T dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Aman Nyaman: Ansietas
pada Pasien Hipertensi di Jalan Tempua, Medan
Sunggal
Oleh
210202011
i
Universitas Sumatera Utara
i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan pada Ny.T dengan
prioritas masalah kebutuhan kasar aman nyaman: ansietas pada
pasien hipertensi.
1.3 Manfaat
1. Praktik Pelayanan Keperawatan.
Berguna sebagai wacana dan pengetahuan tentang perkembangan
ilmu keperawatan, khususnya asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah gangguan kecemasan.
2. Pendidikan Keperawatan.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sangat berguna untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai penerapan ilmu yang telah
diterima selama kuliah, terutama bagi ilmu keperawatan jiwa
gangguan kecemasan baik pasien maupun kepada keluarga pasien.
3. Bagi Klien.
Hasil asuhan keperawatan ini dapat digunakan klien untuk
mengetahui cara pemenuhan kebutuhan mengenai gangguan
kecemasan
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan
Dasar Aman Nyaman: Ansietas
2.1.1 Defenisi Ansietas
Herdman (2012, dalam NANDA 2012) mendefinisikan
ansietas sebagai perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang
samar disertai respon autonom (sumber seringkali tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu); perasaan takut yang
disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan
isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak
menghadapi ancaman. Ansietas adalah perasaan takut yang
tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi, ketika merasa cemas,
individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki
firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti
mengapa emosi yang mengancam itu dapat terjadi (Videbeck,
2008). Menurut SAKP FIK UI (2008), ansietas adalah suatu
perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidak
nyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respon (sumber
seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
suatu perasaan takut akan terjadi sesuatu yang disebabkan oleh
antisipasi bahaya. Ansietas atau kecemasan adalah respons
emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami
dan dikomunikasikan secara interpersonal(Suliswati,2005).
2
2.1.2 Etiologi Ansietas
1) Faktor predisposisi
Beberapa teori yang menjelaskan terjadinya ansietas:
a) Teori psikoanalitik.
Ansietas merupakan konflik emosional antara id
dan super ego yang berfungsi untuk
memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang
perlu diatasi.
b) Teori interpersonal.
Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan
interpersonal. Hal ini juga dihubungkan dengan
trauma pada masa pertumbuhan, seperti
kehilangan, perpisahan yang menyebabkan
seseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang
mempunyai harga diri rendah biasanya sangat
mudah untuk mengalami ansietas berat.
c) Teori perilaku.
Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala
sesuatu yang mengganggu kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang
3
diinginkan. Para ahli perilaku mengangap
ansietas merupakan suatu dorongan yang
dipelajari berdasarkan keinginan untuk
menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini
bahwa manusia yang pada awal kehidupannya
dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan
akan menunjukkan kemungkinan ansietas yang
berat pada kehidupan masa dewasanya.
d) Kondisi keluarga
Ansietas dapat timbul secara nyata dalam
keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan
ansietas dan antara gangguan ansietas dengan
depresi.
e) Kajian Biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine. Reseptor ini membantu
mengatur ansietas. Penghambat GABA (gamma
amino butyric acid) juga berperan utama dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan
ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin.
Ansietas mungkin disertai dengan gangguan
fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
2) Faktor presipitasi
Ansietas adalah keadaan yang tidak dapat dielakkan
pada kehidupan manusia dalam memelihara
keseimbangan. Pengalaman ansietas seseorang tidak
sama pada beberapa situasi dan hubungan
interpersonal. Namun demikian secara umum ada 2
(dua) ancaman besar yang dapat menimbulkan ansietas,
yaitu:
a) Ancaman integritas diri: meliputi ketidakmampuan
fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar.
4
b) Ancaman sistem diri, antara lain ancaman terhadap
identitas diri, harga diri, dan hubungan
interpersonal, kehilangan serta perubahan
status/peran.
6
4) Ansietas panik (4+)
a. Respon fisik: flight, fight, atau freeze ketegangan otot yang
sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, TTV
meningkat kemudian menurun, tidak dapat tidur, hormon
stres dan neurotransmitter berkurang, wajah menyeringai,
mulut ternganga.Respon kognitif: persepsi yang sempit,
pikiran tidak logis, terganggu, kepribadian kacau, tidak
dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran sendiri,
tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal,
halusinasi, waham, ilusi terjadi.
7
ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik
dan memenuhi kebutuhan.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau
mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik
maupun psikologik untuk memindahkan seseorang
dari sumber stress.
8
Psikologis: Ansietas
2.2.1 Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji untuk pasien dengan ansietas adalah
(NANDA, 2012):
1) Perilaku
Penurunan produktivitas, gerakan yang irelevan, gelisah, melihat
sepintas, insomnia, kontak mata yang buruk, mengekspresikan
kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup, agitasi,
mengintai, dan tampak waspada.Individu akan berperilaku
menghindar seperti menghindari orang-orang, tempat, dan
peristiwa yang berkaitan dengan timbulnya ansietas sebelumnya
(Videbeck,2008).
2) Afektif
Gelisah, kesedihan yang mendalam, distress, ketakutan, perasaan
tidak adekuat, berfokus pada diri sendiri, peningkatan
kewaspadaan, iritabilitas, gugup, senang berlebihan, rasa nyeri
yang meningkatkan ketidakberdayaan, peningkatan rasa
ketidakberdayaan yang persisten, bingung, menyesal, ragu/ tidak
percaya diri, dan khawatir.
3) Fisiologis
Wajah tampak tegang, tremor tangan, peningkatan keringat,
peningkatan ketegangan, gemetar, tremor, dan suara bergetar.
4) Simpatik
Anoreksia, eksitasi kardiovaskular, diare, mulut kering, wajah
merah, jantung berdebar-debar, peningkatan tekanan darah,
peningkatan denyut nadi, peningkatan refleks, peningkatan
frekuensi pernapasan, pupil melebar, kesulitan bernapas,
vasokonstriksi superfisial, kedutan pada otot, dan kelemahan.
5) Parasimpatik
Nyeri abdomen, penurunan tekanan darah, penurunan denyut
nadi, diare, vertigo, letih, mual, gangguan tidur, kesemutan pada
ekstremitas, sering berkemih, dan dorongan segera berkemih.
6) Kognitif
Menyadari gejala fisiologis, blocking pikiran, konfusi, penurunan
lapang persepsi, kesulitan berkonsentrasi, penurunan kemampuan
9
untuk belajar, penurunan kemampuan untuk memecahkan
masalah, ketakutan terhadap konsekuensi yang tidak spesifik,
lupa, gangguan perhatian, khawatir, melamun, dan cenderung
menyalahkan orang lain.
10
2.2.2 Analisa Data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, kemungkinan data
dalam kebutuhan ansietas dikelompokkan menjadi Data Subjektif dan
Data Objektif.
2.2.4 Perencanaan
Berdasarkan hasil rumusan masalah, ditemukan perencanaan
keperawatan pada klienansietas yang meliputi tujuan, kriteria hasil
dan intervensi. Dari hasil data rumusan masalah tersebut didapatkan
diagnosa pada kebutuhan dasar psikologis: ansietas antara lain
(Wilkinson & Ahern, 2011):
11
1) Ansietas yang berhubungan dengan penyakit yang dialami dan
hubungan dengan anak-anaknya.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien
mampu Mengatasi masalah ansietas yang dialaminya dengan
teknik relaksasi. Klien dapat mengenal ansietasnya.
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.3.1 Pengkajian
I. BIODATA
Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Jenis Kelamin :P
Umur : 65 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jalan Tempua, Medan Sunggal
Pengkajian : 6 Oktober 2021
14
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ny.T mengatakan terganggu dengan cemas yang dialami
karena menghambat Ny.T untuk beraktivitas.
B. Konsep diri
1. Gambaran diri :Ny.T memiliki tubuh yang
kurus. Ia mengatakan
bentuk tubuhnya masih wajar
dikarenakan ia sudah
melahirkan 5 orang anak.
2. Ideal diri : Ny.T ingin sembuh.
3. Harga diri : Ny.T merasa hidupnya
tidak berarti lagi.
4. Peran diri : Ny.T adalah seorang istri
dan seorang ibu.
5. Identitas : Ny.T adalah seorang istri
dari Alm. Tn.S dan ibu dari 5
orang anak-anaknya.
C. Keadaan emosi : Kurang Stabil
D. Hubungan sosial
1. Orang yang berarti : Ke 5 anak Ny.T.
2. Hubungan dengan keluarga : Kurang Baik.
3. Hubungan dengan oranglain : Baik.
4. Hambatan dalam berhubungan dengan oranglain: -
E. Spiritual
1. Nilai dan keyakinan : Ny.T menganut agama
Kristen Protestan.
2. Kegiatan ibadah : Ny.T aktif dalam ibadah gereja.
VII. STATUS MENTAL
a. Tingkat kesadaran : Compos mentis
b. Penampilan : Rapi dan bersih
15
c. Pembicaraan : Klien tampak gelisah selama
Wawancara.
d. Alam perasaan : Klien mengatakan sedih dan
khawatir jika mengingat
anak-anaknya dan
penyakitnya.
e. Afek : Sesuai ekspresi.
f. Interaksi selama wawancara : Kooperatif, kontak mata
positif.
g. Memori : Gangguan daya ingat jangka
pendek.
h. Proses pikir : Koheren (sesuai).
i. Isi pikir : Saat wawancara klien dapat
fokus.
16
Rambut
Penyebaran dan Keadaan Rambut: Merata.
Warna kulit : Putih.
Wajah
Warna kulit : Putih.
Struktur wajah : Simetris.
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : Kedua mata lengkap dan
simetris.
Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva anemis dan
scklera berwarna putih.
Pupil : Hitam dan bulat.
Kornea dan iris : Kornea transparan dan iris
mata jernih.
Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris dan posisi
septum nasi berada
di garis tengah.
Lubang hidung : Tidak ada sekret atau
lendir.
Cuping hidung : Tidak ada.
Telinga
Bentuk telinga : Simetris dan kembali setelah
dilipat.
Ukuran posisi telinga : Simetris.
Lubang telinga : Tidak ada lendir.
Ketajaman pendengaran : Baik.
Mulut dan Faring
Keadaan bibir : Bibir berwarna merah,
simetris.
Keadaan gusi dan gigi : Gigi berwarna kuning.
Keadaan lidah : Posisi lidah ditengah, warna
17
merah muda dan pergerakan
lidah bebas.
Leher
Pemeriksaan Thoraks/Dada
Inspeksi : Pengembangan dada
simetris.
Pernafasan : Frekuensi (reguler) dan
Irama (vesikuler).
Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada.
Pemeriksaan Muskuloskeletal/Ekstremitas
Kesimetrisan : Simetris.
Kekuatan otot : Skala 4.
Edema : Tidak ada.
Pemeriksaan Neurologi
18
Fungsi Sensorik : Ny.T berespon ketika
diberikan stimulus.
19
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola makan dan minum
Frekuensi makan/hari : 3x sehari.
Nafsu makan : Berkurang.
Nyeri ulu hati : Tidak ada.
Alergi : Tidak ada.
Mual dan muntah : Tidak ada.
Waktu minum : Ny.T sering minum air putih.
II. Perawatan diri/personal hygiene
Kebersihan tubuh : Bersih.
Kebersihan gigi dan mulut : Bersih.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Tidak bersih.
III. Pola kegiatan/aktivitas
Aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian
dibantu anak terakhir.
IV. Pola eliminasi
1. BAB
Pola BAB : 1 x sehari.
Karakter feses : Lunak.
Riwayat perdarahan : Tidak ada perdarahan.
BAB terakhir : Pagi hari.
Diare : Tidak ada.
Penggunaan laksatif : Tidak ada.
2. BAK
Pola BAK : 5 x sehari.
Karakter feses : Kuning keruh.
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada.
Penggunaan diuretik : Tidak ada.
Upaya mengatasi masalah : Tidak ada.
20
V. Mekanisme Koping
Klien dapat menyelesaikan masalahnya. Ia lebih suka
memendam masalahnya sendiri daripada membagikannya ke
orang lain.
21
c) Wajah tamppak
tegang.
d) Mukosa bibir kering.
e) Tampak menggigit
bibir.
Tekanan darah 150/90
mmHg, Nadi 88
x/menit, RR 20 x/menit,
Suhu 36,5˚C.
b) Klien mengatakan
sudah 3 hari tidur tidak
nyenyak.
Data Objektif:
a) Klien tampak lemah,
kadang tampak kurang
bersemangat.
b) Mukosa kering.
c) Tekanan darah
150/90 mmHg, Nadi 88
x/menit, RR 20 x/menit,
Suhu 36,5˚C.
22
3.3.3 Rumusan Masalah
Masalah keperawatan yang menjadi prioritas:
1. Ansietas.
2. Pola tidur terganggu.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ansietas berhubungan dengan penyakit yang di derita.
2. Pola tidur terganggu berhubungan dengan kecemas
3.3.4 Perencanaan
Berdasarkan masalah yang ditemukan dari analisa data diatas, maka penulis
melakukan perencanaan tindakan keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan kepada Ny. A yang tercantum dalam tabel berikut:
No. Dx Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
Kriteria Hasil:
23
Rencana tindakan Rasional
Tujuan:
24
Kriteria Hasil:
25
3.3.5 Implementasi dan Evaluasi
No. Hari/ Waktu Implementasi Evaluasi
Dx Tanggal Keperawatan
(SOAP)
A:
Masalah belum teratasi
- Klien masih tampak tegang.
P : Intervensi dilanjutkan
- Motivasi klien untuk
26
melakukan teknik relaksasi
27
DAFTAR PUSTAKA
Adam, A.J. et. al. (1999). Essential Hyppertension. The Lancet, 1629-1635.
Agustarika, B. (2009). Pengaruh terapi thought stopping terhadap ansietas klien
dengan gangguan fisik di RSUD Kabupaten Sorong. Tesis. Program
Pascasarjana Kekhususan Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia. Tidak dipublikasikan.
Aivazyan, T.A., et. al. (1988). Efficacy of relaxation techniques in hypertensive
patients. Health psychology, 7, 193-200.
Departemen Kesehatan RI. (2000). Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: Depkes RI.
Dosh, S.A. (2001). The diagnosis of essential and secondary hypertension in
adults. Journal Fam Practice, 50, 707-712.
Harapan, M.S. (2005). Ansietas penderita jantung. 10 Juni 2013.
http://health.detik.com/read/2005/08/10/132550/419549/178/ansietaspende
rita-jantung
Fisher, B.H. (2007). The effects of utilizing a preshot routine and deep breathing
on reducing performance anxiety and improving serving performance
among youth tennis players. Thesis. Morgantown: School of Physical
Education West Virginia.
Herdman, T. Heather. (2012). NANDA International Diagnosis Keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.
Mansjoer. (1999). Kapita Selecta Kedokteran. Jakarta: Aesculapius.
NANDA Internasional. (2012). Diagnosis Keperawatan 2012-2014. EGC:
Jakarta.
Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 1.
Jakarta: EGC.
Purba, J. M,. Nasution, M.L., Wahyuni, SE., & Daulay, W. (2008). Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan
Jiwa. Medan: USU Press.
28
Setiawan, Z. (2006). Karakteristik sosiodemografi sebagai faktor risikohipertensi
studi ekologi di pulau jawa tahun 2004. Tesis. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.
Stuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric
nursing. 8th edition. St. Louis: Mosby Year Book.
Suliswati. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Supriati, L. (2010). Pengaruh terapi thought stopping dan progressive muscle
relaxation terhadap ansietas pada klien dengan gangguan fisik di RSUD
Dr. Soedono Madiun. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia.
Videbeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Wardayati, K.T. (2011). Polusi perkotaan pemicu hipertensi. 10 Juni 2013.
http://intisari-online.com/read/polusi-perkotaan-pemicu-hipertensi
Wei & Wang. (2006). Anxiety symptoms in patients with hypertension: a
community-based study. International Journal Psychiatry in medicine, 36,
315-322.
Widiyani, R. (2013). Penderita hipertensi terus meningkat. Jakarta: EGC
Wiguna. (2003). Istilah Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik. Jakarta:EGC
Wilkinson dan Ahern. (2011). Buku Saku Diagnosa Keperawatan NANDA,
Intervensi NIC, Hasil Kriteria NOC Edisi 9. Jakarta: EGC.
Wisnu, I.M.L. (2013). Waspadai hipertensi, pemicu penyakit kelas berat. 10 Juni
2013.http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaming
gu&ki d=24&id=74882
29
Lampiran
CATATAN PERKEMBANGAN
30
No. Hari/ Tindakan
Pukul Evaluasi
Dx Tanggal Keperawatan
1 Sabtu, 11.00 – pemandangan dan
06 Mei 2017 12.05WIB gambar,
berbincang dengan
anggota keluarga,
dan
mendengarkan
musik..
1 Sabtu, 11.00 - 1. Mengkaji tingkat S: Klien mengatakan
06 Mei 2017 12.05WIB kemampuan klien susah untuk
untuk berpindah melakukan kegiatan
dari kursi, sehari-hari.
berdiri. ketika cemasnya
2. Menganjurkan kambuh.
klien untuk tidak O: Klien tampak
melakukan kelihatan lelah.
kegiatan yang Tanda-tanda Vital :
melelahkan. TD: 150/90 mmHg.
3. Mengajarkan klien HR: 75x/menit
dalam memberikan RR: 24x/menit.
lingkungan yang T : 37ºC.
tenang dan A: Masalah belum
nyaman. teratasi.
4. Mengkaji tanda- P: Intervensi
tanda vital dilanjutkan.
sebelum, - memberikan
selama dan lingkungan nyaman
setelah dan menganjurkan
melakukan mengurangi
aktivitas. kegiatan yang
menyebabkan
31
kelelahan.
32
No. Hari/ Tindakan
Pukul Evaluasi
Dx Tanggal Keperawatan
2 Senin, 12.10- 1. Membatasi S: -
08 Mei 2017 12.30WIB kegiatan yang O: Klien tampak
memicu sulit tidur. gelisah.
2. Memonitor pola A: Masalah belum
tidur dan jam tidur teratasi.
klien. P: Intervensi
dilanjutkan.
- Mengkaji pola
tidur pasien.
2 Senin, 08 Mei 12.00 – 1. Mendiskusikan S : Klien
2017 12.30WIB pada pasien faktor mengatakan
yang penyebab susah
mempengaruhi tidur.
sulit tidur. O : Klien tampak
2. Membuat jadwal lebih baik.
tidur yang efektif. Tanda-tanda vital :
TD : 140/80 mmHg.
HR : 65x/menit.
RR : 20x/menit.
T : 36,50C.
A : Masalah
sebagian teratasi.
P : Intervensi
dilanjutkan oleh
klien.
- Mengevaluasi
jadwal tidur klien
dan mengurangi
kegiatan yang
berlebihan.
33