Anda di halaman 1dari 7

TEKNIS ANESTESIA SUBARACHNOID BLOCK PADA

PASIEN HIDRONEPHROSIS GRADE II : LAPORAN KASUS


Technical Subarachnoid Block Anaesthesia On Hydronephrosis Grade II
Patients: Case Report

Bunga Argi Reggina, Dian Arni Nur Azura, Suko Basuki*


Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*
Bagian Ilmu Anestesiologi dan Reanimasi, RSUD DR Harjono S Ponorogo
bungaargir@gmail.com

ABSTRAK

Anestesi merupakan tindakan menghilangkan rasa sakit ketika dilakukan pembedahan


dan berbagai prosedur lain yang menimbulkan rasa sakit. Anestesi yang menyebabkan hilangnya
kesadaran tanpa nyeri seluruh tubuh secara sentral yang reversible disebut anestesi umum
sedangkan jenis yang hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu namun tetap sadar
disebut anestesi regional. Hidronefrosis adalah distensi dan pelebaran renal pelvis dan renal
calyx pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan
urin mengalir balik sehingga tekanan di ginjal meningkat. Kami melaporkan kasus nyeri pinggang
sebelah kanan dan kiri. Pemeriksaan stutus lokalis pada ginjal kanan didapatkan ballottement
(+). Pemeriksaan penunjang angka hemoglobin (HB) 10.000 g/dl. Gambaran rontgen batu ginjal
kanan ukuran 1x1 cm, suspect batu ureter kiri distal (ureterovesical junction) sebesar biji kurma.
Diberikan Intravena fluid drip (IVFD) RL 20 tpm menggunakan IV cath no 20. Premedikasi inj
Granisetron 3mg iv, dilakukan anestesi spinal dengan bupivicain pada SAB. Tidak ada komplikasi
pasca bedah hanya nyeri skala >7 diberikan ketorolac sebagai analgetik.

Kata Kunci: Anestesi, Anestesi Umum, Anestesi regional, Hidronephrosis

ABSTRACT

Anesthesia is an procedure to relieve pain when surgery and various other procedure that
cause pain. Anesthesia that causes the loss of consciousness without the whole body pain in the
central reversible called general anesthesia whereas the type that only removes pain from certain
parts of the body but remains aware called regional anesthesia. Hydronephrosis is a distention
and dilation of the renal pelvic and renal calyx dysfunction, usually caused by the presence of
blockage of urine in one or both kidneys due to obstruction in the normal flow of urine causing the
urine to flow back so that the pressure in the kidneys increases. We report the right waist pain
cases. The localist status check in the right kidney was ballottement (+). Support examination of
hemoglobin (HB) 10,000 g/dl. An overview of the right kidney stone 1x1 cm, suspect a distal left
ureteric stone of date seed. Administered intravenous fluid drip (IVFD) RL 20 TPM using IV Cath
No 20. Premedication injection granisetron 3mg IV, performed spinal anesthesia with bupivicain
in Sub Arachnoid Block. No postoperative complications are only pain scale > 7 administered
Ketorolac as an analytic.

Key Word: Anesthesia, General anesthesia , Regional anestesi, Hidronephrosis

689
PENDAHULUAN menyebabkan kerusakan atau
Ginjal adalah organ vital
gangguan fungsi ginjal karena
yang mempunyai peran penting
menyumbat aliran urine. Jika
dalam mempertahankan kestabilan
penyumbatan ini berlangsung lama,
lingkungan dalam tubuh. Ginjal
urin akan mengalir balik kesaluran di
mengatur keseimbangan cairan
dalam ginjal, menyebabkan
tubuh, elektrolit, dan asam-asam
penekanan yang akan
dengan cara filtrasi darah, reabsorbsi
menggelembungkan ginjal
selektif air, elektrolit, dan non
(hidronefrosis) dan pada akhirnya
elektrolit, serta mengekskresi
bisa terjadi kerusakan ginjal.
kelebihannya sebagai urin. Fungsi
KASUS
ekskresi ginjal sering kali terganggu
Ny. A, perempuan berusia 63
diantaranya oleh batu saluran kemih
tahun datang ke IGD RSUD Dr. Harjono
yang berdasarkan tempat
Ponorogo dengan keluhan nyeri
terbentuknya terdiri dari nefrolitiasis, pinggang sebelah kanan sejak 1 minggu

ureterolitiasis, vesicolitiasis, batu yang lalu. Pasien merupakan pasien dari

prostat, dan batu uretra. Batu saluran RS Darmayu dan sudah dirawat selama

kemih terutama dapat merugikan 6 hari. Pasien mengeluhkan nyerinya

karena obstruksi saluran kemih dan hebat dan hilang timbul. Sebelumnya

pasien belum pernah mengeluhkan sakit


infeksi yang ditimbulkannya.
yang sama. Selain keluhan disertai
Obstruksi dapat
dengan sulit buang air kecil, BAK
menyebabkan dilatasi pelvis renalis
disertai darah (-), BAK berpasir (-),
maupun kaliks yang dikenal sebagai
BAB dbn, demam (-), mual dan muntah
hidronefrosis. Batu dapat

690
(-).Pasien dirujuk ke RSUD Dr. harjono flank didapatkan ballotement ginjal

ponorogo untuk dilakukan operasi URS. dextra (+).

Pasien mengeluhkan sering Pada pasien dilakukan

pegal-pegal pada pinggang kanannya pemeriksaan laboratorium darah lengkap

sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. dengan hasil kadar hemoglobin 10,3 g/dl

Riwayat trauma yang menciderai (normal 12.3 – 15.3 g/dl), dan

abdomen tidak ada, riwayat penyakit pemeriksaan radiologi foto BOF yang

batu saluran kemih tidak ada, riwayat menunjukkan batu ginjal kanan ukuran

penyakit serupa tidak ada, tidak 1x1 cm dan suspect batu ureter kiri

mempunyai penyakit hipertensi dan distal (ureterovesical junction) sebesar

diabtes melitus. Riwayat penyakit di biji kurma (Gambar 1).

keluarga seperti hipertensi, diabetes Gambar 1. batu ginjal kanan ukuran


1x1 cm, suspect batu ureter kiri distal
melitus, asma, penyakit jantung dan batu (ureterovesical junction) sebesar biji
kurma
saluran kemih juga tidak ada. Pasien

mengaku kurang suka minum air putih

dan jarang berolahraga. Tidak ada

riwayat operasi dan anestesi

sebelumnya.

Pemeriksaan fisik pada pasien

didapatkan keadaan umum baik,

kesadaran compos mentis dengan GCS

E4V5M6. Vital Sign tekanan darah

110/70 mmHg, frekuensi nafas 20x/

menit, frekuensi nadi 85x/ menit dan


Berdasarkan data diatas pasien
suhu 36o C. Pemeriksaan palpasi regio
didiagnosis hidronephrosis oleh karena

691
nefrolithiasis. Pada kasus ini patofisiologis, angka mortalitas

penatalaksanaan yang diberikan ialah 16%). Pada pasien ini dilakukan


tindakan rencana operatif dengan teknik
regional anestesi. Pemilihan anestesi
ureteroskopi (URS) bilateral untuk
regional sebagai teknik anestesi pada
memecahkan batu.
pasien ini berdasarkan pertimbangan
Kemudian pasien dikonsulkan
bahwa pasien akan menjalani operasi
anastesi untuk tindakan rencana operatif
URS sehingga pasien memerlukan
dengan skor ASA II (seorang pasien
blockade pada regio bawah.
dengan penyakit sistemik ringan sampai

sedang) dan rencana tindakan anastesi


Pada pasien ini diberikan

menggunakan regional anastesi dengan obat premedikasi berupa injeksi

SAB granisetron. Granisetron sebagai

PEMBAHASAN suatu antagonis reseptor serotonin

Diagnosis dari pasien ini bisa yang biasa digunakan sebagai anti

ditegakan dengan anamnesis dan emetik dan untuk mencegah

hasil pemeriksaan penunjang untuk terjadinya mual atau muntah. Selain

mengetahui keadaan umum pasien itu granisetron dapat pula digunakan

dan memastikan apakah operasi untuk mengurangi kejadian

tersebut dapat dilakukan. menggigil pasca anestesi. Kelebihan

Status fisik pada pasien ini granisetron bila dibandingkan

dimasukkan ke dalam ASA II (pasien dengan obat golongan antagonis

dengan kelainan sistemik ringan reseptor serotonin lain seperti

sampai dengan sedang akibat ondansetron adalah mula kerja cepat

kelainan bedah atau proses

692
dan durasi lebih lama, serta efek vital pasien per 5 menit. Pasien

samping relatif lebih sedikit. diperbolehkan pindah ruang (keluar

Dalam teknik regional dari recovery room) bila Bromage

anestesi pasien diposisikan duduk Score < 2.

agak membungkuk dengan kaki lurus KESIMPULAN

dan rapat untuk mengekspose area Seorang perempuan usia 63

lumbal yang akan dilakukan anestesi. tahun dengan hidronephrosis oleh

Setelah memberi tanda pada L3-4 karena suspect nephrolithiasis

atau L4-5, kemudian tempat tusukan dilakukan operasi URS pada tanggal

ditentukan. Setelah itu, area tersebut 13 November 2019. Tindakan

disterilkan dengan betadin. Anestetik anestesi yang dilakukan adalah

local dengan bupivacaine 5mg/ml anestesi regional dengan blok

diberikan pada tempat tusukan. subarachnoid (SAB). Hal ini dipilih

Monitor tekanan darah setiap 5 menit karena keadaan pasien sesuai dengan

sekali untuk mengetahui penurunan indikasi anestesi regional.

tekanan darah yang bermakna. Evaluasi pre operasi pada

Hipotensi terjadi bila penurunan pasien dalam batas normal. Tidak

teknan darah sebesar 20-30%. ditemukan kelainan lain yang

Setelah operasi selesai pasien menjadi kontraindikasi dilakukannya

segera dipindahkan ke ruang anestesi regional.

pemulihan atau recovery room. Berdasarkan klasifikasi

Pasien masih sadar dan ada refleks status fisik pasien pra-anestesi

setelah operasi. Pantau tanda-tanda menurut American Society of

693
Anesthesiologist, pasien digolongkan Achmad Provinsi Riau Periode
Mei-Juni 2014. JOM FK, 10(2).
dalam ASA II. Di ruang pemulihan
Jones, L. D., 2001. Dasar-Dasar
Obstetric dan Ginekologi. Jakarta:
(recovery room) vital sign pasien
Hipokrates.
dalam batas normal dan nilai Novita, D., S, D. & Nurlisis, 2018.
Determinan Persalinan Sectio
Bromage Score yang didapat adalah Caesraea Di Rumah Sakit Syafira
Kota Pekanbaru. Ensiklopedia,
0 sehingga pasien dapat dipindahkan 1(1).

dari ruang pemulihan (RR) ke Pandya, J., 2015. Analytical Study of


Indications of Cesarean Section.
International Journal of
bangsal.
Reproduction, Contraception,
Obstetrics and Gynecology, 4(5), p.
DAFTAR PUSTAKA 1460–1463.
American Pregnancy Association,
2015. [Online] Available at: Resiana, Zulkifli, Kusuma, H. &
https://americanpregnancy.org/labor- Theodorus, 2016. Efektivitas
and-birth/cephalopelvic- Penambahan 2,5 μG Sufentanil
disproportion/[Accessed 15 juny pada 12,5 mg Bupivakain 0,5%
2019]. Hiperbarik terhadap Mula dan
Lama Kerja Blokade Sensorik-
Ayuningtyas, D., Oktarina, R., Motorik Anestesi Spinal pada
Misnaniarti & Sutrisnawati, N. N. Operasi Herniorafi. Jurnal
D., 2018. Etika Kesehatan pada Kedokteran dan Kesehatan, 12(2).
Persalinan Melalui Sectio Caesarea
Tanpa Indikasi Medis. MKMI, Riska, E., Al-Kautsar, A. M. & Rahma,
14(1). A. S., 2019. Asuhan Kebidanan
Intranatal pada Ny “N” dengan
Cunningham, F., Gant, N. & Leveno, K., Persalinan Postterm di RSUD
2014. Obstetri Wiliams. Jakarta: Syekh Yusuf Gowa 17 Juli 2018.
EGC. Jurnal Midwifery , 1(1).

Goswami, P., Memon, S. & Pardeep, K., Suhanda, R. M., YP, B. & Widyastuti,
2013. Morphological, histological Y., 2015. Perbandingan Antara
and radiological study of calcified Durasi Blok Sensorik dan Motorik
placenta and its relation with pada Seksio Sesarea dengan Spinal
fetaloutcome. IOSR Journal of Anestesi Kombinasi Bupivakain
Dental and Medical Sciences , 7(6), 0,5% Hiperbarik 5 mg dan Fentanil
pp. 82-88. 25 mg dengan Bupivakain 0,5%
Hiperbarik 7,5 mg dan Fentanil 15
Hardiyani, W., Irawan, D. & Fauzia, D., mg. JURNAL KOMPLIKASI
2014. Gambaran Kejadian ANESTESI, 2(3).
Kegagalan Anestesi Spinal Pada
Pasien Seksio Sesarea Di Rumah Wallingford, M. C. et al., 2018.
Sakit Umum Daerah Arifin Placental Vascular Calcification
and Cardiovascular Health: It Is

694
Time to Determine How Much of
Maternal and Offspring Health Is
Written in Stone. Frontiers in
Physiology , Volume 9.

Wiknjosastro, H., 2007. Ilmu


Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

695

Anda mungkin juga menyukai