penguapan, sifat lain yang dikaitkan dengan apa itu
fumigasi adalah titik didihnya. Fumigan dengan titik didih tinggi biasanya akan
berbentuk cair atau padat pada saat berada di suhu ruang. Sebaliknya, fumigan dengan
titik didih yang rendah biasanya akan berubah menjadi gas saat ditaruh di dalam tabung
yang tekanannya tinggi.
 Kelarutan
Daya larut fumigan ini didasarkan pada tingkat kelarutannya pada air.
 Konstanta Henry
Konstanta Henry adalah perbandingan antara konsentrasi fumigan di udara dengan
konsentrasinya dalam air pada suhu tertentu. Nilai konstanta henry berbanding terbalik
dengan kelarutannya dalam matriks tanah. Artinya, semakin rendah nilai konstanta,
semakin tinggi kemungkinan fumigan tersebut akan larut dalam air tanah. Sebaliknya,
apabila konstanta tersebut tinggi, maka fumigan bisa jadi malah tertinggal di air tanah
dalam jangka waktu yang lama.
 Waktu paruh
Ialah waktu yang dibutuhkan untuk turun sampai setengah dari jumlah sebelumnya.
Semakin lama nilai paruh berarti laju degradasinya semakin lambat.

Anda mungkin juga menyukai