Anda di halaman 1dari 19

KAJIANKRITIS ATAS ~ T E R I A

KESAHIHAN HADIS-HADIS AL-


JAMI' AL-SHAHLH
Oleb: Dr. H. Mubibbin, MA.

I sesuatu yang didiamkan oleh Nabi


A-JAMI'AL-SHAHIHyang disusun Muhammad SAW.) yang terhimpun
oleh Imam al-Bukhari' diakui oleh dalarn kitab al-Jami'al-Sbabibmerupakan
sebagian besar umat Islam (ulama ahli hadis-hadis yang sahih dan dapat
hadis) sebagai kitab paling sahih setelah dipertanggungjawabkan keabsahannya
Alquran2. Penilaian tersebut didasarkan berasal dari Nabi Muhammad SAWm3.
kepada penelitian yang telah berulang kali Kesahihan hadis-hadis al-JamiCal-Sbabib
dilakukan oleh para ularna yang hasitnya tersebut didasarkan kepada seleksi yang
sama-sama menunjukkan bahwa hadis- dilakukan oleh penyusunnya yang dinilai
hadis (segala informasi mengenai diri oleh para ulama sangat ketat. Kriteria
Nabi, baik perkataan, perbuatan maupun yang digunakannya sebagai ukuran,

Al-Bukhari adalah seorang ahli hadis terkernukadan bahkan dipandang oleh pada ularna sebagai ahli hadis
nornor satu di atas dunia. Dia terrnasuk ularna yang cukup produktif dan sekaligus sebagai ularna yang paling
ketat dalarn menilai hadis. Narna dia adalah Muhammad bin Isrna'il bin lbrahirn bin al-Mughirah bin Bardizbah
Abu 'Abd Allah bin Abi al-Hasan al-Bukhari, lahir pada tahu 194 H dan wafat pada tahun 256 H dalarn usia 62
tahun. Lihat rnisalnya Yusuf bin al-Zaki 'Abd al-Rahrnan Abu al-Hajaj al-Mizzi (654-742), Tahdzib al-Kamal fi
asma' al-RJal, XVI, Naskah ditahqiq oleh Dr. Basyar 'Awwad Ma'ruf, Beirut: Mu'assasah al-Risalah, Cet. I.,
198011400, h. 84 dan 85; Juga Syihab al-Din Abi al-Fad1 Ahrnad bin 'Ali bin Hajar al-'Asqalani (773-852), Tahdzib
al-Tahdzib, IX, Hindia: Majlis Da'irah al-Ma'arif al-Nidhamiyyah, 1326 H., h.48. dan lainnya. Sedangkan narna
lengkap kitabnya adalah: al-Jami'al-Musnadal-Sahihal-Mukhtashar Min Umur RasulAllah saw. wa Sunanih wa
Ayyamih. Dan kitab ini adalah merupakan kitab pertarna yang disusun khusus rnernuat hadis-hadis sahih. Kitab
ini disusun selarna 16 tahun diberbagai tempat; Makkah, Madinah, Bashrah, Bukhara dan lainnya. Lihat rnisalnya
Badr al-Din Abi Muhammad Mahrnud bin Ahrnad al-'Ayni, 'Umdat al-Qari, I, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.., h. 5; juga al-
'Asqalani, Hady al-Sari, MuqaddimahFath al-Bari, Beirut: Dar al-Ma'rifah, t.t.., h. 8. dan lainnya
Menurut al-'Asqalani ,al-Nawawi dan ularna lainnya rnernandang bahwa al-Jami'al-Sahih bersamadengan
kitab Sahih Muslimrnerupakan kitab yang paling sahih setelah Alquran. Lihat al-'Asqalani,Hadyal-Sari, Muqaddimah
Fath al-Ban, h. 10; juga Abi Zakaria Yahya bin Syaraf al-Nawawi (w. 676 H), Sahih Muslim biSyarh al-Nawawi,l,
Beirut: Dar al-Fikr, 1995/1410H., h. 24. dan lainnya. Mernang lrnarn Syafi'i pernah rnengatakan bahwa dia tidak
pernah melihat kitab diatas burni ini yang lebih banyak benarnya dari pada ( atau dengan ungkapan yang lain
bahwa kitab yang paling sahih setelah Alquran adalah) al-Muwaththa'nya imam Malik, akan tetapi ha1 ini
diucapkan oleh al-Syafi'i sebelurn rnunculnya kitab alJami'a1 Sahih dan Sahih Muslim. Lihat misalnya al-'Asqalani,
Hady al-Sari MuqaddimahFath al-Ban, h. 10. dan lainnya.
Barangkali penelitian yang dilakukan oleh para ularna pada saat itu rnasih rnenggunakan standard yang
sama, disarnpingdi"hantuin oleh kebesaran narna al-Bukhari sendiri, yang dikenal sebagai tokoh hadis ternarna
dan disegani oleh ularna lainnya. Karena itu rneskipun di dalarn al-Jami'al-Shahih, karya al-Bukhari tersebut
diternukan banyak hadis mu'allaq, rnisalnya, tetapi mereka rnasih rnenganggapnyasebagai hadis yang bernilai
sahih. Padahalsudah jelas, bahwa hadis mu'allaqterrnasuk salah satu bagian dari hadis dla'if.

JURNAL TARJIH
EDISI7, Januari 2004 43
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis ...

melebihi kriteria yang digunakan oleh Namun porsi yang diberikan kepada
ularna lain dalarn bidang ini4 Dan melalui sanad lebih besar, bahkan menjadi
kriteria itulahAl-Jami'al-Shahih, menurut andalan utarnanya. Ini wajar, manakala
Ibnu Shalah (w. 642 H.) hanya memuat didasarkan kepada teori dalam ilmu
tujuh ribu dua ratus tujuh puluh lima ribu sejarah bahwa apabila suatu berita (hadis)
hadis termasuk yang diulang-ulang dari telah benar-benar dapat dipercaya
hasil seleksi sekitar enam ratus ribu sumber dan rangkaian pembawanya,
hadis5. Bahkan dalam rangka penyu- maka penerima berita tersebut tidak
sunannyapunal-Bukharijugamelakukan memiliki a l a s a n u n t u k menolak
ikhtiyar dengan cara memohon petunjuk kebenaran berita tersebut8.
dari Allah SWT. melalui shalat dua Namun teori dalam ilmu sejarah
raka'at sebelum meletakkan setiap hadis tersebut tidak dapat diterapkan sepenuh-
ke dalam kitab Al-Jami' al-Shahihnya nya dalarn menilai hadis, sebab dalam ke-
tersebut6. Sehingga tidak heran apabila nyataannya hadis yang sanadnya sahib/
banyak ulama hadis yang memujinya7. dapat dipercaya, tidak akan selalu
Kriteria kesahihan hadis-hadis Al- menjamin bahwa matnnya juga sahih.
Jami ' al-Shahih tern yata lebih ban yak Hal ini disebabkan oleh kemungkinan-
diarahkan kepada sanad (rangkaian kemungkinan sebagai berikut:
perawi) hadis, meskipun tidak mening- 1. Sanad yang dinilai sahih oleh para
galkan dan mengabaikan sarna sekali ulama tersebut dimanipulasi dan
dalam bidang matn (materi) hadis. dirnanfaatkan oleh orang-orang yang

Sebenarnya kreteria-kreteriayang digunakan oleh imam al-Bukhari harnpir sarna dengan yang digunakan
oleh Muslim, hanya saja Bukhari rnensyaratkan a/-Liqal(perternuan) antara perawi dengan gurulrnuridnyaatau
antara perawi terdekat, rneskipun hanya sekali saja, sedangkan Muslim hanya rnensyaratkan mu'asharah(hidup
sezarnan) saja. Untuk masalah ini, lihat rnisalnya al-'Asqalani, Hadya/-SariMuqaddimahFatha/-Bari, h. 12; juga
Muhammad 'Ajaj al-Khatib, Ushulal-Hadis 'Ulumuh wa Mushthalahuh, Beirut: Dar al-Fikr, 198911409 H., h. 313.
dan lainnya.
Mernang al-Bukhari sendiri rnengakui bahwa rnasih ada hadis-hadis sahih selain dalarn kitabnya tersebut.
Dia pernah rnengatakan bahwa dirinya hafal 100.000 hadis yang sahih dan 200.000 hadis lainnya yang tidak
sahih. Dan alasan kenapa hadis-hadis sahih tersebut tidak dirnasukkan kedalarn kitab a/-Jami' a/-Shahihnya
adalah karena supaya tidak terlalu panjang. Lihat rnisalnya al-Mizzi, Tahdzibal-KamalfiAsma'al-Rijal,XVI,h.92;
juga al-'Asqalani, Tahdzib a/-Tahdzib, IX, h.49. Narnun yang jelas hadis-hadis yang dirnasukkkan kedalarn a/-
Jami'al-Shahih rnerupakan pilihan dari sekitar 600.000 hadis yang pernah dia temukan. Lihat al-Mizzi, Tahdzib a/-
Kamal fi Asma'al-Rijal, XVI, h. 91.
Lihat rnisalnya al-Mizzi Tahdzib a/-Kamalfi Asma'al-Rijal, XVI, h. 91;juga at-'Asqalani,Tahdzib a/-Tahdzib,
IX.' h. 49. dan lainnva.
Perlu diketahui bahwa hampir semua kitab yang rnenyebutkantentang biografi 31-Bukha", selalu menyisihkan
bebera~ahalaman khusus untuk menvebutkantentana kebaikan diri dan iuaa kitabnva tersebut. Lihat rnisalnya at-
Mizzi (654-742), ~ahdrib a/-~amal fi~sma'al-~ijal,X ~ I yang
, rnenyebutki dalarn halaman91-108; al-'~s~&ani,
Tahdzib al-Tahdzib, IX, yang rnengernukakandalarn halarnan 49-55. juga yang lainnya.
Lihat apa yang diutarakan oleh M. Suhudi Isrnail, Kaidah Kesasihan Sanad Hadis, Telaaah Kritis dan
Tinjauan dengan Pendekatan Sejarah, Jakarta, Bulan Bintang, Cet. 11,1995, h. 7.
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis...

tidak bertanggung jawab, demi tujuan dengan tujuan Alquran dan hasil kajian
yang bersifat pribadi atau tujuan empirik ilmiah.
lainnya. Sementara itu di sisi lain, umat
2. Kemungkinan adanya kelalaian dan Islam ( dan para ulama ) menganggap
kekhilafan para perawi tsiqah9 yang bahwa semua hadis yang diriwayatkan
tidak terdeteksi oleh para ulama. oleh al-Bukhari, utamanya yang terdapat
3. Kenyataan adanya periwayatan hadis di dalam Afjami'al-Sbabib, bernilai sahih
dengan makna (tidak dengan lafadh dan dapat dijadikan b~ab.12
aslinya, tempi maksudnya sama) pada Atas dasar kenyataan inilah, maka
hampir seluruh hadis abad0yang ada beberapa masalah segera muncul,
pada saat ini. diantaranya ialah:
4. Tingkat akurasi pemahaman terhadap 1. Seperti apakah kriteria kesahihan
suatu berita (hadis) yang berbeda hadis-hadis afjami' af-Sbabib?
antara seseorang dengan lainnya, 2. Apakah dengan kriteria tersebut akan
meskipun orang-orang tersebut dapat dihasilkan hadis-hadis yang
secara umum dinilai tsiqab oleh para benar-benar bernilai sahih?
ulama". Tulisan ini sengaja membahas
Tidak dapat diterapkannya seratus masa-lah tersebut dengan menekankan
persen teori mengenai kebenaran berita kepada verifikasi langsung kepada afjami'
yang ditentukan oleh kebenaran af-Sbabib.
pembawanya tersebut dalam menilai
hadis, didukung oleh kenyataan tentang I1
adanya sejumlah hadis yang terdapat di Kriteria kesahihan hadis-hadis al-
dalam afjami'al-Sbabib yang digugat dan Jami'af-Sbabib ternyata tidak hanya satu
dikritik oleh sebagian ulama dan cen- rurnusan, namun terdiri dari beberapa
dekiawan, karena dinilai tidak sesuai rumusan yang dilalukan oleh beberapa

Maksud Tsiqah adalah terpercaya, dan sifat ini rnerupakan kumpulan dari sifat adil dan kuat ingatan atau
hafalanrnnya yang disebabkan kecerdasan ataupun ketekunan rnencatat.
loHadis ahad ialah hadis yang diriwayatkan oleh sejurnlah perawi yang tidak rnencapaiderajat hadis rnutawatir
( rneyakinkan), rnisalnya hanya diriwayatkan oleh satu dua orang saja.
l1Kasus ini dapat dilihat misalnya kritik Urnrn al-Mukrninin 'A'isyah RA, terhadap beberapa sahabat atas
kesalahan atau kelalaian dalarn rnenangkap hadis Nabi saw.; juga kritik 'Urnar dan 'Ali RA. terhadap beberapa
sahabat lainnya. Lihat rnisalnya Shalah al-Din bin Ahmad al-Id-libi, Manhaj Naqd a/-Matn 'inda ulama a/-Hadisal-
Nabawi, Beirut: Dar al-Afaq al-Jadi>dah,Cet. 1,19831 1403 H., h. 108-144, dan lainnya.
l2Lihat rnisalnya Yusuf Qardlawi dengan bahasa rnenolak hadis sahih sarna dengan rnenerirna hadis palsu,

Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis...Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan
Hadis ...Kaif Nata'amal rna'a a/-~unnaha/-Nabawiyyah, diterjemahkan oleh Muhammad al-Baqir, Bagaimana
Memahami Hadis N a b i S ~ k V 'Bandung:
, Karisrna, 1993, h. 31 dst.; juga lihat Mushthafa al-Siba'i, a/-Sunnah wa
Makanatuha fial-Tasyri'al-lslami,Beirut: al-MaMab al-lslarni, Cet. 11,197611396 H., h. 248-249 dan 447.

TARJIHEDISI7, Januari 2004


JURNAL 45
-LS-1s 'q 'yesweyn-ieyeurw!,v,-~ey~nmnks'!lu!wH-le i e w i pi
'8 C-L1 .q '!U!ZEH-le esnyy u!q peluueqnyy Jyeg !q'yehey 'ymureyy-/ey8IUIU!,v,-/e y ~ n m n a
e
ue6uap nles !pel qeyseN ' y e u ! ~ - /yeurur!,v.-le~nmnAs '!s!pbeyy-le~ ! q e qu!q
1 peluueqnyy lpej nqy )eq!i
'qeA!zneple ~u!Meo u!qlyeg nqy u!q peuueqnyy u!a-le sueAS e.hey )!,ela-le @A
y!yes-le !jjunm-le~euely-leue6uuap nies !pe! qeyseN '0s1 .q '.uqr) 'qeA!lull-le qn~ny-lel e a lnl!aa 's!pe~-,e
e
lnusn /I l e ~ ~ p e m - l'!~nqesAe~-~e~P!PH-~ I ~ ~ I'pqtl,
I V u!q peulueqnw U ~ I I V ' P ~ v!qv
, u!yeH u ~ e l u~~w ! i
ansepuaw 8 u d uar@waIay8unpm8uaw ~sqeyesm8uepy pep pesad undnepd
JnqassaJ ueysnumsp 8uad a u e ~ e q a s .8unqursssaq snsey e8ni JnqassaJ
y.1qvys-l~, ? ~ f SIP~Y-sIP~q
/" u"wZsa3 spay pvuvs m! 8 y d m s r a - ~ d ~ v b 6 z s ~ a y
ayaJ!ry my auasax .ueyFqe!p qa1oq uada~auadleua8uaw uay!s!1assad
yep? edurrlas yaps usp '8unuad awes apa a d u a ~ua8uap IauaysaJ Jeqeyas
-awes 8md yadsa anp sae p~pxa:,m! srpey apaday !adwas edulyynuad ueyvb?stay
emr@q mymaw auew~Szqaspyspad !~eyadas!p 8uad s!pey-s~pey :yele!
. s p y u p u yadsa my?eysadwaw yep? peqng-1e ~ e s ~ damyaqs uay sqa[uaw
ueyr@qnma 8usmy m p 'a!aspvuvs yadsa ('H LOS 'M ) !spbap~-panJuawaS
mypaysadwaw aduey e ~ d u s JnqassaJ
a~ cl.u?b~nu m p 'yp@y 2'myfivu e8n!
em!ur$hqas e m p e n d yalo uqsnumrrp 8md edusnsa~asuap 8 .zqv~yv, vqp $! lqv~
8ued sypey uay!yasay aIxaJ!s>I uaSue1q pep spay !masad 8 u a ~ oenp
-JnqasxaJ p u g w yalo uapedempp snsey e8n!
srpeq ~adem!xad edueur!xa~!p uadw edmn!m1as 'yvbzsl8md Jeqeqas m8uepy
-auad ~uatauauru~yy~sqasxad~p yepn pep Sueso enp sme yr!pxaJ 1ew!u!ur
msas '~[ess p y anp rues edmy yepp m p uap ' r ~ a x a die8sqas ~nydsew 8uad
'speq yedmq u q e d e ~ u a wImp e d u n d %VS P E m V N!VN J e q E Fa n d +'lo
ua8uap 1neSxaq ewel uep ' u ? b ~ n ~ u q a d e ~ ~ r8md
l p s p e y - s p y pqad 'pay
'ypgvy 8uad 8umo yalo ueyedem~!p -edasp edwqppsay 2 n d s p y - s p e ~
snseq ye~e!s ~ p a yuayde~auawurqep :yqa! !seyyng-p etxaJ!Jy nem ~aseds
peyyng-p ends emr@qf?l(ugrvsI.~pey ends emyeq uesela[uad umpaqwaw
~
J E ~ E M ! ueyIxaqmam Sued na& pep CN P I 0 1 /H SOP 'M) " ~ ~ S ~ Z N - P
py-w peiuaw / pe8saq a m 1m p u?b~nu : q ~ JnqasxaJ
p spey ueylrfesay
'yp$vy S u d pesad e n d ya1o mq~d-emu e!saJ!xy uesnwns-uesnwna
8ued srpey yep! payyng-p ~ a n d samr@q T.X.IJE~ 8md yadqo depeysa~
~ s T ! u a w(.H P8s nUrmH-W uapgauad s e ~ euayxesap!p undqsaur
p , . p p ~ rqrqa18Imd
p my y w '~eqeyesmes 'spaqsaq IeTsueJsqns aae3as JnqassaJ
uep qrqal ape epqeda unuraN -su.rpaJTp apalpy uasnwna .y.zyvy~-p,?uvfp
~ a d a p eyew 'sqa! ua8uap !nyajay!p m p p p spy-sTpeq depaqxa~qaxaur
E ~
n ~ !y n ~ u nuqe! lase ' n ~ s sB ~ U nJ! uepqauad epeday u q n s e p ~ 8md
p emp
Muhibbin, Kojion Kritis otos Kreiteria Kesohihon Hodis.. .

Sementara itu dari aspek sanad saja, 1. Asbath Abu al-Yasa' al-Bashri.
kreteria kesahihan hadis-hadis al-Jami'al- Perawi ini dinilai oleh para ulama
Sbabib tersebut masih menyisakan sebagai perawi yang tidak
kelemahan, yaitu: diketahui identitasnya atau
* Bahwa unsur kriteria perawi harus majhul, dan menyalahi riwayat
bersifat tsiqab atau adil dan dlabith, orang-orang tsiqab.16
ternyata tidak konsisten diterapkan. 2. Isma'il bin Mujalad. Perawi ini
Atau setidak-tidaknya kalau hal itu dikritik oleh para kritikus hadis
diterapkan, maka yang menjadi sebagai orang yang dla'if , dan
standard adalah penilaian subyektif, tidak termasuk orang yang kuat.17
padahal sebuah kriteria itu mestinya 3. Hisyam bin Hajir. Perawi ini
harus di dasarkan kepada penilaian dikritik oleh para kritikus hadis
obyektif. dikarenakan kondisinya sangat
Sebagai contoh dapat disebutkan dla'if. Imam Ahmad, Yahya bin
disini beberapa perawi yang Ma'in dan lainnya menganggap-
digunakan oleh al-Bukhari dalam al- nya sebagai perawi yang sangat
Jami' a/-Sbabib, yang ternyata lemah, dla'if.18
yaitu:

l8 Lihat misalnya, 'Abd al-Rahman bin Ibn Hatim Muhammad bin ldris Abu Muhammad al-Razi al-Tamimi (
(w.227), alJerh wa a/-Ta'dil, Juz 11, Beirut: Dar Ihya' al-Turats al-'Arabi, Cet. 1, 195211371, h. 333; Lihat juga
'Abd al-Rahman bin 'Ali bin Muhammad bin alJawzi Abu al-Farj (ibnu al-Jawzi)(510-579), a/-Dlu'afa' wa a/-
Matrukin lilbn al-Jawzi,Juz I, Naskah ditahqiq oleh 'Abd Allah al-Qadli, Beirut: Dar Kutub al-llmiyyah, 1406, h.
96; Lihat juga Abu Hatim Muhammad bin Hiban al-Busti (w. 354), a/-Majruhin,Juz I, Naskah ditahqiq oleh
lbrahim Zayid, Halb: Dar al-Wa'i, t.thn., h. 181.
j7 Untuk lebihjelasnya lihat dan baca Muhammad bin Ahmad bin 'Utsman bin Qaymaz al-Dzahabi Abu 'Abd

Allah (al-Dzahabi)(673-748), Man Tukallam Fih, Juz I,Naskah ditahqiq oleh MuhammadSyakur Amrir al-Mayadini,
al-Zarqa': Maktabah al-Manar, Cet. 1, 1406, h. 47.; Lihat juga Ahmad bin 'Abd Allah bin Shalih Abu al-Hasan al-
'Ajli al-Kufi (182-261), Ma'rifatal-Tsiqah,Juz II, Naskahditahqiq oleh 'Abd al-'Alim 'Abd at-'Adhim al-Basturi, al-
Madinah al-Munawwarah: Maktabah al-Dar, Cet. l, 198511405, h. 226; Lihat juga Ahmad bin Syuayb al-Nasa'i
(215-301), a/-Dlu'afa' wa a/-Matrukinlial-Nasa'i, Juz I,Naskah ditahqiq oleh Mahmud lbrahim Zayid, Halb:
Dar al-Wa'i, Cet. 1, 1369, h.16; Lihat juga lbnu alJawzi, a/-Dlu'afa'wa a/-MatrukinIiIbnalJawzi, Juz 11, 1406,
h. 205; Lihat al-Dzahabi, Mizan a/-/'tidal ti Naqdal-Rijal, Juz I,. h. 406; Lihat juga 'Abd Allah bin 'Adi bin 'Abd
Allah bin Muhammad Abu Ahmad alJurjani (277-365), a1 Kamilfi Dlu'afa'al-RMl, Juz I, Naskah ditahqiq oleh
Yahya Mukhtar Ghazawi, Beirut: Dar al-Fikr, Cet. 111, 198811409, h. 319; Lihat juga Abu Ja'far Muhammad bin
'Umar bin Musa al-'Aqili (w.222), Dlu'afa'al-'Aqili, Juz I, Naskah ditahqiq oleh 'Abd al-Mu'thi Amin Qal'aji,
Beirut: Dar al-Maktabah al-llmiyyah, Cet. 1,198411404, h. 94; Lihat juga al-Dzahabi, a/-Mughnifial-Dlu'afa',Juz
I,Naskah ditahqiq oleh Nur al-Din 'Itr, t.tnp.,t.thn., h. 86; Lihatjuga al-'Asqalani, Tahdzibal-Tahdzib,Juz I,h. 285;
Lihat juga al-'Asqalani, Taqribal-Tahdzib, Juz I, Naskah ditahqiq oleh Muhammad 'Awwamah, Surya: Dar al-
Rasyid, Cet. l, 198611406, h. 109.
l8 Lihat misalnya al-Mizzi, Tahdzibal-Kamal,Juz XXII, h. 244; Lihat juga Sulayman bin Khalaf bin Sa'd Abu
al-Walidal-Baji (403-474), al-Ta'dil waal-Tajrih,Juz Ill, Naskah ditahqiq oleh Dr. Abu Lubabah Husayn, Riyadl:
Dar al-Liwa' li al-Nasyr wa al-Tawzi', Cet. 1,198611406, h. 1169; Lihat juga Ahmad bin Hanbal Abu 'Abd Allah al-
Syaybani,(164-241), al-'llal wa Ma'rifat al-Rijal, Juz l, Naskah ditahqiq oleh Wahy Allah bin Muhammad

JURNAL TARJIH
EDISI7, Januari 2004 47
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis...

4. Salarnah bin Raja'. Perawi ini juga Jami' al-Shahih. Sebagaimana


dikritik oleh para kritikus hadis, diketahui bahwa hadis mu'allaq
seperti Ibnu Ma'in, al-Nasa'i dan adalah hadis yang sanadnya tidak
lainnya sebagai perawi yang dlacif disebutkan sejak awal hingga akhir.
dan tidak layak untuk diterima Disamping itu di dalam al-fami' al-
riwayamya.'" Shahih juga terdapat hadis-hadis yang
5. Ubay bin 'Abbas. Perawi ini juga mursal ( tidak disebutkan perawi
dikritik oleh para kritikus hadis sahabat) dan hadis munqathi' (hadis
seperti Ibnu Ma'in, Ahmad bin yang salah satu perawinya tidak
Hanbal, al-Nasa'i dan lainnya disebutkan dan tidak pada perawi
sebagai perawi yang tidak kuat sahabat). Sehingga dengan dernikian
dan munkir al-Hadi~.~' unsur kriteria sanadharus besambung
6. Ahmad bin Yazid bin Ibrahim tidak berlaku di sini.
Abu al-Hasan al-Harani * Bahwa unsur kriteria terhidar dari
(Wartanis). Dia ini dinilai oleh s_yudxudg yang berarti tidak ada
kritikus hadis, seperti Abu Hatim, kontradiksi secara substansial antara
sebagai orang yang lemah satu hadis dengan hadis lainnya, juga
hadi~nya.~' Dan lainnya. tidak lterapkan secara konsisten.
* Bahwa unsur kriteria sanad harus Sebagai bukti bahwa di dalam algami'
bersambung, ternyata juga tidak al-Shahih, ternyata banyak dijurnpai
diterapkan secara konsisten. Bukti beberapa hadis yang materinya
yang paling gamblang adalah adanya bertentangan secara substansial.
sejurnlah hadis mu'allaq di dalam al-

'Abbas, Beirut: al-Maktabah al-lslarniyyah, Cet. 1, 198811408, h. 385, Juz Ill, h. 30; Lihat juga al-Dzahabi, Man
Tukallam Fih, Juz 1, h. 187; Lihat juga Ibn alJawzi, a/-Dlu'afa' wa a/-Matrukin lilbn al-rlawzi,Juz Ill, h. 174;
Lihat juga al-Dzahabi, Mizan a/-l'tidal, Juz VII, h. 77;Lihat juga alJurjani, a/-Kamil fi Dlu'afa'al-Rijal, Juz VII,
h. 111, ; Lihat juga al-'Aqili. Dlu'afa'al-'Aqili,Juz IV, h. 337; Lihat juga at-'Asqalani, Tahdziba/-Tahdzib,Juz XI,
h. 32.
Lihat al-Dzahabi, al-Kasyif,Juz I,Naskah ditahqiq oleh Muhammad 'Awwamah, Jeddah: Dar al-Qiblat li al-
Tsiqafah al-lslarniyyah Mu'assasah 'Alawi, Cet. l, 1993/1413, h. 452; Lihat juga Ibn at-Jawzi, al-Dlu'afa' wa a/-
Matrukin li Ibn aldawzi, Juz 11, h. 11; Lihat juga al-Dzahabi, Mizan a/-l'tdal, Juz Ill, h. 270; Lihat juga al-
Dzahabi, al-Mughni wa al-Dlu'afa'Juz I,h. 275; Lihat juga al-'Asqalani, Tahdzibal-Tahdzib, Juz IV, h. 127.
Lihat rnisalnya Ahrnad bin bin Hanbal, Kitab Bahral-Dam, Naskah ditahqiq oleh Dr. Abu Usamah Wahy
Allah Muhammad bin 'Abbas, Riyadl: Dar al-Rayah, Cet. 1, 1989, h. 60; Lihat juga al-Dzahabi, Man Tukallam
Fih, Juz I, h. 34; Lihatjuga al-Dzahabi, Mizan a/-IYdalfi Naqdal-Rijal,Juz I, h. 208; Lihat juga al-'Aqili, Dlu'afa'
a/-'Aqili,Juz I, h. 16; Lihat juga al-Dzahabi, a/-Kasyic Juz I, h. 228.
21 Untuk lebih jelasnya lihat al-Dzahabi, Man Tukallm Flh, Juz I , h. 40; Lihat juga al-'Asqalani, Taqrib al-
Tahdzib,Juz I, h. 86; Laihat juga al-Miui, Tahdzib al-Kamal, Juz I, h. 520; Lihat juga al-Baji, al-Ta'dil waal-
Tajrih,Juz I, h. 339; dan lainnya.

48 TARJIH
JURNAL 7, Januari 2004
EDISI
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis.. .

Sementara itu dari aspek matn hadis, Shahih yang kemudian menjadi lemah. Di
kriteria kesahihan hadis sebagaimana antara hadis-hadis tersebut dapat
yang dirumuskan para ulama tersebut disebutkan di sini anatara lain:
sama sekali tidak menyentuh. Sebagai * Hadis yang materinya bertentangan
akibatnya banyak hadis yang telah dengan Alquran:
diseleksi melalui kriteria tersebut ternyata , + , ~ : l r g t h ~ ~ ~ ~ + ~ ~ b
apabila dipandang dan diperhatikan dari
aspek matn, menjadi tidak layak, dan ~Ii~*&~.GGhl@,,.s
karena itu dihukumi sebagai hadis yang J Ii j $J~ d L-, p !;I cIQL
tidak sahih.
Perlu ditegaskan di sini bahwa Jb k(3 1 s
LJ,L Y ~,kh crp1i.1

standar untuk menilai matn hadis -


,i . JG 4;+L
Ju
1 Iilj
digunakan ketentuan22, bahwa materi &a
. $1 &h $
I, & J!
hadis:
1. Tidak bertentangan secara substansial ~,J+'&%W&~,.s++i~
dengan nas yang jelas, seperti Alquran 4 u $Id,s
., ~15 I, o l d 0l.pL.0

maupun sunnah mutawatirah, serta


Sirah Nabawiyyah. $1 J-, Jb A, yL &-iw
2. Tidak bertentangan dengan akal, 41~!+,4&I&

bukti empirik dan juga kenyataan v+ &iC~


seiarah.
yang artinya:
3. Harus layak sebagai sabda Nabi
Ibn al-2bbas RA.mengatakan suatu
4. Secara tekstual, matn hadis harus
&ti& aku kluar bersama dengan Umar
dapat dihubungkan dengan zaman
bin al-Khaththab RA.dan' Makkah,
Nabi, dan tidak mengandung istilah
hinga k t i k a sampai di daerah Bayda;
yang saat itu belum muncul dan
dia kemudian naik (kendaraannya/
belum dikenal. Di samping itu juga
kudanya) di bawah lindungan Samurah,
tidak mengandung prediksi-prediksi
bl. dia mengatakan: pergi dan khatlah
secara rinci mengenai kehidupan
si@a saja mereka yang naik hndaraan
umat di masa setelah Nabi
it.?. Kemudian aku mehhatn_yadan saya
Melalui standard ini ternyata cukup
temukan di sana Shubayb, blu memben'
banyak hadis-hadis di dalam al-JamiCal-

Ini sesungguhnya merupakan kerangka teoritik yang penulis bangun dengan mempertimbangkan berbagai
aspek, termasuk aspek keberadaan Nabi sendiri.
23 Lihat al-Bukhari, aIJemi'a1-Shahih,Juz I, Naskah ditahqiq oleh Mushthafa Dayb al-Bagha, Beirut: Dar
Ibn Katsir al-Yamamah, cet. 111, 196711407., h.432

TARJIHEDISI7, Januari 2004


JURNAL 49
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis.. .

tabu kepada Umar, lalu dia mengatakan karena tangisan orang yang masih
undanghb dia untukku., kemudian aku hidup kemudian orang yang mati
kembak kepada Sbubqb dan mengatakan akan disiksa. Dan memang tidak ada
ke sanalab, lalu dia menemui Amir al- hubungan sama sekali antara siksaan
Mukminin Umar bin al-Kbatbtbab. Dan di akhirat dan di alam barzah dengan
ketika 'Umar sakit dalam kematiannya, tangisan. Dan ini yang sesuai dengan
Sbubqb menjenguknya sambil menangis ayat Alquran, sebagaunana disebut-
dan mengatakan Oh saudaraku dan kan di atas. Di sarnping itu kalau hal
temanku. Lalu Umar RA. mengatakan ini benar, kenapa ketika Rasul SAW
wabai Sbubqb qbakab k a m menangis menerima musibah, yakni kematian
karena aku zpadabal Ra.4 S AW. tehb atas diri putranya, Ibrahim, beliau
bersabda: sestlngguhnya mqat itu akan juga menangis?.
dsiha disebabkan karena sebagian tangis Di dalam al-Jami' aGSbabib
keluarganya terbadqb mqat tersebut. sendiri juga diriwayatkan tentang
keberatan 'A'isyah mengenai materi
Hadis ini meterinya jelas hadis ini dan menganggap bahwa
berten-tangan dengan ayat Alquran, perawi hadis tersebut khilaf, yakni
yaitu: hadis yang berbunyi:

yang artinya: + i ~ h ~ b ! + , & h \ & hjyJ


Babwa seseorangyang memikul beban itu
tidak akan memikul beban orang lain. & $1 Jy $, & ~ i C~ ire$\
Dan manusia itu tidak punya apa-@a, ~ I+I L +.! PI dl Jl+
i , + PI
kecualiyang mereka usabakan. Dan
sesunggtlbn_ya usaba mereka itu akan
Y, sT41+ cJs, & h i sL
d$erbbatkan. Kemudian dia akan dibakzs 25L5 i >jj Jjl, Jj;
denganpembahsanyang pen& yang artinya:
Ibn al-Hbbas RA. mengatakan :ketika
Adalah sangat tidak mungkin Umar telab meningal dunia, kemudian
dan terasa tidak add, manakala hanya aku mencetitakan bal (kata ZTmar kepada

24 Lihat Alquran at-Karim, Surat al-Najm, ayat 38-41.


25 Lihat al-Bukhari, alJami'a1-Shahih,juz I, h. 432.

50 JURNAL TARJIH
EDISI7, Januari 2004
Muhibbin, Kaiian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis.. .

Shuhqbyang menangii Umar) tersebut musibah kematian. Keluarga Yahudi


kepada Hjisyah R.A., lalu dia tersebut sedang menangisi atas
mengatakan: Mudah-mudahan Allah kematian tersebut. Lalu Nabi menga-
menyqangz' Umar, Demi Allah, bahwa takan: mereka menangisijenapb itt/ dan
Rasul SAW. tidak pernah mencen'takan sesungubya ia itu akan & i k a ohhAlbb
bahwa seorang mukmin itu akan disiksa Sm.26
oleh Allah (dalam kuburnya) hanya
disebabkan tangisan keluar-ganya * Hadis yang matnnya bertentangan
kepadanya. Akan tetapi Nabi SAW. dengan sirah Nabi antara lain:
bersabda: sesungguhva Allah akan
C U+&+\ A+ i41 9iGJS
menambah siksaan kepada orang kafir,
,yC4J d i p r h &JSycljJV\ G b
disebabkan tangisan keluarganya. h l u
H'is_ah mengata-kan : cukuplah bagi A' & &la1 A81 &aJ&,,
~i s!
kaban A h r a n yang mengatakan: Dan
27ry=p j z ecjj; +j elE
tiadalah orang yang berdosal memikul
yang artinya:
beban itu, menanggung dosalbeban orang
Abu al-Mughirah Hbd al-Qudus bin
bin.
al-HajqaJtehb mencen'takan h p a h kami,
Untuk menguatkan keberatan-
(dia mengatakan): al-A wpa 'i telah
nya atas materi hadis ini, 'A'isyah mencen'takan kepadaku, (dia mengata-
menje-laskan mengenai asbab al-
Ran): Htha' bin A b i Rabah telah
wurudnya. Dia mengatakan bahwa
mencen'takan k@adaku,dan' Ibnu Hbbas
Hadis tersebut tidak sebagaimana
M.: sesunggubnya Nabi Muhammad
yang diriwayatkan oleh 'Umar bin al-
S A W . menikahi Mymunab dalam
Khaththab atau pun lainnya itu. A h
keadaan ihram.
tetapi hadis ini bermula dari suatu
Hadis ini jelas tidak sesuai dan
ketika Rasul SAW lewat pada salah
bahkan bertentangan dengan hadis
satu rumah orang Yahudi yang
kebetulan sedang mendapatkan lain yang diriwayatkan oleh imam

26 Lihat al-Bukhari, a1Jamid al-Shahih, Juz I, h. 433; Lihat juga lbnu Hibban, Sahih Ibn Hiban, Juz VII,
Naskah ditahqiq oleh Syu'ayb al-Arnu'uth, Beirut: Mu'assasah al-Risalah, 199311414,h. 393; Lihat juga alBayhaqi,
Sunan al-Bayhaqial-Kubra,Juz IV, h. 72; Lihat juga Abu Nu'aym Ahmad bin 'Abd Allah bin Ahmad bin lshaq al-
Ashbihani (w.430), al-Musnad al-Mustakhraj 'ala Sahih Muslim, Juz Ill, Naskah ditahqiq oleh Muhammad
Hasan MuhammadHasan Isma'ilalByafi'i, Beirut: Daral-Kutubal-llmiyyah, Cet. 1,1996, h. 17; Lihatjuga Muhammad
bin ldris Abu 'Abd Allah al-Syafi'i (150-204), Musnadal-SyafI'i,Juz I, Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyyah, t.thn., h.
182, dan lainnya.
Lihat al-Bukhari, alJami6al-Shahih,Juz II, h. 652.

T ~ J IEDISI
JURNAL H 7, Januari 2004 51
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis.. .

Muslim, Abu Dawud ( 202- 275 H.) Lantas bagaimana mungkin


dan lainnya, yang berbunyi: Nabi SAW. melarang orang yang
&91 +s U.b 41 a b 9T&b, berihram melakukan pernikahan,
sementara Nabi sendiri melaku-
&&
LC 3 2 5 +Ik;LI J, &.b,
kannya?. Ini jelas tidak benar, dan
+>~G.b+YGriyir!& salah satu dari riwayat tersebut dapat
dipastikan mengan-dung kesalahan
dan wahrn.
jYJ a1 a& 3- ;Ic.a- a ~ i Menurut hemat peneliti bahwa
r + ~ & ~ JG +,&&I& AI hadis yang menceritakan bahwa Nabi
menikah dalam keadaan ihram itu
Y, &-Y, 28+.
lemah dan tidak dapat dibenarkan,
yang artinya: dengan alasan bahwa, hadis yang
A b u Ghassan al-Masma 'i telah memberitakan Nabi melarang orang
men'wayatkan kepadaku, (dia mengata- yang sedang berihram melakukan
kan): Abd al-A 'la telah mencen'takan pernikahan itu lebih kuat, karena
kqadaku, bindah sanad) Dan Abu al- diriwayatkan oleh banyak perawi
Khaththab Ziyad bin Yalya telah yang cukup kuat dan handal, yang
men'wayatkan ktpadaku, (dia mengata- naskahnya antara lain berbunyi:
kan): Muhammad bin Sawa' telah v l jli&lir!
~ ~&ir!~i~iei
mencen'takan & a h kami,yang keduanya
lyaitu Abd al-A'la dan Muhammad bin Y U JjJ p.03 &, ')lpjl
Sawa 3 mengatakan: Sa 'id tehb mencerita- > &lJ,Il Jk-. U b JG +j 3 2CZ- UJS
kan ktpadaku, dan' Mathr dan Ya 'la bin
:
Hakm, hn' Naj hn' Nab2 bin Wahb, Jk&au>*,Jl-d12+J
dan' Aban bin Utsman, dan' Utsmanbin L?, ?I\ &$I JfrJdeIIIJil/>
Xflan, sesungguhnya Rasul S A W .
YY-4&,%z)eE,$+,
mengatakan: orangyang sedang berihram
29
itu tidak boleh menikahkan dan tidak bJyP f;(j

boieh menikah serta tidzk boieh meminang. yang artinya:

28 Lihat imam Muslim bin alHajjaj Abu al-Hasan al-Qusyayri al-Naysaburi, Sahih Muslim, Juz II, Naskah
ditahqiq oleh Muhammad Fu'ad 'Abd al-Baqi, Beirut: Dar Ihya' al-Turats al-'Arabi, t.thn., h. 1031; Lihat juga
Sulayman bin aldsy'ats Abu Dawud al-Sijistani al-Azdi, Sunan Abu Dawud, Juz II, Naskah ditahqiq oleh
Muhammad Muhy al-Din 'Abd al-Hamid, Beirut: Dar al-Fikr, t.thn., h. 169, hadis nomor 1841 dan 1842.
Lihat IbnuHiban, Sahih lbnu Hiban,Juz IX, h. 438 dan 442; Lihat juga 'Ali bin Abi Bakr al-Haytsami Abu al-
Hasan ( 735-807). Mawaridal-Dham'an, Juz I, Naskah ditahqiq oleh Muhammad 'Abd al-Haqq Hamzah, Beirut:
Dar al-Kutub al-llmiyyah, t.thn., h. 310; Lihat juga Ahmad bin al-Husayn bin 'Ali bin Musa Abu Bakr al-Bayhaqi
(384-458), Sunanal-Bayhaqial-Kubra,Juz VII, Naskah ditahqiq oleh Muhammad 'Abd al-Qadir 'Atha, Makkah

TARJIH
JURNAL EDISI7, Januari 2004
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis.. .

Pbnu Hiban mengatakan); Abmad bin Riwayat tersebut jelas meng-


Hi? bin al-M~tsannatelab memberikan gambarkan bahwa ketika Nabi
kabar kqbada &mi, dia mengatah: A b u menikah dengan Maymunah,
al-Rabi' al-Zabrani dan Kbalaf bin keduanya dalam keadaan halal dan
H i y a m al-Baxxar telab menceritakan tidak sedang berihrarn. Di sarnping
kepada kami, keduanya mengatakan: itu, riwayat yang menjelaskan bahwa
Hammad bin Zayd telab menceritakan ketika Nabi menikahi Maymunah
kepada kami, dia mengatakan: Matbr al- dalam keadaan halal, ternyata
Waraq tehb menceritakan kepada kami, diriwayatkan oleh Maymunah,
dari Rabi'ab bin Abi Xbd al-Rahman dari sebagai orang yang menjalani
Sulayman bin Yassar dari A b u Rafi' pernikahan itu sendiri, yang sudah
sesungguhnya Rasul S A W . menikahi barang tentu lebih mengetahui
Maymnah dalam keadaan halal (tidak kondisi dirinya pada saat menikah
berihram) dan membangun bersama dengannya
dengan Nabi Muhammad SAW.,
dalam kondjsi halal, dan sqa pada saat itu
yaitu:
metajadi uutusan keduanya.

al-Mukarramah: Maktabah Dar al-Baz, 199411414, h. 211; Lihatjuga 'Ali bin 'Umar Abu al-Hasan al-Dar Quthni al-
Baghdadi (306-385), Sunan al-Dar Quthni, Juz Ill, Naskah ditahqiq oleh Sayid 'Abd Allah Hasyim Yamani al-
Madani, Beirut: Dar al-Ma'rifah, 196611386, h. 261 dan 262; Lihat juga Ahmad bin Hanbal, Musnadal-Imam
Ahmad bin Hanbal, Juz VI, Mesir: Mu'assasah Qurthubiyyah, t.thn., h. 333 dan 392; Lihat juga Sulayman bin
Ahmad bin Ayyub Abu al-Qasim al-Thabrani (260-360), al-Mu'jam al-Kabir, Juz I, Naskah ditahqiq oleh Hamdi
bin 'Abd al-Majid al-Salafi, al-Mushal: Maktabah al-'Ulum wa al-Hikam, Cet. 11, 198311414., h.310; Lihat juga
Muhammad bin Sa'd bin Muni' Abu 'Abd Allah al-Bashri al3uhri (168-230), al-Thabaqat aCKubra, Juz VIII,
Beirut: Dar al-Nasyr, t.thn., h. 133 dan 134; Lihatjuga 'Abd Allah bin 'Ali bin al-Jarud Abu Muhammad al-Naysaburi
(w. 207), al-Muntaqa IiIbnalJarud, Juz I, Naskah ditahqiq oleh 'Abd Allah 'Umar al-Barudi, Beirut: Mu'assasah
al-Kitab al-Tsiqafiyyah, Cet 1, 198811408, h.174; Lihat juga Ahmad bin Syu'ayb Abu 'Abd al-Rahman al-Nasa'i
(210-303), al-Sunan al-Kubra,Juz Ill, Naskah ditahqiq oleh DR. 'Abd al-Ghaffar Sulayman al-Bandaridan Sayid
Kasrawi Hasan, Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyyah, Cet 1, 199111411, h. 288; Lihat juga Malik bin Anas Abu 'Abd
Allah al-Ashbuhi ( (93-179), Muwaththa' Malik, Juz 11, Naskah ditahqiq oleh Muhammad Fuad 'Abd al-Baqi,
Mesir: Oar Ihya' al-Turats al-'Arabi, t.thn., h. 534; Lihat juga Ahmad bin 'Ali bin al-Mutsanna Abu Ya'la al-Mushili al-
Tamimi (210-307), MusnadAbu Ya'la, Juz VIII, Naskah ditahqiq oleh Husayn Salim Asad, Damsyiq: Dar al-
Ma'mun li al-Turats, cet. l, 198411404, h. 22; Lihat juga al-Dzahabi, Siyar a'lam al-Nubala', Juz II, Naskah
ditahqiq oleh Syu'ayb al-Arnu'uth dan Muhammad Nu'aym al-'Urqususi, Beirut: Mu'assasah al-Risalah, cet. IX,
1413, h. 240,241, dan 242; Lihat juga Abu al-Qasim Sulayman bin Ahmad Al-Thabrani, al-Mu'jamal-Awsath,
Juz VII, Naskahditahqiqoleh Thariq bin 'Awdl Allah bin Muhammad dan 'Abd al-Muhsin bin lbrahim al-Husayni, al-
Qahirah: Dar al-Haramayn, 1415, h.103; Lihat juga Ahmad bin Muhammad bin Salamah bin 'Abd al-Malik bin
Salamah Abu Ja'far al-Thahawi (229-321), Syarh Ma'ani al-Atsar, Juz II, Naskah ditahqiq oleh Muhammad
Zuhri al-Najjar, Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyyah, Cet. 1,1399, h. 270 dan 271; Lihat juga Muhammad bin 'Abd Allah
Abu 'Abd Allah al-Hakim al-Naysaburi, al-Mustadrak 'Alaal-Sahihayn, Juz IV, Naskah ditahqiq oleh Mushthafa
'Abd al-Qadir 'Atha, Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyyah, Cet. 1,199011411, h. 33; Lihat juga Muhammad bin 'Isa Abu
'Isa al-Tirmidzi , Sunan al-Tirmidzi, Juz Ill, Naskah ditahqiq oleh Ahmad Muhammad Syakir dkk., Beirut: Dar
Ihya' al-Turats al-'Arabi, t.thn., h. 202 dan 203.

TARJIH
JURNAL 7, Januari 2004
EDISI 53
'69 1 '4 '11 znr 'pnfiea nqv ueuns 'PnMlea nqv l w ! i
.€OZ -q 'Ill
zny 'pp!uuu-le ucluns '!zp!w~~-lle e6n!leq!l'6gl'q '11 znr pnfieanqvueun~'pnMlea nqy le6n!leq!l :ZEOL 'q
'11znyur!lsnly y!yus 'ur!lsnpj urleulle6n!lleq!1 ! ~ ~ 1'1'znr
4 'pnleple uqlg ebwunw-18'pruey-lie uql~leq!l oc
' y a u n u r L a ~ua8uap qay!u ay!lay
* amyaq uaya~e8uaur8uaL !Ma;lad)
saqqv, nuqI !u! yalaseur malap
';f!,arP -vw U!"Ua-3 " M Z @ '~P w E a n q v ya10 w n q a s p
m p Tura1 lpe[uaw w ~ mepaay y ~ 8uad aueur!a8eqas 'qaddesn~-1a
urapp y a u n u r d e ~ yayyuaur ! q a ~ uq! p!,as IELEMU ueyqnurayyp ndap
aypay amyaq uey8ua;lauaur 8uad 'pqay uaapeay malap y a u n u r d a ~
(4?yUyS-/U,?CU~F/U UIE1BP P E ~ n ~ - I E ua8uap .AVS !qeN uau!mey;lad
JELZMU spay q a u r 'Em n q w 8 mp 8 u e ~ u as!pey
~ y8a1 uay~an8uaur
uesa1a!uad Jeyqaur ue8uaa y!qaI ynwn m! Su!duras !a
Muhibbin, Kaiian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis.. .

tahun. Isra' dan mi'raj Nabi SAW


itu dilakukan setelah Nabi SAW.
mengalami berbagai gangguan yang
amat sangat, terutama setelah
kematian Khadijah., Isterinya, dan
juga Abu Thalib, pelindungnya. Dan
pada saat Nabi SAW akan melakukan
hijrah kurang satu tahun itulah
yang artinya: peristiwa isra' dan mi'raj ini terjadi.33
Xbd al-Xxix bin Xbd Allah telab
menceritakan kepada kami) (dia I11
mengatakan); Sufayman telab Dengan melihat kenyataan ini dan
mencen'takanhpaahku, dan' Syurayk bin beberapa kelemahan mendasar lainnya,
XbdAlhb, sesungunya dia mengatakan: maka kriteria kesahihan hadis-hadis al-
A k u telab mendengar Anas bin Malik: Jami' al-Sahib yang telah terumuskan
yang mengatakan:Babwa dimalam dimana sebagaimana disebutkan di depan, jelas-
Rasul SAW. di isra'kan dun' Masjid jelas mengandung kelemahan mendasar
Ka 'bah wasjid al-Haram), dia didatangi yang tidak memungkinkannya untuk
oleb &a mahikat,paah saat itu dia belum dipertahankan sebagai kriteria untuk
menerima wabyyu, ahn dia dalam hadaan menyeIeksi dan menghasilkan hadis yang
tidur di Masjid al-Haram ..... benar-benar sahih. Kelemahan mendasar
tersebut terutama dalam hal tidak adanya
Hadis tersebut menggarnbar- perhatian dalam masalah matn hadis.
kan bahwa terjadinya peristiwa isra' Akibatnya sebagaimana ditunjukkan di
dan mi'raj yang dijalani oleh Nabi depan, cukup banyak hadis-hadis yang
adalah sebelurn dia menerirna wahyu. telah terseleksi melalui kreteria tersebut
Ini jelas tidak dapat dibenarkan, ternyata masih mengandung cacat yang
karena sejarah mencatat bahwa Nabi sangat jelas, dan tidak memungkinkan
menerima wahyu itu pada usia 40 untuk disebut sebagai hadis sahih.
tahun, sementara itu Nabi melaku- Oleh karena itu berikut ini akan
kan isra7dan mi'raj pada usia 52 dirumuskan kriteria kesahihan hadis yang

32 Lihat al-Bukhari, aldami'al-Shahih,Juz VI, h. 2730.


33 Lihat misalnya A. Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I, Jakarta: Pustaka al-Husna. Cet. VI,
1990, h. 100; Lihat juga MuhammadHusayn Haykal, Hayat Muhammad, diterjemahkan oleh Ali Audah, Sejarah
Hidup Muhammad, Jakarta: lintamas, Cet. IX, 1984, h. 169, dan lainnya.

TARJIH
JURNAL EDISI7, Januari 2004 55
Muhibbin, Kaiian Krifis afas Kreiferia Kesahihan Hadis...

dapat dianggap sebagai kriteria ideal bagi 4. Bahwa mengingat posisi Nabi
kesahihan hadis. Kriteria ini merupakan Muhammad SAW sebagai Nabi dan
rumusan yang didasarkan kepada RasuI, yang mempunyai sifat
kriteria-kriteria yang telah ada, kemudian fathanah, sehingga pandangan dan
diberikan penambahan yang dianggap pendapatnya, di samping dibimbing
sangat perlu dan vital atau pun oleh Allah swt. dapat dipastikan atau
pengurangan terhadap hal-ha1 yang setidak-tidaknya harus dianggap
dipandangtidak perlu, serta memberikan tidak akan bersifat na'if dan
pengertian dan pemaknaan yang berbeda semacamnya.
dengan kriteria yang telah ada. 5. Bahwa Hadis Nabi SAW. itu
Kriteria yang dirumuskan ini merupakan penjelas terhadap
tentunya didasarkan atas beberapa hal, Alquran, yang karenanya tidak boleh
setelah meneliti dan mengujikan ada pertentangan antara hadis dan
beberapa kriteria yang telah dirumuskan Alquran.
oleh para ulama tempo dulu. Hal-hal 6. Bahwa hadis Nabi SAW itu termasuk
yang men-dasari perurnusan kriteria ini bagian dari fakta sejarah, karena itu
adalah: hadis tidak boleh bertentangan
1. Bahwa dengan kriteria kesahihan dengan fakta sejarah itu sendiri.
hadis yang telah dirumuskan oleh
para ulama, ternyata masih Atas dasar pertimbangan-
menyisakan beberapa kelemahan, pertirnbangan itulah, kriteria alternatif
seperti yang telah dijelaskan dalam berikut ini disusun dengan rumusan:
pembahasan di atas. 1. Perawi yang meriwayatkan hadis,
2. Bahwa penekanan kriteria kesahihan secara obyektif harus bersifat adil.
hadis yang telah dirumuskan tersebut, Sedangkan batasan untuk dapat
lebih banyak kepada masalah sanad disebut sebagai orang yang adil,
hadis. adalah (1). Beragama Islam, (2).
3. Bahwa pengertian dan definisi Mukallaf, (3). Melaksanakan
mengenai g u d p d ~dalam kriteria para ketentuan syaricat Islam, dan (4).
ulama, ternyata hanya mengikuti Memelihara mt/nr'ab.
pendapat imam Syafi'i, yang hanya 2. Perawi yang meriwayatkan hadis,
berkonotasi adanya pertentangan secara obyektif hams bersifat dlabith.
antara dua hadis atau lebih yang sama- Artinya perawi tersebut harus dapat
sama sahihatau bahkan dengan yang mengungkapkan atau menyampaikan
lebih sahih. riwayat/hadis sebagaimana ia
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis...

menerimanya dari orang lain/ baik medis, astronomi, maupun yang


Punya- lain, (3). Bertentangan dengan
3. Sanad hadis harus bersambung. perbuatan Nabi sendiri (4).
Artinya antara perawi terakhir dan Bertentangan dengan fakta sejarah
membukukan hadis dengan perawi yang terjadi pada zaman Nabi
sebelumnya/ gurunya haruslah ada Muhammad SAW. atau pun pada
pertalian yang jelas dan zaman sebelurn dan sesudahnya, (5).
memungkinkan untuk trasfer Bertentangan dengan kesimpulan-
riwayat/hadis. Dernikian juga antara kesirnpulan yang dihasilkan oleh aka1
perawi yang menjadi gurunya tersebut sehat. Misalnya materi hadis tersebut
dengan perawi gurunya lagi, atau harus tidak cenderung memihak
antara perawi dengan perawi kepada salah satu madzhab yang ada,
terdekatnya itu harus juga ada tidak menyerupai sty1 atau gaya
pertalian yang jelas dan bahasa fiqh yang muncul jauh setelah
memungkinkan untuk terjadinya masa N ~ ~ ~ S Atidak W ,mengandung
sebuah komunikasi penyampaian hal-ha1 yang bertentangan dengan
riwayat/hadis. keadilan, dll., dan (6) Bertentangan
4. Terhindar dari g u d v d /~kejanggalan. dengan keadaan pada zaman Nabi,
Artinya bahwa di samping hadis, baik rnisalnya membicarakan mengenai
sanad maupun matnnya itu secara kelompok-kelompok Y ang
substansial tidak bertentangan munculnya belakangan, membicara-
dengan materi hadis lain yang lebih kan masalah politik secara detail, 0,
kuai materi hadis yang dimaksud juga Mengandung ungkapan atau istilah
tidak mengandung kejanggalan,yang yang belum dikenal pada saat Nabi,
berupa: (1).Bertentangan dengan nas dan lainnya.
qath'i, seperti Alquran dan Sunnah Sedangkan untuk syarat terhindar
Mutawatirah, (2). Bertentangan dari 'iiiat, sebagairnana yang di syaratkan
dengan dald-dalil yang meyakinkan oleh para ulama hadis, kiranya tidak perlu
dan tidak dapat dita'wilkan, seperti dicanturnkan secara eksplisit. Alasannya
kesimpulan-kesimpulan dalam karena di sarnping penerapannya sangat
berbagai bidang ilmu pengetahuan, s ~ l i t dan
, ~ ~ini bertentangan dengan

3" Kesulitan penerapan kriteria ini tidak saja diungkapkan oleh orang awam, namun justru dikemukakan oleh
para 'ulama' dalam bidang ilmu hadis sendiri. Misalnyaapa yang dikatakan oleh 'AM al-Rahman bin Mahdi, yang
menyatakan bahwa untuk mengetahui'illat hadis diperlukan intusi atau ilham. Lihat misalnya Jalal al-Din 'AM al-
Rahman bin Abi Bakr al-Sayuthi, Tadzribal-RawifiSyarh Taqribal-Nawawi,,Juz I , Beirut: Dar Ihya' al-Sunnah
al-Nabawiyyah, Cet. 11, 1979, h. 252; Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa orang yang mampu meneliti

TARJIH
JURNAL EDISI7, Januari 2004 57
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis...

variabel sebuah kriteria atau syarat, juga Daftar Pustaka


sesungguhnya secara substantif telah
terwadahi dalam variabel syarat atau Abu Dawud, Sulayrnan bin al-Asy'ats al-
kriteria yang telah d i ~ e b u t k a n . ~ ~ Sijistani al-Azdi (202-275), Sunan
Kriteria kesahihan hadis ini*sekilas Abu Dawud, Juz IV, Naskah
rumusannya memang seperti rumusan ditahqiq oleh Muhammad Muhy
kriteria keshaihan hadis yang hanya al-Din 'Abd al-Hamid, Beirut:
memperhatikan aspek sanad saja, akan Dar al-Fikr, t.thn.
tetapi kalau diperhatikan keseluruhan Abu Zakarya, Muhy al-Din Yahya bin
unsur dan pemaknaannya, akan tampak Syaraf bin Muri bin Hasan bin
jelas perbedaannya. Perbedaan tersebut Husayn bin Hizam, Tahdzib al-
dapat dilihat dengan jelas dalam ha1 Asma', Juz 11, Beirut: Dar al-
pemaknaan unsur "tidak terdapat Fikr, Cet. I, 1996.
ytldxtldx" Dalam rumusan kriteia ini Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin
maksud unsur ini adalah keseluruhan Hilal bin Asad bin Idris bin 'Abd
matn hadis harus tidak janggal yang Allah bin Hayyan bin 'Abd Allah
disebabkan oleh beberapa ha1 mendasar bin Anas al-Syaybani (164-241),
sebagaimana disebutkan di atas. Musnad al-Imam A h m a d bin
Dengan kriteria kesahihan hadis Hanbal, I, Mesir: Mu'assasah
seperti ini, tentunya akan dapat diperoleh Qurthubiyyah, t.thn.
hasiI maksirnal sebagai wujud dari hadis , al-'Ilal w a Ma'rifat al-Rijal,
sahih yang dikehendaki. Kriteria Juz I, Naskah ditahqiq oleh
kesahihan hadis ini juga sekaligus akan Wahy Allah bin Muhammad
dapat mengungkapkan beberapa hadis 'Abbas, Beirut: al-Maktabah al-
yang selama ini dianggap sebagai hadis Islamiyyah, Cet. I, 1988/1408.
sahih, yang ternyata bernilai sebaliknya, al-'Ajli, Ahrnad bin 'Abd Allah bin Shalih
yakni dlacif. Abu al-Hasan al-Kufi (182-261),

'illat hadis hanyalah orang yang cerdas, memiliki hafalan hadis yang banyak, paham atas hadis yang dihafalnya,
mendalam pengetahuannya'tentangberbagai tingkat kedlabithan perawi dan ahli dalam bidang sanad dan matn
hadis. Lihat misalnya Abu 'Amr 'Utsman bin 'Abd al-Rahman (Ibn Shalah), Muqaddimah Ibn Shalahfi 'Ulum al-
Hadis, Beirut: Dar al-Kutub al-llmiyyah, 197811398, h. 42; Lihat juga Muhammad Mahfudh bin 'Abd Allah at-
Tarmisi, Manhaj Dzawi al-Nadhar, Surabaya: Ahmad bin Sa'ad bin Nabhan, Cet. Ill, 197411394, h. 86, dan
lainnya.
35 Syuhudi Ismail juga menganggap bahwa syarattidak terhindar dari illat itu sudah cukup terwakili dalam
syarat lainnya. Bahkan karena beliau juga masih memandang dan mengikuti pandangan para ulama terdahulu,
syarat terhindar dari syudzdudz pun dianggapnya tidak diperlukan lagi, karena telah termasuk ke dalam syarat
lainnya, yakni perawi bersifat adil, dlabith dan bersambung sanadnya. Lihat Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan
sanadhadis, Jakarta: Bulan Bintang, Cet. 11, 1995, h. 146- 150.

58 TARJIH
JURNAL EDISI7, Januari 2004
Muhibbin, Kajian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis.. .

Ma'rifat al-Tsiqah, Juz 11, al-Bukhari, Muhammad bin 'Isma'il Abu


Naskah ditahqiq oleh 'Abd al- 'Abd AUah al-Ja' fi (194-252), dl-
'Alirn 'Abd al-'Adhim al-Basturi, Jami ' al-Shahih al-Musnad
al-Madinah al-Munawwarah: min Hadis Rasul Allah SAW.
Maktabah al-Dar, Cet. I, 1985/ wa S u n a n i h wa Ayyamih,
1405. Naskah ditahqiq oleh Dr.
al-'Asqalani, Syihab al-Din Abi al-Fadl Mushthafa Dayb al-Bagha,
Ahmad bin 'Ali bin Hajar (773- Beirut: Dar Ibnu Katsir al-
852), Tahdzib al-Tahdzib,IX, Yamamah, Cet. III,1987/1407.
Hindia: Majlis Da'irah al-Ma'arif al-Dzahabi, Syams al-Din Muhammad
al-Nidhamiyah, 1326 H. ; dan bin Ahmad bin 'Utsman bin
Heydar Abad India, Majlis Qayirnaz (673-748), dl-Mughni
Da'irah al-Ma'arif al- fi al-Dlu'afa', JUZ11, Naskah
Nidhamiyyah, Cet.I., 1326 H. ditahqiq oleh Nur al-Din 'Itr,
, H a d y al-Sari, Muqaddimah t.tmp., t.thn.
Fath al-Bdri, Beirut: Dar al- , M a n T u k a l l a m F i b , Juz I,
Ma'rifah, t.t.. Naskah ditahqiq oleh
al-'Ayni, Badr al-Din Abi Muhammad Muhammad Syakur Amrir al-
Mahrnud bin Ahmad, 'Umdat dl- Mayadin, al-Zarqa': Maktabah al-
Qari, I, Beirut: Dar al-Fikr, t.t.. Manar, Cet. I, 1406.
al-Baji, Sulayman bin Khalaf bin Sa'd , Kitab Tadzkirat al-Huffadh,
Abu al-Walid (403-474), dl- Heyderabad, juz I: The Da'irat al-
Ta'dil wa al-Tajrih, Juz 111, MaCa>ifal Osmania, 1955.
Naskah ditahqiq oleh Dr. Abu -, al-Kasyif, Juz I, Naskah ditahqiq
Lubabah Husayn, Riyadl: Dar oleh Muhammad 'Awwamah,
al-Liwa' li al-Nasyr wa al-Tawzi', Jeddah: Dar al-Qiblat li al-
Cet. I, 1986/1406. Tsiqafah al-I slamiyyah
al-Bayhaqi, Abu Bakr Ahmad bin al- Mu'assasah 'Uluw, Cet. I, 1992/
Husayn bin 'Ali bin Musa Abu 1413.
Bakr (384-458), S u n a n dl- al-Hazimi, Abu Bakr Muhammad bin
B a y h a q i al-Kubra, Juz X, Musa ( w.594), Syurut dl-
Naskah ditahqiq oleh A 'immah al-Khamsah, Naskah
Muhammad 'Abd al-Qadir 'Atha, menjadi satu dengan al-Maqdisi,
Makkah al-Mukarramah: Syurut al-A 'immah al-Sitah,
Maktabah Dar al-Baa, 19941 Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,
1414. Cet. I, 1984/1405.

JURNAL
TARJIHEDISI7, Januari 2004 59
Muhibbin, Kaiian Kritis afas Kreiteria Kesahihan Hadis...

Ibn Hibban, Muhammad bin Hiban bin Mu'assasah al-Risalah, Cet. I.,
Ahrnad Abu Hatirn al-Tarnimi al- 1980/ 1400. ;dan Beirut: Dar al-
Busti (w. 354), Sahih I b n u Fikr, 1994 M./1414 H.
Hiban, Juz IX, Naskah ditahqiq Muslim al-Qus yayri, Abu al-Husayn
oleh Syuayb al-Arnu'uth, Beirut: Muslim bin al-Hajaj (206-261),
Mu'assasah al-Risalah, Cet. 11, Sahih Muslim, I , Naskah
1993/1414. ditahqiq oleh Muhammad Fu'ad
, al-Majruhin, Juz 111, Naskah 'Abd al-Baqi, Beirut: Dar Ihya' al-
ditahqiq oleh Ibrahim Zayid, Kutub al-'Arabi, t. thn.
Halb: Dar al-Wa'i, t.thn. al-Nasa'i, Ahrnad bin Syu'ayb Abu 'Abd
al-Rahman, ( 215-303), al-
Ibn al-Jawzi, 'Abd al-Rahman bin 'Ali bin Dlu'afa' w a al-Matrukin li al-
Muhammad Abu al-Farj (510- Nasa'i, Juz I, Naskah ditahqiq
579), al-Dlu'afa' w a al- oleh Mahmud Ibrahim Zayid,
Matrukin li Ibn alfawzi, Juz 11, Halb: Dar al-Wa'i, Cet. I, 1369.
Naskah ditahqiq oleh 'Abd Allah
al-Qadli, Beirut: Dar al-Kutub al- al-Nawawi,Abi Zakaria Yahya bin Syaraf
Ilmiyyah, Cet. I, 1406. ( w 676 H ), Sahih Muslim bi
al-Id-libi, Shalah al-Din bin Ahmad, Syarh al-Nawawi~uzI, Beirut:
M a n h a j Naqd al-Matn 'inda Dar al-Fikr, 1995/1410H. ; dan
ulama al-Hadis al-Nabawi, Mesir: al-Mathba'ah al-
Beirut: Dar al-Afaq al- Mishriyyah, 1924 M.
Jadidah,Cet. I, 1983/ 1403 H.. al-Naysaburi, Hakim Abi 'Abd. Allah
al-Maqdisi, Abu Fadl Muhammad bin Muhammad bin Abd. Allah al-
Thahir, Syurut al-'A'immah al- Hafidh, al-MadkhalfiUshul al-
Sittah, Naskah jadi satu dengan Hadis, Beirut, Dar al-Kutub al-
Syuruth al-'~immahal-Khamsah, Ilmiyah, t.thn.
karya Abi Bakr Muhammad bin Qardlawi, Yusuf, KafNataCamalma'a
Musa al-Hazimi, Beirut: Dar al- al-Sunnah al-Nabawiyyah,
Kutub al-Ilmiyyah, cet. I, 1984 diterjemahkan oleh Muhammad
M./1405 H. al-Baqir, Bagaimana Memahami
al-Mizzi, Yusuf bin al-Zaki 'Abd al- Hadis N a b i SAW. , Bandung:
Rahman Abu al-Hajaj (654-742), Karisma, 1993.
Tahdiib al-Kamalfi Asma'al- al-Razi, 'Abd al-Rahman bin Ibn Hatirn
Rijal, XVI, Naskah ditahqiq oleh Muhammad bin Idris Abu
Dr. Basyar 'Awad Ma'ruf, Beirut: Muhammad al-Tamimi ( (w.227),
Mu hibbin, Kaiian Kritis atas Kreiteria Kesahihan Hadis.. .

,alyarh wa al-Ta'dil, Juz II, Beirut: Dar dan diberi syarh oleh Ahmad
Ihya' al-Turats al-'Arabi, Cet. I, Muhammad Syakir, Kairo:
1952/1371. Maktabah Dar al-Turats, 1399
al-Siba'i, Mushthafa Husni, Dr., al-Sannah H./ 1979.
wa Mahnahrhaf al-Tasyn"al-Ishmi, Syuhudi Ismail, Muhammad, Kaedah
Beirut: al-Maktab al-Islami, Cet. Kesahihan sanad Hadis, telaah
11, 1976/ 1396 H. kritis dan tinjauan dengan
al-Syafi'i, Abu 'Abd Allah Muhammad pendekatan ilmu sejarah, Jakarta:
bin Idris (150-204), al-Risalah, Bulan Bintang, Cet. II, 1415 H./
Juz 11, Naskahnya telah diteliti 1995 M.

TARJIH
JURNAL EDISI7, Januari 2004 61

Anda mungkin juga menyukai