Anda di halaman 1dari 6

Apriyani, Borneo Ayu et al.

, Analisis Pemasaran Olahan Susu Kambing Etawa Di Desa


Sungai Bokor Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Lebah
Madu)

Frontier Agribisnis OPEN ACCESS


e-ISSN 0000-0000
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa (JTAM) https://ppjp.ulm.ac.id/journals/index.php/fag

ANALISIS PEMASARAN OLAHAN SUSU KAMBING ETAWA DI


DESA SUNGAI BOKOR KECAMATAN MATARAMAN KABUPATEN
BANJAR (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Lebah Madu)

Analysis Of Marketing processed Milk Goat In Village Sungai Bokor Districts


Mataraman Districts Banjar (Studies Case On Group Farmer Bee Honey)

Borneo Ayu Apriyani*, Rifiana, Nina Budiwati


Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani km.36, Banjarbaru 70714, Kalimantan Selatan

ABSTRAK

Kata Kunci
Industri pengolahan merupakan salah salah satu ekonomi yang
Analisis Pemasaran,Olahan Susu melakukan kegiatan pengolahan bahan dasar menjadi bahan jadi.
Kambing Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui saluran pemasaran
olahan susu dan efisiensi pemasaran di Desa Sungai Bokor
Korespondensi Kecamatan Mataraman, untuk mengetahui biaya pemasaran,
Corresponding author margin, keuntungan, farmer share olahan susu kambing di Desa
E-mail:
Sungai Bokor Kecamatan Mataraman, untuk mengetahui
e1d314228@mhs.ulm.ac.id
permasalahan dan apa saja yang di hadapi dalam pemasaran olahan
Diterima: xx April 2021, susu kambing etawa dan solusi di Desa Sungai Bokor Kecamatan
Disetujui: xx Mei 2021, Mataraman . Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sungai Bokor
Diterbitkan on-line : xx Mei 2021 Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan
Selatan dimulai pada bulan Juli 2020 sampai selesai. Pengambilan
sampel menggunakan metode sensus, yaitu dengan menggambil
sampel 1 responden (ketua kelompok tani). Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh bahwa pada saluran 1 rata-rata biaya sebesar Rp
5.570,00, margin Rp 4.000,00, keuntungan Rp 1.570,00, farmer
share 100. Pada saluran II rata-rata biaya Rp 5.552,00, margin Rp
10.500,00, keuntungan 52.000,00.

PENDAHULUAN makan untuk mempertahankan hidup dan


Sektor pertanian sebagai salah satu sektor manusia masih memerlukan hasil pertanian
ekonomi termasuk sektor yang sangat potensial sebagai bahan baku dalam industrinya
(Mimi,H.Dkk,2017 :213-222).
dalam memberikan sumbangan terhadap
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Pada dasarnya, pembangunan nasional disekitar
nasional, baik dari segi pendapatan maupun pertanian harus ditunjukan untuk
penyerapan tenaga kerja. Peranan sektor mempersiapkan dan menetapkan prinsip-prinsip
pertanian dalam pembangunan Indonesia sudah budaya, usaha tani yang berorentasi agribisnis.
tidak perlu diragukan lagi. Di samping itu, Konsep usaha tani berorentasi agribisnis adalah
usaha dalam sektor pertanian akan selalu pola budidaya dan usaha tani yang sesuai
berjalan selama manusia masih memerlukan dengan agroekosistem. Usaha tani yang intensif

Frontier Agribisnis 3(1), Maret 2021 - 1


Apriyani, Borneo Ayu et al., Analisis Pemasaran Olahan Susu Kambing Etawa Di Desa Sungai
Bokor Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Lebah Madu)

adalah usaha yang komersial dan menjamin enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang
peningkatan pendapatan dan perbaikan taraf bermanfaat bagi kesehatan sebagai probiotik
hidup petani (Lubis,2011:1). (Thai Agricultural Standard, 2008:125).
Agribisnis adalah salah satu kegiatan berarah Tujuan dan Kegunaan
pada pembangunan produksi, pengolahan hasil,
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Untuk
pemasaran aktivitas lain yang berkaitan dengan
mengetahui saluran pemasaran olahansusu dan
kegiatan pertanian. Sektor agribisnis yang
efisiensi pemasarandi Desa Sungai Bokor
tangguh akan mampu meningkatkan usaha tani
Kecamatan Mataraman. 2. Untuk mengetahui
dan pendapatan pertanian melalui pengelolaan
biaya pemasaran, margin, keuntungan, farmer
sumber daya alam, tenaga, modal dan teknologi
share olahan susu kambing di Desa Sungai
yang ada pada lingkungan fisik dan sosial yang
Bokor Kecamatan Mataraman. 3. Untuk
sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan
mengetahui permasalahan dan apa saja yang di
petani (Lubis,2011:2).
hadapi dalam pemasaran olahan susu kambing
Peternak kambing di Desa Sungai Bokor etawa dan solusi di Desa Sungai Bokor
Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar Kecamatan Mataraman.
sebagian besar hanya menjual susu murni saja
Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:
tanpa di olah terlebih dahulu. Sejak tahun 2013,
1.Bagi masyarakat sebagai bahan informasi
usaha pengolahan susu kambing Merek
Marasuka merupakan produk sus bubuk pertama dan pertimbangan pemasaran olahan susu
di Kabupaten Banjar dan satu-satunya yang kambing di Kecamatan Mataraman.2. Bagi
mengolah susu murni menjadi berbagai macam para pengambil keputusan sebagai bahan
produk olahan susu lainnya seperti susu bubuk, informasi untuk perbaikan dan
minuman susu dengan varian rasa, yogurt dan pengembangan pemasaran Olahan Susu
masker kefir. Hal inilah yang menyebabkan Kambing. 3. Bagi peneliti, penelitian ini
usaha susu Merk Marasuka merupakan satu- dapat dijadikan sebagai sumber ilmu
satunya peternak kambing yang menjadi pengetahuan dan mengembangkan wacana
andalan di Kabupaten Banjar. berpikir agar lebih tanggap dan kritis lagi
Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau terhadap masalah-masalah sosial yang
individu yang menyelenggarakan pemasaran, timbul.
menyalalurkan jasa dan komoditi dari produsen
METODE PENELITIAN
kepada konsumen akhir serta mempunyai
hubungan dengan badan usaha atau individu Tempat dan Waktu Penelitian
lainnya. Lembaga pemasaran ini timbul karena
adanya keinginan konsumen untuk memperoleh
Penelitian ini dilakukan pada Kelompok
komoditi yang sesuai dengan waktu, tempat dan Tani Lebah Madu di Desa Sungai Bokor
bentuk yang diinginkan konsumen. Tugas Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar
lembaga pemasaran ini adalah menjalankan Provinsi Kalimantan Selatan. Penelitian
fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi dilakukan dari bulanjuli sampai selesai yaitu
keinginan konsumen semaksimal mungkin. mulai dari persiapan, pengumpulan data,
Konsumen memberikan balas jasa kepada pengolahan data hingga tahap penyusunan
lembaga pemasaran ini berupa margin laporan.
pemasaran. Lembaga pemasaran ini dapat
digolongkan menurut penguasaya terhadap Jenis Data dan Sumber Data
komoditi yang dipasarkan dan bentukusahanya Data yang diperlukan dalam penelitian ini
(Sudiyono, 2004 : 79). adalah data primer dan data sekunder, data
Susu merupakan bahan makanan yang bernilai primer diperoleh dengan cara observasi
gizi tinggi diperoleh dari hasil pemerahan langsung ke lokasi penelitian dan mengadakan
hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan wawancara langsung dengan responden
unta. Komponen penting dalam air susu adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian.

Frontier Agribisnis 3(1), Maret 2021 - 2


Apriyani, Borneo Ayu et al., Analisis Pemasaran Olahan Susu Kambing Etawa Di Desa Sungai
Bokor Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Lebah Madu)

Sedangkan data sekunder diperlukan untuk masing-masing lembaga pemasaran, yaitu


menunjang data primer yang diperlukan untuk selisih antara margin pemasaran (M) dengan
menunjang data primer yang diperoleh dari biaya pemasaran (C) digunakan rumus :
studi kepustakaan, lembaga-lembaga atau
instansi-instansi terkait seperti Dinas pertanian i = Mi – Ci (3)
dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang Keterangan :
mendukung.
i = Keuntungan olahan susu kambing ditingkat
Metode Pengunpulan Data ke-i (Rp/Kg)

Untuk menentukan jumlah responden dalam Mi = Margin pemasaran olahan susu kambing
penelitian ini menggunakan metode sensus, ditingkat ke-i (Rp/Kg)
yaitu dengan menggambil sampel petani yang Ci = Biaya pemasaran olahan susu kambing
memasarkan produk olahan susu kambing etawa ditingkat ke-i (Rp/Kg) (Sudiyono,2002).
yaitu 1 orang responden (ketua kelompok tani
lebah madu). Metode penarikan contoh untuk Untuk menghitung berapa bagian Frame Share
pedagang besar, pedagang pengumpul dan yang diterima produsen, perdagang pengumpul
dan pedagang pengecer digunakan rumus :
pemasaran olahan susu kambing menggunakan
metode Snowball Sampling yaitu didasarkan Sh.a = X 100% (4)
atas informasi dari produsen, yaitu kepada siapa Sh.b = X 100%
mereka menjual hasil produknya dan terus pada Sh.m = X 100%
tingkat selanjutnya dimana produk tersebut Sh.c = X 100%
dipasarkan sampai akhirnya kepada konsumen.
Keterangan :
Analisis Data Sh.a = bagian harga yang diterima petani (%)
Untuk menjawab tujuan kedua yaitu mengetahui Sh.b = bagian harga yang diterima pedagang
besar biaya, margin, keuntungan dan frame besar (%)
share dari setiap saluran pemasaran yang Sh.m = bagian harga yang diterima pedagang
dilakukan maka digunakan rumus : pengumpul (%)
Biaya Pemasaran Sh.c = bagian harga yang diterima pedagang
pengecer (%)
C= (1)
Ha = harga di tingkat pedagang petani (Rp/kg)
Dimana :
Hm = harga di tingkat pedagang pengumpul
C = Total biaya pemasaran olahan susu (Rp/Kg)
kambing (Rp)
Hc = harga di tingkat pedagang pengecer
Ci = Biaya pemasaranditingkat ke - i (Rp)
(Rp/Kg) (sudiyono, 2002).
Untuk menghitung margin pemasaran olahan
Untuk mengetahui efisiensi pemasaran olahan
susu kambing etawa digunakan rumus :
susu kambing dilakukan analisis efisiensi yang
M = ppc – ppr (2) menggunakan rumus sebagai berikut:
(Soekartawi,1993)
Dimana :
Keterangan:
M = Margin pemasaran olahan susu kambing
(Rp/Kg) EpE = Efisiensi ekonomi saluran pemasaran
olahan susu kambing (%)
Ppc = Harga ditingkat pedagang pengecer
(Rp/Kg) C = Total biaya pemasaran olahan susu
kambing (Rp)
Ppr = Harga pembelian (Rp/Kg) (Zaino, H = Harga penjualan terakhir/nilai akhir
1987). olahan susu kambing (Rp)
Untuk menghitung keuntungan pemasaran
olahan susu kambing etawa yang diperoleh

Frontier Agribisnis 3(1), Maret 2021 - 3


Apriyani, Borneo Ayu et al., Analisis Pemasaran Olahan Susu Kambing Etawa Di Desa Sungai
Bokor Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Lebah Madu)

Efisiensi ekonomi terjadi jika biaya pemasaran Tabel. 1 Komponen harga jual petani yang
dapat ditekan sehingga keuntungan tinggi, menjual langsung olahan susu
sehingga hubungan rumus diatas saluran kambing di desa sungai bokor
pemasaran yang lebih efisien adalah pada Komponen Harga (Rp) Share %
saluran pemasaran yang memiliki nilai efisiensi a. Harga awal di Rp4.000,00 100
paling kecil. desa sungai
Untuk menghitung efisiensi teknis dari bokor
distribusi olahan susu kambing masing-masing b. Harga beli Rp4.000,00
saluran yaitu dengan menghitung ratio biaya konsumen
pemasaran terhadap jarak tujuan pasar Sumber : Pengolahan Data Primer 2021
menggunakan rumus sebagai berikut : Proses pemasaran olahan susu kambing pada
(Soekartawi,1993) saluran ini di awali dengan petani yang menjual
Keterangan: langsung olahan susu kambing, umumnya harga
jual di tingkat petani di Desa sungai bokor rata-
EpT = Efisiensi teknis pemasaran olahan rata 4.000,00. Menjual produk olahan ke
susu kambig (Rp/Kg/Km) konsumen langsung dan ke pedagang
C = Total biaya pemasaran olahan susu pengumpul. Harga jual langsung dan pedagang
kambing (Rp/Kg) pengumpul sebesar Rp 4.000,00 dimana harga
tersebut sudah meliputi biaya sebesar
J = Jarak Produsen ke pasar (Km) Rp5.570,00 yang meliputi biaya pengemasan,
Pada rumus diatas, suatu saluran dikatakan penanggungan resiko. Keuntungan rata-rata
memiliki efisien teknis (EpT) yang tinggi bila yang mereka dapat sebesar Rp 1.570,00 dengan
nilai efisiensi teknisnya rendah/kecil, sebab margin sebesar Rp 4.000,00, karena mereka
semakin jauh jarak tujuan pasar yang ditempuh menjual langsung , maka mereka mendapat
maka nilai efisiensi akan semakin kecil. share sebesar 100% .
Saluran II

HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pemasaran olahan susu kambing pada


saluran ini di awali dengan pembelian olahan
Biaya, keuntungan, margin pemasaran susu kambing oleh Malakim, Rina, Samsudin,
dan share Rudi sebagai pedagang pengumpul di tingkat
petani dengan harga rata-rata Rp 4.000
Saluran I
kemudian pedagang pengumpul menjual ke
Proses pemasaran olahan susu kambing pada pedagang pengecer yaitu Haris, Arman, Tedi,
saluran ini adalah petani yang menjual langsung Rahman, Dicky, Irpan, Supian dengan rata-rata
olahan susu kambing di sekitar tempat harga jual Rp 10.000,00 yang mana harga
tinggalnya yaitu di desa sungai bokor. Nama tersebut telah meliputi biaya yang di keluarkan
Petani Lebah madu Abdur rohim, Mujianto, selama pembelian olahan susu kambing di
Karsono, Anwar, Parlan, Saliman adalah petani tingkat petani sebesar Rp 5.552,00 dengan
yang selalu menjual hasil olahan susu kambing komponen yang terdiri dari biaya plastik,
kepada pedagang pengumpul. Tidak hanya ke transportasi, penaggungan resiko. Seluruh
pedagang pengumpul, mereka juga menjual pedagang pengumpul mengeluarkan biaya
hasil olahan susu kambing kepada konsumen tersebut.
yang langsung datang ke tempat tinggal mereka. Rekapitulasi rata-rata biaya, keuntungan,
Umumnya, harga jual di tingkat petani di desa margin, persentase margin dan share pada
sungai bokor rata-rata sebesar Rp 4.000 dan saluran II ini dapat dilihat pada tabel 2 :
tidak ada biaya yang dikeluarkan petani saat
mengecerkan didaerah tempat tinggalnya. Dan
M.Wahid, Isyadi, Eko Triyono, Muhidin,
M.taqwin adalah petani yang memerah susunya
saja tidak menjual olahan susu kambing.

Frontier Agribisnis 3(1), Maret 2021 - 4


Apriyani, Borneo Ayu et al., Analisis Pemasaran Olahan Susu Kambing Etawa Di Desa Sungai
Bokor Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Lebah Madu)

Tabel 2 Rata-rata biaya, keuntungan, dan share Proses selanjutnya, pedagang pengecer menjual
pedagang pengumpul pada saluran kepada konsumen dengan rata-rata harga jual
pemasaran II Rp 12.000, dimana harga jual tersebut telah
Komponen Nilai (Rp) Distribusi Share meliputi biaya yang telah dikeluarkan pedagang
margin (%) pengecer Rp 481.091 yang mana komponen
a. Harga di Rp 4.000,00 100 60.72 biaya tersebut meliputi biaya plastik, trasportasi,
tingkat penaggungan resiko. Biaya, keuntungan, margin
petani pemasaran, dan share olahan susu kambing
b. Rp324 19.14 yang ada di desa sungai bokor kecamatan
Pedagang mataraman beragam variasi tergantung pada
pengumpul besarnya biaya yang dikeluarkan oleh masing-
Harga beli Rp 6.000,00 masing lembaga yang terlibat.
Biaya- Rp 5.552,00 Lembaga yang terlibat pada saluran pemasaran
biaya ini terdiri dari III lembaga yaitu :
Rp 324,00 16.04 Petani, pedagang pengumpul dan pedagang
Pengangku pengecer. Proses pemasaran olahan susu
tan kambing pada saluran ini sebanyak 80 pcs untuk
Rp 324,00 13.04 pembeliaan. Produk susu kambing ini ada 5
Pengangku macam : Susu murni, susu bubuk, susu aneka
tan rasa, yougurt, masker kefir.
Rp 228,00 1.37
Penaggung Kegiatan pemasaran olahan susu kambing
an resiko dilakukan oleh 2 lembaga pemasaran yaitu
Harga jual Rp 10.000,00 yaitu dari petani sebagian sebagai produsen
Margin Rp 3.24 Rp10.500 kemudin menjual ke pedagang pengumpul , dan
Bagian dari pedagang pengumpul menjual ke pedagang
Keuntunga Rp40.514 Rp40.547 pengecer.
n bagian Berdasarkan penjelasan di atas di dapatkan nilai
c. 20.13 margin yang ada di lembaga pemasaran di
Pedagang tingkat pedagang pengumpul yaitu Rp 10.000.
pengecer Keuntungan yang di dapat pada masing-masing
Harga beli Rp9.000 lembaga adalah untuk pedagang pengumpul Rp
Biaya- Rp481.091 40.547 dan pedagang pengecer Rp 4.142
biaya margin, keuntungan Rp 59.949.
Rp100 402.38
Plastik
Rp6.234 Rp50.169 KESIMPULAN DAN SARAN
Trasportasi Kesimpulan
Rp424.857 Rp34.19
Penaggung Berdasarkan hasil penelitian yang telah di
an resiko lakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan
Harga jual Rp12.000 sebagai berikut :
Margin Rp33.34 Rp4.142 1. Sistem saluran pemasaran olahan susu kambing
bagian etawa di Desa Sungai Bokor Kecamatan
Keuntunga Rp10.600 Rp43.949 Mataraman memiliki dua saluran pemasaran.
n bagian Saluran pertama dimulai dari petani menjual ke
Total biaya Rp481.091 konsumen , petani dijual ke pedagang
Margin Rp33.34 pengumpul kemudian dari pedagang pengumpul
total menjual kepedagang pengecer kemudian dari
Keuntunga Rp 10.500 pedagang pengecer ke konsumen.
n total 2. Besarnya biaya, margin dan keuntungan pada
Sumber : Pengolahan Data Primer 2021 saluran I adalah Besarnya biaya sebesar Rp

Frontier Agribisnis 3(1), Maret 2021 - 5


Apriyani, Borneo Ayu et al., Analisis Pemasaran Olahan Susu Kambing Etawa Di Desa Sungai
Bokor Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Lebah Madu)

5.570,00, margin Rp 4.000,00, keuntungan Rp Commodity and Food Standards,


1.570,00, farmer share 100. Pada saluran II rata- Ministry of Agriculture and
rata biaya Rp 5.552,00, margin Rp 10.500,00, Cooperatives.ICS67.100.01. Published
keuntungan 52.000,00.Permasalahan yang in the Royal Gaze tte Vol. 125 Section
dihadapi adalah kurang pengetahuan petani, 139 D. Thailand.
kesulitan dalam pembuatan nomor PIRT .

Saran
Berdasarkan penelitian yang telah selesai
dilakukan , maka peneliti dapat memberikan
saran sebagai berikut :
1. Petani perlu mencari informasi harga pasar agar
pada saat menjual olahan susu kambing
memiliki acuan dalam menentukan harga.
2. Perlunya ditingkatkan kembali kerjasama antara
petani dalam membuat suatu saluran pemasaran
yang terkooordinasi dengan jalur distribussi
yang jelas, sehinga saluran pemasaran yang
terjadi dapat meningkatkan efisiensi pemasaran.
3. Diharapkan adanya dukungan dari
pemerintah dalam hal penigkatan
pengetahuan dan ketrampilan petani
misalnya dengan pelatihan mengenai
inovasi fungsi-fungsi pemasaran. Serta
memberikan peningkatan modal bagi
mereka, serta adanya pendampigan dari
dinas perdagangan dan perindustrian dalam
pembuatan nomor PIRT dan sertifikat halal
untuk menyebar luaskan pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA
Lubis, S. Mustika. 2014. Teknik Budidaya
dan Analisis Usaha KangkungDarat
(Ipomoea reptana poir) di Kota
Pekanbaru. Program Studi
Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
dan Peternakan Riau : Pekanbaru.
Mimi H, Elfiana dan Martina. 2017.
Peranan Sektor Pertanin dalam
Pembangunan Wilayah Kabupaten
Bireuen Provinsi Aceh. Jurnal S.
Pertanian (3) : 213-222.
Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian.
Universitas Muhamadiyah Malang
Press. Malang
Thai Agricultural Standard. 2008. Raw Goat
Milk. National Bureau of Agricultural

Frontier Agribisnis 3(1), Maret 2021 - 6

Anda mungkin juga menyukai