BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
tidak didukung oleh situasi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi
suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai dengan gejala
merupakan gejala yang umum tetapi non spesifik yang sering merupakan
tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah
rentang respon. Respon ini dapat digambarkan dalam rentang respon adaptif
1011
pada gambar.
3. Faktor Predisposisi
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan superego.
Id adalah bagian dari jiwa seseorang yang berupa dorongan atau motivasi
yang sudah ada sejak manusia itu dilahirkan yang memerlukan pemenuhan
timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan
menghindari kepedihan. Selain itu, para ahli juga meyakini bahwa individu
biasa ditemui dalam suatu keluarga dan bersifat heterogen akibat adanya 13
Pada faktor biokimia biasanya berpengaruh pada etiologi dari kelainankelainan kecemasan yang
membuat seseorang dalam perilaku mencari
4. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart & Sundeen (1998, p.181), faktor presipitasi dibagi menjadi 2
meliputi:
b. Ancaman terhadap konsep diri dan harga diri seperti proses kehilangan,
5. Sumber Koping
yang tetap untuk mengatur permintaan pada pikiran seseorang (Potter & 14
Perry, 2009, p.500). Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan
6. Klasifikasi Kecemasan
a. Kecemasan Ringan
b. Kecemasan Sedang
c. Kecemasan Berat
yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain.
pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini
tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan
d. Panik
gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernapas, dilatasi pupil,
Sementara kecemasan tingkat sedang dan berat akan menimbulkan dua jenis
yang secara sadar berfokus pada tindakan untuk memenuhi tuntutan dari
reaksi cemas secara realistis sehingga dapat mengurangi cemas dan dapat
memecahkan masalah (Hidayat, 2008, p.68). Dalam hal ini seseorang akan
dalam mengatasi kecemasan baik yang ringan maupun yang sedang. Tetapi
jika berlangsung pada tingkat berat dan panik yang melibatkan penipuan diri 17
apakah ringan, sedang, berat, atau berat sekali (panik) orang menggunakan
alat ukur (instrumen) yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for
Anxiety (HRS-A). Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala yang
1 = Gejala ringan
2 = Gejala sedang
3 = Gejala berat
14 – 20 = Kecemasan ringan
21 – 27 = Kecemasan sedang
28 – 41 = Kecemasan berat
mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas itu digunakan alat ukur
a. Trimester 1
Pada saat inilah tugas psikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat
kesedihan.
b. Trimester 2
kesehatan, saat ibu merasa sehat. Ini disebabkan selama trimester ini
kehamilan. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang lebih
tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu
belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah
pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
bayinya sebagai seseorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang
merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
libido.
c. Trimester 3
Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari
dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada
terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tahu kapan dia 21
melahirkan. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang akan timbul kembali karena perubahan body image yaitu merasa
dirinya aneh dan jelek. Selain itu juga mengalami proses berduka
seperti kehilangan perhatian dan hak istimewa yang dimiliki selama
juga terjadi pada masa ini. Wanita tersebut mungkin merasa canggung,
jelek, tidak rapi, dia membutuhkan pehatian yang lebih besar dari
pada diri setiap pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik
dibagi 5 kategori yaitu, mutu pelayanan kesehatan yang tidak baik, kurang
baik, cukup baik, baik, dan sangat baik. Mutu pelayanan kesehatan
dikatakan tidak baik jika skor antara 29- 40, kurang baik skor 41-60, cukup 22
baik skor 61-80, baik jika skor 81-100, dan mutu pelayanan kesehatan
dikatakan sangat baik jika skor sama dengan atau diatas nilai 101.
pasien.23
a. Keandalan (reliability)
b. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu keinginan seorang tenaga kesehatan (bidan) untuk
c. Jaminan (assurance)
simpati.
pasien yang menunggu akan merasa nyaman dan hal ini penting guna
1. Pengertian
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang
ASI eksklusif.
Untuk menerima manfaat yang maksimum dari kunjungankunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu
tersebut memperoleh
c. 2 kali pada trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke
36)27
informasi yang sangat penting, baik pada trimester I, II, maupun trimester
ibu hamil
merugikan.
komplikasi
dan sebagainya)
meliputi anamnesis dan memantauan ibu dan janin dengan seksama untuk
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
Bila harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan
melakukan rujukan.
Hasil yang diharapkan adalah :
kehamilan
Pernyataan standar:
diberikan oleh puskesmas. Bidan harus mencatat data yang tepat pada
selanjutnya.
Pernyataan Standar:
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
Pernyataan standar:
Pernyataan standar:
Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami, serta
biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
2003,p.4).31
D. Kerangka Teori
Keterangan: diteliti
tidak diteliti
E. Kerangka Konsep
primigravida
menghadapi persalinan
primigravida menghadapi
persalinan
Aspek mutu
pelayanan ANC
Keandalan
Ketanggapan
Jaminan
Empati
Bukti
Psikoanalitik
Interpersonal
Perilaku
Biologis
Keluarga
Faktor Presipitasi
Faktor predisposisi
Ancaman integritas
biologi
Ancaman integritas
konsep diri32
F. Hipotesis