Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK VII

HIPERTENSI
PADA IBU
HAMIL
01 Konsep Hipertensi Dalam
Kehamilan

Pengertian Hipertensi
Pada Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan
darah sistolik dan sistolik ≥140/90 mmHg
pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya
dilakukan 2 kali selang 4 jam. Kenaikan tekanan
darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan tekanan
darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter
hipertensi sudah tidak dipakai lagi
(Prawirohardjo, 2013).
Klasifikasi Hipertensi
Dalam Kehamilan:

Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai


dengan kejang-kejang sampai dengan koma.

Hipertensi kronik adalah hipertensi


yang timbul sebelum usia kehamilan Hipertensi kronik dengan
20 minggu atau hipertensi yang superposed preeklamsi adalah
pertama kali didiagnosis setelah 12 hipertensi kronik di sertai tanda-
minggu pasca persalinan. tanda preeklamsi atau hipertensi
kronik disertai proteinuria.

Hipertensi gestasional (transient


Preeklamsi adalah hipertensi yang hypertensi) adalah hipertensi yang timbul
timbul setelah 20 minggu pada kehamilan tanpa disertai proteinuria
kehamilan disertai dengan dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan
proteinuria. pascapersalin atau kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria
(prawirohardjo, 2013).
ETIOLOGI
Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam kehamilan
belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko yang
menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor risiko.
Beberapa faktor risiko sebagai berikut:

01 02 03
Primigravida, Hiperplasentosis, Umur
primipaternitas misalnya: mola
hidatidosa, kehamilan
multipel, diabetes
melitus, hidrops fetalis,
bayi besar.

04 05 06
Riwayat keluarga Penyakit- penyakit Obesitas
pernah pre eklampsia/ ginjal dan hipertensi yang
eklampsia sudah ada sebelum hamil
fatofisiologi

Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori


yang mengemukakan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan diantaranya adalah:
1. Teori kelainan vaskularisasi plasenta
2. Teori iskemia plasenta, radikal bebas,
dan disfungsi endotel
3. Teori intoleransi imunologik antara ibu
dan janin
4. Teori adaptasi kardiovaskuler
5. Teori genetik
6. Teori defisiensi gizi
7. Teori stimulus inflamasi
Lanjut…
Proses apoptosis pada preeklampsia terjadi peningkatan
stress oksidatif, sehingga terjadi peningkatan produksi debris
apoptosis dan dan nekrotik trofoblas. Makin banyak sel
trofoblas plasenta maka reaksi stress oksidatif makin
meningkat, sehingga jumlah sisa debris trofoblas juga makin
meningkat. Keadaan ini menimbulkan beban reaksi inflamasi
dalam darah ibu menjadi jauh lebih besar dibanding reaksi
inflamasi pada kehamilan normal (Prawirohardjo, 2013).
Lanjut…
Berdasarkan teori di atas, akan mengakibatkan terjadinya

a kerusakan membran sel endotel. Kerusakan ini


mengakibatkan terganggunya fungsi endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur sel endotel.

Gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu

b fungsi sel endotel adalah memproduksi prostaglandin,


yaitu menurunnya produksi prostasiklin (PGE2) yang
merupakan suatu fasodilator kuat.

c Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulus


Lanjut…

Peningkatan produksi bahan-


Peningkatan
permeabilitas kapiler d e bahan vasopresor, yaitu
endotelin. Kadar NO
(vasodilator) menurun,
sedangkan endotelin
(vasokonstriktor) meningkat.

f g
Agresi sel-sel trombosit pada
Peningkatan vaktor daerah endotel yang
koagulasi mengalami kerusakan.
Agresi sel-sel trombosit ini
untuk menutupi tempat-
tempat di lapisan endotel
yang mengalami kerusakan.
Pathway/ WOC Hipertensi dalam
KehamilanPrawirohardjo, (2013)

Hipertensi pada ibu


hamil

Pembuluh
Janin Paru Otak
darah

Aliran darah Airan intertisial


Hipoksia vasokontsriksi
plasenta paru

Perfusi plasenta
Edema paru Pusing Akral dingin
tidak adekuat

Resiko cedera Perubahan perfusi


Dispnea Nyeri akut
pada janin jaringan perifer

Pola napas tidak


Anxietas
efektif
Manifestasi Klinis
Jhonson (2014), menjelaskan beberapa manifestasi klinis dari
hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut:
1. Gejala yang timbul akan beragam, sesuai dengan tingkat PIH
dan organ yang dipengaruhi.
a. Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan nutrisi
yang buruk dapat mengakibatkan kelahiran dengan
berat badan dan kelahiran prematur.
b. Mengalami hipertensi diberbagai level.
c. Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
d. Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit kepala
dan hiper refleksia mungkin akan terjadi.
e. Berpotensi gagal hati.
f. Kemungkinan akan mengalami nyeri di kuadran kanan
atas.
g. Meningkatnya enzim hati.
h. Jumlah trombosit menurun.
2. Perubahan Sistem dan Organ pada Preeklampsia
a. Volume plasma
Volume plasma pada kehamilan normal akan
meningkat dengan bermakna guna memenuhi kebutuhan
pertumbuhan janin. Sebaliknya pada preeklampsia
terjadi penurunan volume plasma antara 30-40%
dibanding hamil normal disebut hipovolemia.
Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi, sehingga
terjadi hipertensi.
b. Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting dalam
menegakkan diagnosis hipertensi dalam kehamilan.
Tekanan diastolik menggambarkan resistensi perifer,
sedangkan tekanan sistolik menggambarkan besaran
curah jantung. Peningkatan reaktivitas vaskuler pada
preeklampsia terjadi pada umur kehamilan 20 minggu,
tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II.
Lanjut…
c. Fungsi ginjal
1) Perubahan fungsi ginjal disebabkan oleh hal-hal berikut:
a) Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia,
sehingga terjadi oliguria, bahkan anuria
b) Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya
permeabilitas membran basalis sehingga terjadi
kebocoran dan mengakibatkan terjadinya proteinuria.
c) Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal.
Bila sebagian besar kedua korteks ginjal mengalami
nekrosis, maka terjadi nekrosis korteks ginjal yang
bersifat irreversibel.
d) Dapat terjadi kerusakan intrinsik jaringan ginjal akibat
vasopasme pembuluh darah.
2) Proteinuria
Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis
preeklampsia, tetapi proteinuria umumnya timbul jauh
pada akhir kehamilan, sehingga sering dijumpai
preeklampsia tanpa proteinuria, karena janin sudah
lahir lebih dulu.
3) Asam urat serum
Umumnya meningkat ≥ 5 mg/cc. Keadaan ini
disebabkan oleh hipovolemia yang menimbulkan
menurunnya aliran darah filtrasi aliran darah,
sehingga menurunnya sekresi asam urat.
4) Kreatinin
Kadar kreatinin serum pada preeklampsia juga
meningkat, hal ini disebabkan oleh hipovolemia,
maka aliran darah ginjal menurun, mengakibatkan
menurunnya filtrasi glomerulus, sehingga
menurunnya sekresi kreatinin, disertai peningkatan
kreatinin plasma.
5) Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia
sehingga aliran darah ke ginjal menurun yang
mengakibatkan produksi urin menurun (oliguria),
bahkan dapat terjadi anuria.
Lanjut…
d. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Sama
halnya dengan preeklampsia kadar elektrolit normal sama dengan
hamil normal, kecuali jika diberi diuretikum banyak, restriksi
konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat anti
diuretik.
e. Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro:
fibrinogen dan hematokrit. Pada preeklampsia viskositas darah
meningkat, mengakibatkan meningkatnya resistensi perifer dan
menurunnya aliran darah ke organ.
f. Hematokrit
Terjadi peningkatan hematokrit pada ibu hamil dengan hipertensi
karena hipovolemia yang menggambarkan beratnya preeklampsia.
g. Edema
Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel
kapiler. Edema yang patologik adalah edema yang nondependen
pada muka, dan tangan atau edema generalista, dan biasanya disertai
dengan kenaikan berat badan yang cepat.
h. Neurologik
Perubahan dapat berupa:
1) Nyeri kepala disebabkan hiperperfusi otak, sehingga menimbulkan
vasogenik edema.
2) Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi
gangguan visus, dapat berupa: pandangan kabur, skotomata,
amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablasio
retina.
3) Kejang eklamptik, penyebabnya belum diketahui dengan jelas.
Faktor-faktor yang menyebabkan kejang eklamptik yaitu edema
serebri, vasopasme serebri, dan iskemia serebri.
4) Perdarahan intrakranial juga dapat terjadi pada PEB dan eklampsia.
(Prawirohardjo, 2013).
Pemeriksaan Diagnostik
Uji urin kemungkinan menunjukkan
01 proteinuria

Pengumpulan urin selama 24 jam untuk


02 pembersihan kreatinin dan protein.

Manuaba dkk (2013) dan Fungsi hati: meningkatnya enzim hati


(meningkatnya alamine aminotransferase
Purwaningsih & Fatmawati 03
atau meningkatnya aspartate).
(2010) menyebutkan Fungsi ginjal: profil kimia akan
pemeriksaan diagnostik yang 04 menunjukkan kreatinin dan elektrolit
dilakukan pada ibu hamil abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
dengan hipertensi Tes non tekanan dengan profil biofisik.
05
diantaranyana:
USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk
06 menentukan status janin

Evaluasi aliran doppler darah untuk


07 menentukan status janin dan ibu.
Penatalaksanaan Manuaba dkk (2013), menjelaskan beberapa
penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada pasien dengan
hipertensi dalam kehamilan diantaranya:
1. Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien
diberi nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan
tirah baring 2x2 jam/hari dengan posisi miring.
2. Hipertensi Berat
Dalam keadaan gawat, segera masuk rumah sakit,
istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam suasana
isolasi. Pemberian obat-obatan untuk menghindari kejang
(anti kejang), antihipertensi, pemberian diuretik,
pemberian infus dekstrosa 5%, dan pemberian antasida.
3. Hipertensi kronis
Pengobatan untuk hipertensi kronis adalah di rumah
sakit untuk evaluasi menyeluruh, pemeriksaan
laboratorium lengkap serta kultur, pemeriksaan
kardiovaskuler pulmonal (foto thorax, EKG, fungsi paru).
Penatalaksanaan terhadap hipertensi dalam kehamilan
tersebut juga dijelaskan oleh Purwaningsih dan Fatmawati
(2010) dan Prawirohardjo (2013), beberapa penatalaksanaan
hipertensi dalam kehamilan diantaranya:
a. Anjurkan melakukan latihan isotonik dengan cukup
istirahat dan tirah baring.
b. Hindari kafein, merkok, dan alkohol.
c. Diet makanan yang sehat dan seimbang, yaitu dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup
protein, rendah karbohidrat, garam secukupnya, dan
rendah lemak.
d. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara
teratur, yaitu minimal 4 kali selama masa kehamilan.
e. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan
pertumbuhan janin dengan USG.
f. Pembatasan aktivitas fisik.
g. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam
kehamilan tidak diharuskan, karena obat anti hipertensi
yang biasa digunakan dapat menurunkan perfusi
plasenta dan memiliki efek yang merugikan bagi janin.
Komflikasi
Purwaningsih & Fatmawati (2010) dan Mitayani (2011), menyebutkan
beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan
pada ibu dan janin.

1. Pada ibu: 2. Pada janin


a. Eklampsia a. Terhambatnya
b. Pre eklampsia berat pertumbuhan janin
c. Solusio plasenta dalam uterus
d. Kelainan ginjal b. Kelahiran prematur
e. Perdarahan subkapsula c. Asfiksia neonatorum
hepar. d. Kematian dalam
f. Kelainan pembekuan darah. uterus
g. Sindrom HELLP (hemolisis, e. Peningkatan angka
elevated, liver, enzymes, dan kematian dan
low platellet count). kesakitan perinatal.
h. Ablasio retina.
02 Konsep Asuhan Hipertensi
Dalam Kehamilan
Pengkajian
1. Anamnesa
a. Kaji identitas klien seperti:
b. Nama, untuk membedakan pasien yang satu dengan yang lainnya.
c. Umur, untuk mengetahui masa lanjutan pasien beresiko tinggi atau tidak.
d. Agama, untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan pada ibu
sesuai dengan kepercayaannya.
e. Pendidikan, untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien tentang
kesehatan.
f. Pekerjaan, untuk mengetahui status sosial, ekonomi, dan pengaruhnya
terhadap kehamilan dengan penyakit jantung. Pada ibu hamil dengan
penyakit jantung tergantung tingkat penyakitnya, tidak boleh melalukan
pekerjaan berat, bahkan tingkat IV tidak kuat untuk mengerjakan pekerjaan
ringan.
g. Alamat, untuk mengetahui tempat tinggal dan untuk memudahkan
menghubungi kluarga klien jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
h. Penanggung jawab, untuk mengetahui penanggung jawab klien jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
Lanjut…
1) Riwayat kesehatan sekarang:
Biasanya ibu akan mengalami: sakit kepala di daerah frontal,
terasa sakit di ulu hati/ nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan
visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi
gangguan serebral, bisa terjadi edema pada wajah dan
ekstermitas, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat
badan 1 kg/ minggu.
2) Riwayat kesehatan Dahulu:
Biasanya akan ditemukan riwayat: kemungkinan ibu
menderita penyakit hipertensi pada kehamilan sebelumnya,
kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklampsia dan
eklampsia pada kehamilan terdahulu, biasanya mudah terjadi
pada ibu dengan obesitas, ibu mungkin pernah menderita gagal
ginjal kronis.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Kemungkinan mempunyai riwayat kehamilan dengan
hipertensi dalam keluarga.
Lanjut…
a. Riwayat Perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas 35 tahun.
b. Riwayat Obstetri
Biasanya hipertensi dalam kehamilan paling sering terjadi pada ibu hamil primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, dan molahidatidosa dan semakin semakin tuanya usia
kehamilan (Prawirohardjo, 2013).
Lanjut…
2. Data Bio, Psiko, Sosial, SpiritualSR CALISTA
ROY:
a. Pengkajian Fungsi FISIOLOGI
1) Oksigenasi
2) Nutrisi
3) Eliminasi
4) Aktifitas dan istirahat
5) Proteksi
6) Sense
7) Cairan dan elektrolit
8) Fungsi neurologi
9) Fungsi endokrin
b. Pengkajian Fungsi PERAN
1) Transisi Peran
2) Konflik Peran
3) Gangguan / Kehilangan Peran
Lanjut…
c. Pengkajian Fungsi KONSEP DIRI
1) Physical Self
a) Gangguan body image
b) Disfungsi seksual
c) Kehilangan
d) Rape Trauma syndrome
2) Personal self
a) Ansietas
b) Ketidak berdayaan
c) Perasaan bersalah
d) Harga diri rendah
d. Pengkajian Fungsi INTERDEPENDENSI
1) Kesepian
2) Cemas karena perpisahan
Pemeriksaan penunjang

Kondisi Umum

1. Tekanan darah

2. Nadi

3. Suhu

4. Respirasi

5. GCS
Pemeriksaan
a. Kepala Inspeksi :bagaimana bentuk kepala, apakah ada benjolan atau tidak
Palpasi : raba letak benjolan
Perkusi : ketukan
Auskultasi : mendengarkan
1. Rambut Inspeksi : Lihat warna dan bau rambut
Palpasi : meraba
2. Mata Inspeksi :bagaimana bentuk mata, apakah merah atau tidak
Palpasi : raba mata
3. Telinga Inspeksi :bagaimana bentuk telinga apakah ada kotoran atau tidak
Palpasi : meraba
4. Hidung Inspeksi :bagaimana bentuk hidung apakah ada polip atau tidak
Palpasi : meraba
5. Mulut Inspeksi :bagaimana bentuk mulut apakah ada lesi atau tidak
Palpasi : meraba
b. Leher Inspeksi : amati apakah ada pembesaran tiroid,.
Palpasi : meraba apakah ada benjolan
c. Dada Inspeksi : amati apakah terdapat pembesaran payudara, adanya hiper
pigmentasi aerola mamae dan papilla mamae.
Palpasi : raba letak benjolan
Perkusi : ketukan
Auskultasi : mendengarkan
d. Abdomen Inspeksi: amati apakah pada klien nifas abdomen kendor, kadang-
kadang striae masih abdomen kendor, kadang-kadang striae masih
terasa nyeri. Fundus uteri 3 jari dibawah pusar. terasa nyeri
Palpasi: raba
Perkusi: ketukan
Auskultasi: mendengarkan
e. Ekstermitas Inspeksi : mengamati anggota gerak tubuh
Palpasi : meraba anggota gerak tubuh
Perkusi : ketukan
Auskultasi :mendengarkan
1. ekstermitas atas Inspeksi : mengamati anggota gerak tubuh
Palpasi : meraba anggota gerak tubuh
Perkusi : ketukan
Auskultasi :mendengarkan
2. ekstermitas bawah Inspeksi : mengamati anggota gerak tubuh
Palpasi : meraba anggota gerak tubuh
Perkusi : ketukan
Auskultasi :mendengarkan
f. Genetelia Inspeksi : amati apakah terdapat pengeluaran darah campur lendir,
pengeluaran air ketuban
Palpasi : raba
g. Anus Inspeksi : amati apakah terdapat pada klien nifas ada luka pada anus
karena rupture.
Palpasi : raba
Pemeriksaan penunjang
Mitayani (2011), mengatakanbeberapa pemeriksaan
penunjang hipertensi dalam kehamilan yang dapat
dilakukan adalah:
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan
darah
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau
kadar normal untuk wanita hamil adalah 12-
14 gr%)
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43
vol%)
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450
ribu/mm3
2) Urinalisis
Untuk menentukan apakah ibu hamil dengan
hipertensi tersebut mengalami proteinuria atau
tidak. Biasanya pada ibu hipertensi ringan tidak
ditemukan protein dalam urin.
3) Pemeriksaan fungsi hati
a) Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/ dl)
b) LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
c) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
d) Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT)
meningkat (N: 15-45 u/ml).
e) Serum glutamat oxaloacetic trasaminase
(SGOT) meningkat (N: < 31 u/l).
f) Total protein serum normal (N: 6,7-8,7 g/dl).
4) Tes kimia darah Asam urat meningkat (N: 2,4-2,7
mg/ dl).
b. Radiologi
1) Ultrasonografi: bisa ditemukan retardasi
pertumbuhan janin intrauterus, pernapasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan
volume cairan ketuban sedikit
2) Kardiotografi: Diketahui denyut jantung janin lemah
Analisis data
Selama pengkajian, data dikumpulkan dari
berbagai sumber, divalidasi dan diurut ke dalam
kelompok yang membentuk pola. Data dasar
secara kontiniu direvisi sejalan dengan perubahan
dalam fisik status dan emosi klien. Hal ini juga
mencakup hasil laboratorium dan diagnostik.
Selama langkah ini, perawat menggunakan
pengetahuan dan pengalaman, menganalisis dan
menginterpretasi dan menarik konklusi tentang
kelompok dan pola data (Benner, 1994; Carneasli
et al, 1984; Carlson et al, 1991; Bandman &
Bandman, 1995). Analisis data mencakup
mengenali pola atau kecenderungan,
membandingkan pola ini dengan pola kesehatan
yang normal, dan menarik konklusi tentang respon
klien (Potter & Perry, 2005).
Diagnosa
Purwaningsih dan Fatmawati (2010); Reeder dkk (2011),
menyebutkan beberapa kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu
hamil dengan hipertensi diantaranya adalah:
1. Anxietas berhubungan dengan aliran darah plasenta menurun
2. Resiko edera pada janin
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan dispnea
4. Nyeri akut berhubungan dengan hipoksia
5. Perubahan perfusi jaringan periferberhubungan dengan akral
dingin
Rencana keperawatan
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
KEPERAWTAN
1 Anxietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
dengan aliran darah plasenta keperawatan selama 2X24 jam  identifikasi saat tingkat ansietas berubah
menurun diharapkan tingkat anxietas  identifikasi kemampuan mengambil
menurun dengan criteria hasil: keputusan
1. Verbalisasi kebingungan  monitor tanda tanda ansietas
menurun Terapeutik
2. Verbalisasi khawatir akibat  iptakan suasana terapeutik untuk
kondisi yang dihadapi menumbuhkan keperayaan
menurun  temani pasien untuk mengurangi
3. Perilaku Gelisah Menurun keemasan
4. Perilaku tegang menurun  pahami situasi yang membuat ansietas
 dengarkan dengan penuh perhatian
Edukasi
 jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
 latih teknik relaksasi.
 latih penggunaan mekanisme pertahanan
diri yang tepat
Kolaborasi
 kolaborasi pemberian obat antiansietas.
Implementasi keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi
keperawatan keluarga yang berbentuk intervensi mandiri atau
kolaborasi melalui pemanfaatan sumber-sumber yang dimiliki
keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai dengan
kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga
(Sudiharto, 2007).
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses
aktualisasi rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai
sumber di dalam keluarga dan memandirikan keluarga dalam
bidang kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat menilai
potensi yang di miliki mereka dan mengembangkannya
melalui implementasi yang bersifat memampukan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatannya, mengambil
keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan yang
dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai
kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat
bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana
pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto, 2007).
Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses
menilai diagnosis keperawatan keluarga yang
teratasi, teratasi sebagian, atau timbul masalah
baru. Melalui kegiatan evaluasi, perawat dapat
menilai pencapaian tujuan yang di harapkan dan
tujuan yang telah di capai oleh keluarga. Bila
tercapai sebagian atau timbul masalah
keperawatan baru, kita perlu melakukan
pengkajian lebih lanjut, memodifikasi rencana,
atau mengganti dengan rencana yang lebih
sesuai dengan kemampuan keluarga (Sudiharto,
2007).
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses
untuk menilai keberhasilan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatannya sehingga
memiliki produktivitas yang tinggi dalam
mengembangkan setiap anggota keluarga
(Sudiharto, 2007).
finish

Thank you!

Anda mungkin juga menyukai