Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DANIEL ERAL SYATAUW

NIM : 201869042

jelaskan permasalahan apa saja yang timbul serta bagaimana pengelolaan energi dan
sumberdaya mineral yang baik (good governance).

Jawaban:

Secara umum terjadinya peningkatan kebutuhan energi mempunyai keterkaitan erat


dengan kian berkembang kegiatan ekonomi dan kian bertambah jumlah penduduk. Di
Indonesia, dengan jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan
pertumbuhan ekonomi terus berlangsung yang ditunjukkan oleh kian bertambah output
serta beragam aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat, maka peningkatan
kebutuhan energi adalah suatu hal yang tak bisa dihindari. Berdasarkan pemaparan Ditjen
Listrik dan Pemanfaatan Energi dalam diskusi di Pusat Penelitian Ekonomi-LIPI pada tahun
2004, dinyatakan bahwa pada tahun 1970, konsumsi energi primer hanya sebesar 50 juta
SBM (Setara Barel Minyak). Tiga puluh satu tahun kemudian, tepatnya tahun 2001
konsumsi energi primer telah menjadi 715 juta SBM atau mengalami pertumbuhan yang
luar biasa yaitu sebesar 1330% atau pertumbuhan rata-rata periode 1970-2001 sebesar
42.9%/tahun. Di tengah cadangan energi yang kian menipis, khususnya Bahan Bakar
Minyak (BBM), maka jelas keadaan ini sangat mengkhawatirkan. Dalam situasi seperti ini,
maka memahami pola konsumsi energi yang dilakukan oleh masyarakat adalah suatu
keharusan dan menjadi hal penting bagi pemerintah sebagai regulator dan pengendali
kebijakan dalam perekonomian khususnya dalam membuat kebijakan dan aturan-aturan di
bidang energi. Selain itu, juga bagi masyarakat sebagai konsumen untuk turut serta dalam
upaya menghemat dan mendiversifikasi pemakaian energi.

Satu hal yang mengkhawatirkan adalah bahwa ada kecenderungan impor BBM kian
meningkat. maka bukan tidak mungkin suatu saat Indonesia akan mengimpor sepenuhnya
kebutuhan BBM bila upaya mendiversifikasi pemakaian energi non BBM tidak dilakukan
secara serius. Pada tahun 1992 pemakaian BBM sebagai energi final sebesar 201.577 ribu
SBM. ternyata kilang dalam negeri hanya mampu memasok sekitar 167.944 ribu SBM.
sehingga harus mengimpor sekitar 33.633 ribu SBM atau bila dirata-ratakan setiap harinya
harus mengoimpor BBM sebanyak 92.145 SBM. Angka impor BBM ini terus meningkat
hingga mencapai 107.935 ribu SBM pada tahun 2003 atau sekitar 32.75 % dari total
konsumsi BBM dalam negeri. Selama ini kebutuhan batubara dipasok dari industri
batubara dalam negeri dan batubara impor. Secara kuantitas. Indonesia dapat memenuhi
kebutuhan batubara dari sumber domestik. Kapasitas produksi dan ketersediaan batubara
dalam negeri cukup melimpah. cadangannya diperkirakan 36.3 milyar ton. Namun 50-85
%nya berkualitas rendah. Selanjutnya. untuk mendapatkan hasil olahan batubara yang
bagus. maka perlu ada campuran dengan batubara berkualitas tinggi yang diimpor dari
beberapa negara. Pada tahun 1990. impor batubara sekitar 2.930 ribu SBM atau 31.1% dari
total konsumsi batubara nasional. Secara perlahan impor batubara ini terus mengalami
penurunan. dan pada tahun 2000 berkisar 661 ribu SBM atau 3% dari tingkat konsumsi
batubara nasional. Penurunan impor batubara ini terjadi seiring dengan kemampuan
industri batubara dalam negeri untuk mengolah batubara yang cukup berkualitas sesuai
dengan permintaan pasar. Konsumsi gas bumi selama tahun 1990-2000 pertumbuhannya
rata-rata sekitar 4.7 % pertahun. Hingga tahun 2000. tingkat konsumsinya hanya sebesar
5.8 %. Selama ini pemanfaatan gas bumi lebih banyak digunakan oleh sektor industri untuk
keperluan bahan bakar dalam berproduksi. Pada tahun 2000. sektor industri
memanfaatkan sekitar 99 % dari total konsumsi gas bumi dalam negeri. Sementara sektor
rumah tangga. komersial. listrik dan transportasi hanya sedikit saja menggunakan energi
ini. Gas bumi merupakan energi alternatif yang potensial untuk dikembangkan sebagai
energi pengganti minyak bumi. Gas bumi ini terdiri dari gas alam dan gas kota. Total
cadangannya sekitar 170 TSCF (Trillion Standard Cubic Feet). sementara hingga saat ini
yang terbukti sebesar 95 TSCF. Dengan asumsi produksinya konstan seperti saat ini
sebesar 2.9 TSCF dan tidak ditemukan cadangan baru. maka jumlah ini cukup untuk 30
tahun ke depan. Belum optimal pemanfaatan gas bumi selama ini lebih disebabkan oleh
kurang didukung sarana di bidang ini. Sebagai contoh. di Palembang. Sumatra Selatan. gas
bumi dalam bentuk gas kota banyak diminati oleh masyarakat. namun karena keterbatasan
sarana (pipa penyalur gas). hanya sebagian kecil saja masyarakat yang dapat terlayani.
Konsumsi

Anda mungkin juga menyukai