Anda di halaman 1dari 3

THE LOST OF AKHLAQ

Tema : Pemuda dan Akhlaq

Latar belakang isu :

“Namanya juga pemuda, wajar sih mereka seneng-seneng”

“Oh masih muda, makanya nongkrong tiap hari. Tapi mereka sampe ga inget waktu loh!”

“Kalau ada pengajian sih biasanya nenek-nenek atau kakek-kakek gitu yang ikutan, pemuda mah
ga ada yang ikutan. Masih ngerasa panjang umurnya”

“Heran sama anak pemuda zaman sekarang, gara gara pacar udah bisa tengkar dan bunuh orang”

“Hmm.. Pemuda zaman sekarang, taunya cuman meras orang tuanya. Ada merk Hp lebih unggul,
dia maksa beli. Giliran disuruh nyuci piring ogah-ogahan”

BREAKING NEWS : Gambar2 dari berita para pemuda yang merusak. Kasih keterangan
perbuatan.

Pemuda adalah Aktor Kunci dalam proses perubahan ekonomi dan social Indonesia
(Jurnal Studi : 32063-75188).

Pemuda menggunakan dimensi sosio-demografis menyangkut aspek kuantitas dan


kualitas sehingga pemuda menjadi potensi sumber daya manusia bagi pengembangan bangsa.
(Jurnal : 9744-20869).

Pemuda merupakan tonggak bagi bangsa Indonesia (Steinobel, Indonesia link).

Pemuda adalah sekelompok masyarakat yang paling cepat merespon dakwah, agen
perubahan yang akan mengubah kondisi masyarakat, bangsa dan Negara ke masa depan yang
lebih baik dalam syari’at islam (Tanmia,or.id).

Gelar Pemuda

1. Agent Of Change
2. Generasi Emas
3. Khalifah
4. Penerus bangsa
5. Tulang Punggung bangsa
6. Pemegang peradaban
7. Dsb (Dan segudang bayangan alias eskpetasi masyarakat terhadap pemuda)

HASIL PENDALAMAN ISU


“The Lost of Akhlaq” judul ini terinspirasi dari berbagai fenomena akhir zaman yang mulai
terasa saat ini, atau bisa dikatakan dan disimpulkan bahwa akhir zaman telah dimulai. Pemuda
yang diagung-agungkan menjadi sosok penerus dan membawa masa depan cerah nyatanya
menjadi bumerang buruk bagi masyarakat. Jika ada seseorang yang berpendapat “Pemuda zaman
dulu dan sekarang itu beda, orang dulu lebih berprinsip dan memiliki tujuan. Sedangkan zaman
sekarang, pemuda suka yang instan, mageran, dan suka rebahan”, maka pendapat tersebut
tidaklah salah meskipun tidak semua pemuda seperti demikian. Oke, Mari kita Rewind sebentar
ke zaman Rasulullah hingga ke Masa Pahlawan kita,

1. Rasulullah SAW, saat usianya masih muda ia sudah memiliki 4 gelar besar yakni
Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. Beliau adalah sebaik baiknya tauladan serta
sosok pembawa perubahan yang paling berpengaruh di muka bumi ini sampai yaumil
akhir nanti.
2. Usamah bin Zaid RA, menikah usia 14 tahun dan menjadi panglima perang di usia 16
tahun.
3. Imam Syafi’I, Mahasiswa usia 11 tahun lalu menjadi pengajar (Dosen kalau bahasa
sekarang) usia 14 tahun dan menjadi Mufti (Ahli Fatwa) pada usia 16 tahun.
4. Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi, penemu Aljabar dan menjadi guru besar
Matematika pada usia 18 tahun.
5. Abu Hamid Muhammad Al Ghazali, usia 19 tahun memulai rantau ke berbagai negeri
untuk menambah pengetahuan, ia sangat produktif dengan berbagai karyanya.
6. Muhammad Al Fatih, menaklukkan konstatinopel pada usia 21 tahun setelah memulai
memimpin pasukan sejak usia belasan tahun.
7. Sentot Alibasya, menjadi panglima perang pada usia 17 tahun di perang Diponegoro.
8. Abul A’la Maududi, usia 19 tahun mendirikan penerbitan majalah islam Turjuman Al
Qur’an yang memiliki peranan besar dalam pergerakan islam di Semenanjung India.
9. Hasan Al Banna, mendirikan ikhwanul Muslimin di Mesir pada usia 21 tahun.
10. Mohammad Natsir, bergabung bersama Jong Islamiten Bond saat usia 15 tahun, dan
menjabat sebagai ketua JIB di Padang.

Serta masih banyak contoh para pemuda yang berhasil membawa perubahan di masanya. Lalu
apa korelasi antara Akhlaq dan perubahan ?

Akhlaq itu sesuatu yang diluar/puncak. Seperti pohon dan buahnya adalah akhlaq, maka harus
berangkat dari benih yang benar, ditanam dengan cara yang benar, tumbuh menjadi pohon yang
baik (Sajaratud thayyibah), yang akarnya menghujam ke tanah, batangnya menjulang ke langit,
dan buahnya menebar rahmat bagi semesta. Akhlaq adalah hasil yang didapatkan manusia dari
Ibadahnya yang baik dan benar. Allah berfirman :

“Allah never changes the condition of a people unless they strive to change themselves.”
(Qur’an 13:11).
So, The great civilization is started from the good man with the good soul.

Perubahan itu dimulai dari jiwa kita. Dengan Akhlaq orang akan beradab, dengan Akhlaq
orang layak menjadi pemimpin, dengan Akhlaq orang akan mampu membawa perubahan. Arti
perubahan dalam islam memiliki makna, dari Allah dan menuju Allah (Innalillahi wainna ilaihi
raaji’un).

Namun, Banyak orang zaman sekarang kehilangan akhlaqnya sehingga ia tak memiliki
misi hidup atau purpose of life, mereka cenderung egosentrik atau workism (menuhankan
profesi). Banyak, orang yang hidup menggunakan kurikulum dunia, bukan dengan kurikulum
Allah. Sehingga ia tidak punya ghirah untuk melakukan perubahan, dan hanya berpikir hidup
untuk mendapatkan kesenangan serta mementingkan dirinya.

Putra putri Indonesia dikatakan sebagai pemuda di usia rentang 16-30 tahun menurut
undang undang dasar Negara. Maka ia harus mulai mandiri di usia 15 tahun. Tapi saat ini, terjadi
sebuah pergeseran, Pemuda dalam usia tersebut masih belum mandiri, mereka cenderung masih
labil dan belum memiliki arah, yang kondisi ini biasa kita kenal dengan fase remaja.

Padahal menurut Prof. Dr Malik Badri, dalam psikologi islam mengatakan islam hanya ada 2
fase kehidupan yakni sebelum aqil baligh dan setelah aqil baligh. Islam tidak mengenal remaja
dengan segala kelabilannya. Maka yang menjadi pertanyaan mengapa bisa terjadi pergeseran
peran, makna dan kelabilan pemuda ?

Jawabannya ialah, THE LOST OF AKHLAQ, and now is The Akhlaqless generation ATTACK.

Lalu apa dampak dari akhlaqless tersebut?, jawabannya ada di latar belakang. Dan jika tidak
segera ditanggullangi akan lebih parah.

Maka solusi untuk Akhlaqless ini ialah kembali berpegang pada Fitrah dan Kitabullah. Jika kita
membicarakan Akhlaq, pendidikan karakter(Adab) tanpa bicara fitrah dan kitabullah yang terjadi
hanya topeng saja ( sesuatu yang dipasang dari luar) bukan tumbuh dari dalam. Dengan adanya
kitabullah menjadikan diferensiasi kita dengan yang lain untuk menjalankan mission driven atau
Allah driven, untuk melahirkan peradaban yang mulia.

Fitrah dan Kitabullah jika dijabarkan akan sangat banyak. Karena sayangnya Allah pada kita,
sehingga memberi kita panduan yang begitu lengkap. Maka tugas kita ialah mempelajarinya dan
mengamalkannya.

Yusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Mesir kontemporer berkata, "Apabila ingin melihat
suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemudanya hari ini". ia juga mengatakan Dalam buku
Al - J a il u N a s r u l M a n s y u u d,: ‚siapa saja menelaah as-Sunnah dan membaca al-Hadits,
niscaya mengetahui jelas generasi idaman ini dengan matahatinya dan mengenalinya secara rinci.

Semoga kita mampu menjadi generasi idaman tersebut ya. :D

Anda mungkin juga menyukai