Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DRAMA, UNSUR-UNSUR DRAMA DAN


PERSYARATAN NASKAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Seni Drama

Dosen Pengampu: Hilda Zahra Lubis, M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 1

Devi Intan Sari Sagala (0306203151)

Jelita Dwi Septya (0306203117)

Layla Iklimah Panjaitan (0306203155)

Fitri Kholilah Nasution (0306203133)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN GURU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA( UINSU )

2021 / 2022

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kekuatan
dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.

Sholawat berangkaikan salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda


Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

Penyusun makalah ini merupakan tugas mata kuliah Seni Drama yang dikerjakan
secara berkelompok dan dipersentasekan sebagai bahan diskusi mahasiswa Program
Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Kelas PGMI 6.

Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang terlibat didalamnya,
memberikan bantuan baik moral maupun materi. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang tiada hingga kepada Hilda Zahra Lubis, M.Pd selaku
dosen Seni Drama di kelas PGMI 6.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, maka
kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan selanjutnya.

Medan, 26 maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN ........................................................................................................................4

A. Latar Belakang ..............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................4

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................5

BAB II .....................................................................................................................................6

PEMBAHASAN ......................................................................................................................6

A. Pengertian Drama .........................................................................................................6

B. Karakteristik Drama .....................................................................................................8

C. Unsur-Unsur Drama .....................................................................................................9

D. Persyaratan Naskah ....................................................................................................15

BAB III ..................................................................................................................................16

PENUTUP .............................................................................................................................16

A. Kesimpulan ................................................................................................................16

B. Saran ..........................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Drama merupakan salah satu karya sastra yang dipenuhi dengan dialogdialog dan
dipentaskan di atas panggung. Sebagai salah satu karya sastra yang dipentaskan, maka
dalam pementasannya senantiasa mengacu pada naskah drama yang telah disiapkan.
Penulisan naskah drama biasanya diambil melalui kejadian nyata yang bersumber dari
kehidupan manusia maupun kejadian fiktif yakni berdasarkan pada imajinasi penulis.
Naskah drama biasanya ditulis dalam bentuk dialog dan dipentaskan oleh aktor dengan
tujuan menggambarkan kejadian kehidupan melalui pertikaian dan konflik yang terjadi di
atas panggung.

Dalam penulisan naskah drama terdapat unsur-unsur instrinsik yang membangun


naskah drama tersebut. Unsur-unsur tersebut diantaranya, yakni: tema, tokoh, alur, latar.
Unsur tokoh merupakan salah satu unsur yang berperan penting dalam penulisan naskah
drama yang akan dipentaskan. Karena unsur ini merupakan karakter yang mengambil
bagian dan mengalami peristiwa, baik sebagian maupun secara keseluruhan cerita. Selain
itu, peran unsur tokoh ini dalam karya sastra drama mempunyai sifat dan kedudukan
yang penting. Unsur tokoh dalam naskah drama biasanya terdiri dari tokoh penting dan
tokoh pembantu. Tokoh penting biasa disebut dengan tokoh mayor, sedangkan tokoh
pembantu biasanya disebut dengan tokoh minor. Tokoh-tokoh inilah yang menjadi
penggerak cerita yang menyebabkan terciptanya tensi dramatik disetiap tahapan peristiwa
dalam pementasan drama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian seni drama ?

2. Apa itu karakteristik drama ?

3. Apa saja unsur-unsur drama ?

4
4. Apa saja persyaratan drama ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian seni drama

2. Untuk mengetahui karakteristik drama

3. Untuk mengetahui unsur-unsur drama

4. Untuk mengetahui persyaratan drama

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Drama
Drama sebagai salah satu genre sastra, memiliki kekhasan dibandingkan
dengan genre lain yaitu puisi dan fiksi. Puisi dalam menyampaikan pesan melalui
pemadatan makna dengan membatasi kata dan menyajikan kosa kata pilihan yang
imajimatif dan menghasilkan multimakna bagi pembacanya. Demikian pula fiksi
baik yang pendek berupa cerita pendek dan yang cerita panjang berupa novel
menyajikan narasi panjang untuk menggambarkan tokoh dan amanat yang akan
disampaikannya.

Drama memiliki kekhasan dari sudut pemakaian bahasa dan penyampaian


amanatnya. Pemaparan bahasa dalam karya sastra drama berupa pemakaian
petunjuk lakuan yang menggambarkan suasana dan penggunaan dialog para tokoh.
Dari segi isi pesan, penulis drama mengisahkan kehidupan manusia dengan
berbagai persoalannya. Penggambaran kehidupan manusia cenderung diperindah
dan diperluhur seperti dalam kisah klasik Jawa, misalnya Jaka Tingkir dan Jaka
Tarub. Jaka Tingkir memiliki kesaktian untuk mengalahkan puluhan buaya, dan
Joko Tarub dapat memperistri bidadari. Demikian pula cinta tidak mengenal kelas
sosial seperti dalam drama Pronocitro dan Roro Mendut dan Sampek Engtay.

Drama sebagai karya sastra secara struktural memiliki elemen tokoh, jalan
cerita, latar, tema, dan amanat (Nurgiyantoro, 2005). Persoalan yang muncul
dalam teks sastra drama berupa kejadian sehari-hari, atau reproduksi dari kisah-
kisah yang sudah ada seperti mite, legenda, sage, untuk digali persoalannya dalam
konfliks antartokoh dalam naskah.

Tema penulisan naskah drama biasanya diperoleh pengarang dari


kesaksian hidup, penggambaran realitas hidup, bahkan persoalan politik, sosial,
dan budaya yang dialami pengarangnya. Sebagai contoh, dramawan WS Rendra
6
memotret pesoalan kekuasaan dalam naskah Panembahan Reso. Iwan Simatupang
memotret kehidupan kaum marjinal dalam RT Nol RW Nol, Petang di Taman,
Arifin C. Noor dalam Kapai Kapai. Hal yang sama dilakukan oleh N. Riantiarno
dalam naskah Opera Kecoa. Naskah-naskah satire tentang kehidupan rakyat dan
penguasanya terpotret dalam Republik Bagong dan Opera Rumah Sakit jiwa.
Potret pelacur kelas bawah dalam naskah Tumirah Sang Mucikari karya Seno
Gumira Aji Darma.
Pesan yang disampaikan penulis naskah drama terhadap kehidupan bertujuan
untuk memberi informasi, “mendidik”, memberi hiburan, sekaligus mengkritik
persoalan yang terjadi di masyarakat.1

1. Drama dan Konflik Kehidupan

Persoalan yang dihadapi dalam naskah drama adalah konfliks manusia


berupa lakuan yang tercermin dalam dialog dan petunjuk lakukan. Materi konfliks
dialami dari kehidupan yaitu hubungan antarmanusia, hubungan manusia dengan
alam dan hubungan manusia dengan Tuhan. Kisah perjalanan manusia dan
berbagai peristiwanya adalah materi konfliks drama sejak, lahir dan mati, kawin
dan cerai, melakukan kejahatan dan hukuman, perang dan damai.
Sedangkan temanya berupa keberanian dan kepengecutan, kesetiaan dan
pengkhianatan, keserakahan dan murah hati. Emosinya berupa kemarahan, cinta,
benci, ketakutan, dan kenikmatan (Harymawan,1993:9)

Dasar dari materi naskah drama adalah konfliks kehidupan dengan kisah
awal, konfliks, dan penyelesaian. Hukum drama menurut Ferdinand Brunetiere
(Harymawan, 1993) berpokok pada “kisah protagonis” yang menginginkan
sesuatu, dan “antagonis” yang menentang dipenuhinya keinginan itu.Sebagai
contoh: Engtay dalam lakon Sampek dan Engtay karya N. Riantiarno, Engtay
adalah tokoh protagonis yang harus menghadapi sikap ayahnya yang keras agar
tidak berhubungan dan menjalin cinta dengan Sampek karena perbedaan kelas
1
Suroso, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta:Penerbit Almatera,2015) hlm,242

7
sosial. Namun, Engtay tetap jatuh cinta dan dibawa sampai mati.
Contoh lain, Lakon RT NOL/RW NOL karya Iwan Simatupang, Kakek adalah
tokoh protagonis yang menyadari masa lalunya dan rela untuk hidup di kolong
jembatan. Sedangkan Ani dan Ina adalah pelacur muda yang bosan dengan
kehidupan kolong jembatan yang makan makanan sisa yang dimasak oleh
Pincang.2

B. Karakteristik Drama
Drama memiliki karakteristik tersendiri dibanding dengan jenis karya
sastra lain. Berikut merupakan karakteristik dalam drama:

 Drama disajikan dalam bentuk monolog atau dialog. Monolog merupakan


percakapan atau narasi yang disampaikan oleh satu tokoh, tanpa ada balasan
dari tokoh lain. Sementara dialog merupakan percakapan yang melibatkan
lebih dari satu tokoh. Biasanya saling berbalasan.

 Drama disajikan melalui tokoh. Tokoh adalah orang yang berperan yang
menjadi pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh tersebut bisa diperankan oleh
manusia, boneka, wayang, atau sejenisnya. Dan karakter atau sifat dari
seseorang disebut penokohan.

 Drama mengandung konflik. Konflik yang muncul dalam sebuah drama


biasanya berupa pertentangan yang dialami tokoh sebagai bentuk penciptaan
secara dramatis (wujud konflik dalam drama dapat berupa pertikaian antar
tokoh, pertentangan tokoh dengan dirinya sendiri, dengan ide atau dengan
lingkungan) Konflik tersebut menjadi unsur pembangun penting dalam cerita
yang ingin disajikan dalam drama.

2
Ibid……..hal.242

8
 Drama disajikan dalam berbagai durasi tergantung panjang pendeknya naskah
drama. Drama kolosal dapat berlangsung berjam-jam. Sementara drama
singkat, dapat selesai dalam hitungan menit.

 Drama disajikan dengan memperhatikan tata letak panggung. Posisi atau latar
yang diperlihatkan saat pemeran memainkan tokoh, berpengaruh pada drama.
Ada makna-makna simbolis di balik tata panggung. Sehingga semua benda,
pemilihan warna, serta cahaya tidak serta merta ada. Semua harus ada
kaitannya dengan naskah.

 Drama disajikan untuk menghibur penonton, tetapi pesan dalam drama juga
menjadi perhatian untuk para penonton.3

C. Unsur-Unsur Drama
Untuk menjadi satu kesatuan drama yang utuh dan siap diperankan untuk
disajikan menjadi tontonan para penonton, drama tentu terdiri dari berbagai unsur
yang membentuknya. Karena drama merupakan sebuah karya sastra yang
tersusun atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur-unsur ini yang kemudian
mempengaruhi cerita yang disajikan dalam drama. Unsur intrinsik adalah unsur
yang membangun sebuah drama dan berada di dalam drama itu sendiri, seperti
4
plot, tokoh, dialog, latar dan sebagainya. Sedangkan unsur ekstrinsik
merupakan unsur yang membentuk serta mempengaruhi sebuah drama tidak
secara langsung atau dari luarnya.
Adapun penjelasan mengenai unsur-unsur dalam drama adalah sebagai
berikut.
1. Unsur Intrinsik
3
Sumaryadi. Seni drama dan pendidikan karakter. (FBS Universitas Negri Yogyakarta)
4
S. Suryani, Peningkatan Hasil Belajar Mengidentifikasi Unsur-Unsur Drama yang Disajikan dalam
Bentuk Pentas atau Naskah Melalui Metode Problem Based Learning, Jurnal Education and Economics, Vol. 02,
No. 04, 2019 hlm. 475.

9
a. Tema

Tema merupakan pijakan atau landasan pokok dari sebuah cerita.


Tema juga dapat digambarkan sebagai gagasan pokok atau inti dari sebuah
konflik dalam cerita drama. Tema menjadi rumusan dari terciptanya
berbagai peristiwa atau konflik, alur, penokohan dan latar dalam cerita
drama.

Tema menjadi dasar untuk mengembangkan seluruh cerita dan


menjiwai seluruh bagian cerita tersebut.Tema mempunyai generalisasi
yang umum, luas dan abstrak. Tema dapat diungkapkan melalui berabagai
cara, seperti melalui Dialog tokoh-tokoh, konflik-konflik yang terbangun,
atau melalui komentar secara tidak langsung. Tema yang baik adalah tema
yang tidak terungkap dengan secara langsung dan jelas. Tema dapat
disamarkan sehingga kesimpulan tentang tema diungkapkan oleh
pengarang harus dirumuskan sendiri oleh pengarang. Dalam hal ini
pengarang dapat mengungkapkan tema pada bagian-bagaian tertentu
seperti akhir cerita, ataupun menyerahkan keputusan kepada para pembaca.

b. Plot atau Alur

Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa atau konflik yang dirangkai
dengan sebaik mungkin untuk menggerakkan jalannya cerita. Plot atau
alur cerita merupakan hubungan antara satu konflik dengan konflik
lainnya atau satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. Cerita dalam drama
haruslah memiliki konflik yang menjadi permulaan, menuju tengah
konflik, hingga akhirnya tiba di akhir konflik. Atau dalam artian
sederhana, plot atau alur merupakan jalan cerita mulai dari babak atau sesi
awal hingga akhir sebuah drama.

10
Alur drama mencakup bagian-bagian 1) pengenalan cerita; 2) konflik
awal; 3) perkembangan konflik; dan 4) penyelesaian.5

1) Pengenalan cerita, yaitu perkenalan awal watak masing-masing


tokoh yang berperan dalam drama.
2) Konflik awal, yaitu pengenalan pada pelaku-pelaku yang
terlibat dalam konflik. Pada tahap ini konflik yang terjadi
mulai menanjak naik.
3) Perkembangan konflik, yaitu konflik yang terjadi dalam drama
terus menanjak naik hingga tiba di titik klimaks atau titik
puncak cerita.
4) Penyelesaian, yaitu tahap ketika konflik mereda atau
menemukan titik terang sehingga masalah telah selesai atau
bahkan tokoh yang memanaskan konflik telah tewas.
c. Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang di dalam menggambarkan


karakter tokoh. Dalam pementasan drama, drama mempunyai posisi yang
penting. Tokohlah yang mengaktualisasikan naskah drama di atas pentas.
Tokoh yang didukung oleh latar peristiwa dan aspek-aspek lainnya akan
menampilkan cerita dan pesan-pesan yang ingin disampaikan.6

Penokohan berdasarkan perannya dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Tokoh Utama

Tokoh utama merupakan tokoh yang menjadi sentral cerita dalam


pementasan drama. Tokoh ini menjadi pemeran paling
diperhatikan atau disorot dalam cerita. Tokoh utama juga

5
E. Kosasih, Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud,
2017) hlm. 205.
6
Ibid, E. Kosasih, hlm. 205.

11
mrupakan tokoh yang paling penting dalam berjalannya cerita
yang dipentaskan.

2) Tokoh Pembantu

Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau


dimunculkan untuk mendukung jalan cerita dan memiliki
kaitan dengan tokoh utama. Tokoh utama setidaknya ditandai
oleh empat hal, yaitu (1) paling sering muncul dalam setiap
adegan; (2) menjadi sentral atau pusat perhatian tokoh-tokoh
yang lain; (3) kejadian-kejadian yang melibatkan tokoh lain
selalu dapat dihubungkan dengan peran tokoh utama; dan (4)
dialog-dialog yang dilibatkan tokoh-tokoh lain selalu berkaitan
dengan peran tokoh utama.7

Tokoh-tokoh berdasarkan wataknya diklasifikasikan menjadi tiga,yaitu:

1) Tokoh protagonis, yaitu tokoh utama yang mendukung cerita.


2) Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada
seorang tokoh utama yang menetang cerita.
3) Tokoh tritagonis yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh
protagonist maupun tokoh antagonis.8
d. Dialog

Dialog merupakan unsur terpenting dalam drama. Dialog yang


digunakan dalam dram haruslah menggunakan pemilihan kata dan bahasa
yang lebih tajam dibandingkan dengan kata-kata yang digunakan sehari-
hari.

7
Ibid. E. Kosasih, hlm. 205.

8
Rohana, N. Indah, Seni Drama, (Makassar, 2021) hlm. 49

12
Dalam sebuah dialog itu sendiri, ada tiga elemen yang tidak boleh
dilupakan. Ketiga elemen itu antara lain sebagai berikut:

1) Tokoh adalah pelaku yang mempunyai peran yang lebih


dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau
antagonis.
2) Wawancang adalah dialog atau percakapan yang harus
diucapkan oleh tokoh cerita.
3) Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan
yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama,
kramagung dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak
miring).9
e. Latar

Latar adalah keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar


dalam drama dinyatakan dalam petunjuk pementasan. Bagian itu disebut
dengan kramagung. Latar juga dapat dinyatakan melalui percakapan para
tokohnya. Dalam pementasannya, latar dapat dinyatakan dalam tata
panggung ataupun tata cahaya. 10

Latar merupakan unsur yang dapat membangun atau mendukung


permasalahan dalam drama dan menciptakan konflik. Dengan
dijelaskannya latar dalam sebuah naskah drama, dapat membuat
imajinasi dan pemahaman pembaca dalam menghayati isi dari sebuah
drama. tar memberikan pijakan cerita dan kesan realistis kepada pembaca
untuk menciptakan suasana tertentu, yang seolah-olah sungguh ada dan
terjadi.

Latar cerita dalam sebuah drama meliputi tiga dimensi, yaitu:

9
E. Kosasih, op.cit., hlm. 206.

10
Ibid. E. Kosasih, hlm. 206.

13
1) Latar Tempat

Latar tempat merupakan tempat terjadinya cerita dalam drama.


latar tempat tidak dapat berdiri sendiri. Latar tempat selalu
berhubungan erat dengan latar ruang dan waktu.

2) Latar Waktu

Latar waktu atau zaman atau periode sejarah terjadinya cerita


dalam drama. Latar waktu biasanya dituliskan sebagai waktu
pagi, siang, sore, atau malam.

3) Latar Ruang

Latar ruang juga dapat berarti ruang dalam rumah atau latar
rumah, hiasan, warna, dan peralatan dalam ruang akan
memberi corak tersendiri dalam drama yang dipentaskan.
Misalnya, suasana ruang tamu dengan ruang kamar jelas harus
diatur berbeda.

2. Unsur Ekstrinsik
a. Latar belakang masyarakat, yaitu unsur yang memengaruhi drama
berupa faktor-faktor di dalam lingkungan masyarakat tempat penulis
berada sehingga berpengaruh terhadap penulis itu sendiri, di antaranya
adalah ideologi suatu negara, kondisi politik suatu negara, kondisi
ekonomi suatu negara, dan kondisi sosial suatu negara.
b. Latar belakang penulis, yaitu faktor-faktor yang terdapat dari dalam
diri pengarang itu sendiri yang memotivasi atau memengaruhi penulis
dalam menulis sebuah drama, di antaranya adalah aliran sastra penulis,
riwayat hidup/biografi penulis, dan kondisi psikologis penulis.
c. Nilai-nilai kehidupan dalam drama, yang terdiri dari nilai moral, nilai
budaya/adat, nilai agama/religi, dan nilai sosial.

14
D. Persyaratan Naskah
1. Menggunakan cerita yang layak dipentaskan.
2. Pemilihan kata dan cerita harus disesuaikan dengan penonton yang akan
menonton.
3. Dalam penulisan naskah haruslah menggunakan ejaan yang disempurnakan.
4. Penunjuk pementasan berupa karangan narasi yang mendominasi teks.
5. Narator pada teks drama dituliskan dengan huruf miring dan dicetak tebal.
6. Bahasa yang digunakan tidak harus baku, tetapi layaknya seperti kehidupan
sehari-hari.
7. Cerita atau konflik yang diceritakan tidak menyinggung pihak manapun

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah kami ini yaitu

1. Drama sebagai salah satu genre sastra, memiliki kekhasan dibandingkan


dengan genre lain yaitu puisi dan fiksi. Puisi dalam menyampaikan pesan
melalui pemadatan makna dengan membatasi kata dan menyajikan kosa
kata pilihan yang imajimatif dan menghasilkan multimakna bagi
pembacanya. Demikian pula fiksi baik yang pendek berupa cerita pendek
dan yang cerita panjang berupa novel menyajikan narasi panjang untuk
menggambarkan tokoh dan amanat yang akan disampaikannya.

2. Drama memiliki karakteristik tersendiri dibanding dengan jenis karya


sastra lain diantaranya Drama disajikan dalam bentuk monolog atau dialog.
Drama disajikan melalui tokoh. Drama mengandung konflik. Drama
disajikan dalam berbagai durasi tergantung panjang pendeknya naskah
drama. Drama disajikan dengan memperhatikan tata letak panggung.
Drama disajikan untuk menghibur penonton.

3. Untuk menjadi satu kesatuan drama yang utuh dan siap diperankan untuk
disajikan menjadi tontonan para penonton, drama tentu terdiri dari
berbagai unsur yang membentuknya. Karena drama merupakan sebuah
karya sastra yang tersusun atas unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur-unsur
ini yang kemudian mempengaruhi cerita yang disajikan dalam drama.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun sebuah drama dan
berada di dalam drama itu sendiri, seperti plot, tokoh, dialog, latar dan
sebagainya. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang
membentuk serta mempengaruhi sebuah drama tidak secara langsung atau
dari luarnya.
16
4. Persyaratan Naskah
 Menggunakan cerita yang layak dipentaskan.
 Pemilihan kata dan cerita harus disesuaikan dengan penonton yang
akan menonton.
 Dalam penulisan naskah haruslah menggunakan ejaan yang
disempurnakan.
 Penunjuk pementasan berupa karangan narasi yang mendominasi teks.
 Narator pada teks drama dituliskan dengan huruf miring dan dicetak
tebal.
 Bahasa yang digunakan tidak harus baku, tetapi layaknya seperti
kehidupan sehari-hari.
 Cerita atau konflik yang diceritakan tidak menyinggung pihak
manapun.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan, maka
kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan selanjutnya

17
DAFTAR PUSTAKA

E. Kosasih. (2017). Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,
Kemendikbud.

Rohana, N. Indah. (2021). Seni Drama. Makassar.

S. Suryani. Peningkatan Hasil Belajar Mengidentifikasi Unsur-Unsur Drama yang


Disajikan dalam Bentuk Pentas atau Naskah Melalui Metode Problem Based
Learning. Jurnal Education and Economics, 2(4), 2019.

Sumaryadi. Seni drama dan pendidikan karakter. (FBS Universitas Negri Yogyakarta)

Suroso, Drama Teori dan Pementasan, (Yogyakarta:Penerbit Almatera,2015)

18

Anda mungkin juga menyukai