Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Kemampuan Berbicara

2.1.1. Pengertian Kemampuan Berbicara

Kemampuan Berbicara dan Bahasa adalah dua hal yang diukur secara

terpisah dan secara bersama-sama karena dianggap mencerminkan kemampuan

lisan seorang anak secara keseluruhan. Kemampuan berbicara terdiri dari

berbagai bunyi yang dihasilkan dari mulut manusia untuk disampaikannya suatu

pesan, hal tersebut merupakan suatu sarana yang digunakan seorang anak dengan

norma-norma yang ada bagi kelompok seusianya. Kemampuan berbicara pada

anak dapat diperoleh melalui pembelajaran sehingga anak mampu menyampaikan

maksud tertentu pada orang lain, dan maksud tersebut dapat dipahami oleh orang

lain.

Menurut Rita (2009:1) bahasa merupakan suatu sistem komunikasi yang

mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ucapan yang bersifat arbitrer, yang

dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniah yang nyata). Ia merupakan simbol

karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan

makna tertentu. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yaitu

mengacu kepada suatu yang dapat diserap oleh panca indera. Lebih lanjut Rita

menjelaskan bahwa bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas dan

komplek dari pada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media. Bahasa

haruslah merupakan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya

11
sembarang bunyi dan bunyi itu sendiri haruslah merupakan simbol atau

perlambang (Rita 2009:1).

Tarigan (2001:3) mengemukakan bahwa berbicara adalah suatu

keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya

didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan

berbicara atau berujar dipelajari.

Kemampuan berbicara adalah hal yang perlu diperhatikan, agar dapat

berkomunikasi secara efektif dan efesien dengan orang lain. Semi (2001: 99)

berpendapat bahwa kemampuan berbicara pada hakikatnya merupakan

kemampuan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan

kehendak, gagasan, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain. Seorang anak

yang memiliki kemampuan berbicara yang baik akan dapat menyampaikan

kehendak, gagasan, perasaan, dan pengalamannya kepada orang lain.

Sebagai salah satu komponen perkembangan bahasa, kemampuan

berbicara anak usia dini merupakan aspek yang sangat penting untuk

diperhatiakan. “Bisa berbicara” merupakan hal yang penting bagi anak usia dini,

tetapi optimalisasi perkembangan kemampuan berbicara akan menjadi tugas yang

lebih penting. Hal ini dikarenakan semua anak yang terlahir dengan normal, cepat

atau lambat pasti akan berbicara dengan sendirinya. Hal yang perlu digaris bawahi

adalah kasus di mana masih banyak diumpai anak-anak yang lambat untuk bisa

berbicara, kesulitan dalam menyampaikan sesuatu dengan bahasanya sendiri,

ataupun kasus-kasus lain yang serupa.

12
Kemampuan berbicara adalah berbagai bunyi yang dibuat orang dengan

mulut mereka untuk menyampaikan suatu pesan, hal tersebut merupakan suatu

sarana yang digunakan untuk berkomunikasi (Laura Dyer, 2014:2). Pernyataan ini

mengandung pengertian bahwa kemampuan berbicara berhubungan dengan cara

mengkomunikasikan suatu pesan yang ingin disampaikan dengan tujuan untuk

memudahkan seseorang berinteraksi dengan orang lain maupun lingkungan

sekitar.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara

adalah suatu proses komunikasi dengan mengucapkan suatu bunyi-bunyian

artikulasi untuk menyampaikan maksud sehingga maksud tersebut dapat dipahami

oleh orang lain. Proses komunikasi agar mudah dipahami maka kata uanh

diucapkan harus jelas dan lancar. Anak dikatakan kemampuan berbicaranya

meningkat apabila anak dapat melafalkan suatu bunyi bahasa yang digunakan

secara jelas, anak mempunya perbendaharaan kata yang memadai untuk kepeluan

berkomunikasi secara lisan. Kemampuan berbicara bukanlah hasil tanpa proses.

Bicara adalah hasil dari empat proses dasar yang terjadi dalam diri seorang. Proses

tersebut meliputi repirasi, fonasi, renosi, dan artikusi.

2.1.2 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu Medius. Arti kata Medius

adalah tengah, perantara, atau pengantar. Media seringkali diartikan sebagai alat-

alat grafis, photografis, atau alat elektronik yang berfungsi menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal dalam proses

13
pembelajaran. Media merupakan segala bentuk alat yang dipergunakan dalam

proses penyaluran atau penyampaian informasi (Ahmad Suryadi, 2020:13).

Menurut Sharon E. Smaldino, dkk (2014:7) Media bentuk jamak dari

perantara (Medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin

Medium (antara), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi

antara sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks, audio, visual,

video, prekayasa (manipulative) (benda-benda), dan orang-orang. Media adalah

manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Media juga dapat

diartikan sebagai alat bantu yang dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk

membantu menyampaikan hal-hal yang berakitan dengan proses belajar mengajar.

Karena dengan media pembelajaran diharapkan pengetahuan yang diajarkan akan

sampai kepada orang yang mengikuti proses belajar mengajar tersebut, kemudian

dapat dipahami dan dimengerti tentang pengetahuan tersebut (Khairani Harahap,

2021: 85).

Media pembelajaran juga merupakan komponen instruksional yang terdiri

dari pesan, orang dan peralatan atau benda. Seiring dengan perkembangan zaman,

pengetahuan dan teknologi, maka media pembelajaran juga mengalami

perkembangan dan kemajuan. Artinya bahwa media pembelajaran sudah banyak

jenis dan variannya seiring dengan perkembangan serta kemajuan pengetahuan

dan teknologi tersebut. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya

pengklasifikasian, pengelompokan atau disebut juga dengan penggolongan media

14
pembelajaran. Adapun pengklasifikasian, pengelompokan atau disebut juga engan

penggolongan media pembelajaran sangat berguna untuk bagi tenaga pengajar

atau pendidik dalam memilih media yang akan digunakannya untuk proses belajar

mengajar tentunya. Pemilihan media tentunya akan disesuaikan dengan tujuan,

materi, kemampuan dan karaketristik peserta didik dalam proses belajar-mengajar,

sehingga diharapkan akan tercapainya efisiensi dan efektifitas proses dan hasil

dari kegiatan belajar-mengajar tersebut.

Menurut Latuheru dalam Khairani Harahap (2021:86) media pembelajaran

adalah semua alat (bantu) atau benda yang digunakan untuk kegiatan belajar

mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari

sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini anak didik

atau warga belajar).

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam

Khairani Harahap (2021:86) bahwa dalam proses belajar-mengajar kehadiran

media pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan

tersebut ketidak jelasan bahan yang akan disampaikan dapat dibantu dengan

menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang

mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan

bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta merangsang

pikiran, perasaan, perahtian, dan kemauan si belajar sehingga dapat mendorong

terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

15
Media pembelajaran dapat dibedakan menjadu beberapa macam, adapun

macam-macam dari media pembelajaran itu antara lain :

1) Media Visual

Media Visual adalah salah satu sarana komunikasi dengan menggunakan

panca indera penglihatan dengan komposisi warna,gambar, dan grafik,

dengan begitu informasi yang disampaikan dikemas dengan kreatif untuk

menarik perhatian mata (penglihatan) (Mariah Fitriah, 2018: 63).

2) Media Audio

Media Audio adalah media yang penyampaiannya menggunakan salah satu

panca indera kita yaitu pendengaran. Menurut Riyana media audial adalah

media yang menyajikam informasi dalam bentuk audio atau suara dan

menerima informasi tersebut menggunakan indera pendengaran (Cepi

Riyana, 2012: 210).

3) Media Audio Visual

Media Audio Visual ini penggabungan dari kedua media di atas, yaitu

penggabungan dari media suara dan media penglihatan. Dengan

menggabungkan antara dua panca indera yaitu penglihatan dan

pendengaran. Akan semakin mudah siswa dalam menerima informasi atau

pengetahuan yang dibagikan guru. Media Audio visual adalah produksi dan

penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan

pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau

simbol-simbol yang serupa (Husniyatus Salamah Zainiyati, 2017 : 73).

16
Pemilihan media pembelajaran merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan dari seluruh proses penggunaan media pembelajaran, karena apabila

keliru dalam media pembelajaran, maka keberhasilan proses berikutnya juga akan

terpengaruh. Adapun prinsip-prinsip pembelajaran menurut Abuddin Nata (2011 :

299) adalah sebagai berikut:

1) Kesesuaian Dengan Tujuan Pengajaran

Pemilihan media pengajaran harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran

yang akan dicapai. Jika tujuan pengajaran yang akan dicapai lebih

bersifat kognitif, maka harus digunakan media pengajaran yang

merangsang kemampuan berpikirnya secara aktif. Untuk itu pemahaman

terhadap tujuan pengajaran merupakan bagian yang terlebih dahulu harus

di pertimbangkan dalam media pengajaran.

2) Ketetapan dalam Memilih Media Pengajaran

Setiap media pengajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dari segi

keampuhannya, cara pembuatannya, cara penggunaannya, dan

jangkauannya.

3) Objektivitas

Pemilihan media pengajaran juga harus berdasarkan objektivitas, yakni

pemilihan media pengajaran tersebut bukan semata-mata didasarkan pada

objektivitas atau kesenangan guru. Apabila sevara objektivitas,

berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran

menunjukkan keefektifan dan efisien yang tinggi, maka seorang guru

jangan merasa bosan untuk menggunakannya.

17
4) Program Pengajaran

Program pengajaran yang harus disampaikan kepada anak harus

disesuaikan dangan kurikulum yang berlaku, baik dari segi isinya,

strukturnya, maupun kedalamannya. Meskipun secara teknis program itu

dangat baik, namun jika tidak sesuai dengan kurikulum, maka ia tidak

akan banyak memberi manfaat, bahkan mungkin hanya membuang

waktu, tenaga , dan biaya secara percuma.

5) Sasaran Program

Sasaran Program yang dimaksud adalah anak yang akan menerima

informasi pengajaran melalui media pengajaran. Pada tingkat usia

tertentu dan dalam kondisi tertentu anak mempunyai kemampuan tertentu

pula, baik cara berpikirnya, daya imajinasinya, kebutuhannya , maupun

daya tahan dalam belajarnya.

6) Situasi dan Kondisi

Situasi dan Kondisi yang ada juga perlu mendapat perhatian di dalam

menentukan pilihan media pengajaran yang akan digunakan. Situasi dan

kondisi yang dimaksud meliputi : 1) situasi dan kondisi sekolah atau

tempat ruangan yang akan di pergunakan seperti ukurannya,

perlengkapannya, dan ventilasinya, 2) situasi dan kondisi siswa yang

akan mengikuti pelajaran, baik dari segi jumlahnya, motivasi, dan

kegairahannya.

18
7) Kualitas Teknik

Dari segi kualitas teknik, media pengajaran yang akan digunakan harus di

perhatikan, baik dari segi persyaratannya, keunggulan dan kualitasnya.

Dalam hubungan ini akan di jumpai media pengajaran, seperti audio

visualnya yang gambarnya kurang jelas, sehingga perlu dilakukan

penyempurnaan sebelumnya.

8) Keefektifan dan Efiesiensi

Keefektifan adalah sebuah istilah yang berkaitan dengan hasil yang

dicapai. Sedangkan efesiensi adalah istilah yang berkaitan dengan proses

pencapaian hasil tersebut. Keefektifan dalam penggunaan media yang

berkaitan dengan informasi yang akan di cerap melalui media tersebut,

serta perubahan tingkah laku yang diharapkan melalui pengajaran

tersebut.

2.1.3 Kegunaan Media Pembelajaran

Secara umum, sumber, media, dan alat pengajaran memiliki berbagai

manfaat sebagai berikut :

1. Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang abstrak, sehingga

dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. Untuk

menjelaskan sistem peredaran darah pada manusia misalnya, dapat

dipergunakan film.

2. Menampilkan objek yang terlalu besar dan tidak mungkin dibawa kedalam

kelas.

19
3. Memperlambat gerakan yang terlalu cepat, atau mempercepat gerakan

yang terlalu lambat.

4. Membangkitkan motivasi belajar siswa.

5. Dapat mengatur dan mengontrol belajar siswa.

6. Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya

(sumber belajar).

Berbagai kajian teoritis maupun empiris menunjukkan kegunaan media

dalam pembelajaran sebagai berikut :

1. Media mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak kita,

sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.

2. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para

mahasiswa.

3. Media dapat melampaui batas ruang kelas. Banyak hal yang tak mungkin

untuk dialami secara langsung di dalam kelas oleh para mahasiswa karena:

a. Objek terlalu besar, misalnya candi, stasiun dan lain-lain. Dengan

media kita menampilkan kehadapan mahasiswa.

b. Beberapa objek, makhluk hidup dan benda, yang terlalu kecil untuk

diamati dengan mata telanjang.

c. Gerakan-gerakan yang terlalu lambat diamati.

d. Gerakan-gerakan yang terlalu cepat pun sulit ditangkap mata biasa.

e. Adakalanya objek yang akan dipelajari terlalu kompleks. Media

dalam bentuk diagram atau model dapat digunakan untuk

20
menyederhanakan objek yang bersangkutan agar lebih gampang di

mengerti.

f. Bunyi-bunyi yang amat halus ataupun suara dosen berceramah di

hadapan ratusan mahasiswa, yang tak mungkin ditangkap dengan

jelas oleh telinga biasa tetapi bisa menjadi jelas berkat media.

g. Rintangan-rintangan untuk mempelajari musim, iklim, dan geografi

secara umum dapat diatasi. Kehidupan ikan di dalam laut ataupun

kehidupan singa di hutan dapat di hidangkan di depan kelas.

4. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswa dan

lingkungannya.

5. Media menghasilkan keragaman pengamatan.

6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.

8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu

yang konkret maupun abstrak.

9. Media memberikann kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri,

pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.

10. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy) yaitu

kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan dan

lambang yang tampak, baik yang dialami maupun buatan manusia, yang

terdapat dalam lingkungan.

11. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatkan

kesadaran akan dunia sekitar.

21
12. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri dosen maupun

mahasiswa (Abuddin nata, 2011 : 458-460).

2.1.4 Media VCD Pembelajaran

Salah satu media yang dapat digunakan dalam meningkatkan

keterampilan berbicara anak adalah VCD pembelajaran. VCD pembelajaran

merupakan salah satu media audio visual, dalam media ini terdapat gambar-

gambar dan efek suara yang dapat mendukung penyampaian pesan kepada anak.

Video pembelajaran berisi suatu tayangan dalam bentuk video yang di dalamnya

terdapat gambar-gambar sehingga anak dapat melihat dan mendengarkan

tayangan tersebut secara langsung.

Penggunaan VCD pembelajaran dapat memberikan kesempatan kepada

anak dalam meningkatkan keterampilan berbicaranya. Anak senang melihat

gambar-gambar, VCD pembelajaran merupakan salah satu media yang

menyajikan pesan audio visual. Dengan gambar yang menarik dan lucu perhatian

anak akan langsung tertuju kesana, sehingga akan menimbulkan suasana yang

menyenangkan bagi anak. Gambar dan suara yang muncul membuat anak tidak

cepat bosan, sehingga mendorong ia untuk mengetahui lebih jauh sekaligus

merangsang minat mereka untuk belajar.

Dengan menggunakan VCD pembelajaran sebagai salah satu media untuk

menyampaikan pesan kepada anak, akan mempermudah menyampaikan materi

kepada anak karena proses pembelajaran tidak membosankan. Salah satu fungsi

media adalah untuk mengkongkritkan konsep-konsep yang abstrak pada anak.

Maka dengan digunakannya VCD pembelajaran informasi-informasi yang anak

22
dapatkan akan diperjelaskan melalui gambar-gambar, dan informasi-informasi

tersebutlah yang akan mengembangkan keterampilan berbicara anak.

Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan oleh Juwita telah dibuktikan

bahwa media VCD lebih unggul dari pada media gambar berwarna dalam

meningkatkan keterampilan menyimak anak TK.

Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Hermana yang membuktikan

bahwa penggunaan media VCD memberikan pengaruh yang besar dibandingkan

dengan penggunaan media slide presentation terhadap hasil belajar anak.

2.1.5 Hasil Penelitian Yang Relavan

Penelitian sejenis telah dilakukan oleh: Mufti Miranda (2012),

Penggunaan Media Audio Visual dalam meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam Kelas III B MI Sananul Ulla Piyungan Bantul. Pemanfaatan

Media VCD Untuk Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok A

Tk Tunas Rimba Malang Oleh Ratna Anggraini (2011).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media VCD dapat

meningkatkan kemampuan dalam menyebutkan lambing bilangan/angka,

mengenal lambing bilangan/angka dan membilang dengan menunjukkan benda

sampai 5. Selain itu dengan memanfaatkan media audio visual (VCD) dapat

memberikan suasana baru dalam pembelajaran di kelas.

Pemanfaatan media VCD untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

IPA pada siswa kelas V SDN Madyopuro 6 Kec. Kedungkandang kota Malang

oleh Indah Rohmawati (2011).

23
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan media VCD dapat

meningkatkan mutu pembeljaran IPA. Pemanfaatan media VCD dapat

dilaksanakan dengan baik oleh guru melalui 3 tahap pelaksanaan yaitu: persiapan

meliputi menentukan materi, menyampaikan tujuan belajar, mengecek media,

menempatkan laptop dan LCD pada posisi yang tepat, mengatur ruangan dan

mempertimbangkan alokasi waktu; pelaksanaan meliputi menyampaikan tata

tertib selama penayangan VCD, mengatur tempat duduk siswa, memberikan tugas

pada siswa sesuai dengan materi dari tayangan VCD.

2.1.6. Kerangka Pemikiran

Dengan penggunaan media VCD pembelajaran anak dapat meningkatkan

keterampilan berbicara dan seluruhnya dapat terlibat secara langsung dalam

pembelajaran dan dapat merefleksi produk pengalaman belajarnya dalam kelas

sehingga kompetensi terukur. Pemikiran ini dapat digambarkan melalui kerangka

pikir sebagai berikut:

Guru menerapkan strategi Kompetensi siswa


Kondisi Awal ceramah kelompok belum memenuhi

Perencanaan PTK Siklus I Melaksanakan


Pembelajaran
Guru menerapkan
PelaksanaanStrategi Pemanfaatan media VCD Siklus II
Pembelajaran angka

Siklus III

Umpan Balik

Hipotesis : pemanfaatan media


Kondisi Akhir yang Refleksi Pembelajaran meningkatkan
diharapkan kesimpulan/saran kemampuan berbicara anak

24
2.1.7 Hipotesis Tindakan

Adapun hipotesis tidakan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan

media VCD pembelajaran angka dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak

RA Dinda Hafizah Islamic School Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

25

Anda mungkin juga menyukai