Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH DI


ERA MODERN”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas UAS bahasa indonesia yang diampu
oleh :
Mahpudoh M,Pd M,Pd

Disusun oleh :
Nama : Syifa fiqhiyyah
Nim : 11012000241

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan serta
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang di tentukan. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan bisa
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di dunia dan akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “ MANAJEMEN
PERBANKAN SYARIAH DI ERA MODERN”

Saya selaku penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
makalah ini nantinya bisa menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian,
apabila ada kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak


khususnya kepada guru Bahasa Indonesia Mahfudoh yang telah membimbing
kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.

Serang, 3 februari 2021

Syifa Fiqhiyyah
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian....................................................................................................2
C. Rumusan Masalah..................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................2
BAB II PEBAHASAN.............................................................................................................3
A. Pengertian Pemberhentian....................................................................................3
B. Alasan Pemberhentian...........................................................................................3
C. Proses Pemberhentian...........................................................................................7
D. Pengaruh Pemberhentian Karyawan Terhadap Perusahaan..................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan yang semakin lama semakin ketat kompetensi dalam
bidang pekerjaan ini, kita dituntut untuk dapat mengatur segala sesuatu dengan
sistematis. Dalam menjalankan suatu proses kerja seseorang harus mempunyai
pengetahuan tentang manajemen dari pekerjaannya tersebut.
Tujuan dari manajemen sendiri adalah efisien dan efektif. Efektif berarti
bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan
jadwal. Oleh karena itu, disini kami akan membahas sedikit tentang manajemen
dan hal yang berkaitan.

B.     Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manajemen?
2. Bagaimana sejarah manajemen ?
3. Apa saja ruang lingkup manajemen syariah?
4. Bagaimana perkembangan manajemen dalam Islam ?

C.     Tujuan Pembuatan
Tujuan pembuatan makalah ini agar pembaca mampu mengetahui, memahami
dan mampu menjelaskan :
1. Pengertian manajemen
2. Ruang lingkup manajemen syariah
3. Sejarah dan perkembangan manajemen syariah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
            Manajemen dalam bahasa Arab disebut idarah. Idarah diambil dari
perkataan adartasy-syai’a atau perkataan adarta bihi juga dapat didasarkan pada
kata ad-dauran. Pengamat bahasa menilai pengambilan yang kedua –yaitu: ‘adarta
bihi-itu lebih cepat.         
Secara istilah manajemen itu adalah suatu aktivitas khusus menyangkut
kepemimpinan, pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan
pengawasan terhadap pekerjaan-pekerjaan.1
            Sedangkan manajemen syariah adalah suatu pengelolaan untuk
memperoleh hasil optimal yang bemuara pada pencarian keridhaan Allah. Oleh
sebab itu maka segala sesuatu langkah yang diambil dalam menjalankan
manjemen tersebut harus berdasarkan aturan-aturan Allah. Aturan-aturan itu
tertuang dalam Al-Quran, hadis dan beberapa contoh yang dilakukan oleh para
sahabat. Sehubungan dengan itu maka isi dari manajemen syariah adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan ilmu manajemen konvensional yang diwarnai
dengan aturan Al-Quran, hadis dan beberapa contoh yang dilakukan oleh para
sahabat.2

B. Sejarah Manajemen

1  Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,(Yogyakarta:Ekonisia,2004),hal 13-14


2  http://manajemenislam.wordpress.com/2013/03/03/manajemen-syariah/
Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada, manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia. Mengapa demikian, karena
pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. baik disadarai
ataupun tidak disadari. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari kita seperti
mengatur diri kita atau jadwal tugas-tugas kita, kita sudah melakukan yang
namanya manajemen.          
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan literature berdasarkan urutan dari
fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk
mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Perkembembangan manajemen syariah sudah dimulai sejak masa
Rasulullah SAW, yaitu bisa kita lihat bagaiman rasul mengatur negera ketika
beliau menjadi khalifah pada masa itu. Sesungguhnya rasulallah dalam
kapasitasnya adalah sebagai pemimpin dan imam yang berusaha memberikan
metode, tata cara atau solusi bagi kemaslahatan hidup umatnya, dan yang
dipandangnya relevan dengan kondisi zaman yang ada. Bahkan , terkadang 
Rasulallah  bermusyawarah dan  meminta pendapat dari para sahabat atas
persoalan yang tidak ada ketentuan wahyunya. Rasulallah  mengambi pendapat
mereka wlaupun  mungkin bertentangan dengan pendapat pribadinya.
Proses dan sistem manajemen yang diterapkan rasulallah bersifat tidak
mengikat bagi para pemimpin dan umat setelahnya. Persoalan hidup terus
berkembang dan berubah searah dengan putaran waktu dan perbedaan tempat.
Yang dituntut oleh syariat adalah para pemimpin dan umatnya harus berpegang 
teguh pada asas manfaat dan maslahah, serta tidak menyia-nyiakan ketentuan
nash syari’. Namun, mereka tidak terikat untuk mengikuti sistem manajemen
Rasul dalam pemilihan pegawai misalnya. Kecuali, jika metode itu memberikan
asas maslahah yang lebih, maka ia harus mengikutinya. Jika ia menolaknya, ini
merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah. Dan hal ini diharamkan oleh
allah dan Rasul-Nya.
Standar asas manfaat dan masalah  tidaklah bersifat rigid. Ia bisa berubah
dari waktu ke waktu. Dan dari satu  tempat ke tempat lainnya. Untuk itu,
manajemen dalam  islam bersandar pada hasil ijtihad pemimpim dan
umatnya. Dengan catatan, ia tidak boleh bertentangan dengan konsep dasar dan
prinsip hukum utama yang bersumber dari alqur’an dan al-sunnah, serta tidak
bertolak belakang dengan rincian hukum syara’ yang telah dimaklumi. Umat
muslim masih memiliki ruang untuk melakukan inovasi atas persoalan detail yang
belum terdapat ketentuan syari’nya.

C. Dasar – Dasar Manajemen Syariah


Dalam manajemen syariah terdapat 3 usur yang yang tidak dapat terpisahkan
yaitu:
1. Hablun Min Allah
Hablun min Allah yaitu hubungan manusia dengan Allah SWT sebagai
pencipta segala sesuatu yang ada  di bumi dan di langit, yang mana dalam
manajemen syariah diatur bagaimana seorang hamba dengan Tuhannya dalam
melakukan suatu pekerjaan baik itu pekerjaan dari organisasi maupun tugas
pribadi dalam kehidupan sehari – hari.
Dalam islam hubungan manusia dengan tuhannya sangat mempengarui
bagaimana suatu manajemen itu akan berjalan sesuai dengan aturan islam atau
syariah, dan juga ini yang sering membedakan antara manajemen konvensional
engan manjemen syariah. Dimana dalam manajemen syariah tidak semata – mata
mencari keutungan saja, tetapi dalam melakukan suatu pekerjaan juga sebagai
ibadah seorang hamba kepada Tuhannya.
2. Hablun Minan Nas
Hablun minan nas yaitu hubungan antara manusia dengan manusia baik itu
antara pekerja dengan masyarakat, pekerja dengan piminanan maupun organisasi
dengan masyarakat dimana organisasi tersebut berdomisili. Dengan menjalin
hubungan baik antar manusia ini maka suatu organisasi akan berjalan dengan baik
untuk mencapai tujuan orgaisasi tersebut. Hal ini dijunjung tinggi oleh setiap
manajemen yang ada baik itu manajemen syariah maupun manajemen
konvensional.
3. Hablun Minal Alam
Hablun minal alam yaitu hubungan antara organisasi dengan linkungan
sekitar, yang mana suatu organisasi harus menjaga lingkunganya dengan baik agar
tidak terkena dampak terhadap masyarakat yang hidup disekitar lingkungan
organisasi beroprasi. Jika lingkungan terjaga dengan baik maka opersional
organisasi akan berjalan sebagaimana diharapkan, jika sebaliknya maka organisasi
tersebut akan berselisih dengan masyarakat sekitar lingkungannya dan
operasionalnya tidak akan berjalan sebagai mana diharapkan.

D. Perencanaan Dan Manajemen Strategi Dalam Islam


perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan
tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi
tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sitem perencanaan yang
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinir seluruh pekerjaan
organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.
Manajemen strategi merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai
penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai
tujuan.
Aplikasi manajemen strategis Islami yang dikendalikan oleh nilai-nilai
syari’ah sama sekali berbeda dengan  aplikasi manajemen strategis konvensional
yang non Islami, Perbedaan itu ialah pada cara pengambilan keputusannya, hingga
pelaksanaannya (strategi-strategi fungsional). Dengan berlandaskan sekulerisme
yang bersendikan pada nilai-nilai material, aplikasi strategis non Islami tidak
memperhatikan aturan halal-haram dalam setiap perencanaan, pelaksanaan dan
segala usaha yang dilakukan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.
Dari asas sekularismen inilah, seluruh bangunan bisnis, kegiatan dan
pemanfaatan sumberdaya organisasi diarahkan pada hal-hal yang bersifat bendawi
dan menafikan nilai ruhiyah serta keterikatan SDM organisasi pada aturan yang
lahir dari nilai-pnilai syari’ah. Kalaupun ada aturan, tetapi semata-mata bersifat
etik yang tidak ada hubungannya dengan konsekunesi pahala dan dosa.

E. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan Syariah


anajemen keuangan syari’ah adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh
hasil optimal yang bemuara pada keridhaan Allah SWT. Oleh sebab itu, maka
segala langkah yang diambil dalam menjalankan manajemen tersebut harus
berdasarkan aturan-aturan Allah SWT. Aturan-aturan itu tertuang dalam Al-Quran
dan Al-Hadist. Ruang lingkup manajemen keuangan syari’ah sesungguhnya
sangatlah luas, antara lain mencakup tentang:
1. Lembaga Keuangan Bank
Keuangan bank merupakan lembaga yang memberikan jasa keuangan yang
lengkap, lembaga keuangan bank secara opersioanal dibina atau diawasi oleh bank
indonesia sebagai bank central diindonesia. Sedangkan pembinaan dan
pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah dilakukan oleh dewan
syariah nasional MUI. Lembaga keuangan bank terdiri dari :
a.       Bank Umum Syariah
Bank umum merupakan bank syariah yang dalam kegiatanya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b.      Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Bank pembiayayaan syariah berfungsi sebagai pelaksana sebagian fungsi
bank umum, tetapi ditingkat regional dengan berlandasan kepada prinsip-prinsip
syariah. Pada sistem konvensional dikenal dengan bank perkreditan rakyat. Bank
pembiayayaan rakyat syariah merupakan bank yang khusus melayani masyarakat
kecil dikecamatan dan pedesaan.

2. Lembaga Keuangan Non-bank


Lembaga keuangan non-bank merupakan lembaga keuangan ang lebih
banyak jenisnya dari lembaga keuangan bank. Pembinaan dan pengawasan dari
sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah dilakukan oleh dewan syariah nasional
MUI. Lembaga keuangan syariah non-bank antara lain sebagai berikut:
a. Pasar Modal
Pasar modal mrupakan tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara
pencari dana (emiten) dengan para penanam modal (investor). Daam pasar modal
yang diperjual belikan adalah efek-efk seperti saham dan obligasi dimana jika
diukur dari waktunya modal yang diperjualbelikan adalah modal jangka panjang.
Pasar modal mencakup underwriter, broken, dealer, guarantor, trustee, custdian,
jasa penunjang. Pasar modal indonesia juga diramaikan dengan pasar modal
syariah yang diresmikan pada tanggal 14 Maret 2003 dengan berbagai aturan
pelaksanaan yang secara operasional diawasi oleh Bapepam-LK, sedangkan
pemenuhan prinsip syariahnya diatur oleh DSN-MUI.
b. Pasar Uang
Pasar uang samahalnya dengan pasar modal, yaitu pasar tempat
memperoleh dana dan investasi dana. Hanya bedanya modal yang ditawarkan di
pasar uang adalah berjangka waktu pendek dan di pasar modal berjangka waktu
panjang. Dalam pasar uang transaksi lebih banyak dilakukan dengan media
elektronika, sehingga nasabah tidak perlu datang secara langsung. Pasar uang
melayani banyak pihak, baik pemerintah, bank, perusahaan asuransi, dan lembaga
keuangan lainnya. Pasar uang syariah juga telah hadir melalui kebijakan Operasi
Moneter Syariah dengan instrumen antara lain Sertifikat Bank Indonesia Syariah
(SBIS), Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dengan instrumen antara lain
Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA) yang operasionalnya diatur
oleh BI sedangkan pemenuhan prinsip syariahnya diatur oleh DSN MUI.
c. Perusahaan Asuransi
Asuransi syariah (ta’min, takaful, atau tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah pihak/orang melalui investasi
dalam bentuk aset/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah
akad, yang sesuai dengan syariah yang dimaksud adalah yang tidak mengandung
gharar (penipuan), maysir (prjudian), riba, zhulm (penganiayaan), risywah (suap),
barang haram dan maksiat. Prusahaan asuransi syariah, reasuransi syariah dan
broken asuransi dan reasuransi syariah juga telah ikut memarakkan usaha
pransuran di Indonsia.
d. Dana Pensiun
Dana pensiun merupakan perusahaan yang kegiataanya mengelola dana
pensiun dari perusahaan pemberi kerja atau perusahaan itu sendiri. Penghimpunan
dana pensiun melalui iuran yang dipotong dari gaji karyawan. Kemudian dana
yang terkumpul oleh dana pensiun diusahakan lagi dengan menginvestasikannya
ke berbagai sektor yang menguntungkan. Prusahaan yang mengelola dana pensiun
dapat dilakukan leh bank atau perusahaan lainnya. Dana pensiun syariah di
Indonesia, baru hadir dalam bentuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang
diselenggarakan oleh beberapa DPLK bank dan asuransi syariah.
e. Perusahaan Modal Venture
Perusahaan modal venture merupakan pembiayaan olh perusahan-
perusahaan yang usahanya mengandung risiko tinggi. Perusahaan jenis ini relatif
masih baru di Indonesia. Usahanya lbih banyak memberkan pembiayaan tanpa
jaminanyang umumnya tidak dilayani oleh lembaga keuangan lainnya. Perusahaan
modal venture syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip
syariah.
f. Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah badan usaha di luar bank dan lembaga
keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang
termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan yang mencakup sebagai
berikut:
1) Lembaga Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa guna usaha (leasing) syariah adalah kegiatan pembiayaan daam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance
lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan
oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
embayaran secara angsuran sesuai dengan prinsip syariah.
2) Perusahan Anjak Piutang (Factoring)
Anjak piutang syariah adalah kegiatan pengalihan piutang dagang jangka
pendek suatu perusahan berikut pengurusan atas piutang tersebut sesuai dengan
prinsip syariah Anjak Piutang (factoring) dilakukan berdasarkan akad wakalah bil
ujrah. Wakalah bil ujrah adalah  pelimpahan kuasa oleh satu pihak (al muwakkil)
kepada pihak lain (al wakil) dalam hal-hal yang boleh diwakilkan dengan
pemberian keuntungan (ujrah).
3) Perusahaan Kartu Plastik
Salah satu kegiatan sistem pembayaran yang saat ini telah berkembang pesat
adalah alat pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK) atau disebut pula
dengan kartu plastik. Belakangan ini, alat pembayaran yang menggunakan kartu
baik menggunakan kartu kredit, ATM, kartu debit, kartu prabayar sebagai produk
bank atau lembaga keuangan nonbank disebut juga dengan kartu plastik.
4) Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance)
Pembiayaan konsumen syariah adalah kegiatan pembiayaan untuk
mengadakan barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran sesuai dengan prinsip syariah.
5) Perusahaan Pegadaian
Perusahaan pegadaian merupakan lembaga keuangan yang
menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu.  Jaminan nasabah
tersebut digadaikan, kemudian ditaksir olah pihak oleh pihak pegadaian untuk
menilai besarnya nilai jaminan. Sementara ini usaha pegadaian secara resmi masih
dilakukan pemerintah sedangkan pegadaian syariah  dalam menjalankan
operasionalnya  berpegang pada prinsip syariah. Pinjaman dengan menggadaikan
barang sebagai jaminan utang dilakukan dalam bentuk rahn. Pegadaian syariah
hadir di Indonesia  dalam bentuk kerja sama bank syariah dengan perum
pegadaian membentuk Unit Layanan Gadai Syariah di beberapa kota di Indonesia.
Disamping itu, ada pula bank syariah yang menjalankan kegiatan pegadaian
syariah sendiri.
6) Lembaga Keuangan Syariah Mikro
a) Lembaga Pengelola Zakat (BAZ dan LAZ)
Melalui BAZ dan LAZ ini diharapkan agar harta zakat umat Islam bisa
terkonsentrasi  pada sebuahlembaga resmi dan dapat disalurkan secara
lebih optimal.
b) Lembaga Pengelola Wakaf
Peningkatan peran wakaf sebagai pranata keagamaan tidak hanya
bertujuan menyediakan  berbagai sarana ibadah dan sosial, tetapi juga
memiliki kekuatan ekonomi yang berpotensi, antara lain untuk memajukan
kesejahtaraan umum, sehingga perlu dikembangkan pemanfaatannya
sesuai dengan prinsip syariah.
c) BMT
BMT merupakan kependekan kata Balai Usaha Mandiri Terpadu atau
Baitul mal wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro (LKM) yang
berperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Baitul mal wat Tamwil
(BMT) yaitu balai usaha terpadu yang isinya berintikan bayt almal wa al-
tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil
bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan
menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

3. Perkembangan Manajemen Dalam Islam


Perhatian umat Islam terhadap ilmu manajemen khususnya sebenarnya
dapat dilacak dari beberapa aktivitas yang ditemukan pada masa kekhalifahan
Islam. Menurut langgulung (1988), terhadap beberapa penulis yang menyatakan
bahwa pengembangan ilmu-ilmu yang ada saat itu tidaklah dipisahkan sebagai
sistem ilmu yang berdiri sendiri, namun sebagai sistem ilmu lain. Salah satunya
adalah Nizam al-idari atau sistem tatalaksana yang merupakan padanan bagi
istilah manajemen yang digunakan kala itu.  
Sebenarnya terdapat perbedaan mendasar antara manajemen syariah
(Islam) dengan manajemen modern. Keduanya berbeda dalam hal tujuan, bentuk
aturan teknis, penyebarluasan, dan disiplin keilmuannya. Disamping itu,
pengembangan pemikiran modern oleh Negara Barat telah berlangsung sangat
dinamis. Di satu sisi, masyarakat muslim belum optimal dalam mengembangkan
kristalisasi pemikiran manajemen syariah dari penggalan sejarah yang otentik,
baik dari segi teori maupun praktik. Padahal Rosulullah telah bersabda bahwa:
“Telah aku tinggalkan atas kalian semua satu perkara, jika kalian berpegang teguh
atasnya, maka kalian tidak akan tersesat selamanya setelah ku, yaitu kitab Allah
(Al-Qur’an) dan sunnah ku (Hadis)”.
Sesungguhnya Rosululloh dalam kapasitasnya adalah sebagai pemimpin
dan imam yang berusaha memberikan metode, tata cara atau solusi bagi
kemaslahatan hidup umatnya, dan yang dipandangnya relevan dengan kondisi
zaman yang ada. Bahkan terkadang Rosulullah bermusyawarah dan meminta
pendapat dari para sahabat atas persoalan yang tidak ada ketentuan wahyunya.
Rosulullah mengambil pendapat mereka walaupun mungkin bertentangan dengan
pendapat pribadinya.
Proses dan sistem manajemen yang diterapkan rosulullah bersifat tidak
mengikat bagi para pemimpin dan umat setelahnya. Persoalan hidup terus
berkembang dan berubah searah dengan putaran waktu dan perbedaan tempat.
Yang dituntut oleh syariat adalah para pemimpin dan umatnya harus berpegang
teguh pada asas manfaat dan maslahah, serta tidak menyia-nyiakan ketentuan
nash syari’. Namun, mereka tidak terikat untuk mengikuti sistem manajemen
Rosul dalam pemilihan pegawai, misalnya, kecuali, jika metode itu memberikan
asas maslahah yang lebih, maka ia harus mengikutinya. Jika ia menolaknya, ini
merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanah. Standar asas manfaat dan
masalah  tidaklah bersifat rigid. Ia bisa berubah dari waktu ke waktu. Dan dari
satu  tempat ke tempat lainnya. Untuk itu, manajemen dalam  islam bersandar
pada hasil ijtihad pemimpim dan umatnya. Dengan catatan, ia tidak boleh
bertentangan dengan konsep dasar dan prinsip hukum utama yang bersumber dari
alqur’an dan al-sunnah, serta tidak bertolak belakang dengan rincian hukum syara’
yang telah dimaklumi. Umat muslim masih memiliki ruang untuk melakukan
inovasi atas persoalan detail yang belum terdapat ketentuan syari’nya.3

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi manajemen adalah suatu aktivitas khusus menyangkut kepemimpinan,
pengarahan, pengembangan, personal, perencanaan dan pengawasan terhadap
pekerjaan-pekerjaan. Sedangkan manajemen syariah yaitu suatu pengelolaan
untuk memperoleh hasil optimal yang bemuara pada pencarian keridhaan
Allah. Ada empat prinsip (aksioma) dalam ilmu ikonomi Islam yang mesti
diterapkan dalam bisnis syari’ah, yaitu: Tauhid (Unity/kesatuan), Keseimbangan
atau kesejajaran (Equilibrium), Kehendak Bebas (Free Will), dan Tanggung
Jawab (Responsibility). Perbedaan etika bisnis syariah dengan etika bisnis yang
selama ini dipahami dalam kajian ekonomi terletak pada landasan tauhid dan
orientasi jangka panjang (akhirat). Prinsip ini dipastikan lebih mengikat dan tegas
sanksinya. Etika bisnis syariah memiliki dua cakupan. Pertama, cakupan internal,
yang berarti perusahaan memiliki manajemen internal yang memperhatikan aspek
kesejahteraan karyawan, perlakuan yang manusiawi dan tidak diskriminatif plus
pendidikan. Sedangkan kedua, cakupan eksternal meliputi aspek trasparansi,
akuntabilitas, kejujuran dan tanggung jawab. Demikian pula kesediaan perusahaan
untuk memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat sebagai stake holder
perusahaan.

B. Saran
Penyusun sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak
kekurangan, dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penyusun
menyarankan kepada semua pihak yang membaca dan membahas makalah ini,

3 http://zenal-pml.blogspot.com/favicon.ico
agar bisa menambahkan literature-literatur supaya dapat menambahkan
pengetahuan kita.

Daftar Pustaka

Ayub, Muhammad. 2009. Understanding Islamic Finance. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama
Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahanya, Bandung : PT.
Sygma Examedia Arkanleema
Djakman D Chaerul. 1999. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat
            Manulang, M. 1990. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta:Ekonisia, 2004.
http://manajemenislam.wordpress.com/2013/03/03/manajemen-syariah/
http://manajemenislam.wordpress.com/author/khoirilarief/
http://reza-rahmat.blogspot.com/favicon.ico
http://zenal-pml.blogspot.com/favicon.ico
http://muhardiagustiya.blogspot.co.id/2014/05/resume-manajemen-syariah.html

Anda mungkin juga menyukai