1. Obat yang bekerja sistemik dan dibawa oleh pembuluh darah arteri sebelum
diabsorbsi, maka akan memberikan hasil yang berbeda pada pada uji in vivo, karena
jumlah obat yang dibawa tidak semuanya bisa berikatan dengan reseptor sebelum
memberikan efek. Untuk pertanyaaan kedua, eksipien atau lebih familiar sebagai
bahan tambahan dalam sediaaan dapat mempercepat atau memperlambat proses
disolusi obatnya atau mempemgaruhi proses pedistribusian obat oleh pembuluh darah
untuk berikatan dengan reseptor, sehingga perlu diuji BEnya.
2. Metode analisis tidak spesifik yaitu suatu metode uji yang dapat digunakan untuk
menguji beberapa jenis obat, tidak adaobat khusus yang dapat diujikan dengen metode
ini. Sehingga sulit menentukan hasi karena pengujian tersebut tidak dapat fokus pada
yang ditargetkan saja. Sehingga hasil bisa saja bersifat bias/ memiiki beberapa
kemungkinan.
3. Berdasarkan sistem klasifikasi biofarmaseutik (Biopharmaceutic Classification
System = BCS) dari zat aktif serta karakteristik disolusi dan profil disolusi dari produk
obat. Zat aktif memiliki kelarutan dalam air yang tinggi dan permeabilitas dalam usus
yang tinggi (BCS kelas 1). Oleh karena itu, kecepatan absorbsi obat tersebut tidak
ditentukan atau dibatasi oleh tahapan kecepatan disolusi obat tersebut dalam cairan
ditempat obat diabsorbsi.