NIM= 11150541000052
KELAS = KESSOS 4D
2. Coba uraikan perkembangan ilmu Retorika dari zaman ke zaman serta di trulis tahun ke
tahun
I. zaman yunani minimal 5 tokoh, sebutkan pendapat mereka serta karakternya
II. mengapa dizaman yunani perkembangan ilmu Retorika mencapai puncak
III. zaman romawi minimal 5 tokoh sebutkan pendapat mereka serta karakter nya
IV. mengapa di zaman romawi ilmu Retorika kurang berkembang dan bagaimana
peran ilmu Retorika dimuka publik(ditengah masyarakat)
V. zaman abad pertengahan ilmu Retorika mengalami kemunduran mengapa ?
siapa tokoh Retorika pada zaman itu
VI. Kapan ilmu Retorika di dunia islam muncul dan apa karakternya
VII. Zaman modern ilmu Retorika mengalami perkembangan di dunia barat(inggeris,
prancis, jerman, amarika serikat), sebutkan siapa tokoh-tokohnya beserta
karakter ke ilmuan nya
VIII. Bagaimana kondisi ilmu Retorika abad modern dan cabang ilmu apa saja yg
muncul
IX. Bagaimana perkembangan ilmu Retorika di indonesia dan siapa saja tokohnya
X. Siapa Da’i yg retoris dalam berceramah menurut pendapat mu dan bagaimana
kerekter dari Da’i tersebut
3.
I. Apa perbedaan ilmu Retorika dengan Retorika dakwah dan uraikan
II. apa perbedaan Retorika dan ilmu Khitobah serta uraikan pengertian nya
III. apa perbedaan Retorika dan publik speeking dan apa pengertian nya
IV. mengapa ilmu lain memerlukan ilmu Retorika
V. dalam berdakwah ilmu apa saja yg paling membutuhkan ilmu Retorika
4.
a. Sebutkan jenis-jenis Retorika di lihat dari jenis persiapan, teknik penyampean
dan
b. proses pem isi bukaan pidato memiliki tiga fungsi : perkenalan menempatkan
pemirsa atau pendengar dalam suasana hati yg bersahabat, pembukaan membuat
pemirsa tertarik, pemirsa akan di infomasikan tentang isi pidato dan mengapa
demikian ??
c. ada sepuluh cara atau teknik membuka pidato sebutkan
d. bagaimana teknik menutup pidato
e. apa konten / isi pidato dan apa tujuan nya
5.
I. Sebutkan ciri-ciri pidato / khutbah yg baik
II. Minimal ada enam ucapan dalam Al-Qur’an dan Apa yg kamu ketahui tentang
ucapan dalam Al-Qur’an tersebut (uraikan maknanya)
III. Tulis dengan tangan anda ayat Al-Qur’an yg terkait ucapan tersebut di atas
IV. Apa asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut
V. Bagaimana teknik mempersiapkan naskah pidato
Jakarta, 26-04-2021
Dr. Khadijah, MA
Jawaban
1.
a. Seni berbicara di depan publik disebut sebagai “retorika”. “Retorika” berasal dari
Bahasa Yunani. Kata ητορικός(rhētorikós), yang berarti “pidato”, dari kata ῥήτωρ
(rhḗtōr) "pembicara publik". Retorika juga berkaitan dengan kata ῥημα(rhêma), "yang
dikatakan", dan dari kata kerja ἐρῶ (erô), "berkata, berucap” (Liddell & Scott, n.d.).
Pengertian retorika secara sempit adalah hanya mengenai bicara, sedang secara luas
tentang penggunaan bahasa lisan dan tulisan. Dalam sistematisasi retorika Aristoteles,
aspek terpenting dalam teori dan dasar pemikiran retorika adalah tiga jenis pendekatan
untuk mempersuasi audiens, yakni logos, pathos dan ethos. Logos adalah strategi
untuk meyakinkan audiens dengan menggunakan wacana yang mengedepankan
pengetahuan dan rasionalitas (reasoned discourse), sementara pathos adalah
pendekatan yang mengutamakan emosi atau menyentuh perasaan audiens dan ethos
adalah pendekatan moral menggunakan nilai-nilai yang berkaitan dengan keyakinan
audiens.
Menurut jalaludin rahmat yaitu Objek studi retorika setua kehidupan manusia.
Kefasihan bicara mungkin pertama kali dipertunjukan dalam upacara adat: kelahiran
kematian, lamaran, perkawinan dan sebagainya. Pidato disampaikan oleh orang yang
mempunyai status tinggi. Sejak Yunani dan Roma sampai zaman kita sekarang,
kepandaian pidato dan keanekaragaman selalu berkaitan. Uraian sistematis retorika
yang pertama diletakan oleh orang Syracuse dan bertahun-tahun diperintah para tiran.
Kira-kira tahun 465 SM, rakyat melancarkan revolusi. Diktator ditumbangkan dan
demokrasi ditegakkan. Walaupun demokrasi gaya Syracuse tidak bertahan lama. Lalu
Protagoras menyebut kelompoknya sophistai guru kebijaksanaan sejarahwan
menyebut mereka kelompok Sophis. Mereka berjasa mengembangkan retorika dan
mempopulerkannya. Retorika, bagi mereka, bukan hanya ilmu pidato, tetapi meliputi
pengetahuan sastra, gramatika dan logika. Mereka tahu bahwa rasio tidak cukup untuk
meyakinkan orang. Mereka mengajarkan teknik-teknik memanipulasi emosi dan
menggunakan prasangka untuk menyentuh hati pendengar.
b. Di abad ke-20, retorika berkembang menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan dengan
berkembangnya pengajaran tentang komunikasi publik dan retorika di sekolah-sekolah
menengah dan universitas-universitas pertama di Eropa dan kemudian meluas hingga
kawasan-kawasan lain di dunia. Harvard, sebagai universitas pertama di Amerika
Serikat, misalnya, telah lama memiliki kurikulum mata kuliah dasar sebagai Retorika
sebagai salah satu mata kuliahnya (Borchers, 2006). Dengan berkembangnya ilmu
komunikasi, pembelajaran retorika lebih meluas lagi. Saat ini, retorika dipelajari
dalam ruang lingkup yang luas dalam bidang pemasaran, politik, komunikasi, bahkan
bahasa (linguistik).
c. Tujuan retorika ialah Tujuan Retorika adalah persuasi, yaitu keyakinan pendengar
akan kebenaran gagasan hal yang dibicarakan. Artinya tujuan retorika adalah membina
saling pengertian yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian
dalam kehidupan masyarakat dalam kegiatan bertutur. Membina saling pengertian
yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamian dalam kehidupan
bermasyarakat lewat kegiatan bertutur kata dengan baik dan benar. Manfaat beretorika
ketika untuk berdakwah, dakwahnya terasa indah, menarik serta mengena. Untuk itu
kemampuan merangkai kata-kata dengan maksud agar pendengar mudah memahami,
menerima dan mengikuti apa yang didakwahkan karena merasa tertarik, indah dan
ikhlas inilah yang disebut sebagai sebuah seni dakwah.
d. Ilmu retorika secara teori yaitu retorika adalah hanya mengenai bicara, sedang secara
luas tentang penggunaan bahasa lisan dan tulisan. Dalam sistematisasi retorika
Aristoteles, aspek terpenting dalam teori dan dasar pemikiran retorika adalah tiga jenis
pendekatan untuk mempersuasi audiens, yakni logos, pathos dan ethos. Logos adalah
strategi untuk meyakinkan audiens dengan menggunakan wacana yang
mengedepankan pengetahuan dan rasionalitas (reasoned discourse), sementara pathos
adalah pendekatan yang mengutamakan emosi atau menyentuh perasaan audiens dan
ethos adalah pendekatan moral menggunakan nilai-nilai yang berkaitan dengan
keyakinan audiens. Hal-hal mendasar yang berkaitan dengan retorika dakwah
diantaranya, membahas seputar peningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) da’I,
bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi
(informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif).
2.
a. Sokrates menyatakan bahwa retorika adalah demi kebenaran. Dialog adalah tekniknya,
karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya. Metode Sokrates
mengenai retorika ini adalah:
memisahkan pemikiran salah dari yang tepat, yakni dengan jalan berpikir
mendalam dan memperhatikan suatu persoalan dengan sungguh-sungguh agar
dapat menemukan suatu ‘nilai universal’ yang ada dalam masyarakat. Nilai ini
yang dipergunakan untuk memecahkan persoalan tersebut,
bertanya (dialog) dan menyelidiki argumentasi-argumentasi yang diberikan
kepadanya dengan harapan dapat membuat suatu definisi tentang apa yang
diketemukannya (definisi ini berdasarkan hasil penemuan dari masyarakat).
Isokrates, Menurut Isokrates, hakekat pendidikan adalah kemampuan membentuk
pendapat-pendapat yang tepat mengenai masyarakat. Isokrates mendirikan sekolah
retorika tahun 391 SM dengan penekanan pada penggunaan katakata dalam susunan
yang jernih tapi tidak berlebih-lebihan. Isokrates menitikberatkan pendidikan ‘pidato-
pidato politik’ (political oratory) yang menghubungkan persoalan aktual dengan
perkembangan politik.
Plato, menurut plato retorika memegang peranan penting bagi persiapan untuk
menjadi pemimpin. Retorika penting sebagai model pendidikan, sarana mencapai
kedudukan dalam pemerintahan, dan mempengaruhi rakyat. Plato dilahirkan pada
tahun 427 SM di Athena dari kalangan bangsawan. Dan dia mendirikan beberapa
sekolah filsuf, yakni:
Nomoi yaitu tulisan yang berupa dialog jawaban atas bukunya ‘Politikos’
yang mengupas mengenai undang-undang, undang-undang hendaknya
menjadi instansi yang tertinggi dalam suatu negara, dan undang-undang yang
mana yang dianggap cocok berlaku dalam suatu negara.
Dialogues berbicara tentang pembuatan kerangka retorika yang dianggap
benar, yaitu retorika yang ada hubungannya dengan kebenaran dan moral.
Seorang orator hendaknya menyesuaikan retorikanya dengan kemampuan
pendengar
Aristoteles mengatakan bahwa retorika sebagai filsafat, sedang tokoh yang lain
menekankan sebagai seni. Menurut Aristoteles, tujuan retorika adalah membuktikan
maksud pembicaraan atau menampakkan pembuktian. Ini terdapat pada logika.
Keindahan bahasa hanya digunakan untuk membenarkan, memerintah, mendorong,
dan mempertahankan sesuatu. Karakter nya yaitu Pada tahap ini pembicara menyusun
pidato atau mengorganisasikan pesan. Pesan dibagi ke dalam beberapa bagian yang
berkaitan secara logis. Susunan tersebut mengikuti kebiasaan berpikir manusia yang
terdiri dari: pengantar, pernyataan, argumen, dan epilog. Bagi Aristoteles, pengantar
berfungsi menarik perhatian, menumbuhkan kredibilitas, dan menjelaskan tujuan.
Menurut demosthenes mengenai retorika dalam demokrasi. Ketika demokrasi
menjadi sistem pemerintahan, di situ dengan sendirinya masyarakat memerlukan
orang-orang yang mahir berbicara di depan umum. Karakter nya dia yaitu semangat
yang berkobar-kobar, kecerdasan pikiran, lain dari yang lain, ia adalah ahli pidato
yang ulung dan ahli politik.
b. sejarah awal keberadaan orang Yunani sebagai perantau yang memiliki jiwa
petualang. Mereka merantau karena kondisi geografis negara Yunani yang terletak di
Semenanjung Balkan tidak subur dan sedikit memberikan hasil bagi penduduknya,
kemudian mereka merantau ke tanah asing dan mendirikan negara baru di sekitar laut
Egia dan pantai Asia Kecil. Di tanah rantau ini, orang Yunani mengalami perbaikan
ekonomi dan mampu membeli budak untuk mengurus pekerjaan mereka sehari-hari
sehingga mereka mempunyai banyak waktu luang. Waktu senggang dimanfaatkan
untuk memperkuat kemuliaan hidup dengan seni dan buah pikiran. Ilmu pengetahuan
pun berkembang yang ditujukan untuk mencari kebenaran sehingga lahirlah filsafat.
Orang Yunani hidup berkelompok dalam sistem kemasyarakatan yang teratur yang
disebut dengan Polis atau negara kota. Polis merupakan lembaga politik yang meliputi
kekuasaan secara otonomi, swasembada dan kemerdekaan. Ketiga faktor inilah yang
melatarbelakangi kebebasan berpikir yang membantu munculnya filsafat.
c. Marcus TulliusCicero (106-44 SM) , lahir di Arpinum, sebuah kota kecil di Italia pada
106 SM. Tidak hanya seorang teoritikus, ia juga seorang praktisi. Ia seorang orator
ternama di Kekaisaran Romawi. Ia berpandangan bahwa seorang pembicara
(rhetorician) semestinya luas dan mendalam dalam membaca; menguasai filsafat
(mastery of philosophy), hukum, sejarah; menguasai humor, keras dalam bicara, dan
mampu mengontrol psikologis audiens.
Plutarch (46-120 SM).Seorang tokoh sejarah Romawi yang berpendapat bahwa pidato
yang disampaikan harus meyakinkan. Keadaan meyakinkan ini dapat dicapai dengan
keyakinan pembicara, menguasai bahasanya, percaya akan diri sendiri, dan teknik
bahasa yang digunakan merupakan peningkatan, aliterasi, mempunyai susunan
kalimat yang baik.
Gaius Julius Kaisar (100-44 SM) merupakan seorang Diktaktor. Menurut Suetonius
yang merupakan ahli sejarah menulis, “Dalam soal kepandaian berpidato dan
berperang, Kaisar merupakan orang yang paling tepat dan mahsyur”. Pidatonya yang
paling terkenal dihadapan para legioner yang daya tempur dan semangat juangnya
sudah mulai pudar merupakan sepenggal retorika yang paling baik dari seni
menimbulkan motivasi secara psikologis dan juga menunjukkan betapa kuat daya
sugesti Kaisar yang mau mengakhiri negara Republik Romawi.
Marcus Fabius Quintilianus Merupakan seorang Guru Ilmu Retorika. Dia merupakan
orang Romawi yang berasal dari Carlagurris, Spanyol. Sesudah menyelesaikan studi
di Roma, ia menetap dan mendirikan Sekolah Ilmu Retorika. Tahun 70 SM ia diakui
secara resmi sebagai Professor resmi Ilmu Retorika Kekaisaran Romawi oleh Kaisar
Vespasianus, yang dibayar oleh negara. Selama kurang lebih 20 tahun, ia
berkecimpung dalam bidang Ilmu Retorika. Dan sesudah itu ia mengundurkan diri
dan hidup menyendiri. Dalam masa ini Quintilianus menulis 12 buku sebagai
pengantar ke dalam Ilmu Retorika (Institution Oratoria). Karyanya masih terkenal
hingga saat ini dan masih mempengaruhi Ilmu Retorika masa kini.
3.
Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa, khususnya bina-bicara. Retorika sebagai
bagian dari ilmu bina-bicara mencakup: Monologika, Dialogika dan Teknik Bicara.
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya seorang
yang berbicar a. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah: pidato, kata
sambutan, kuliah, ceramah, penyampaian makalah dan deklamasi. Sedangkan dialogika
adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua lebih berbicara atau
mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting
adalah: diskusi, tanya jawab, perundingan, debat dan percakapan. Yang terakhir adalah
teknik bicara. Sebab efektifitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik
bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena, itu pembinaan teknik
bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini secara teknis
perhatian diarahkan pada pembinai teknis bernafas, mengucap, bina suara, membaca dan
bercerita.
Perbedaan retorika dan retorika dakwah pada dasarnya tidak terlalu mencolok,
berikut adalah perbedaan yang dapat terlihat jelas diantara keduanya:
> Tujuan keduanya. dimana ilmu retorika umumnya memiliki tujuan yang luas dan
bersifat duniawi dalam hal penyampain gagasan kepada para pendegarnya. Hal ini hampir
bertolak belakang dengan retorika dakwah yang pada dasarnya bersifat ukhrawi (akhirat)
dalam gagasanya, meskipun tak jarang bersifat duniawi mengenai halhal yang
berhubungan dengan syariat.
> Target Audience Dimana dalam ilmu retorika target audience nya jauh lebih luas
karena gagasan yang disamapaikan umumnya untuk hal duniawi yang mana hal itu tidak
memiliki batasan-batasan sebagaimana retorika dakwah yang mana dikhususnya hanya
untuk golongan atau kaum tersebut saja.
Dalam hal retorika tidak ada aturan atau hukum khusus yang mengatur mengenai
kewajiban, isi gagasan, dll, yang harus disampaikan kepada audiencenya. Sedangkan
Khitobah memiliki aturan-aturan tertentu dalam menjalankannya karena khitobah
merupakan bagian integral dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim.
Kewajiban ini terkonsep dalam bagian amal ma’ruf nahi munkar. 5Adapun ayat yang
mendasari tentang wajibnya pelaksanaan khitobah bagi setiap muslim adalah QS. Yasin
ayat 17:
ُ َو َما عَليَْنَٓا اِ ا َّل ا ْلب ٰلَ ُغ ا ْل ُمبيِْن.VI
Artinya: “Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah)
dengan jelas”
Selain itu khitobah dalam konteks rangkaian sholat jum’at juga memiliki
bebrapa aturan seperti syarat dan rukun yang harus dipatuhi oleh khatib.
2. Target Audience
Karena sejak awal kemunculannya, retorika dianggap sebagai ilmu yang amat
bermanfaat untuk mempengaruhi pendapat umum. Aristoteles saat itu malah sudah
merumuskan empat manfaat atau kegunaan dari retorika, yakni:
Apa yang terjadi dalam kehidupan ini, menurut Aristoteles ada hal-hal yang
memang benar dan ada hal-hal yang memang tidak benar tetapi cenderung
mengalahkan lawannya tanpa mempertimbangkan kebenaran.
A. Jenis- jenis retorika dari jenis persiapan, yaitu impromptu, manuskrip, memoriter,
danekstempore. Dan apabila dilihat berdasarkan tujuan, yaitu informatif,
persuasif, rekreatif, dan aksi.
B. Proses pembentukan isi bukaaan pidato memiliki tiga fungsi yaitu perkenalan,
menempatkan pemirsa atau pendengar dalam suasana hati yang bersahabat, pembukaan
membuat pemirsa tertarik, pemirsa akan di informasikan tentang isi pidato. Hal tersebut
digunakan agar audiens atau pendengar bisa merasa tertarik dan mendapatkan kesan baik
pertama kalinya dari sang arator. Sehinggga setelah mereka telah mendapatkan kesan
yang baik dan merasa tertarik, besar kemungkinan bagi mereka untuk mendengarkan
pidato tersebut dan tetap mendengar sampai akhir-serta memahami dengan serius maksud
dari pidato yang ingin disampaikan.
C.
D.
3. Mendorong khalayak untuk bertindak (Appeal of Action) tindakan ini bisa berupa respon
fisik atau respon lainnya.
4. Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan dan memuji serta
menghargai khalayak. Masih banyak lagi cara untuk menutup suatu pidato, dengan
mengetahui tentang teknik-teknik pidato ini tapi pada akhirnya mutu teknik-teknik itu
bergabung kepada kreatifitas dari masing-masing pembicara.
5. Mengakhiri dengan klimaks, maksud klimaks disini ialah mengakhiri pidato dengan tempo
yang tinggi, saat suasana pendengar benar-benar terfokus dan tertarik kepada ahlipidato
dan materi yang diberikan.
6. Mengatakan kutipan peribahasa, sajak pengambilan peribahasa atau sajak yang sesuai
dengan materi disampaikan ialah salah satu bentuk improvisasi untuk menyampaikan
materiyang menarik didengar.
9. Menghargai khalayak, sepandai apapun seorang ahli pidato kalau tidak memiliki sikap dan
sifat yang santun dan menghargai pendengar kepandaian tersebut hanya percuma, karena
subtansi pidato dan retorika ialah berbicara terhadap pendengar atau audiens.
E. Isi Pidato adalah suatu ucapan yang memiliki susunan yang baik guna disampaikan kepada
orang banyak. Dengan tujuan, yaitu 1) mempengaruhi orang lain supaya mau mengikuti apa
kemauan kita dengan sukarela. 2) memberikan suatu pemahaman atau sebuha informasi
kepada orang lain. 3) membuat orang lain merasa senang dengan pidato yang disampaikan
dan menghibur sehingga orang lain senang dengan apa yang disampaikan.
5.
1. Tahap Pramenulis, Pada tahap pramenulis, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:
1). Menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri; 2). Melakukan kegiatan-kegiatan latihan
sebelum menulis; 3). Mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan ditulis; 4). Mengidentifikasi
tujuan kegiatan menulis; 5). Memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan
yang 6). telah ditentukan.
2. Tahap Membuat Draft, Kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
1). Membuat draft kasar; 2). Lebih menekankan isi daripada tata tulis 3. Tahap Merevisi,
Kegiatan dalam tahap merevisi adalah sebagai berikut: 1). Berbagi tulisan dengan teman-teman
(kelompok); 2). Berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi tentang tulisan temanteman; 3).
Mengubah tulisan dengan memperhatikan reaksi dan komentar pembaca;
3). Membuat perubahan yang substantif pada draft pertama dan draft berikutnya, sehingga
menghasilkan draft akhir.
4. Tahap Menyunting, Pada tahap menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:
1). Membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis oleh penulis sendiri; 2). Membetulkan
kesalahan bahasa dan tata tulis dengan teman; 3). Mengoreksi kembali kesalahan-kesalahan
bahasa dan tata tulis oleh penulis sendiri.
5. Tahap Berbagi, tahap ini merupakan kegiatan mempublikasikan tulisan dan berbagi tulisan
kepada pembaca yang telah di tentukan.
Penyusunan teks pidato hendaknya kata-kata yang digunakan harus jelas, tepat, dan menarik.
Hindari kata-kata klise, hati-hati dalam penggunaan kata-kata pungut, hindari vulgarisme dan
kata-kata yang tidak sopan.