Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN MUTU

A. SEJARAH MANAJEMEN MUTU

Secara garis besar perkembangan atau evalusi mutu adalah sebagai


berikut:

 era tanpa mutu

Merupakan era dimana persaingan belum terjadi oleh karena produsen


atau pemberi pelayanan belum banyak, sehingga pelanggan pun belum
diberi kesempatan untuk memilih

 era inpeksi

dimulai oleh perusahaan – perusahaan yang memproduksi barang, hal ini


terjadi karena mulai adanya persaingan antar produsen.

 era pengendalian mutu

lebih menekankan pada pengendalian, keseragaman produk dan


pengurangan aktivitas inspeksi serta dilakukan Departemen Teknis dan
Departemen Inspeksi.

 era jaminan mutu

era Jaminan mutu merupakan seluruh perencanaan dan kegiatan sistimatik


yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa
suatu barang atau jasa dapat memenuhi persyaratan mutu.

 era manajemen mutu terpadu

merupakan suatu sistem yang berfokus kepada orang yang bertujuan untuk
meningkatkan TQM secara berkesinambungan kepuasan pelanggan pada
titik penekanan biaya agar sama dengan biaya yang sesungguhnya untuk
menghasilkan dan memberikan pelayanan.
 era Sistem Manajemen Mutu (ISO)

serangkaian standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan


suatu perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi serta
konsisten bagi kepentingan bahan militer .

B. PENGERTIAN MANAJEMEN MUTU

Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi


yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang
konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi. Manajemen mutu
membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu
serta komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara.

Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu


memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan
konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat
dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu
suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan,
tetapi menjadi tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.

Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan


dasar dalam menganalisa dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan.
Tidak jauh berbeda dengan kebiasan mendefinisikan "mutu" dengan cara
membandingkan satu produk dengan produklainnya. Misalnya jam tangan
Seiko lebih baik dari jam tangan Alba.Kedua pengertian mutu tersebut pada
dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat diramalkan dan
diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh
pelanggan (custumer).

Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau


kesesuaian tujuan atau kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap
persyaratan.

C. PRINSIP MANAJEMEN MUTU

 
1. FOKUS PADA PELANGGAN (Customer Focus)
Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu
manajemen organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang &
yang akan datang. Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan
giat berusaha melebihi ekspektasi pelanggan.
 
2. KEPEMIMPINAN (Leadership)
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah
dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan
internal agar orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam
pencapaian tujuan- tujuan organisasi.
 

3. KETERLIBATAN ORANG (Involvement of people)


Orang/ karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang
sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh
akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat
organisasi.
 
4. PENDEKATAN PROSES (Process Orientation)
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila
aktivitas dan sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu
proses. Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari
orang, material, metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan
guna menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan.
 
5. PENDEKATAN SISTEM TERHADAP MANAJEMEN (System Approach
to Management)
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses-
proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan
kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan-
tujuannya.
 
6. PENINGKATAN TERUS MENERUS (Continual Improvement)
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara
keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus-
menerus didefinisikan sebagai suatu proses sebagai suatu proses  yang
berfokus pada upaya terus- menerus meningkatkan efektifitas dan atau
efisiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi
itu. Peningkatan terus- menerus mambutuhkan langkah- langkah
konsolodasi progresif, menanggapi perkembangan kebutuhan dan
ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu evolusi dinamik dari
sistem manajemen mutu.
 
7. PENDEKATAN FAKTUAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN (Factual
Approach to Decision Making)
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada
analisis data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah,
sehingga masalah- masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan
efisien.
 
8. HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGKAN (Mutually
Beneficial Supplier Relationship)
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu
hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan
bersama dalam menciptakan nilai tambah.

D. TAHAP-TAHAP MANAJEMEN MUTU

1. Baca dan pahami sistem, buaya dan sumber daya yang ada
disekolah.
2. Identifikasi sitem, budaya dan sumber daya yang perlu diperkuat dan
perlu diubah.
3. Buatlah komitmen secara rinci.
4. Bekerjalah dengan semua unsure sekolah untuk mengklarifikasi visi,
misi, tujuan, sasaran, rencana dan program-program.
5. Hadapi status quo terhadap perubahan
6. Garisbawahi prioritas sasaran, budaya dan sumber daya yang belum
ada sekarang.
7. Pantaulah dan arahkan proses perubahan agar sesuai dengan visi,
misi, tujuan, sasaran, rencana, dan program-program
8. Mengidentifikasi tantangan nyata di sekolah.

E. KENDALA-KENDALA MANAJEMEN MUTU

1.  Lemahnya kepemimpinan dan delegasi wewenang manajemen


Manajeme Mutu Terpadu akan berjalan sesuai dengan sasaran yang
didinginkan jika pemimpin memiliki komitmen terhadap keterlibatan
semua pihak. Artinya Manajemen Mutu Terpadu tidak akan berhasil
manakala hanya diserahkan kepada tim tertentu yang ditunjuk oleh
pimpinan, sementara pimpinan langsung menyerahkan program
Manajeme Mutu Terpadu tersebut kepada tim yang ditunjuk. Dengan
demikian pimpinan dapat mensosialisasikan perbaikan mutu yang
dilakukan oleh pimpinan.
      
2. Proses pengaturan yang tidak memadai
ProgramManajeme Mutu Terpadu harus mengilhami seluruh
kegiatan. Bagi sekolah, maka seluruh kegiatan akademik (proses belajar
mengajar) harus memperoleh perhatian dalam meningkatkan
kualitasnya.

3.  Pemilihan pendekatan yang sempit dan dogmatik


Pendekatan yang sempit dan dogmatik tidak dapat secara
fleksibel memenuhi tuntutan perkembangan. Ini berarti ada kemandegan
atau bahkan akan terjadi proses status quo. Pendekatan yang sempit
tidak akan memberikan kesempatan bagi peningkatan Manajeme Mutu
Terpadu. Manajeme Mutu Terpadu berorientasi pada pelanggan.
Pelanggan memiliki kepuasan yang selalu berkembang. Oleh karenanya
pendekatan dogmatik dan sempit tidak sesuai dengan kepuasan
pelanggan.

4. Kurangnya dukungan sistem informasi dan alat ukur keberhasilan


Lembaga atau oragnisasi termasuk sekolah amat sulit untuk
mengetahui adanya peningkatan kualitas pelayanan di lembaganya,
manakala tidak memiliki data dasar. Oleh karena itu setiap lembaga
harus memiliki data dasar dan tolok ukur yang dicanangkan oleh
lembaga yang bersangkutan.

F. FUNGSI MANAJEMEN MUTU

Adapun fungsi dari manajemen dalam sistem manajemen mutu yaitu


berupa POAC (Planning, Organizing, Actuating dan Controlling)

1. Planning, atau proses perencanaan adalah proses yang menyangkut


upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa
yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk
mewujudkan target dan tujuan organisasi.

2. Organizing, atau dalam bahasa Indonesia perorganiasasian


merupakan proses menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang
telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi
yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian
tujuan organisasi

3. Actuating,atau pelaksanaan dan implementasi, perencanaan dan


pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan
pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja
cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus
dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah
disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu
dilakukan penyesuian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan
tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing
SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang
telah ditetapkan.
4. Controlling, proses pengawasan dan pengendalian adalah proses
yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat
berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai
perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

G. KOMPONEN UTAMA

Ada tiga komponen utama dari manajemen mutu. Mereka adalah


pengendalian mutu jaminan mutu dan peningkatan kualitas. Manajemen
mutu berfokus pada kualitas produk dan layanan yang ditawarkan oleh
organisasi serta sarana yang berkualitas ini tercapai. Karena ini
menggunakan jaminan kualitas dan pengendalian proses dan produk
dalam upaya untuk lebih konsisten.

Kontrol kualitas adalah proses mengendalikan berbagai elemen


yang membantu organisasi mempertahankan kualitas yang baik baik dalam
produksi produk dan aspek kepuasan pelanggan. Ini adalah bagian penting
dari manajemen mutu keseluruhan karena membantu untuk menentukan
tingkat kualitas yang dicapai.

Jaminan Kualitas memungkinkan pemimpin organisasi untuk


mengetahui bahwa apa yang mereka memproduksi memenuhi atau
melebihi standar yang ditetapkan yang akan menyamai kualitas tertinggi
dalam semua proses pada akhirnya. Hal ini penting karena membantu
eksekutif perusahaan tahu persis apa yang terjadi sehingga perbandingan
dapat dibuat dengan apa yang akan terjadi sehingga tercipta
keseimbangan yang baik.
Peningkatan kualitas adalah proses yang membantu organisasi
meningkatkan produk mereka layanan dan kepuasan pelanggan secara
keseluruhan. Setiap kali terjadi masalah atau ketika perubahan diperlukan
peningkatan kualitas memainkan peran penting dalam membuat mereka
semua terjadi dengan cara yang mempromosikan produktivitas dan
profitabilitas.

Sebelum manajemen mutu benar dapat dilaksanakan pemimpin


organisasi harus terlebih dahulu mendapatkan pemahaman yang baik
tentang apa kualitas yang baik dan bagaimana hal itu telah berkembang
selama bertahun-tahun dalam bisnis mereka. Mereka juga harus
memahami prinsip-prinsip yang digunakan sehingga mereka akan lebih
mampu untuk membuat perbedaan yang benar dalam hal peningkatan
produk dan layanan dan evaluasi.

Ada standar manajemen mutu yang harus dipenuhi untuk


mempertahankan tingkat kualitas yang telah datang yang diharapkan di
berbagai industri. Hal ini juga membantu eksekutif dalam memahami tujuan
sebenarnya dari manajemen mutu sehingga kemudian dapat digunakan
dalam cara yang terbaik untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.

About these ads

Anda mungkin juga menyukai