Anda di halaman 1dari 19

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

NAMA = Muhammar Reza Abdillah

NIM= 11150541000052

KELAS = KESSOS 4D

Dosen pengampu : Dr. Hj. Khadijah, MA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
2021
1. a. Uraikan pengertian retorika dari bahasa dan istilah apa serta pendapat Jalaludin
Rahmat
b. kapan ilmu Retorika muncul? Dan di daerah mana dan uraikan
c. apa tujuan ilmu Retorika dan manfaatnya
d. coba jelaskan pengertian ilmu Retorika secara teori dan Retorika secara praktis
e. mengapa dalam berbicara dimuka publik sesorang memerlukan ilmu Retorika

2. Coba uraikan perkembangan ilmu Retorika dari zaman ke zaman serta di trulis tahun ke
tahun
I. zaman yunani minimal 5 tokoh, sebutkan pendapat mereka serta karakternya
II. mengapa dizaman yunani perkembangan ilmu Retorika mencapai puncak
III. zaman romawi minimal 5 tokoh sebutkan pendapat mereka serta karakter nya
IV. mengapa di zaman romawi ilmu Retorika kurang berkembang dan bagaimana
peran ilmu Retorika dimuka publik(ditengah masyarakat)
V. zaman abad pertengahan ilmu Retorika mengalami kemunduran mengapa ?
siapa tokoh Retorika pada zaman itu
VI. Kapan ilmu Retorika di dunia islam muncul dan apa karakternya
VII. Zaman modern ilmu Retorika mengalami perkembangan di dunia barat(inggeris,
prancis, jerman, amarika serikat), sebutkan siapa tokoh-tokohnya beserta
karakter ke ilmuan nya
VIII. Bagaimana kondisi ilmu Retorika abad modern dan cabang ilmu apa saja yg
muncul
IX. Bagaimana perkembangan ilmu Retorika di indonesia dan siapa saja tokohnya
X. Siapa Da’i yg retoris dalam berceramah menurut pendapat mu dan bagaimana
kerekter dari Da’i tersebut

3.
I. Apa perbedaan ilmu Retorika dengan Retorika dakwah dan uraikan
II. apa perbedaan Retorika dan ilmu Khitobah serta uraikan pengertian nya
III. apa perbedaan Retorika dan publik speeking dan apa pengertian nya
IV. mengapa ilmu lain memerlukan ilmu Retorika
V. dalam berdakwah ilmu apa saja yg paling membutuhkan ilmu Retorika

4.
a. Sebutkan jenis-jenis Retorika di lihat dari jenis persiapan, teknik penyampean
dan
b. proses pem isi bukaan pidato memiliki tiga fungsi : perkenalan menempatkan
pemirsa atau pendengar dalam suasana hati yg bersahabat, pembukaan membuat
pemirsa tertarik, pemirsa akan di infomasikan tentang isi pidato dan mengapa
demikian ??
c. ada sepuluh cara atau teknik membuka pidato sebutkan
d. bagaimana teknik menutup pidato
e. apa konten / isi pidato dan apa tujuan nya
5.
I. Sebutkan ciri-ciri pidato / khutbah yg baik
II. Minimal ada enam ucapan dalam Al-Qur’an dan Apa yg kamu ketahui tentang
ucapan dalam Al-Qur’an tersebut (uraikan maknanya)
III. Tulis dengan tangan anda ayat Al-Qur’an yg terkait ucapan tersebut di atas
IV. Apa asbabun nuzul dari ayat-ayat tersebut
V. Bagaimana teknik mempersiapkan naskah pidato

Jakarta, 26-04-2021

Dr. Khadijah, MA
Jawaban

1.
a. Seni berbicara di depan publik disebut sebagai “retorika”. “Retorika” berasal dari
Bahasa Yunani. Kata ητορικός(rhētorikós), yang berarti “pidato”, dari kata ῥήτωρ
(rhḗtōr) "pembicara publik". Retorika juga berkaitan dengan kata ῥημα(rhêma), "yang
dikatakan", dan dari kata kerja ἐρῶ (erô), "berkata, berucap” (Liddell & Scott, n.d.).

Pengertian retorika secara sempit adalah hanya mengenai bicara, sedang secara luas
tentang penggunaan bahasa lisan dan tulisan. Dalam sistematisasi retorika Aristoteles,
aspek terpenting dalam teori dan dasar pemikiran retorika adalah tiga jenis pendekatan
untuk mempersuasi audiens, yakni logos, pathos dan ethos. Logos adalah strategi
untuk meyakinkan audiens dengan menggunakan wacana yang mengedepankan
pengetahuan dan rasionalitas (reasoned discourse), sementara pathos adalah
pendekatan yang mengutamakan emosi atau menyentuh perasaan audiens dan ethos
adalah pendekatan moral menggunakan nilai-nilai yang berkaitan dengan keyakinan
audiens.

Menurut jalaludin rahmat yaitu Objek studi retorika setua kehidupan manusia.
Kefasihan bicara mungkin pertama kali dipertunjukan dalam upacara adat: kelahiran
kematian, lamaran, perkawinan dan sebagainya. Pidato disampaikan oleh orang yang
mempunyai status tinggi. Sejak Yunani dan Roma sampai zaman kita sekarang,
kepandaian pidato dan keanekaragaman selalu berkaitan. Uraian sistematis retorika
yang pertama diletakan oleh orang Syracuse dan bertahun-tahun diperintah para tiran.
Kira-kira tahun 465 SM, rakyat melancarkan revolusi. Diktator ditumbangkan dan
demokrasi ditegakkan. Walaupun demokrasi gaya Syracuse tidak bertahan lama. Lalu
Protagoras menyebut kelompoknya sophistai guru kebijaksanaan sejarahwan
menyebut mereka kelompok Sophis. Mereka berjasa mengembangkan retorika dan
mempopulerkannya. Retorika, bagi mereka, bukan hanya ilmu pidato, tetapi meliputi
pengetahuan sastra, gramatika dan logika. Mereka tahu bahwa rasio tidak cukup untuk
meyakinkan orang. Mereka mengajarkan teknik-teknik memanipulasi emosi dan
menggunakan prasangka untuk menyentuh hati pendengar.

b. Di abad ke-20, retorika berkembang menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan dengan
berkembangnya pengajaran tentang komunikasi publik dan retorika di sekolah-sekolah
menengah dan universitas-universitas pertama di Eropa dan kemudian meluas hingga
kawasan-kawasan lain di dunia. Harvard, sebagai universitas pertama di Amerika
Serikat, misalnya, telah lama memiliki kurikulum mata kuliah dasar sebagai Retorika
sebagai salah satu mata kuliahnya (Borchers, 2006). Dengan berkembangnya ilmu
komunikasi, pembelajaran retorika lebih meluas lagi. Saat ini, retorika dipelajari
dalam ruang lingkup yang luas dalam bidang pemasaran, politik, komunikasi, bahkan
bahasa (linguistik).

c. Tujuan retorika ialah Tujuan Retorika adalah persuasi, yaitu keyakinan pendengar
akan kebenaran gagasan hal yang dibicarakan. Artinya tujuan retorika adalah membina
saling pengertian yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian
dalam kehidupan masyarakat dalam kegiatan bertutur. Membina saling pengertian
yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamian dalam kehidupan
bermasyarakat lewat kegiatan bertutur kata dengan baik dan benar. Manfaat beretorika
ketika untuk berdakwah, dakwahnya terasa indah, menarik serta mengena. Untuk itu
kemampuan merangkai kata-kata dengan maksud agar pendengar mudah memahami,
menerima dan mengikuti apa yang didakwahkan karena merasa tertarik, indah dan
ikhlas inilah yang disebut sebagai sebuah seni dakwah.

d. Ilmu retorika secara teori yaitu retorika adalah hanya mengenai bicara, sedang secara
luas tentang penggunaan bahasa lisan dan tulisan. Dalam sistematisasi retorika
Aristoteles, aspek terpenting dalam teori dan dasar pemikiran retorika adalah tiga jenis
pendekatan untuk mempersuasi audiens, yakni logos, pathos dan ethos. Logos adalah
strategi untuk meyakinkan audiens dengan menggunakan wacana yang
mengedepankan pengetahuan dan rasionalitas (reasoned discourse), sementara pathos
adalah pendekatan yang mengutamakan emosi atau menyentuh perasaan audiens dan
ethos adalah pendekatan moral menggunakan nilai-nilai yang berkaitan dengan
keyakinan audiens. Hal-hal mendasar yang berkaitan dengan retorika dakwah
diantaranya, membahas seputar peningkatkan kualitas eksistensi (keberadaan) da’I,
bukanlah sekadar berbicara, tetapi berbicara yang menarik (atraktif), bernilai informasi
(informatif), menghibur (rekreatif), dan berpengaruh (persuasif).

e. Di karenakan, maka dalam penyampaian pesan dakwah haruslah memperhatikan


aturan dan tata cara kaidah retorika yang baik, agar pesan dakwah tersampaikan
dengan baik. Sebaliknya, penyampaian pesan dakwah yang tidak disertai retorika yang
baik maka pesan dakwah tidak mengenai sasaran, dan tak jarang pula menyebabkan
misalnya umat menjadi “resah”. Seringkali kita mendengar seseorang yang berpidato
panjang lebar tanpa memperoleh apa-apa darinya selain kelelahan dan kebosanan. Ini
biasanya disebabkan pembicara mempunyai bahan yang banyak namun tidak bisa
mengorganisasikan pesannya dengan baik.

2.
a. Sokrates menyatakan bahwa retorika adalah demi kebenaran. Dialog adalah tekniknya,
karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya. Metode Sokrates
mengenai retorika ini adalah:
 memisahkan pemikiran salah dari yang tepat, yakni dengan jalan berpikir
mendalam dan memperhatikan suatu persoalan dengan sungguh-sungguh agar
dapat menemukan suatu ‘nilai universal’ yang ada dalam masyarakat. Nilai ini
yang dipergunakan untuk memecahkan persoalan tersebut,
 bertanya (dialog) dan menyelidiki argumentasi-argumentasi yang diberikan
kepadanya dengan harapan dapat membuat suatu definisi tentang apa yang
diketemukannya (definisi ini berdasarkan hasil penemuan dari masyarakat).
Isokrates, Menurut Isokrates, hakekat pendidikan adalah kemampuan membentuk
pendapat-pendapat yang tepat mengenai masyarakat. Isokrates mendirikan sekolah
retorika tahun 391 SM dengan penekanan pada penggunaan katakata dalam susunan
yang jernih tapi tidak berlebih-lebihan. Isokrates menitikberatkan pendidikan ‘pidato-
pidato politik’ (political oratory) yang menghubungkan persoalan aktual dengan
perkembangan politik.

Plato, menurut plato retorika memegang peranan penting bagi persiapan untuk
menjadi pemimpin. Retorika penting sebagai model pendidikan, sarana mencapai
kedudukan dalam pemerintahan, dan mempengaruhi rakyat. Plato dilahirkan pada
tahun 427 SM di Athena dari kalangan bangsawan. Dan dia mendirikan beberapa
sekolah filsuf, yakni:

 Nomoi yaitu tulisan yang berupa dialog jawaban atas bukunya ‘Politikos’
yang mengupas mengenai undang-undang, undang-undang hendaknya
menjadi instansi yang tertinggi dalam suatu negara, dan undang-undang yang
mana yang dianggap cocok berlaku dalam suatu negara.
 Dialogues berbicara tentang pembuatan kerangka retorika yang dianggap
benar, yaitu retorika yang ada hubungannya dengan kebenaran dan moral.
Seorang orator hendaknya menyesuaikan retorikanya dengan kemampuan
pendengar

Aristoteles mengatakan bahwa retorika sebagai filsafat, sedang tokoh yang lain
menekankan sebagai seni. Menurut Aristoteles, tujuan retorika adalah membuktikan
maksud pembicaraan atau menampakkan pembuktian. Ini terdapat pada logika.
Keindahan bahasa hanya digunakan untuk membenarkan, memerintah, mendorong,
dan mempertahankan sesuatu. Karakter nya yaitu Pada tahap ini pembicara menyusun
pidato atau mengorganisasikan pesan. Pesan dibagi ke dalam beberapa bagian yang
berkaitan secara logis. Susunan tersebut mengikuti kebiasaan berpikir manusia yang
terdiri dari: pengantar, pernyataan, argumen, dan epilog. Bagi Aristoteles, pengantar
berfungsi menarik perhatian, menumbuhkan kredibilitas, dan menjelaskan tujuan.
Menurut demosthenes mengenai retorika dalam demokrasi. Ketika demokrasi
menjadi sistem pemerintahan, di situ dengan sendirinya masyarakat memerlukan
orang-orang yang mahir berbicara di depan umum. Karakter nya dia yaitu semangat
yang berkobar-kobar, kecerdasan pikiran, lain dari yang lain, ia adalah ahli pidato
yang ulung dan ahli politik.

b. sejarah awal keberadaan orang Yunani sebagai perantau yang memiliki jiwa
petualang. Mereka merantau karena kondisi geografis negara Yunani yang terletak di
Semenanjung Balkan tidak subur dan sedikit memberikan hasil bagi penduduknya,
kemudian mereka merantau ke tanah asing dan mendirikan negara baru di sekitar laut
Egia dan pantai Asia Kecil. Di tanah rantau ini, orang Yunani mengalami perbaikan
ekonomi dan mampu membeli budak untuk mengurus pekerjaan mereka sehari-hari
sehingga mereka mempunyai banyak waktu luang. Waktu senggang dimanfaatkan
untuk memperkuat kemuliaan hidup dengan seni dan buah pikiran. Ilmu pengetahuan
pun berkembang yang ditujukan untuk mencari kebenaran sehingga lahirlah filsafat.
Orang Yunani hidup berkelompok dalam sistem kemasyarakatan yang teratur yang
disebut dengan Polis atau negara kota. Polis merupakan lembaga politik yang meliputi
kekuasaan secara otonomi, swasembada dan kemerdekaan. Ketiga faktor inilah yang
melatarbelakangi kebebasan berpikir yang membantu munculnya filsafat.

c. Marcus TulliusCicero (106-44 SM) , lahir di Arpinum, sebuah kota kecil di Italia pada
106 SM. Tidak hanya seorang teoritikus, ia juga seorang praktisi. Ia seorang orator
ternama di Kekaisaran Romawi. Ia berpandangan bahwa seorang pembicara
(rhetorician) semestinya luas dan mendalam dalam membaca; menguasai filsafat
(mastery of philosophy), hukum, sejarah; menguasai humor, keras dalam bicara, dan
mampu mengontrol psikologis audiens.

Plutarch (46-120 SM).Seorang tokoh sejarah Romawi yang berpendapat bahwa pidato
yang disampaikan harus meyakinkan. Keadaan meyakinkan ini dapat dicapai dengan
keyakinan pembicara, menguasai bahasanya, percaya akan diri sendiri, dan teknik
bahasa yang digunakan merupakan peningkatan, aliterasi, mempunyai susunan
kalimat yang baik.

Gaius Julius Kaisar (100-44 SM) merupakan seorang Diktaktor. Menurut Suetonius
yang merupakan ahli sejarah menulis, “Dalam soal kepandaian berpidato dan
berperang, Kaisar merupakan orang yang paling tepat dan mahsyur”. Pidatonya yang
paling terkenal dihadapan para legioner yang daya tempur dan semangat juangnya
sudah mulai pudar merupakan sepenggal retorika yang paling baik dari seni
menimbulkan motivasi secara psikologis dan juga menunjukkan betapa kuat daya
sugesti Kaisar yang mau mengakhiri negara Republik Romawi.

Marcus Porcius Cato/Cato Censorius (234-149 SM) Ia menjadi terkenal lewat


pidatonya yang berjudul Carthago delenda est. Pidato itu mengajak rakyat ke-kaisaran
Romawi untuk membinasakan kota Cartago di Afrika Utara. Orang Romawi pada
perkembangan selanjutnya membina suatu ilmu retorika dan dialektika, yang cocok
untuk para pembela perkara, pimpinan pemerintahan dan kaum militer. Ilmu Retorika
menjadi salah satu ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh Bangsa Romawi dengan
penuh semangat. Dikota Roma orang-orang mulai menyadari bahwa Ilmu Retorika
adalah salah satu wadah untuk menguasai massa.

Marcus Fabius Quintilianus Merupakan seorang Guru Ilmu Retorika. Dia merupakan
orang Romawi yang berasal dari Carlagurris, Spanyol. Sesudah menyelesaikan studi
di Roma, ia menetap dan mendirikan Sekolah Ilmu Retorika. Tahun 70 SM ia diakui
secara resmi sebagai Professor resmi Ilmu Retorika Kekaisaran Romawi oleh Kaisar
Vespasianus, yang dibayar oleh negara. Selama kurang lebih 20 tahun, ia
berkecimpung dalam bidang Ilmu Retorika. Dan sesudah itu ia mengundurkan diri
dan hidup menyendiri. Dalam masa ini Quintilianus menulis 12 buku sebagai
pengantar ke dalam Ilmu Retorika (Institution Oratoria). Karyanya masih terkenal
hingga saat ini dan masih mempengaruhi Ilmu Retorika masa kini.
3.

a. Perbedaan retorika dengan retorika dakwah

Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa, khususnya bina-bicara. Retorika sebagai
bagian dari ilmu bina-bicara mencakup: Monologika, Dialogika dan Teknik Bicara.
Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, dimana hanya seorang
yang berbicar a. Bentuk-bentuk yang tergolong dalam monologika adalah: pidato, kata
sambutan, kuliah, ceramah, penyampaian makalah dan deklamasi. Sedangkan dialogika
adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, dimana dua lebih berbicara atau
mengambil bagian dalam suatu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting
adalah: diskusi, tanya jawab, perundingan, debat dan percakapan. Yang terakhir adalah
teknik bicara. Sebab efektifitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik
bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena, itu pembinaan teknik
bicara merupakan bagian yang penting dalam retorika. Dalam bagian ini secara teknis
perhatian diarahkan pada pembinai teknis bernafas, mengucap, bina suara, membaca dan
bercerita.

Dakwah adalah suatu pengertian berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadist. Adapun


firman Allah yang mengandung pengertian dakwah Islam, diantaranya, AlBaqoroh: 119-
120, Al-Ahzab: 45-48, Al-Baqoroh: 213, An-Nahl: 37. Beberapa ayat tersebut
menjelaskan bahwa dakwah adalah pemberian informasi (berita), menyampaikan
informasi, menyeru, mengajak dan memberi peringatan. Secara umum, pengertian
menurut istilah adalah Dakwah yaitu Memberikan dan menyampaikan informasi tentang
Islam yang benar, menyeru dan mengajak kembali kepada jalan yang benar serta
memberi peringatan pada manusia untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi mungkar, dalam
rangka mencapai tujuan hidup bahagia dunia dan akhirat. Dengan demikian, pengertian
retorika dakwah adalah seni dalam menyampaikan Islam secara benar.

Perbedaan retorika dan retorika dakwah pada dasarnya tidak terlalu mencolok,
berikut adalah perbedaan yang dapat terlihat jelas diantara keduanya:

> Tujuan keduanya. dimana ilmu retorika umumnya memiliki tujuan yang luas dan
bersifat duniawi dalam hal penyampain gagasan kepada para pendegarnya. Hal ini hampir
bertolak belakang dengan retorika dakwah yang pada dasarnya bersifat ukhrawi (akhirat)
dalam gagasanya, meskipun tak jarang bersifat duniawi mengenai halhal yang
berhubungan dengan syariat.

> Target Audience Dimana dalam ilmu retorika target audience nya jauh lebih luas
karena gagasan yang disamapaikan umumnya untuk hal duniawi yang mana hal itu tidak
memiliki batasan-batasan sebagaimana retorika dakwah yang mana dikhususnya hanya
untuk golongan atau kaum tersebut saja.

b. Perbedaan retorika dengan ilmu khitobah antara lain sebagai berikut:

1. Hukum yang mengatur.

Dalam hal retorika tidak ada aturan atau hukum khusus yang mengatur mengenai
kewajiban, isi gagasan, dll, yang harus disampaikan kepada audiencenya. Sedangkan
Khitobah memiliki aturan-aturan tertentu dalam menjalankannya karena khitobah
merupakan bagian integral dari ajaran Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim.
Kewajiban ini terkonsep dalam bagian amal ma’ruf nahi munkar. 5Adapun ayat yang
mendasari tentang wajibnya pelaksanaan khitobah bagi setiap muslim adalah QS. Yasin
ayat 17:
ُ‫ َو َما عَليَْنَٓا اِ ا َّل ا ْلب ٰلَ ُغ ا ْل ُمبيِْن‬.VI
Artinya: “Dan kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah)
dengan jelas”
Selain itu khitobah dalam konteks rangkaian sholat jum’at juga memiliki
bebrapa aturan seperti syarat dan rukun yang harus dipatuhi oleh khatib.

2. Target Audience

Dimana seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa retorika memiliki target


audience yang luas karena tidak adanya Batasan-batasan dalam argumen, gagasan yang
disamapaikan kepada para audiencenya. Sehingga audience dari berbagai kalangan dapat
mendengar atau bahkan mengikuti argument yang coba disampaikan, karena hal yang
disamapaikan pada umumnya bersifat duniawi. Hal ini jelas berbeda dengan khitobah
yang memiliki Batasan-batasan dimana audience hanya berasal dari satu kaum golongan
saja (dalam hal ini Islam), selain itu pula umunya khitobah menyampaikan hal-hal
berhubungan dengan syariat suatu golongan tertentu.

Pengertian Khitobah berasal dari kata ‫ة – يختب‬OOO‫( خطب – خطب‬Khataba, Yukhatibu,


Khutbatan/ Khithabatan), yang dapat diartikan sebagai berkhutbah, berpidato, meminang,
melamar, atau bercakap-cakap. Khitobah di Indonesia lebih familiar dengan hal-hal yang
berhubungan dengan khatib yang menyampaikan pesan melalui mimbar-mimbar masjid,
seperti sholat jumat, peringatan hari raya islam dan lain sebagainya. Sedangkan Retorika
atau dalam bahasa inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin rhetorica yang berarti
ilmu berbicara. Rhetorika yang diartikan sebagai “The Art Of Persuasion” oleh
Aristoteles, adalah ilmu kepandaian berpidato atau tehnik dan seni berbicara di depan
umum.

c.mengapa ilmu lain memerlukan ilmu Retorika

Karena sejak awal kemunculannya, retorika dianggap sebagai ilmu yang amat
bermanfaat untuk mempengaruhi pendapat umum. Aristoteles saat itu malah sudah
merumuskan empat manfaat atau kegunaan dari retorika, yakni:

• Retorika menuntun penutur dalam mengambil keputusan.

Apa yang terjadi dalam kehidupan ini, menurut Aristoteles ada hal-hal yang
memang benar dan ada hal-hal yang memang tidak benar tetapi cenderung
mengalahkan lawannya tanpa mempertimbangkan kebenaran.

• Retorika mengajar penutur dalam memilih argumen. Menurut Aristoteles, argumen


dibedakan menjadi dua jenis, yakni argumen artistik dan argumen
nonartistik. Argumen artistik diperoleh dari pokok persoalan atau topik
4.

A. Jenis- jenis retorika dari jenis persiapan, yaitu impromptu, manuskrip, memoriter,
danekstempore. Dan apabila dilihat berdasarkan tujuan, yaitu informatif,
persuasif, rekreatif, dan aksi.

B. Proses pembentukan isi bukaaan pidato memiliki tiga fungsi yaitu perkenalan,
menempatkan pemirsa atau pendengar dalam suasana hati yang bersahabat, pembukaan
membuat pemirsa tertarik, pemirsa akan di informasikan tentang isi pidato. Hal tersebut
digunakan agar audiens atau pendengar bisa merasa tertarik dan mendapatkan kesan baik
pertama kalinya dari sang arator. Sehinggga setelah mereka telah mendapatkan kesan
yang baik dan merasa tertarik, besar kemungkinan bagi mereka untuk mendengarkan
pidato tersebut dan tetap mendengar sampai akhir-serta memahami dengan serius maksud
dari pidato yang ingin disampaikan.

C.

1. Langsung menyebutkan pokok persoalan


Komunikator menyebutkan hal yang akan dibicarakannya dan memberikan kerangka
pembicaraannya. Cara ini biasanya dilakukan bila topik adalah pusat perhatian khalayak.
2. Melukiskan latar-belakang masalah
Komunikator menerangkan sejarah topik, dan menyatakan masalah-masalah utamanya.
Mengapa timbul persoalan itu, apa hubungannya dengan khalayak dan mengapa dipilih
masalah itu.
3. Menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah menjadi pusat
perhatian khalayak.
4. Menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati
Ini biasanya dilakukan dalam pidato untuk memperingati hari sejarah, bangunan baru, atau
orang besar yang sudah tiada. Cara ini dapat pula dipakai pada pesta kelahiran,
perkawinan selamatan, atau upacara kematian.
5. Menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato
Tempat berlangsungnya pertemuan seperti bangunan, lapang taman di depan patung dan
sebagainya. Dapat dijadikan dasar dalam berpidato. Yang dihubungkan ialah kejadian
historis, fungsi atau hal-hal lain yang relevan dengan pokok pembicaraan.
6. Menghubungkan dengan suasana emosi yang tengah menyelimuti khalayak Suasana
riang dan suasana sedih menerlukan cara pembukaa yang berbeda Dengan mendasari
pidato kita pada suasana emosi khalayak, mereka dapat dibawa dengan mudah kepada
gagaan kita sendiri.
7. Menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi di masu lalu Bila kita ingin
memumpakkan pentingnya persoalan yang dikemukakan, atau perkembangan yang
telah dicapai.
8. Menghubungkan dengan kepentingan vital pendengar Dengan menghubungkan pokok
pembicaraan pada hal-hal penting dalam kehidupan pendengar atau pada kepentingan
tertentu yang khas bagi pendengar Anda, maka khalayak akan terlibat langsung dalam
pembicaraan. Mereka merasa bahwa topik berkenaan dengan kepentingan mereka
saja , serta bukan kepentingan kelompok lain.
9. Memberikan pujian kepada khalayak atas prestasi mereka
Bila khalayak memiliki keistimewaan tertentu atau telah melakukan usaha yang dapat
dibanggakan, pembukaan dengan menyebut keistimewaan tersebut akan menyenangkan
mereka.
10. Memulai dengan pernyataan yang mengejutkan Cara ini disebut juga the shock
technic. Khalayak dikejutkan dengan pernyataan fakta atau opini yang luar biasa.
Keluarbiasaan ini dapat dilihat dari segi isinya atau bentuk penyusunannya.

D.

Ada beberapa cara dalam menutup pidato, yaitu diantarannya:

1. Menyimpulkan atau mengemukakan ikhtisar pembicaraan. Manusia mampu meningat


banyak hal, tetapi hanya sanggup mengingat dengan jelas beberapa hal saja. Oleh karena
itu,menutup pidato perlu disebutkan kembali hal-hal yang dianggap penting.
2. Menyatakan kembali gagasan utama dengan kalimat dan kata yang berbeda.

3. Mendorong khalayak untuk bertindak (Appeal of Action) tindakan ini bisa berupa respon
fisik atau respon lainnya.

4. Menceritakan contoh yang berupa ilustrasi dari tema pembicaraan dan memuji serta
menghargai khalayak. Masih banyak lagi cara untuk menutup suatu pidato, dengan
mengetahui tentang teknik-teknik pidato ini tapi pada akhirnya mutu teknik-teknik itu
bergabung kepada kreatifitas dari masing-masing pembicara.

5. Mengakhiri dengan klimaks, maksud klimaks disini ialah mengakhiri pidato dengan tempo
yang tinggi, saat suasana pendengar benar-benar terfokus dan tertarik kepada ahlipidato
dan materi yang diberikan.

6. Mengatakan kutipan peribahasa, sajak pengambilan peribahasa atau sajak yang sesuai
dengan materi disampaikan ialah salah satu bentuk improvisasi untuk menyampaikan
materiyang menarik didengar.

7. Menceritakan contoh sebagai ilustrasi tema pembicaraan, sangat penting dalam


penyampaian pidato serta penutupan diberikan ilustrasi cerita sesuai dengan materi yang
telah disampaikan, sehingga pendengar tidak merasa jenuh karena dari awal hingga akhir
mendengarkan pidato hanya materi saja yang disampaikan.

8. Menerangkan maksud pribadi pembicara yang sebenarnya, menjelaskan kepada pendengar


dasar motivasi menyampaikan materi yang diberikan saat pidato tersebut kepada para
pendengar.

9. Menghargai khalayak, sepandai apapun seorang ahli pidato kalau tidak memiliki sikap dan
sifat yang santun dan menghargai pendengar kepandaian tersebut hanya percuma, karena
subtansi pidato dan retorika ialah berbicara terhadap pendengar atau audiens.

E. Isi Pidato adalah suatu ucapan yang memiliki susunan yang baik guna disampaikan kepada
orang banyak. Dengan tujuan, yaitu 1) mempengaruhi orang lain supaya mau mengikuti apa
kemauan kita dengan sukarela. 2) memberikan suatu pemahaman atau sebuha informasi
kepada orang lain. 3) membuat orang lain merasa senang dengan pidato yang disampaikan
dan menghibur sehingga orang lain senang dengan apa yang disampaikan.

5.

A. ciri-ciri pidato yang baik

Kemampuan berbicara di depan umun merupakan suatu kemampuan yang tak


semua orang memilikinya. Ada yang sudah mendapatkannya sejak ia kecil berupa skill,
namun ada pula yang baru mampu ketika mengikuti beberapa tahapan-tahapan seperti
pelatihan dan sebagainya. Namun, disisi lain, kemampuan berbicara atau dalam hal ini yang
kita maksud adalah pidato tidak serta merta membuat pidato yang disampaikan juga
memenuhi kriteria pidato yang baik. Keluwesan dalam berpidato tak jarang malah membuat
sang orator kebablasan ke hal-hal yang sebenarnya tidak masuk atau terkait dengan isi pidato
yang disampaikan. Seperti misalnya, humor yang berlebihan, penjelasan yang melebar
sehingga setiap topik yang dibahas menjadi dangkal dan lain-lain. Untuk itu ada sepuluh hal
yang mencirikan suatu pidato yang baik, yaitu:

 Pidato yang Saklik.


Pidato dapat dikatakan saklik apabila memiliki objektivitas dan unsurunsur yang
mengandung kebenaran. Selain itu, terdapat juga hubungan yang serasi antara isi pidato
dan formulasinya, sehingga indah didengar. Terdapat hubungan yang jelas antara
pembeberan masalah dengan fakta dan pendapat atau penilaian pribadi.

 Pidato yang jelas


Pembicara harus pandai memilih ungkapan dan susunan kalimat yang tepat dan jelas
untuk menghindarkan salah pengertian. Intinya, pembicara harus paham masalah yang
dibicarakan.7Ini berarti bahwa kata-kata yang dipilih tidak boleh menimbulkan arti ganda
(ambigu), tetap dapat mengungkapkan gagasan secara cermat. Untuk mencapai kejelasan
seperti itu, hal-hal berikut harus diperhatikan:
a. Gunakan istilah yang spesifik (tertentu)
Ada kata-kata yang terlalu umum artinya sehingga mengundang tafsiran bermacam-
macam. Ada pula kata-kata yang artinya sudah tertentu. “Ia mengajar saya bahasa Inggris”
lebih spesifik daripada “Ia mendidik saya”. Pernyataan “Uang ini dapat diambil secara
teratur”, lebih baik diganti dengan “Uang ini dapat diambil sekali sebulan”. Tetapi “Sekali
sebulan” lebih tepat lagi diganti dengan “setiap tanggal 1 tiap bulan”. Pengadilan sering
direpotkan oleh bunyi Undang-Undang yang tidak jelas, begitu pula pendengar sering
salah paham karena kata-kata yang tidak jelas pula.
b. Gunakan kata-kata yang sederhana
Berpidato adalah berkomunikasi dan bukan “unjuk gigi”. Karena nilai komunikasinya,
kata-kata yang diucapkan harus dapat dipahami dengan cepat. “Konsep-konsep kaum
politisi yang sarat dengan fantasi dan delusi” adalah kalimat yang sulit dicerna. “Gagasan-
gagasan politisi yang dipenuhi khayalan dan impian” barangkali lebih sederhana. Daniel
Dhakidae pernah mengutip contoh bahasa pers kampus yang tidak sederhana.“Ia tertatih-
tatih dalam debur tuntutan peran dan realita pahit yang harus disandang”. “Kalau kita
melihat permasalahan tersebut adalah masalah yang urgen maka perbincangan tentang
solidaritas pers mahasiswa menjadi „solid‟ konsep dasar solidaritas pers mahasiswa harus
ditetapkan”.
c. Hindari istilah-istilah teknis
Ciri dunia modern adalah berkembangnya spesialisasi yang mempertinggi kemampuan,
tetapi juga mengkotak-kotak manusia dalam dunianya sendiri. Masing-masing
mengembangkan kata-kata yang dipahami oleh mereka sendiri. bila seorang ahli ilmu jiwa
berkata, “Katharsis digunakan dalam usaha terapi dan bukan untuk diagnosis”, maka
publisis dapat pula berceloteh tentang, “Komunikasi yang tidak setala, karena adanya
perbedaan kerangka acuan dan medan pengalaman”. Untuk khalayak yang sama,
pernyataan-pernyataan di atas tidak menjadi persoalan. Untuk orang lain, ini
membingungkan.
d. Berhemat dalam penggunaan kata-kata
Sering kali kalimat yang panjang menjadi jelas setelah kata-kata yang berlebih-lebihan
dibuang. “Adalah suatu keharusan bagi seorang guru untuk menaruh perhatian yang tinggi
kepada siswanya”. Kalimat ini menjadi jelas setelah diganti seperti ini. “Guru harus
memperhatikan sekali siswasiswanya”. Termasuk penghematan kata adalah menghindari
gejala keracunan (kontaminasi). Kalimat “Bagi seluruh mahasiswa baru diharuskan
mendaftar lagi” tidak berubah arti bila kata “bagi” dibuang.
e. Gunakan perulangan atau pernyataan kembali gagasan yang sama dengan kata yang
berbeda
Dalam komunikasi lisan, gagasan utama hanya dapat diketahui dari perulangan. Yang
berikut ini adalah contoh perulangan, “Kemalasan saudara menjengkelkan dosen,
mendongkolkan orang tua, dan mengecewakan pimpinan saudara.

E. Teknik mempersiapkan naskah pidato

Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu


bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orangorang dapat membaca lambang-
lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan
1983:21).

Tarigan, (1987:27) berkaitan dengan tahap-tahap proses menulis, terdapat lima


tahap, yaitu pramenulis, pembuatan draft, merevisi, menyunting, dan berbagi. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap itu dapat dirinci lagi. Kegiatan tersebut
tergambar secara menyeluruh proses menulis, mulai awal sampai akhir menulis seperti
berikut:

1. Tahap Pramenulis, Pada tahap pramenulis, penulis melakukan kegiatan sebagai berikut:

1). Menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri; 2). Melakukan kegiatan-kegiatan latihan
sebelum menulis; 3). Mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan ditulis; 4). Mengidentifikasi
tujuan kegiatan menulis; 5). Memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan
yang 6). telah ditentukan.

2. Tahap Membuat Draft, Kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada tahap ini adalah sebagai
berikut:

1). Membuat draft kasar; 2). Lebih menekankan isi daripada tata tulis 3. Tahap Merevisi,
Kegiatan dalam tahap merevisi adalah sebagai berikut: 1). Berbagi tulisan dengan teman-teman
(kelompok); 2). Berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi tentang tulisan temanteman; 3).
Mengubah tulisan dengan memperhatikan reaksi dan komentar pembaca;

3). Membuat perubahan yang substantif pada draft pertama dan draft berikutnya, sehingga
menghasilkan draft akhir.

4. Tahap Menyunting, Pada tahap menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan sebagai berikut:

1). Membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis oleh penulis sendiri; 2). Membetulkan
kesalahan bahasa dan tata tulis dengan teman; 3). Mengoreksi kembali kesalahan-kesalahan
bahasa dan tata tulis oleh penulis sendiri.

5. Tahap Berbagi, tahap ini merupakan kegiatan mempublikasikan tulisan dan berbagi tulisan
kepada pembaca yang telah di tentukan.

Penyusunan teks pidato hendaknya kata-kata yang digunakan harus jelas, tepat, dan menarik.
Hindari kata-kata klise, hati-hati dalam penggunaan kata-kata pungut, hindari vulgarisme dan
kata-kata yang tidak sopan.

Anda mungkin juga menyukai