Oleh
Kelompok 2
Ruang Lotus
Mayalika Sirumba (NS0621097) Megawati (NS0621098)
Meilani.S Woromboni (NS0621099) Melania Todadai (NS0621100)
Meylani.F.Huiselan ( NS0621101) Musdalifah (NS0621097)
Musdalifa ( NS0621106)
CI Lahan CI Institusi
(………….) (…………….)
NIP/NIDN NIP/NIDN
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum ….., Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan Karunia-Nya sehingga laporan kelompok yang
berjudul ‘’Asuhan Keperawatan Pada Ny ‘’ H’’ dengan Masalah Gangguan
Kebutuhan Istirahat dan Tidur di RSUP Tajuddin Chalid Makassar dapat disusun
tapat pada waktu yang telah ditentukan
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.Baik dari
segi isi maupun penyusunannya.Oleh karena itu,kami mohon adanya kritikan dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Demikian semoga Tuhan menerima amal baik kita dan semoga laporann ini
memberikan manfaat bagi kita semua Amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh….
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
4
DAFTAR LAMPIRAN
5
BAB I
LAPORAN KASUS
Seorang perempuan bernama Ny. H berusia 39 tahun masuk ke perawatan lotus
pada hari jumat tanggal 4 Maret 2022 dengan keluhan pusing, kepala sakit, mual,
dan nyeri ulu hati kurang lebih 2 minggu yang lalu. Pasien mengatakan cemas
terhadap penyakit yang di alami dan pasien juga mengatakan sulit untuk tidur dan
terbangun pada saat malam hari. Selain itu, keluarga pasien juga mengatakan
pasien pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya sekitar 3 tahun yang lalu. Pada
saat dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil tanda-tanda vital diketahui TD :
105/70 N : 98x/menit, P : 22, S : 36,8◦C, Spo2: 99
6
GENOGRAM
? ? ? ? ?
H
42 39
S: -
12 3
= laki-laki
=perempuan
? = tidak diketahui
X = meninggal
// = cerai hidup
= garis keturunan
= Klien
KETERANGAN :
GI : Bapak klien sudah meninggal sedangkan mertua laki-lakinya
meninggal karena faktor usia dan mertua perempuannya meninggal
karena faktor usia
7
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama : Pusing
Kesadaran: Samnolen
GCS : 11
E :3
M :4
V :4
Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
1. Kepala
Inspeksi :
Warna rambut : Hitam
8
Kuantitas rambut : Lebat
Distribusi rambut : Merata
Bentuk Kepala : Mesocephalus
Wajah : simetris
Kulit Wajah : Warna (pucat)
Tekstur rambut : Kasar (miksedema
Kulit kepala : Tidak ada benjolan
Kulit wajah : Tekstur halus tidak ada benjolan
2. Mata
Inspeksi :
Posisi/kesejajaran : Sejajar
Alis mata : Tidak ada dermatitis seborea
Kelopak mata : Tidak ada bengkak pada tepi kelopak mata
Aparatus lakrimal : Tidak ada pembengkakan sakus lakrimalis
Kongjuntiva : Pucat
Sklera : Anemis
Kornea, iris, lensa : Tidak ada opasitas kornea
Pupil : Kesimetrisan
Otot Ekstraokuler : Refleks kornea terhadap cahaya tengah
Palpasi :
Kelopak mata : Tidak ada benjolan
3. Telinga
Inspeksi:
Aurikula : Tidak ada keloid
Liang telinga : Tidak ada serumen
Gendang telinga : Menonjol,Tidak ada kemerahan
Palpasi:
Tragus, mastoid : Tidak ada nyeri tekan
Aurikula : Tidak ada benjolan
4. Hidung dan Sinus
Inspeksi :
9
Hidung luar : Lurus
Hidung dalam : Tidak ada pembengkakan mukosa nasal, tidak ada
deviasi septum nasal, tidak ada perforasi
Palpasi :
Hidung, sinus : Tidak ada nyeri tekan,Tidak ada pembengkakan
5. Mulut dan Faring
Inspeksi :
Bibir : Kering
Mukosa oral : Tidak ada luka
Gusi : Tidak ada gingivitis
Gigi : gigi nampak bersih
Palatum : Tidak ada torus palatinesatau
Lidah : Selaput putih
Dasar mulut : Tidak ada benjolan
Faring : Tidak terdapat kemerahan
Palpasi :
Bibir, mukosa oral : Tidak ada benjolan
Lidah : Tidak ada benjolan
6. Toraks dan Paru
Inspeksi :
Toraks, gerak nafas : Tidak ada deformitas , Pengembangan dada
simetris kiri dan kanan, Tidak ada Retraksi
inspirasi supraklavikular, tipe jalan napas spontan
melalui hidung mulut dan irama pernapasan 1 : 2
(ekspirasi lebih pendek daripada inspirasi).
Bentuk dada pasien : Normochest
Dada Posterior : Tidak ada deformitas, tidak ada retraksi inspirasi
supraklavikular, tidak ada kelambanan gerak
pernapasan unilateral
Palpasi
Dada : Tidak ada nyeri tekan ,
10
Auskultasi :
Frekuensi dan irama : 22 x/menit
Bunyi nafas : Bronkovesikular
Bunyi nafas tambahan : tidak ada
7. Payudara dan Aksila
Inspeksi
Payudara : Simetris
Wanita : Tidak ada kanker
Putting : Ukuran Kecil bentuk bulat , tidak ada ruam, tidak
ada ulkus
Aksila : Tidak ada ruam,Tidak ada pigmentas,Tidak ada
limfadenopati
8. Abdomen
Inspeksi :
Kulit : Tidak ada jaringan parut
Umbilikus : Tidak ada hernia
Pulsasi : Tidak ada peningkatan aneurisma aorta
Auskultasi :
Bruit : Tidak terdengar
Perkusi :
Abdomen : Bunyi timpani
Palpasi :
Ringan : Tidak ada nyeri tekan
Dalam : Tidak ada tumor/
Dinding abdomen : Tidak kaku seperti papan
Hati : Tidak ada tumor
Limpa : Tidak teraba miring ke kanan, tungkai fleksi pada
pinggang dan lutut
Ginjal : Tidak ada pembesaran
Aorta : Tidak ada pulsasi aorta
Ascites : Tidak adapergeseran bunyi pekak
11
12. Ekstremitas
Inspeksi
Bahu : Tidak ada dislokasi
Siku : Tidak ada dislokasi
Pergelangan tangan : tidak terdapat lecet
Pinggul : tidak ada dislokasi
Lutut : tidak ada dislokasi
Palpasi
Bahu, Siku, Pergelangan : Tidak ada benjolan, Tidak ada nyeri tekan
Pinggul, lutut, pergelangan : Tidak ada benjolan
Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi
TB : 160 Cm BB : 51 Kg IMT: 19,9 Kg/cm2
Kebiasaan makan : Klien mengatakan selama sakit klien tidak
nafsu makan(teratur/tidak teratur)
Keluhan Saat ini : tidak nafsu makan
Konjungtiva : pucat
Sklera : anemis
Pembesaran tyroid : tidak ada pembesaran tyroid
Hernia / massa : tidak ada massa
Holitosis : tidak ada hilitosis
Kondisi gigi/gusi : gigi nampak bersih dan gusi terlihat pucat
Penampilan lidah : pucat
Bising usus : Meningkat 20x/menit
Makanan yang disukai : kapurung
2. Cairan
Kebiasaan minum : Susu 1500 ± cc/hari
Turgor kulit : Kering dan pucat
Warna : kuning langsat
CRT : <2 detik
12
Mata cekung : Ya
Asites : Tidak terdapat asites
Penggunaan Kateter : Tidak ada penggunaan keteter
3. Eliminasi
BAB : Klien mengatakan jarang BAB
Warna : kuning
Konsistensi : padat
Bau : khas
BAK : 3x/hari
Warna : kuning pekat
Bau : aromatik
Tampilan : pekat
4. Oksigenasi
Bentuk dada : simetris kiri dan kanan
Jenis pernafasan : pernapasan dada
SPO2 : 99
Sputum : tidak ada
Sirkulasi oksigenasi : Akral dingin
5. Istirahat dan Tidur
Kebiasaan tidur : Malam (Jam: 2.00 s/d 05.00)
Siang (jarang tidur)
Lama tidur : Malam 3 jam Siang :tidak menentu
6. Personal Hygiene
Kebiasaan Mandi
Sebelum Masuk RS :2x sehari
Setelah masuk RS : Lap badan mengguna washlap/tissu basah
Kebiasaan Mencuci rambut
Sebelum Masuk RS :3x seminggu
Setelah masuk RS : Belum pernah selama di rawat
13
Kebiasaan Memotong Kuku
Sebelum Masuk RS :1x seminggu
Setelah masuk RS : Belum pernah potong kuku
Kebiasaan mengganti baju
Sebelum Masuk RS :2-3x sehari
Setelah masuk RS : 1x sehari
7. Aktivitas – Latihan
Aktivitas waktu luang : Bermain dengan anak
Aktivitas / Hoby : membaca buku
Kesulitan bergerak : Klien tidak kesulitan dalam bergerak
Tremor : tidak ada tremor
Keluhan saat ini : Kelemahan dan kelelahan
Pelaksanaan aktivitas :Parsial
Terapi
Farmakologi
Ivfd RL 28 jam+ adona
Inj. Ranitidin 1amp/iv
PCT infus bila 37 atau 38 ̊c
Omeprazole 1 cc/ jam / sp
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tanda-tanda Vital:
Tekanan Darah : 102/62 mmHg
Nadi : 87 x/mnt
Pernapasan : 20x/mnt
Suhu : 36,8⁰c
Spo2 : 99
2. Pemeriksaan Diagnostik:
14
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
rujukan
Hematologi
Hematologi lengkap
Darah rutin
WBC 4.3 10ˆ3/uL 4.0-10.0
RBC L1.43 10ˆ6/uL 4.20-5.40
HB LL 4.9 g/dL 12.0-16.0
HCT L 15.2 % 34.0-45.0
MCV H 106.3 fL 80.0-95.0
MCH H 34.3 Pg 25.6-32.2
MCHC 32.2 g/L 32.2-35.5
PLT L 131 10ˆ3/uL 150-400
RDW-SD H 79.0 fL 37-54
RDW-CV H 22.6 % 10.0-15.0
PDW 11.0 fL 10.0-18.0
MPV 9.3 fL 9.0-13.0
P-LCR 23.7 % 13.0-43.0
PCT L 0.12 % 0.17-0.35
Hitung Jenis
Neutrofil 64.0 % 50-70
Limfosit 26.0 % 20-40
Mixed 10.0 % 1.0-15.0
NLR 2.0
Kimia Darah
Glukosa sewaktu 87 mg/dL <140
15
3. Psikososial
a. Bagaimana klien menghadapi penyakit yang di deritanya?
Klien mengatakan stress terhadap penyakit yang dialami
b. Apakah tugas atau peran yang di emban pasien dalam
keluarga/kelompok/masyarakat?
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga sekaligus tulang puggung
keluarga
c. Bagaimana inisiatif pasien dalam memenuhi tugas atau peran dan
tanggung jawab tersebut?
Klien mengatakan tetap bekerja keras memenuhi tugas dan tanggung
jawabnya untuk anak-anaknya dan klien juga sebagai guru yang tetap
menjalankan tugasnya dengan baik.
d. Bagaimana hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat?
Hubungan pasien dengan keluarga dan masyarakat baik
e. Apakah kondisi ini membuat ini stress?
Klien mengatakan kondisinya saat ini membuat dia stress karena ada
banyak tugas dan peran yang terhambat karena kondisi kesehatannya
16
ANALISA DATA
17
18
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Inisial : Ny. H
No. RM : 089228
2 Ansietas b.d - Setelah dilakukan - Terapi relaksasi - Untuk membuat klien lebih tenang
kebutuhan tidak asuhan keperawatan - Dukungan emosi - Agar klien dapat mengatasi emosional
terpenuhi 1x24 jam diharapkan - Dukungan pelaksanaan yang dihadapi
ansietas dapat ibadah - Agar klien dapat merasa lebih tenang
berkurang
19
IMPLEMEMTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
20
Atur suhu lingkungan yang sesuai
Kamis Ansietas b.d - Melakukan terapi relaksasi S : Klien mengatakan khwatir terhadap penyakit
04/03/22 kebutuhan tidak Menciptakan lingkungan tenang dan yang dialami
20.00 terpenuhi nyaman
D.0080 Tidakmampuan berkonsetrasi atau O : Klien nampak pucat dan tegang
gejala lain yang menganggu
kemampuan koknitif A :Masalah belum teratasi
Jumat Gangguan pola - Melakukan dukungan tidur S: - Klien mengatakan sulit tidur dan mudah
05/03/22 tidur b.d kurang Lakukan prosedur untuk terbangun pada saat tidur
21
kontrol tidur meningkatkan kenyamanan
D.0055 Jelaskan pentingnya cukup tidur
selama sakit O: - Klien nampak gelisah, lemas, dan pucat
22
Ajurkan mengungkapkan perasaan
yang dialami (mis. Asietas, marah dan
sedih)
- Melakukan dukungan ibadah
Identifikasi kebutuhan pelaksaan
ibadah sesuai agama yang di anut
Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai
sumber koping
Sabtu Gangguan pola - Melakukan dukungan tidur S: - Klien mengatakan sudah bisa tidur
06/03/22 tidur b.d kurang Lakukan prosedur untuk
kontrol tidur meningkatkan kenyamanan
D.0055 Jelaskan pentingnya cukup tidur O: - Klien nampak tidak gelisah lagi,tidak lemas lagi,
23
kenyamanan lingkungan
Atur suhu lingkungan yang sesuai
Sabtu Ansietas b.d - Melakukan terapi relaksasi S :- Klien mengatakan masalah cemas sudah mulai
06/03/22 kebutuhan tidak Menciptakan lingkungan tenang dan kurang
terpenuhi nyaman
D.0080 Tidakmampuan berkonsetrasi atau O :- Klien nampak masih pucat dan namun sudah
gejala lain yang menganggu tidak terlalu tegang
kemampuan koknitif
- Melakukan dukungan emosional A : Sebagian masalah teratasi
24
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit/Kasus
1. Pengertian Istirahat
Istirahat merupakan kondisi tubuh tenang, relaks dan tidak ada tekanan
emosional ataupun rasa gelisah. Keadaan isitirahat juga dapat diartikan berhenti
sebentar melakukan sesuatu untuk melepas lelah, bersantai dan menyegarkan diri,
ataupun terlepas dengan keadaan yang membosankan dan menyulitkan. (Kasiati &
Rosmalawati, 2016).
2. Pengertian Tidur
Tidur adalah keadaan dimana seseorang tidak sadar dan dapat bangun dengan
diberikan stimulus ataupun ransangan ataupun dapat dikatakan sebagai keadaan
tidak sadarkan diri yang relatif. (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
a. Penyakit
b. Lingkungan
d. Gaya Hidup
e. Stress Emosional
g. Diet
a. Insomnia
Insomnia adalah kebutuhan tidur yang tidak cukup secara kualitas maupun
26
kuantitas. Gangguan ini disebabkan oleh gannguan secara fisik ataupun faktor
mental.
b. Hipersomnia
c. Narkolepsi
Apnea saat tidur adalah terhentinya napas secara periodik saat tidur,
sedangkan mendengkur adalah gangguan tidur yang disebabkan adanya
hambatan dalam pengairan udara di hidung dan mulut pada saat tidur.
e. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak disadari pada saat tertidur,
gangguan ini sering disebut dengan isitilah mengompol. Enuresa terbagi atas
dua yaitu, enuresa nokturnal (mengompol saat tidur) dan enures diurnal
(mengompol saat bangun tidur). (Kasiati & Rosmalawati, 2016).
5. Patofisiologi
27
Model lain yang bisa digunakan untuk adalah model psychobiologic
inhibition, yang menunjukkan bahwa tidur yang baik membutuhkan otomatisasi
dan plastisitas. Otomatisasi artinya bahwa inisiasi tidur dan maintenance tidur
bersifat involunter, yang dikendalikan oleh homeostatis dan regulasi sirkadian.
Plastisitas adalah kemampuan sistem tubuh untuk mengakomodasi berbagai
kondisi lingkungan. Pada kondisi normal, tidur terjadi secara pasif (tanpa atensi,
niat, atau usaha). Situasi hidup yang penuh dengan stres bisa memicu berbagai
respon arousal fisiologis dan psikologis, yang menimbulkan inhibisi
terhadap de-arousal yang berhubungan dengan tidur dan menimbulkan gejala
gangguan tidur.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Polisomnografi
b. Pentalaksaan Medis
7. Terapi Nonfarmakologis
28
Terapi nonfarmakologis untuk gangguan tidur dapat berupa sleep
hygiene, cognitive behavioral therapy, dan stimulus control therapy.
a. Sleep Hygiene
3. Tidur hanya di kamar tidur dan bukan di tempat lain, seperti sofa
6. Selalu bangun pada waktu yang sama, meskipun jumlah jam tidur
malam berbeda-beda (dengan tanpa mempedulikan jumlah jam tidur
malam)
c. Sleep Restriction
29
Terapi ini dilakukan dengan membatasi waktu terjaga di tempat tidur
sebelum tidur. Sebelum terapi dimulai, pasien diminta membuat sleep
log selama 2 minggu untuk mengetahui perbandingan waktu benar-benar
tidur di tempat tidur dibandingkan dengan seluruh waktu yang dihabiskan
di tempat tidur (sleep efficiency). Pasien hanya diijinkan tidur sejumlah
waktu yang dihabiskan benar-benar tidur di tempat tidur (tapi tidak boleh
kurang dari 5 jam), sehingga pasien akan mengalami deprivasi tidur dan
peningkatan dorongan untuk tidur. Bila sleep efficiency sudah mencapai
90%, maka jam tidur ditambahkan 15 menit.
8. Terapi Farmakologis
30
- Keluhan utama gangguan tidur yang dialami (misalnya kesulitan memulai
tidur atau mempertahankan tidur)
31
B. Konsep Tindakan Keperawatan Yang Diberikan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat tidur
1) Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam
berapa biasa bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien;
2) Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku,
buang air kecil, dan lain-lain;
3) Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;
4) Kebiasaan tidur siang; apakah klien biasa tidur siang? Jam berapa?
Berapa lama?
5) Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah
kondisinva bising, gelap, atau suhunya dingin? dan lain lain;
6) Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari
apakah peristiwa, yang dialami klien, yang menyebabkan klien
mengalami gangguan tidur?;
7) Status emosi dan mental klien. Status emosi dan mental memengaruhi
terhadap kemampuan klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu
mengkaji mengenai status emosional dan mental klien, misalnya apakah
klien mengalami stres emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres
yang dialami klien.
b. Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul
sebagai akibat gangguan istirahat tidur, seperti:
1) Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata, bengkak
32
di kelopak mata, konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung;
2) Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah
klien mudah tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau
terlihat bingung;
3) Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.
c. Gejala Klinis Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah,
emosi, apetis, adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva
merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, sakit kepala.
d. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia,
somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dan lain-
lain.
e. Pemeriksaan fisik
2) Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah,
semangat.
3) Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ sempoyongan, menggosok-gosok
mata, bicara lambat, sikap loyo. Data penunjang yang menyebabkan
adanya masalah potensial, seperti obesitas, deviasi septum, TD rendah, RR
dangkal dan dalam
2. Diagnosa keperawatan Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada
klien dengan gangguan pemenuhan istirahat tidur antara lain:
a. Gangguan Pola Tidur
b. Ansietas
3. Intervensi Keperawatan dan Rasional
33
Intervensi keperawatan ialah segala rencana dan perlakuan yang diberikan oleh
perawat kepada pasien dengan berdasarkan ilmu pengetahuan untuk mencapai
tujuaan (outcome). Sedangkan tindakan keperawatan adalah tindakan yang
dilakukan perawat sebagai bentuk pengimplementasian dari intervensi
keperawatan. (PPNI, 2018)
4. Implementasi
5. Evaluasi
Hal yang perlu dievaluasi dalam pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur pada
pasien yaitu menggunakan format SOAP:
S: Pasien mengatakan dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit, pada
waktu tidur tidak sering terbangun, jika terbangun akan mudah tidur
kembali, meningkatnya waktu tidur sesuai yang diharapkan, mengingat
kembali mimpi yang dialaminya, menyatakan perasaannya tenang
sesudah tidur, bebas dari kecemasan dan depresi, dapat bekerja dengan
baik dan penuh konsentrasi, klien dan keluarga mampu menjelaskan
faktor-faktor yang dapat meningkatkan tidur
A: Masalah teratasi
34
P: Intervensi dihentikan. (Kasiati & Rosmalawati, 2016)
35
BAB III
ANALISIS
37
Maka dari itu, memperbanyak makan makanan tinggi zat besi bisa menjadi salah
satu upaya pencegahan anemia yang cukup mudah dilakukan. Beberapa makanan
yang mengandung zat besi, antara lain:
a. Daging tanpa lemak,
b. Telur,
c. Sayuran hijau, seperti bayam dan sawi, dan
d. Sereal yang diperkaya zat besi.
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) dari Kementerian Kesehatan Indonesia,
orang dewasa setidaknya butuh 26 mg zat besi per hari untuk mencegah anemia
kambuh.
4. Makan makanan mengandung vitamin B12
Cara lain untuk mencegah anemia adalah dengan makan makanan tinggi vitamin
B12.
Vitamin B12 adalah nutrisi penting yang dapat membantu menjaga kesehatan
saraf, membuat DNA, dan berperan penting dalam pembentukan sel darah merah
sehat.
Masih mengutip tabel AKG milik Kemenkes, orang dewasa disarankan
mencukupi kebutuhan vitamin B12 sebanyak 2,6 mcg setiap hari sebagai langkah
pencegahan anemia.
Sumber vitamin B12 bisa Anda dapatkan dari makanan, seperti:
a. Hati hewan, seperti sapi dan ayam,
b. Kerang laut,
c. Ikan,
d. Daging,
e. Unggas,
f. Telur, dan
g. Susu dan produk susu lainnya yang mengandung vitamin B12.
5. Makan makanan mengandung asam folat
Asam folat (vitamin B9) membantu tubuh membuat sel-sel baru, termasuk sel
darah merah baru untuk menggantikan sel darah merah yang mati. Itu sebabnya,
asam folat menjadi salah satu nutrisi penting untuk mencegah anemia.
38
Makanan yang mengandung asam folat bisa Anda dapatkan dari:
a. Sayuran berdaun hijau, seperti bayam,
b. Buah jeruk,
c. Kacang polong,
d. Roti,
e. Sereal,
f. Nasi, dan
g. Pasta.
6. Mengonsumsi makanan mengandung vitamin C
Sering mengonsumsi makanan atau buah yang mengandung vitamin C dapat
menjadi cara mencegah anemia secara alami.
Orang dewasa setidaknya butuh 75 mg vitamin C dalam sehari untuk menjaga
kesehatan sel darah dan fungsi tubuh lainnya tetap sehat.
Vitamin C berperan dalam penyerapan zat besi di dalam usus halus. Inilah
alasannya orang yang kekurangan vitamin C berisiko mengalami anemia.
7. Berikan susu sapi pada anak mulai 1 tahun ke atas
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), memberikan susu sapi pada
bayi bisa menjadi salah satu upaya pencegahan anemia sejak dini.
Namun, pastikan Anda memberikan susu sapi pada anak saat usianya setidaknya
mulai satu tahun ke atas.
Hal ini lantaran susu formula yang terbuat dari sapi memiliki kandungan zat besi
yang rendah.
Masih dari AAP, susu sapi juga dapat mengiritasi lapisan usus bayi sehingga
memicu perdarahan dan hilangnya zat besi di dalam tubuh anak.
Meski risikonya kecil, bayi yang terlalu cepat mengonsumsi susu sapi bisa
berisiko kekurangan zat besi. ASI masih menjadi asupan nutrisi terbaik untuk bayi di
bawah satu tahun.
Namun, apabila karena kondisi tertentu Anda harus memberikan susu formula
pada bayi yang belum genap 1 tahun, cobalah memberikan susu kedelai untuk
mencegah anemia.
39
Anda mungkin juga perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menemukan
pengganti ASI yang tepat sesuai dengan kebutuhan gizi bayi Anda.
8. Berhenti minum alkohol
Minuman memabukkan dinilai dapat menurunkan produksi sel darah merah di
sumsum tulang. Ini karena alkohol menyebabkan nutrisi dari makanan lain tidak
dapat terserap tubuh dengan baik.
Nutrisi yang banyak berkurang karena minum alkohol umumnya adalah vitamin
B12 dan folat.
Padahal, vitamin B12 dan asam folat sangat berguna untuk memproduksi sel darah
merah. Itu sebabnya, segeralah berhenti minum alkohol sebagai salah satu cara untuk
mencegah anemia.
40
BAB IV
A. Kesimpulan
Dari asuhan keperawatan yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa gangguan
pola tidur merupakan diagnosa utama dimana pasien sulit tidur dan selalu terbangun
pada malam hari.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas,maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Pasien
Setelah adanya pendidikan kesehatan yang dilakukan selama proses pemberian
asuhan keperawatan diharapkan klien dan keluarga dengan mandiri untuk
mencegah,meningkatkan dan mempertahankan kesehatan baik individu ataupun
masyarakat sehingga tercapai kesehatan yang optimal.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan
Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat di rumah sakit khususnya RSUP
Tajuddin Chalid Makassar dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan pada
kasus Anemia dengan Kebutuhan dasar Gangguan Pola Tidur
41
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
42
DAFTAR LAMPIRAN
43
44