OLEH:
INDI AISYAH
B 111 06 120
1
HALAMAN JUDUL
Oleh
INDI AISYAH
B 111 06 120
SKRIPSI
Pada
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
AGUSTUS 2010
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
vi
berharga yang telah beliau berikan dan tak akan pernah penulis
lupakan.
4. Ketua bagian Hukum Perdata dan para dosen di bagian Hukum
Perdata, serta dosen-dosen pada Fakultas Hukum Unhas.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmadi Miru,S.H.M.H., selaku Pembimbing I, di
tengah kesibukan dan aktivitasnya, beliau telah bersedia
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini
6. Bapak Winner Sitorus, S.H., M.H., LLM., selaku Pembimbing II yang
selalu menyediakan waktunya untuk dapat berdiskusi, membimbing
dan menyemangati penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Prof. Dr. Nurhayati Abbas, S.H.,M.H., Bapak Prof. Dr. Anwar
Borahima,S.H.,M.H., dan Ibu Dr. Nurfaidah Said,S.H.,M.H.,M.Si.
selaku Tim Penguji atas segala saran dan masukan yang sangat
berharga dalam penyusunan skripsi ini.
8. Para Staf Akademik, Bagian Kemahasiswaan dan Perpustakaan
yang telah banyak membantu penulis.
9. Bapak dan Ibu Di KPD KPPU Makassar, Dinas Pendidikan Provinsi
Sulawesi Selatan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan
Penanaman Modal Kota Makassar, PT. Makassar Promosindo, dan
PT. Surya Agung di Makassar atas segala bantuan dan motivasinya
kepada penulis.
10. Teman-temanku tercinta Arwinny, Agnesia Paerong, Diptarina,
A.Wiwik Pratiwi, Putri Chandra Ayu, Rafiqah Fachruddin, dan
Nurliana, terima kasih banyak atas dukungannya selama ini dan telah
meluangkan waktunya untuk menemani penulis.
11. Sahabat-sahabatku di Maros Nurhikmah Fajriani, Nurul Hudayani,
dan Nuraeni Natsir yang dengan penuh pengertian dan kesabaran
mendengar segala keluh kesah penulis.
12. Teman-teman Eksaminasi 06, Kanda-kanda Delik 05 , serta Adik-
adik Ekstradisi 07 dan Notaris 08, atas motivasi dan
kebersamaannya.
vii
13. Keluarga besar ALSA LC UH, Tim MCC UNAIR dan ALSA Indonesia,
terima kasih atas segala bantuan dan motivasinya.
14. Seluruh teman-teman di LPMH, BSDK, MPM, dan LP2KI
15. Keluarga KKN Profesi 2009, Lokasi Rumah Tahanan Negara Klas 1
Makassar atas segala kisah dan kebersamaan yang pernah tercipta.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah memberikan motivasi, dukungan, sumbangan pemikiran,
bantuan materi maupun non materi, penulis haturkan terima kasih.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas pengorbanan tulus yang
telah diberikan dengan segala limpahan rahmat dan hidayah dariNya.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................ vI
DAFTAR ISI...................................................................................... x
BAB 1 PENDAHULUAN
ix
2.2.2. Pengertian Tender ........................................... 30
Usaha.. ...................................................................... 39
Usaha.............................................................. 41
x
5.2 Dugaan Persekongkolan Tender antara Terlapor I,
Terlapor II, dan Terlapor III Berdasarkan Pasal 22
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 .................... 81
BAB 6 SIMPULAN
6.1 Simpulan................................................................ 101
6.2 Saran ................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
usaha yang sejenis maupun kegiatan usaha yang berbeda. Keadaan yang
akibat positif bagi para pelaku usaha, sebab dapat menimbulkan motivasi
usaha yang sehat itu, yaitu adanya penurunan harga, banyak pilihan, dan
1
Hermansyah, 2008, Pokok-Pokok Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, Hlm 9.
2
Ibid. Hlm 9-10.
1
Berkembangnya dunia usaha di Indonesia mengakibatkan lahirnya
dan paling kaya. Hal ini tentu saja akan menimbulkan masalah-masalah
baru sehingga terjadi apa yang dinamakan persaingan usaha tidak sehat.
pemasaran barang atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2008 terbukti secara sah dan
3
KPPU, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Pesekongkolan Tender. 2008: hlm. 4.
2
meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999
sebagai pihak lain dan bukanlah pelaku usaha. Pelaku usaha pada
kegiatan tender ini adalah para peserta tender. Salah satunya yakni PT.
3
b. Bagaimanakah persekongkolan tender yang terjadi antara
sebagai berikut:
4
b) Diharapkan memberikan hasil yang dapat digunakan sebagai
di Indonesia.
hukum di Indonesia.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
tidak boleh dilakukan oleh pelaku usaha, sedangkan untuk “kegiatan yang
perjanjian adalah suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk
mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Maka dapat kita lihat bahwa pada prinsipnya secara esensi tidak ada
6
suatu perbedaan yang berarti, hanya saja dalam Undang-Undang definisi
subjek hukumnya.4
bisa berupa orang perseorangan atau badan usaha yang berbadan hukum
atau bukan badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara. Badan
negara Republik Indonesia. Dengan kata lain, badan usaha asing tidak
4
Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, 1999, Seri Hukum Bisnis Anti Monopoli, Jakarta: Rajawali
Pers, hlm 21.
7
Tahun 1999 tidak menjelaskan lebih lanjut apakah orang perseorangan di
a. Oligopoli
merugikan persaingan, jadi bukan per se illegal. Hal ini menarik karena
6
Rachmadi Usman, 200,. Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, hlm 38.
7
Ibid, hlm. 42-43.
8
dilarang, yang dapat mempersempit cakupan larangan tersebut mengingat
b. Penetapan Harga
permintaan.10
8
Ayudha D Prayoga et al. (Ed), 2000, Persaingan Usaha dan Hukum yang Mengaturnya di
Indonesia, Jakarta: Projek ELIPS.
9
Munir Fuady, 2003, Hukum Anti Monopoli Menyongsong Era Persaingan Sehat. Bandung:
PT Citra Aditya Bakti, hlm 54.
10
Ibid. hlm 56.
11
Lihat UU No. 5 Tahun 1999, Psl 5 ayat (2).
9
2) Penetapan Harga yang Berbeda terhadap Barang dan atau
lain
12
Munir Fuady, Op Cit, hlm 56-57.
10
dimaksudkan agar pihak pesaingnya tidak dirugikan karena barang
dengan harga pasar. Maka pihak yang kurang kuat modalnya tentu
13
Ibid, hlm 60
14
Ibid.
11
Dari ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999
Oleh karena itu perjanjian yang demikian hanya dilarang apabila dapat
sehat.
d. Pemboikotan
Tahun 1999:
12
pemboikotan atau halangan perdagangan barang dan/atau jasa dipasar
e. Kartel
f. Trust
15
Rachmadi Usman, Op Cit, hlm 55-56.
16
Munir Fuady, Op.Cit., hlm 65.
13
1) Adanya suatu perjanjian;
2) Perjanjian tersebut dibuat dengan pelaku usaha lain;
3) Dengan perjanjian tersebut dibentuk suatu kerja sama
dengan cara membentuk perusahaan yang lebih besar;
4) Akan tetapi perusahaan anggota trust masing tetap eksis;
5) Tujuannya adalah untuk mengontrol produksi barang
dan/atau jasa.
6) Tindakan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
g. Oligopsoni
hanya dua atau tiga perusahaan saja yang menjadi penjual terhadap
hanya ada dua atau tiga pembeli yang membeli produk tertentu. Perjanjian
17
Munir Fuady, Op cit, hlm 66.
14
perjanjian yang dibuat pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha lain,
1) secara bersama-sama;
2) menguasai pembelian dan/atau penerimaan pasokan atas
suatu barang, jasa, atau barang dan jasa tertentu;
3) dapat mengendalikan harga atas barang, jasa, atau barang
dan jasa dalam pasar yang bersangkutan;
4) menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima pesen) pangsa
pasar satu jenis barang atau jenis barang tertentu. Pangsa
pasar adalah persentase nilai jual atau beli barang atau jasa
tertentu yang dikuasai oleh pelaku usaha pada pasar
bersangkutan dalam kalender tertentu;
5) perjanjian yang dibuat tersebut ternyata dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat. Berarti perjanjian oligopsoni
tidak akan dilarang sepanjang tidak menimbulkan
monopolisasi dan/atau tetap menciptakan pasar kompetitif
dan/atau tidak merugikan masyarakat.
h. Integrasi Vertikal
18
Rachmadi Usman, Op.Cit, hlm 59-60.
19
Munir Fuady. Op.Cit, hlm 67-68.
15
i. Perjanjian Tertutup
tidak sehat. Hal ini diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1999 bahwa:
16
Dari Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 dapat
membuat perjanjian dengan pihak luar negeri sah-sah saja selama tidak
a. Monopoli
pemasaran barang dan/jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu
20
Rachmadi Usman. Op Cit hlm 62
17
b. mengakibatkan pelaku usaha lain tidak dapat masuk ke
dalam persaingan usaha barang dan/atau jasa yang
sama; atau
c. satu pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha
menguasai lebih dari 50% (lima puluh persen) pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
b. Monopsoni
menguasai pangsa pasar yang besar untuk menjual suatu produk, maka
c. Penguasaan Pasar
18
para pembeli dan penjual, baik secara langsung maupun tidak langsung,
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
diatur bahwa indikasi biaya yang dimanipulasi terlihat dari harga yang
19
biaya produksi dan biaya lainnya ini bukan saja melanggar Undang-
perundang-undangan lainnya.21
d. Persekongkolan
persekongkolan yang diatur dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24. Hal-
Pasal 22
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga
dapat mangakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
Pasal 23
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mendapatkan inforamsi kegiatan usaha pesaingnya yang
diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan sehingga dapat
mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat.
Pasal 24
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
menghambat produksi dan atau pemasaran barang dan atau
jasa yang ditawarkan atau yang dipasok di pasar bersangkutan
menjadi berkurang baik dari jumlah, kualitas, maupun
ketepatan waktu yang dipersyaratkan.
Dari pasal-pasal di atas jenis-jenis persekongkolan yang dilarang
21
Munir Fuady, Op.Cit, hlm 81.
20
2.1.3 Posisi Dominan
21
2) Pelaku usaha memiliki posisi dominan sebagaimana
dimaksud ayat (1) apabila:
a. satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha
menguasai 50% (lima puluh persen) atau lebih pangsa
pasar satu jenis barang atau jasa tertentu; atau
b. dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha
menguasai 75% (tujuh puluh lima persen) atau lebih
pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
b. Jabatan Rangkap
perusahaan lain.
22
Munir Fuady. Op.Cit, hlm 86-87
22
Yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan/atau persaingan usaha tidak sehat.
sebagai berikut : 23
c. Pemilikan Saham
tidak sehat dilarang oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Pasal 27.
23
Ibid, hlm 88.
23
d. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan Perusahaan
Pasal 1 Angka 1
Penggabungan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
satu perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan
perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang
menggabungkan diri menjadi bubar.
Pasal 1 Angka 2
Peleburan adalah perbuatan hukum yang dilakukan dua
perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan
yang meleburkan diri menjadi bubar.
Pasal 1 Angka 3
Pengambillaihan adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh
badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih
baik seluruh maupun sebagian besar saham perseroan, yang
dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap
perseroan tersebut.
24
Suatu hal yang wajar apabila penggabungan, peleburan,dan
konsumen. Namun, pada saat yang bersamaan hal ini juga bisa
24
Hikmahwanto Juwana, 1999, Merger, konsolidasi, dan Akuisisi dalam Perspektif Hukum
Persaingan Usaha dan UU No. 5/1999, Newsletter Nomor 38 Tahun X. Jakarta: Yayasan Pusat
Pengkajian Hukum. Sebagaimana dikutip dalam Rachmadi Usman, Op.Cit, hlm 92.
25
mendapatkan objek barang dan/atau jasa yang ditawarkan
mempunyai itikad baik menjadi terhambat untuk masuk pasar, dan akibat
sama antara dua pihak atau lebih yang secara bersama-sama melakukan
26
tersebut adalah, bahwa Pasal 22 mencantumkan adanya pihak lain selain
berikut :28
adalah:
2) Unsur Bersekongkol
usaha dengan pihak lain atas insiatif siapapun dan dengan cara
27
Adrian Sutedi, Op Cit, hlm 231
28
KPPU, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Pesekongkolan Tender. 2008: hlm. 8
27
e) menyutujui dan atau memfasilitasi terjadinya
persekongkolan;
melawan hukum.
persekongkolan tersebut.29
29
Adrian Sutedi, Op.Cit, hlm 232.
28
usaha sebagai peserta tender dan atau subjek hukum lainnya
yang terkait dengan tender tersebut.”
Adanya unsur “pihak lain” menunjukkan bahwa persekongkolan
30
Ibid
31
KPPU, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Pesekongkolan Tender. 2008: hlm. 8.
32
Pendekatan rule of reason, yaitu penerapan hukum dengan mempertimbangkan alasan-
alasan dilakukannya suatu tindakan atau suatu perbuatan oleh pelaku usaha. apakah perbuatan
tersebut menghambat persaingan atau tidak.(Hermansyah, Op Cit.,hlm 79)
33
E.Thomas Sulivana dan Jeffrey L. Harrison, Understanding Antitrust and Its Economic
Implications (New York: Matthew Bander & Co, 1994), hlm 85. Sebagaimana dikutip dalam Adrian
Sutedi, Op.Cit hlm 237
29
Pendekatan rule of reason merupakan suatu pendekatan hukum
melakukannya.35
34
Ibid.
35
Ibid.
30
oleh satu pelaku usaha dalam hal penunjukan/pemilihan langsung).
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/ jasa yang setara dan
memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah
ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat asas
ada di lapangan. Dari definisi tersebut, pengertian tender dan lelang tidak
dibedakan.37
terdiri atas dua atau lebih pelaku usaha akan berkompetisi dalam
36
KPPU, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Pesekongkolan Tender. 2008: hlm. 7.
37
Komisi Pengawas Persaingan Usah,. Guideline Tender. Jakarta: 2007
31
mengajukan harga suatu projek yang ditawarkan, sehingga apabila
peserta tender hanya satu, maka pilihan pemilik pekerjaan menjadi lebih
dua peserta tender akan terjadi persaingan dalam pengajuan harga untuk
pembangunan ekonomi.39
38
Yakub Adi Kristanto, 2006, Analisis Pasal 22 UU No. 5 Tahun 1999 dan Karakteristik
Putusan KPPU Tentang Persekongkolan Tender.
39
Yohanes Sogar Simamora, 2009, Hukum Perjanjian Prinsip Kontrak Pengadaan Barang
dan Jasa oleh Pemerintah, Surabaya: Laksbang Pressindo, hlm 5.
32
hanya kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga termasuk
1) Persekongkolan Horizontal
penyedia barang dan jasa dengan sesama pelaku usaha atau penyedia
peserta tender.
2) Persekongkolan Vertikal
beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan panitia
tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik
panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan atau jasa
40
Adrian Sutedi, 2009, Aspek Hukum Pengadaan Barang dan Jasa dan Berbagai
Permasalahannhya, Jakarta: Sinar Grafika hlm.227.
41
KPPU, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Pesekongkolan Tender. 2008: hlm. 14.
33
3) Persekongkolan Horizontal dan Vertikal
lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik atau pemberi
Persekongkolan ini dapat melibatkan dua atau tiga pihak yang terkait
dalam proses tender. Salah satu bentuk persekongkolan ini adalah tender
mengikutinya;.
42
KPPU, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Pesekongkolan Tender. 2008: hlm. 12.
34
3. Tender dengan persyaratan dan spesifikasi teknis atau merek
KPPU.43
43
Ibid.
35
a. Persyaratan untuk mengikuti prakualifikasi membatasi dan/atau
mengarah kepada pelaku usaha tertentu.
b. Adanya kesepakatan dengan pelaku usaha tertentu mengenai
spesifikasi, merek, jumlah, tempat, dan/atau waktu penyerahan
barang dan jasa yang akan ditender atau dilelangkan.
c. Adanya kesepakatan mengenai cara, tempat, dan/atau
pengumuman tender/lelang.
d. Adanya pelaku usaha yang diluluskan dalam prakualifikasi
walaupun tidak atau kurang memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.
e. Pantia memberikan perlakuan khusus/istimewa kepada pelaku
usaha tertentu.
f. Adanya persyaratan tambahan yang dibuat setelah prakualifikasi
dan tidak diberitahukan kepada semua peserta.
g. Adanya pemegang saham yang sama diantara peserta atau Panitia
atau pemberi pekerjaan maupun pihak lain yang terkait langsung
dengan tender/lelang ( benturan kepentingan ).
36
b. Waktu pengambilan dokumen tender/lelang yang diberikan sangat
terbatas.
c. Alamat atau pengambilan dokumen tender/lelang sulit ditemukan
oleh calon peserta tender/lelang.
d. Panitia memindahkan tempat pengambilan dokumen tender/lelang
secara tiba-tiba menjelang penutupan waktu pengambilan dan
perubahan tersebut tidak diumumkan secara terbuka.
37
b. Harga yang dimenangkan jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari
harga tender/lelang sebelumnya oleh perusahaan atau pelaku
usaha yang sama.
c. Para peserta tender/lelang memasukkan harga penawaran yang
hampir sama.
d. Peserta tender/lelang yang sama, dalam tender atau lelang yang
berbeda mengajukan harga yang berbeda untuk barang yang
sama, tanpa alasan yang logis untuk menjelaskan perbedaan
tersebut.
e. Panitia cenderung untuk memberi keistimewaan pada peserta
tender/lelang tertentu.
f. Adanya beberapa dokumen penawaran tender yang mirip.
g. Adanya dokumen penawaran yang ditukar atau dimodifikasi oleh
panitia.
h. Proses evaluasi dilakukan ditempat yang terpencil atau
tersembunyi.
i. Perilaku dan penawaran para peserta tender/lelang dalam
memasukkan penawaran mengikuti pola yang sama dengan
beberapa tender atau lelang sebelumnya.
38
a. Surat penunjukan pemenang tender/lelang telah dikeluarkan
sebelum proses sanggahan diselesaikan.
b. Penerbitan surat penunjukan pemenang tender/lelang mengalami
penundaan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
c. Surat penunjukan pemenang tender/lelang tidak lengkap.
d. Konsep kontrak dibuat dengan menghilangkan hal-hal penting
yang seharusnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
kontrak.
e. Penandatanganan kontrak dilakukan secara tertutup.
f. Penandatanganan kontrak mengalami penundaan tanpa alasan
yang tidak dapat dijelaskan.
39
praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat
Pasal 28;
Undang-Undang ini;
40
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau
dilakukan pelaku usaha atau sekelompok pelaku usaha. Dalam hal terjadi
tersebut.44
44
Rachmadi Usman, Op Cit., 105-106.
41
a. Menerima laporan dari masyarakat dan/atau pelaku usaha
tidak sehat;
penelitiannya;
Undang-Undang ini;
45
Pengertian penyidik di sini adalah penyidik sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-
Undang Nomor 8 tajun 1981, yaitu pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai
negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh UU untuk melakukan penyidikan.
42
huruf e dan f Pasal ini, yang tidak tersedia memenuhi panggilan
Komisi;
46
Munir Fuady , Op Cit.,hlm 103.
47
Rachmadi Usman, Op Cit.,hlm 110.
43
BAB 3
KASUS POSISI
Nomor 5 Tahun 1999 yang ditangani oleh KPPU yakni terlapor I Panitia
pemenang II.
44
kemudian dibatalkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi
dan Terlapor III sebagai calon pemenang II. Kepala Dinas Pendidikan
kegiatan tersebut.
45
Terdapat indikasi persekongkolan secara horisontal dan vertikal
yang dilakukan oleh Terlapor I, Terlapor II, dan Terlapor III, yaitu:
1) Persekongkolan Horisontal:
2) Persekongkolan Vertikal:
46
b) Pengaturan dan penentuan Terlapor II sebagai pemenang
Terlapor III.
47
BAB 4
atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan
ekonomi”;
2. Pihak Lain
1999 yang dimaksud dengan pihak lain adalah “para pihak (vertikal
48
dan/atau subjek hukum lainnya yang terkait dengan tender
tersebut”;
3. Unsur Bersekongkol
yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif
pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan panitia tender
atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik
49
atau pemberi pekerjaan, sedangkan gabungan persekongkolan
atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik
dengan alasan bisnis dan informasi dari harga barang dan jasa
Makassar;
50
3.4.5 Terlapor III tidak mengajukan sanggahan dengan ditetapkannya
dilaksanakan;
51
membuat penilaian subjektif kepada Terlapor II dan Terlapor III
Terlapor I;
52
dan/atau untuk bertujuan memenangkan peserta tender tertentu
53
dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan
sehat;
54
di bawahnya untuk membuat dan melaksanakan aturan tender
Tahun 1999;
MEMUTUSKAN
55
BAB 5
ANALISIS KASUS
SMK) XVI 2008 telah dilaksanakan dari tanggal 24 s/d 28 Juni 2008 di
56
peringkat keempat dan kelima ditempati Provinsi Jawa Barat dan DKI
57
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi
a. Pengumuman
48
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/jasa Pemerintah.
49
Lih. Pasal 4 huruf I Keppres 80/2003. Ditambahkan dalam Perpres 8 Tahun 2006
(Perubahan Keempat Keppres 80 tahun 2003) Pasal 1 Angka (2)
50
Sabinus Sadar, Rita M, Vincent K, 2009, Kiat Memenangkan Tender Barang/Jasa. Jakarta:
Forum Sahabat, hal. 60.
51
Lih. Pasal 20A Keppres Nomor 80 tahun 2003. Ditambahkan dalam Perpres 8 Tahun 2006
(Perubahan Keempat) Pasal I Angka (8)
58
b. Pendaftaran/Pengambilan Dokumen
Selatan sampai dengan 13 Mei 2008 dan pada lelang pertama ini
Rapat dibuka secara resmi pada jam 14.30 wita oleh pemimpin
59
rapat ini, peserta rapat menunjuk 2 (dua) orang saksi sebagai wakil
Aanwijzing. Dua orang saksi tersebut yaitu Irwan Wijaja dan Abdi
seluruh pasal demi pasal yang tertuang dalam RKS dan setelah
acuan kerja dan tehnis. Dalam proses Aanwijzing ini peserta rapat
60
penawaran yang masuk.52 Pada kegiatan tender ini, penyampaian
14 Mei 2008 pukul 13.55 wita di ruang rapat LT.3 Dinas Pendidikan
masuk.
52
Lampiran I Keppres 80 Tahun 2003 Bab II A.1.e
61
yang terdapat pada Sampul II, berita acara ditandatangani
e. Evaluasi Penawaran
Selatan.
62
g. Penetapan Pemenang lelang
pemenang.
i. Masa Sanggah
itu, dalam tender ini juga ada unsur-unsur politik dimana ada
63
desakan dari berbagai pihak untuk menghasut kinerja panitia
tender.53
Tahun 2008;
penawaran)
53
Drs.Mustafa, MM,wawancara, KA.Seksi Pengembangan Tenaga Pendidikan dan
Kependidikan Bid. Dikmenjur Dinas Pendidkan Prov.SulSel, Makassar, 9 Mei 2010.
64
diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
f. Referensi bank;
berikut:
65
Jaminan penawaran tersebut dibuat khusus untuk
kegiatan ini.
mengadakan pelelangan;
yang dilelangkan;
j. Pengalaman pekerjaan;
66
Tempat : Dinas Pendidikan Prov.
Sulawesi Selatan
Hari/Tanggal : …………………….
panitia.
kriteria dan tata cara evaluasi dapat dilakukan dan disampaikan secara
sistem gugur. Urutan proses penilaian dengan sistem gugur ini adalah
sebagai berikut:
1. Evaluasi Administrasi
67
pada tahap ini harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
ditambah);
administrasi.
2. Evaluasi Teknis
3. Evaluasi Harga
teknis;
68
(PT.Makassar Promosindo) sebagai pemenang tender mengundang
kemudian diumumkan oleh panitia tender pada tanggal 27 Mei 2008 yang
peserta lelang pertama untuk mengikuti lelang kedua. Peserta tender yang
tender ulang. Pada tender ulang ini, metoda tender yang digunakan
69
b. Penjelasan Pekerjaan dan Pembuatan Berita Acara Pekerjaan
Jafar dari PT. Surya Agung dan Muh. Ilyas dari CV. Boma Surya
Sakti.
batas waktu yang ditentukan yaitu tanggal 4 Juni 2008 jam 14.00
70
tender yang telah dimasukkan pada tender pertama.54 Penyampaian
2010 jam 14.01 Wita. Dari dokumen penawaran yang masuk, panitia
2. Pakta Integritas55
4. Usulan teknis
6. Jaminan penawaran
7. Surat penawaran
54
Achmadi, wawancara, Direktur PT. Makassar Promosindo, Makassar, 25 Mei 2010.
55
Berdasarkan Pasal 1 Angka 21 Keppres 80 Tahun 2003 , Pakta Integritas adalah surat
pernyataaan yang ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pengadaan/Unit
Layanan pengadaan/Penyedia jasa.
71
yaitu surat keterangan memiliki kinerja baik dari pemerintah
hal ini tidak menuai protes, namun pada saat pembukaan penawaran
Makassar.
8. Harga penawaran
(TM).
72
8. CV. Buana Subur Mandiri 7.354.898.000
9. CV. Mariso Jaya 6.860.000.000
10. CV. Dimensi 7.125.537.399 TM
11. CV. Barana Sakti 5.754.049.250
12. PT. Cinggarindo Galba 7.477.893.875 TL
13. PT. Maestro Indopromo 7.278.250.038
14. PT. Surya Agung 7.006.800.000
15. PT. Makassar Promosindo 7.347.000.000
16. CV. Green Production 7.496.800.000 TL
17. PT. Debindo Megapromo 7.370.000.000
18. CV. Gemilang Lestari 7.494.000.000
19. PT. Taria 7.476.500.000 TL
20. CV. Kirana Mulia 7.120.060.000 TM
21. CV. Bhakti Marga 7.423.728.920
22. PT. Smalco Dwi Putra 6.620.000.000
23. CV. Yunico Lestari 7.197.983.719
24. CV. Surya Mulia Pratama 6.543.866.000
evaluasi administrasi.
73
d. Evaluasi Penawaran
74
tidak ada
9. CV. Mariso Jaya TDP dan SSP tidak Tidak Lulus
ada
10. CV. Dimensi SSP, SPT, dan surat
keterangan memiliki Tidak Lulus
kinerja baik tidak ada
11. CV. Barana Sakti SSP dan SPT tidak Tidak Lulus
ada
12. PT. Cinggarindo Galba Lulus
13. PT. Maestro Indopromo SSP dan SPT tidak Tidak Lulus
ada
14. PT. Surya Agung SIUP tidak sesuai Tidak Lulus
yang dipersyaratkan
15. PT. Makassar Promosindo Lulus
16. CV. Green Production Jaminan Tidak Lulus
penawaran/dukungan
Bank tidka ada
17. PT. Debindo Megapromo Fiskal tidak ada Tidak Lulus
18. CV. Gemilang Lestari SPT tidak ada Tidak Lulus
19. PT. Taria SIUP tidak sesuai Tidak Lulus
yang dipersyaratkan
20. CV. Kirana Mulia Dokumen penawaran Tidak Lulus
dibuat satu jilid
21. CV. Bhakti Marga SIUP tidak sesuai Tidak Lulus
peruntukan
22. PT. Smalco Dwi Putra Fiskal dan data Tidak Lulus
peralatan tidak ada
23. CV. Yunico Lestari SSP dan SPT tidak Tidak Lulus
ada
24. CV. Surya Mulia Pratama Surat penawaran
angka dan huruf tidak Tidak Lulus
sama,SPT dan fiscal
tidak ada.
calon pemenang pertama dan terlapor III sebagai calon pemenang II.
75
f. Penetapan Pemenang Tender
h. Masa Sanggah
Selain itu, PT. Debindo juga mempertanyakan Terlapor III yang pada
76
2) Metoda Penyampaian Dokumen Penawaran
ADMINISTRASI”
TEKNIS”
77
yang berbeda dengan dokumen penawaran yang dimasukkan pada tender
adalah sistem nilai (merit point system) yaitu pekerjaan pengadaan barang
dimaksud meliputi:
56
Achmadi Gunawan, Wawancara (Direktur PT. Makassar Promosindo) 25 Mei 2010, dan
Rasyid Jafar (wakil PT. Surya Agung) 3 Juni 2010, Makassar.
78
a) Unsur-unsur penilaian teknis yaitu:
pekerjaan.
dukungan.
tidak dilanjutkan.
57
Kemampuan Dasar = 5 Nilai Pengalaman Tertinggi
79
2. Harga satuan timpang yang nilainya lebih 110% dari
HPS.
dokumen lelang.
dibiarkan kosong.
80
2. Skor nilai harga penawaran: dengan bobot 20, yang
98,56.
81
Pemerintah yaitu efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan,
Usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau
58
Dendy R.Sutrisno, wawancara, ketua KPD KPPU Makassar, 7 Mei 2010.
82
1) Unsur Pelaku Usaha
Pihak lain adalah para pihak (vertikal dan horizontal) yang terlibat
usaha sebagai peserta tender dan atau subjek hukum lainnya yang terkait
83
tugasnya sebatas pada proses pengadaan barang dan tugas tersebut
atau pemasaran suatu produk barang dan atau jasa. Sehingga dapat
3) Unsur Bersekongkol
dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan
Praelang
tender/lelang
60
KPPU, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Pesekongkolan Tender. 2008: hlm. 12
84
e. Indikasi persekongkolan pada saat pengumuman tender atau
lelang
tender/lelang
house lelang
pemenang tender/lelang
pelaksanaan
Persekongkolan Vertikal
beberapa pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan panitia
85
tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan jasa atau pemilik
panitia tender atau panitia lelang atau pengguna barang dan atau jasa
pelelangan.
ulang. Tidak ada peserta yang mengajukan protes pada saat itu
61
KPPU, Pedoman Pasal 22 tentang Larangan Pesekongkolan Tender. 2008: hlm. 11
86
memiliki kinerja baik tersebut dikeluarkan oleh pemerintah setempat
Pasrah Utama, CV. Dimensi, dan CV. Kirana Mulia dan tetap
62
Maschaer, wawancara, panitia tender, Makassar, 25 Juni 2010.
87
3. Pada tahap evaluasi administrasi. Terlapor I telah mempersempit
4. PT. Taria dinyatakan Tidak Lengkap (TL) karena SIUP tidak sesuai
event organizer.
88
5. CV. Green Production dinyatakan Tidak Lengkap (TL) karena tidak
63
Dendy R.Sutrisno, wawancara, ketua KPD KPPU Makassar, 7 Mei 2010.
89
7. Mengenai penilaian: besaran nilai kontrak berkaitan dengan
untuk jangka waktu yang berbeda atau untuk dua kali pengerjaan
event.
90
Sistem nilai memang memberikan kesempatan kepada
sistem nilai kembali dibahas pada aanwijzing dan tidak ada satupun
64
Achmadi, wawancara, Direktur PT. Makassar Promosindo, Makassar, 25 Mei 2010 dan
Rasyid Jafar (wakil PT. Surya Agung) 3 Juni 2010, Makassar.
65
Maschaer, wawanacara, panitia tender, Makassar, 25 Juni 2010.
91
peserta tender yang merasa keberatan dengan adanya perubahan
sistem ini.66
penawaran peserta. Sejak awal penetapan syarat ini dapat dilihat bahwa
66
Achmadi, wawancara, Direktur PT. Makassar Promosindo, Makassar, 25 Mei 2010 dan
Rasyid Jafar (wakil PT. Surya Agung) 3 Juni 2010, Makassar.
67
L. Budi Kagramanto, 2007, Larangan Persekongkolan Tender dalam Perspektif Hukum
Persaiangan Usaha. Surabaya: Srikandi, hlm 101.
92
2. Indikasi persekongkolan pada saat evaluasi dan penetapan
atau petunjuk dari pihak atasan, yang sebenarnya tidak memiliki otoritas di
bidang pengadaan. Panitia pada akhirnya ibarat robot yang tidak memiliki
diperlukan, oleh karena kemudi telah sepenuhnya diambil alih oleh atasan
93
serta mengadakan kesepakatan-kesepakatan mengenai imbalan tertentu
dengan panitia tender. Catatan akhir tahun 2006 oleh KPPU menyebutkan
bahwa mekanisme pengadaan barang dan atau jasa melalui tender masih
jahat serta kolusif, karena hampir tidak ada dokumen tertulis sebagai alat
Terpenuhi.
Persekongkolan Horizontal
kerja.
69
L. Budi Kagramanto, 2007, Larangan Persekongkolan Tender dalam Perspektif Hukum
Persaiangan Usaha. Surabaya: Srikandi, hlm 22 sebagaimana dikuti dalam Persekongkolan
warnai Tender, Kompas, Kamis, 28 Desemberv2006, hlm 21.
70
Ibid, hlm. 103
71
Ibid, hlm 102.
94
b. Melakukan penyesuaian penawaran antara pelaku usaha dengan
up dananya.
horizontal yaitu :
a. Pada daftar kode nama barang bidang lomba no. 34, tertulis
95
b. Pada Rencana Anggaran Biaya Penyiapan Bahan item nomor
95, 126, 148, 163, 173, 193, 229, 256, 285, 332, 357, 370,
390, 434, 453, 490, 508, 511, 533, 551, 572, 583, 595, 605,
614, 631, 644, 656, 716, 853, 896, 930, 977, 1019, 1045,
1053, 1070, 1099, 1119, 1189, 1253, 1295, 1327, 1343, 1359,
stainlessteel.
bentuk CD, atas usulan dari bapak Sarjono dengan tujuan untuk
96
melakukan perubahan penawaran harga yaitu
informasi dari harga barang dan jasa pada saat itu dan dengan
oleh Terlapor I.
untuk menang.
97
Berdasarkan Pedoman Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun
tender adalah suatu perbuatan para pihak yang terlibat dalam proses
jasa. Tender dalam perkara ini adalah Tender Kegiatan Event Organizer
98
dan/atau pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara
72
E.Thomas Sullivan dan Jeffrey L.harrison, Understanding Antitrust and its Economic
Implication (New York:matthew bender & co, 1999), p. 85. Sebagaimana dikutip dari L. Budi
Kagramanto, 2007, Larangan Persekongkolan Tender dalam Perspektif Hukum Persaiangan
Usaha. Surabaya: Srikandi hlm 110-111.
99
BAB 6
SIMPULAN
6.1 SIMPULAN
100
Memiliki Kinerja Baik dari pemerintah setempat/di mana
bidang dan subbidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha ini yaitu
101
dan tidak diajukannya sanggahan oleh Terlapor III pada tender
6.2 SARAN
102
103