Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEAMANAN PANGAN

NAMA : INDRA MLIAWANTO SUMULE


NIM : 20180711014160
PEMINATAN : GIZI

Soal
1. Carilah landasan hukum/ dasar hukum tentang keamanan pangan di Dunia dan di
Indonesia.
2. Sebutkan jenis-jenis mikroorganisme pathogen dalam pangan/ makanan dan dampak dari
mikroorganisme masing-masing.
3. Sebutkan apa saja program/ regulasi dalam peningkatan keamanan pangan yang di terapkan
pemerintah saat ini.
4. Carilah artikel terkait keamanan pangan dengan masalah gizi/ kesehatan
Jawaban
1.
• Indonesia
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5360)
• Dunia
2.
• Escherichia coli
E coli dapat menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik,
enterohaemorrhagik, enteropatogenik, enteroinvasive, dan enteroagregatif.
Enterotoksigenik E. coli merupakan penyebab diare pada wisatawan yang
mengunjungi negara yang standar higienitas makanan dan air minum berbeda dari
negaraasalnya.
• Staphylococcusaureus

Staphylococcus aureus sebenarnya tidak berbahaya. Bakteri jenis ini banyak


ditemukan pada permukaan kulit, lubang hidung, serta bagian tenggorokan dalam
tubuh manusia dan hewan. Namun lain ceritanya ketika bakteri sudah berpindah
ke makanan. Kembang biaknya akan semakin pesat dan akhirnya menyebabkan
infeksi. Gejala yang ditimbulkan jika mengalami infeksi ini adalah diare, nyeri
dan kram perut, hingga mual dan muntah. Makanan yang biasanya mengandung
tinggi Staphylococcus aureus adalah makanan yang diolah langsung dengan
tangan, misalnya saja salad, roti isi, dan berbagai produk kue dan roti.

• Salmonella

Salmonella adalah kelompok bakteri yang paling sering menyebabkan diare


karena keracunan makanan. Kontaminasi Salmonella diakibatkan karena
kebersihan yang buruk serta pengolahan makanan yang tidak benar.

Beberapa makanan diketahui memiliki kandungan salmonella yang sangat


tinggi, seperti telur, daging, serta daging ayam yang belum matang. Susu yang
belum dipasteurisasi juga berisiko memiliki salmonella di dalamnya. Sayur dan
buah-buahan, meski secara alami tidak mengandung Salmonella, namun dapat
terkontaminasi jika tidak dicuci bersih.

Efek keracunan makanan dari salmonella dapat sangat parah bila terjadi pada ibu
hamil, orang lanjut usia, anak-anak, dan orang-orang yang memiliki kekebalan
tubuhnya rendah.
• Shigella
Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab
shigellosis (disentri basiler). Makanan yang sering terkontaminasi Shigella adalah
salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta air yang
terkontaminasi. Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi
faktor penyebab penyakit, seperti disentri basiler atau shigellosis yang disebabkan
oleh Shigella. Menurut USFDA (1999), diperkirakan 300.000 kasus shigellosis
terjadi di Amerika Serikat setiap tahun.

• Vibrio cholera
Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta
merupakan bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies Vibrio yang
termasuk patogen adalah V. cholerae, V. parahaemolyticus, dan V. vulvinicus.
Spesies V. chloreae dan V. parahaemolyticus merupakan sumber kontaminasi
silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V. vulvinicus penyebab infeksi
pada manusia.

• Clostridium botulinum

Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng karena


dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keracunan botulinin antara
lain tenggorokan kaku, mata berkunang-kunang, dan kejang-kejang yang
menyebabkan kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada
makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang
bocor, sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar.

• Pseudomonas cocovenenans
Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas cocovenenans adalah
toksoflavin dan asam bongkrek. Kedua senyawa beracun tersebut diproduksi di
dalam tempe bongkrek, suatu tempe yang dibuat dengan bahan baku utama ampas
kelapa. Asam bongkrek bersifat sangat fatal dan biasanya merupakan penyebab
kematian. Hal ini disebabkan toksin mengganggu metabolisme glikogen dengan
memobilisasi glikogen dari hati, sehingga terjadi hiperglikemia yang kemudian
berubah menjadi hipoglikemia. Penderita hipoglikemia biasanya meninggal empat
hari setelah mengonsumsi tempe bongkrek yang beracun.

• Kapang dan khamir


Kapang dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai macam makanan dalam
kondisi aw, pH, dan suhu rendah. Jenis kapang yang dapat merusak makanan di
antaranya Aspergillus, Penicillium, Botrytis, Alternaria, dan Mucor. Kerusakan
sayuran kebanyakan disebabkan kapang seperti Alternaria, Botrytis, dan
Phytophtora, atau bakteri yang berasal dari genus Erwinia. Senyawa beracun yang
diproduksi oleh kapang disebut mikotoksin. Khamir umumnya diklasifikasi
berdasarkan sifat-sifat fisiologisnya, dan tidak ada perbedaan morfologi seperti
halnya pada kapang. Buah-buahan dan sayuran segar mengandung bermacam-
macam flora mikroorganisme, di antaranya kapang dan khamir (oksidatif,
fermentatif, dan nonfermentatif). Kapang dan khamir dapat terbawa melalui
tanah, permukaan tanaman, permukaan daun, hujan, insekta, dan lain-lain.
Khamir selain menguntungkan juga menyebabkan kerusakan pada makanan, yaitu
pada sauerkraut.

3. Pengembangan kebijakan pemerintah


1) Pengembangan ketersediaan dan penanganan rawan pangan
2) Pengembangan sistem distribusi dan stabilitas harga pangan
3) Pengembangan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan
4) Dukungan manajemen dan teknis lainnya pada badan ketahanan pangan
5) B2SA :
a. Pemberdayaan pekarangan pangan
b. Pemantauan penganekaragaman konsumsi pangan
c. Gerakan diversifikasi pangan
d. Analisa pola dan kebutuhan konsumsi pangan
e. Pengembangan industri pangan lokal
f. Pengawasan keamanan dan mutu pangan.

4. Artikel di halaman berikutnya

Anda mungkin juga menyukai