Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI TEORI KEPEMIMPNAN DAN BUDAYA ORGANISASI

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Andi Masita Bunga Wali 200403500012

Ayu Hafsari 200403502009

Indah Pratiwi 200403501022

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa rahmat, taufik dan
hidayah-Nya kami semua dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini walaupun dalam bentuk
maupun isi yang sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan, pedoman maupun petunjuk
bagi para pembaca, namun yang paling utama semoga makalah ini dapat menambah wawasan
para pembaca mengenai materi yang kami bahas dalam makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
membutuhkan banyak perbaikan.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan pembuatan makalah kami.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
membalas jasa-jasanya dan senantiasa meridhai kita semua. Aamiin…

Makassar, 16 Februari 2021

Penyusun
Pandangan Edgar Schein

Pemahaman leadership konsep Schein (1992:211-227) lebih menekankan pada kemampuan


karakteristik bagaimana seorang pemimpin mampu menciptakan budaya dalam organisasi.
Pemikirannya budaya merupakan awal pencapaian dan akan berpengaruh pada kemampuan
seorang pemimpin dalam menanamkan nilai-nilai, kepercayaan, asumsi ide awal, pada individu,
dan kelompok menyatu sebagai upaya dalam mencapai tujuan organisasi.

Selanjutnya Schein (1992:231) leadership adalah proses pembelajaran dalam


organisasi antara pemimpin dengan individu-individu secara berkesinambungan
mengembangkan kapasitas mereka untuk mengkreasikan hasil yang mereka inginkan,
memelihara pola pikir yang baru dan luas, mengatur aspirasi kolektif secara bebas, dan individu-
individu secara berkesinambungan belajar bersama (learning organization). Intinya seluruh
individu sebagai pengikut akan berintegrasi dengan pimpinan untuk mengembangkan kapasitas
dalam mengkreasikan atau menanamkan masa depannya (embedding value).

Dengan demikian dapat dijelaskan kepemimpinan yang efektif adalah pimpinan yang
dapat membagi, memanfaatkan pengetahuan untuk mengubah cara organisasi dalam merespons
tantangan yang dihadapinya. Secara singkat dapat dikatakan organisasi pembelajaran sebagai
organisasi yang belajar secara berkesinambungan dan mentranformasikan dirinya sendiri.
Pimpinan yang dapat mendesain untuk mengantisipasi, beraksi terhadap perubahan lingkungan
internal dan eksternal dalam suatu model kreatif, cerdas, dan proaktif, inovasi sehingga
diharapkan dapat mencapai tujuan yang lebih baik pada kondisi dimensi perubahan, sehingga
akhirnya perusahaan tersebut akan sukses.

Schein (1992:231) menjelaskan karakteristik utama yang harus dimiliki pimpinan


dalam menanamkan nilai yakni:

(1) what leaders pay attention to, merasure, and control on a regular basis

(2) how leaders react to critical indents and organizational crises

(3) observerd criteria by which leaders allocate scarce resources

(4) deliberate role modeling, teaching, and coaching

(5) observed criteria by which leaders allocate rewards and status

(6) observed by which leaders recruit, select, promote, retire, and excommunicate organizational
members.
Kemudian karakteristik kedua adalah:

(1)organization design and structure

(2) organizational systems and procedures

(3) organizational rites and rituals

(4) design of physical space, facades, and buildings

(5) stories, legends, and myths about people and events

(6) formal statements of organizational philosophy, values, and creed.

Dalam buku Schein (1992) pendekatan yang ditonjolkan adalah aspek budaya
organisasi dan kepemimpin. Pendekatan, cara, metode yang di pakai saat kondisi organisasi
berbeda harus juga memerlukan penanganan yang berbeda juga. Kondisi organisasi sama seperti
siklus evolusi, tiap kondisi memerlukan cara yang berbeda juga, supaya dapat dikatakan berhasil.
Tahapan pola kondisional organisasi pada tatatan evolusi seperti pada tahap-tahap:

(1) dynamics of culture change and leadership in young organizational

(2) the leader's role midlife, mature, and declining organizations.

Tahap awal pembentukan organisasi dan dinamika perubahan budaya, memerlukan tranformasi
dalam penyesuaian lingkungan kerja dengan latar belakang pribadi dan pengalaman yang
berbeda, segmentasi pasar tidak jelas, arus kas masih sedikit, posisi target pasar tidak terfokus,
dan belum efektifnya pengendalian biaya. Persoalan ini menjadi isu sentral pada tahap awal
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan sesuai dengan visi, dan misi. Pada tahap kedua
yakni tahap pertumbuhan, kedewasan, dan penurunan organisasi cara pengelolaan organisasinya
dilakukan dengan memperhatikan strategi bertahan, merestrukturisasi pinjaman,
melakukan leverage by out (LBO), pergantian manajemen, efisiensi biaya, peningkatan
penjualan, diversifikasi produk, penawaran saham tambahan, penundaan pembayaran dividen,
penutupan unit bisnis atau cabang, sampai kepada penanganan konflik kepemiliakan dan
manajemen.
Pandangan William Ouichi

Teori Z dicetuskan atau diciptakan oleh William Ouchi. Teori ini sudah banyak
diimplementasikan atau dijalankan pada banyak perusahaan di Amerika Serikat dan Jepang.
Teori Z adalah lebih menekankan pada peran dan posisi pegawai atau karyawan dalam
perusahaan yang dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang dan merasa
menjadi bagian penting dalam perusahaan. Dengan demikian maka karyawan akan bekerja
dengan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya.

Teori Z adalah sebuah pendekatan pengurusanberdasarkan kombinasi dari Amerika dan Jepun.
Falsafah pengurusan yang dipersetujui.Teori Z lebih menekankan pada peranan danposisi
pegawai atau pengurus dalam perusahaanyang dapat membuat para pekerja menjadi aman dan
boleh memberi pendapat merasa dirinya bernilai. Teori Z telah membangun kesetiaan
pekerjakepada organisasi melalui “mindset “ pekerjaan.

Bermula pada tahun 1970-1980 banyak industri di Amerika kehilangan pasaran karana ada
kemunculan pesaingan dari pengusaha Jepun. Timbul tanda tanya oleh pihak Amerika. Teori Z
pertama kali dicetuskan oleh William Ouchi pada tahun 1981, William mengatakan bahawa rasa
aman atau “security” amat penting .Teori Z muncul dari hasil pemantauan terhadap perbezaan-
perbezaan antara bekerja di perusahaan Jepun dan di perusahaan Amerika. Di Jepun sendiri Teori
Z bermula dengan sebuah kisah perusahaan yang sedang merudum, kemudian ada seorang
pengurus muda manaikkan syarikat dengan merapatkan hubungan pekerja dan majikan.

Teori Z merupakan pendekatan pengurusan yang menggabungkan falsafah pengurusan budaya


Jepang dan budaya Amerika.Teori Z juga menekankan perkembanganhubungan kepercayaan
(trust relationship) antarapemimpin dan yang pekerja.Teori Z melihat pengambilan keputusan
kolektifdan rasa tanggung jawab kelompok memberikan dorongan sosial yang diperlukan bagi
tercapainyahasil yang diperlukan.tanggung jawab diberikan secara perorangan atauindividual
dan mengakui prestasi individu. Kerana tanggung jawab bersifat individu maka pekerja bebas
bekerja menggunakan keterampilan yang dimilikinya.

Pekerja seumur hidup, agar terjadinya perasaan aman dan taat terhadap organisasi. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan cara bersama atau secara terbuka. Walaupun akan memakan waktu
yang lebih lama namun tingat keberhasilan pengimplementasian hasil keputusan yang didapati
akan lebih tinggi karena mendapat sokongan dari majority pekerja. Promosi dilakukan perlahan-
lahan dari bawah, dan proses evaluasi prestasi dan promosi dilakukan dengan hari-hati agar tidak
menimbulkan masalah dengan para pekerja.
Aplikasi Teori Z dalam Pengelolaan Pendidikan

Teori Z merupakan teori yang mengacu pada pemberian motivasi berdasarkan pada menejemen
dan organisasi. Sehingga teori ini dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan khususnya dalam
hal pengelolaan pendidikan.Teori ini menerapkan system kombinasi. Sistem inilah yang dapat
digunakan dalam pengelolaan pendidikan karena meminimalisir timbulnya kendala-kendala yang
menghambat proses pendidikan.

Ada tiga aspek vital dalam pendidikan yaitu pengajar, peserta didik dan fasilitas. Ketiganya
saling mempengaruhi dalam menciptakan keberhasilan dunia pendidikan. Penggunaan fasilitas
akan loptimal jika ada kerjasama antara pihak pengajar dan peserta didik. Dalam hal ini
diperlukan kesadaran manajemen organisasi yang tinggi. Dimana pengajar memposisikan diri
sebagai motivator yang me,berikan semangat kepada peserta didik agar memiliki kemauan untuk
menggali potensi individu. Pengajar memberikan apresiasi terhadap bakat peserta didik yang
dinilai dapat memberikan konstribusi baru bagi kemajuan akademik. Sehingga peserta didik
memiliki kesempatan untuk berinovasi sesuai dengan minat mereka tanpa ada paksaan.Dalam
proses ini pengajar perlu mengadakan evaluasi pada setiap tindakan peserta didik. Hal ini
bertujuan untuk mengontrol kegiatan peserta didik agar tidak menyimpang dari tujuan awal
diadakannya kebebasan berinovasi.
Pandangan Pascale and Athos

Pascale and Athous dalam bukunya The art of japanase management,menyatakan bahwa budaya
perusahaan berfungsi untuk mengajarkan kepada anggotanyanbagaimana mereka harus
berkomunikasi dan berhubungan dalam menyelesaikan masalah.

Budaya adalah falsafah yang menuntun kebijaksaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan
(Pascale & Athous)
Pandangan Tom Peters

Pengertian Kepemimpinan dalam bentuk yang lebih luas bahwa kepemimpinan juga
mengandung arti visi, antusiasme, kepercayaan, obsesi, konsistensi, dan pemberian perhatian.
Definisi ni menjelaskan bahwa kepemimpinan memerlukan lebih dari sekedar mempunyai
kekuatan dan menggunakan kekuasaan.
Kesimpulan

Teori kepemimpinan membicarakan mengenai bagaimana seseorang menjadi pemimpin, atau


bagaimana timbulnya seorang pemimpin, dan teori tentang kepemimpinan itu diantaranya adalah
teori kelebihan, teori sifat, teori keturunan, teori kharismatis, teori bakat dan teori sosial.

Tipe kepemimpinan adalah gaya atau corak kepemimpinan yang dibawakan oleh seorang
pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Gaya seorang pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain faktor pendidikan, pengalaman, usia,
karakter tabiat atau sifat yang ada pada diri pemimpin tersebut. Orang yang ambisius untuk
menguasai setiap situasi apabila menjadi pemimpin cenderung akan bersifat otoriter.
Daftar Pustaka

Apollo, Prof. Dr. (2018). Literatur “Leadership” [1].

Wahab,Payab2013, Teori Z oleh William Ouchi http://slideshare.net2013/4/17. Diakses pada 19


Januari pukul 13.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai