Anda di halaman 1dari 11

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UJIAN PPAT

1. Jelaskan 3 macam status tanah ?


Menurut hukum pertanahan nasional dikenal 3 (tiga) macam status tanah, yaitu :
a. Tanah Negara, yaitu tanah yang langsung dikuasai oleh Negara ;
b. Tanah hak, yaitu tanah yang dipunyai oleh perorangan atau badan hukum artinya
sudah terdapat hubungan hukum yang konkrit Antara subjek tertentu dengan
tanahnya ;
c. Tanah ulayat, yaitu tanah dalam penguasaan suatu masyarakat hukum adat.

2. Bagaimana tata cara memperoleh tanah menurut pertanahan nasional ?


Sesuai dengan peruntukkan, penggunaan dan syaratnya, maka tata cara memperoleh
tanah menurut hukum pertanahan nasional adalah sebagai berikut :
A. Jika tanah yang diperlukan adalah tanah Negara, maka harus diajukan permohonan
dan pemberian hak atas tanah.
B. Pemindahan hak jika :
a. Tanah yang diperlukan berstatus tanah hak ;
b. Pihak yang memerlukan tanah boleh memiliki hak yang sudah ada ;
c. Pemilik bersedia menyerahkan tanah;
C. Pelepasan hak yang dialnjutkan dengan permohonan dan pemberian ha katas
tanah jika:
a. Tanah yang diperlukan berstatus tanah hak atau tanah ulayat suatu masyarakat
hukum adat ;
b. Pihak yang memerlukan tanah tidak boleh memiliki hak yang sudah ada ;
c. Pemilik bersedia menyerahkan tanahnya;
D. Pencabutan hak yang dilanjutkan dengan permohonan dan pemberian ha katas
tanah jika :
a. Tanah yang diperlukan berstatus tanah hak ;
b. Pemilik tanah tidak bersedia melepaskan haknya ;
c. Tanah tersebut diperuntukkan bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum.

3. apakah yang dimaksud dengan hak bangsa ?


Hak bangsa adalah “…hak penguasaan atas tanah yang tertinggi” di samping hak-hak
penguasaan tanah lainnya yang ada dibawahnya. Hak-hak penguasaan tanah itu
tersusun dalam tata urutan sebagai berikut :
a. Hak Bangsa Indonesia (Pasal 1) ;
b. Hak Menguasai oleh Negara atas tanah (Pasal 2) ;
c. Hak ulayat masyarakat hokum adat (Pasal 3) ;
d. Hak-hak perorangan.
Hak bangsa Indonesia mengandung dua unsur yaitu :
a. Unsur kepunyaan bersama yang bersifat perdata, tetapi bukan berarti hak
kepemilikan dalam arti yuridis, tanah bersama bagi seluruh rakyat Indonesia yang

DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA


telah bersatu menjadi bangsa Indonesia (Pasal 1 ayat (1) UUPA), pernyataan ini
menunjukkan sifat komunalistik dari Konsepsi Hukum Tanah Nasional.
b. Unsur Tugas kewenangan yang bersifat publik untuk mengatur dan memimpin
penguasaan tanah dan penggunaan tanah yang dipunyai bersama tersebut.

4. Jelaskan maksud hak menguasai negara ?


a. Dalam pasal 2 ayat (1) UUPA disebutkan bahwa Negara adalah organisasi
kekuasaan seluruh rakyat Indonesia. Hak ini berarti bahwa bangsa Indonesi
membentuk Negara Republik Indonesia untuk melindung segenap tanah air
Indonesia dan melaksanakan tujuan bangsa Indonesia untuk memajukan
kesejahteraan umum.
b. Untuk melaksanakan tujuan tersebut Negara Republik Indonesia mempunyai
hubungan hokum dengan tanah di seluruh Wilayah Republik Indonesia agar dapat
memimpin dan mengatur tanah-tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia atas
nama bangsa Indonesia melalui peraturan perundang-undangan yaitu UUPA dan
peraturan pelaksananaannya.
c. Hubungan hukum tersebut dinamakan Hak Menguasai Negara. Hak ini tidak
memberi kewenangan untuk menguasai secara fisik dan menggunakannya seperti
hak atas tanah karena sifatnya semata-mata sebagai kewenangan public
sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 2 UUPA.

Kewenangan Negara dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA yaitu:


 Mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan, penggunaan, persediaan, dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa ;
 Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hokum antara orang-orang
dengan bumi, air dan ruang angkasa ;
 Menentukan dan mengatur hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa

5. Apakah yang dimaksud perolehan hak secara derivatif ?


Ada 2 cara perolehan hak atas tanah oleh seseorang atau Badan Hukum, yaitu :
a. Hak atas tanah diperoleh secara original, yaitu hak atas tanah diperoleh seseorang
atau badan hukum untuk pertama kalinya.
Macam-macam hak atas tanah ini adalah :
-Hak Milik, HGU, HGB, Hak Pakai yang terjadi atas tanah negara
-Hak Milik, HGB, dan Hak Pakai yang berasal dari tanah hak Pengelolaan
-Hak Milik yang diperoleh dari perubahan HGB
-HGB yang diperoleh dari perubahan HM
-HM yang terjadi menurut hukum adat
-HM yang terjadi atas tanah yang berasal dari eks tanah milik adat.
b. Hak atas tanah yang diperoleh secara derivatif, yaitu hak atas tanah tang diperoleh
seseorang atau badan hukum secara turunan dari hak atas tanah yang dimiliki atau
dikuasai pihak lain.
Macam-macam hak atas tanah ini adalah :
DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA
-seseorang atau badan hukum membeli tanah hak pihak lain
-seseorang atau badan hukum mendapatkan hibah tanah hak pihak lain
-seseorang atau badan hukum melakukan tukar menukar tanah hak dengan pihak
lain.
-seseorang yang mendapatkan warisan berupa tanah hak dari orang tuanya
-seseorang atau badan hukum memperoleh tanahnya melalui lelang.

6. Apa sertipkat tanah itu ?

Pasal 32 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah disebutkan,
bahwa “Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya,
sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam
surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan”.
-Salinan buku tanah dan surat ukur setelah dijilid menjadi satu bersama-sama dengan
suatu kertas sampul yang bentuknya ditetapkan dengan Peraturan, disebut sertipikat.
-Dalam UUPA tidak pernah disebut sertipikat tanah, namun seperti yang dijumpai
dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c ada disebutkannya “surat tanda bukti hak”. Dalam
pengertian sehari-hari surat tanda bukti ini sudah sering ditafsirkan sebagai sertipikat
tanah sebagai kalimat ini tersebut dalam sampul map yang berlogo burung garuda
yang dijahit menjadi satu dengan Surat Ukur atau Gambar Situasi tanah tersebut.

7. Apakah Tujuan Hukum Agraria Nasional ?

Tujuan Hukum Agraria Nasional

a. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan Hukum Agraria Nasional, yang akan


merupakan alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan, dan keadilan bagi
negara dan rakyat, terutama rakyat tani dalam rangka masyarakat yang adil dan
makmur.

Dalam kenasionalan dari Hukum Agraria Nasional yang telah dirumuskan dalam
UUPA adalah :

-bahwa wilayah negara Indonesia yang terdiri dari bumi, air, ruang angkasa, dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya merupakan satu kesatuan tanah air
dari rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia (Pasal 1 UUPA).
-Bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
merupakan karunia Tuhan YME kepada bangsa Indonesia dan merupakan
kekayaan nasional. Untuk itu kekayaan alam tersebut harus dipelihara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1, 2, 14, dan 15
UUPA).

DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA


-Hubungan antara bangsa Indonesia dengan bumi, air, ruang angkasa, dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya bersifat abadi, sehingga tidak dapat
diputuskan oleh siapapun (Pasal 1 UUPA).
-Negara sebagai Organisasi kekuasaan dari bangsa dan rakyat Indonesia diberi
wewenang untuk menguasai bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (pasal 2
UUPA).
-Hak Ulayat sebagai hak dari masyarakat Hukum adat diakui keberadaannya.
Pengakuan tersebut disertai syarat bahwa hak ulayat itu masih ada, tidak
bertentangan dengan kepentingan nasional dan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi (pasal 3 UUPA).
-Subjek Hak yang dapat mempunyai hubungan sepenuhnya dengan bumi, air,
ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya adalah Warga
Negara Indonesia tanpa dibedakan asli dan keturunan. Badan Hukum pada
prinsipnya tidak dapat mempunyai hubungan sepenuhnya dengan bumi, air, ruang
angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya (Pasal 9, 21 dan 49
UUPA).

b. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam


hukum pertanahan. Peletakan dasar kesatuan dan kesederhanaan hukum, berarti
pembinaan hukum nasional harus diarahkan pada terciptanya unifikasi hukum,
yaitu berlakunya sistem hukum. Untuk itu pembentukkan Hukum Agraria Nasional
didasarkan pada hukum adat, karena hukum adat merupakan hukum dari
sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga akan mudah dipahami dan
dilaksanakan. Hukum adat sebagai dasar Hukum Agraria Nasional disebut dalam
Pasal 5 UUPA.
c. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak
atas tanah bagi seluruh rakyat Indonesia.Usaha untuk memberikan kepastian
hukum dilakukan dengan mangadakan pendaftaran tanah yang bersifat recht
cadaster dan melaksanakan konversi hak-hak atas tanah yang berasal dari hukum
agraria lama menurut hak-hak atas tanah sesuai ketentuan Hukum Agraria
Nasional.

8. Jelaskan Langkah-langkah dalam pendaftaran tanah ?

Pendaftaran tanah itu dilakukan dalam minimal enam langkah.


Keenam kegiatan yang dilakukan dalam pendaftaran tanah tersebut adalah sebagai
berikut :
1.Tugas pengukuran, pemetaan, dan penerbitan surat ukur.
DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA
2.Penerbitan sertipikat hak atas tanah yang berasal dari :
a. Konversi dan penegasan atas tanah bekas hak-hak lama dan milik adat,
b. Surat keputusan pemberian hak atas tanah,
c. Pengganti karena hilang atau rusak .
3.Pendaftaran balik nama karena peralihan hak (jual beli, hibah waris, lelang, tukar-
menukar, inbreng dan merger).
4. Pendaftaran hak tanggungan (pembebanan hak )
5. Penerbitan Surat Keterangan Pendaftaran Tanah ( SKPT )
6. Pemeliharaan data, dokumen/warkah, dan infrastruktur pendaftaran tanah.

9. Sebutkan beberapa unsur dalam Pendaftaran Tanah :


a. Rangkaian kegiatan yang meliputi : Pengumpulan data fisik, Pengumpulan data
yuridis, pembuatan alat bukti (sertipikat);
b. Tanah tertentu yang menunjuk pada obyek tertentu;
c. Terus menerus, jika sudah dimulai tidak ada akhirnya;
d. Teratur, yaitu semua kegiatan harus dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

10. Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan Pendaftaran Tanah
diseluruh wilayah RI sebagaimana diatur didalam ketentuan Pasal 19 ayat (1) PP
No 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah. Kegiatan tersebut meliputi :
a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;
b. Pendaftaran hak-hak atas dan peralihan hak-hak tersebut;
c. Pemberian Surat-Surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat bukti yang
kuat.

11. Jelaskan kegiatan yang dilakukan dalam Pendaftaran Tanah :

a. Mengumpulkan Data Fisik :


(1). Dimana letak tanah nya;
(2). Dimana Batas-batasnya (menentukan batas tanah dengan delimitasi
contradictur);
(3). Berapa Luas tanahnya;
(4). Kepastian tentang adanya bangunan dan tanaman diatasnya.
Menghasilkan Surat Ukur, yang terdiri dari denah atau skema dengan uraian dari
satu bidang tanah yang berisi data fisik dari tanah itu.
b. Mengumpulkan Data Yuridis :
(1). Hak/Status tanah yang bersangkutan;
(2). Siapa Pemiliknya;
(3). Ada tidaknya hak pihak lain yang membebani diatas tanahnya.
Menghasilkan Buku Tanah : Daftar Isian satu bidang tanah yang isinya data
yuridis dari tanah yang bersangkutan.
c. Pembuatan Sertipikat sebagai alat bukti.

DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA


Sertipikat memuat : Buku Tanah dan Surat Ukur yang keduanya disimpan di
BPN.

12. Sebutkan 3 kegiatan Pendaftaran Tanah untuk pertama kali :


a. Pendaftaran Tanah secara Sistematik : kegiatan pendaftaran tanah untuk
pertama yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek pendaftaran
tanah yang belum didaftar dalam wilayah/bagian wilayah suatu desa/kelurahan.
b. Pendaftaran Tanah secara Sporadik : kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama
kali mengenai satu/beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah/bagian
wilayah suatu desa/kelurahan secara indivudal/massal.
c. Pemeliharaan data pendaftaran tanah : kegiatan pendaftaran tanah untuk
menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah,
daftar nama, Surat Ukur, Buku Tanah dan Sertioikat dengan perubahan-
perubahan yang terjadi kemudian.

13. Bentuk Sistem Pendaftaran Tanah :


a. Registration of Titel (Pendaftaran Hak)
(1). Dalam sistem ini yang didaftarkan adalah haknya. Hak tersebut
didaftar dalam suatu Daftar Isian, yang disebut Register (Buku
Tanah).
(2). Akta pemberian hak merupakan sumber Data Yuridis untuk mendaftar
hak yang diberikan dalam Buku Tanah, demikian pula akta pemindahan
hak atau pembebanan hak berfungsi sebagai sumber data untuk
mendaftarkan perubahan-perubahan pada haknya dalam Buku Tanah
hak yang bersangkutan.
(3). Dalam proses pendaftaran hak ini Pejabat Pendaftaran Tanah bersikap
aktip, sebelum dilakukan pendaftaran haknya dalam buku tanah dan
pencatatan perubahan-perubahan haknya kemudian, oleh Pejabat
Pendaftaran Tanah dilakukan pengujian kebenaran data yang dimuat di
dalam akta yang bersangkutan.
(4). Dalam sistem ini, Buku Tanah disimpan di Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kotamadya setempat dan terbuka bagi umum. Dan sebagai
tanda bukti hak diterbitkanlah sertipikat, yang merupakan Salinan Buku
Tanah.
(5). Sistem yang dianut oleh PP 24/1997 adalah Sistem Pendaftaran Hak
(Registration of Titles) sebagiamana yang digunakan dalam PP 10/1961,
dan bukan Sistem Pendaftaran Akta (Registration of Deeds). Hal ini
terlihat dengan adanya Buku Tanah (Register) sebagai dokumen yang
memuat Data Yuridis dan Data Fisik yang dihimpun dan disajikan, serta
diterbitkannya Sertipikat sebagai tanda hak yang didaftar.

b. Registration of deed (Pendaftaran Akta)


(1). Yang didaftarkan adalah akta-akta yang bersangkutan ;
(2). Pejabat Pendaftaran Tanah bersifat pasip dimana ia tidak melakukan
pengujian kebenaran data yang disebut dalam akta yang didaftar.
DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA
(3). Cara pengumpulan dan penyajian data juga melalui akta-akta
tersebut. sebagai tanda bukti haknya adalah berupa Salinan Akta
yang sudah dibubuhi catatan pendaftaran dan surat ukur.
(4). Pada setiap kali terjadi perubahan hak wajib dibuatkan akta oleh
Notaris sebagai buktinya, maka dalam sistem ini data yuridis yang
diperlukan harus dicari dalam akta-akta tersebut.
(5). Cacat hukum pada suatu akta bisa mengakibatkan tidak sahnya
perbuatan hukum yang dibuktikan dengan akta yang dibuat kemudian
dan untuk memperoleh data yuridis harus dilakukan apa yang disebut
dengan “Tittle Search” yang bisa memakan waktu dan biaya karena
diperlukan bantuan para ahli, dan hal inilah yang merupakan kelemahan
dari sistem ini.
(6). Sistem ini dipergunakan di zaman pemerintahan Hindia Belanda
menurut Staatsblad 1834 No. 27 tentang Ordonansi Balik
nam (Overschrijvings Ordonnantie), yang acaranya adalah akta-akta
yang akan didaftarkan oleh Pejabat Balik Nama atau disebut
Overschrijvings Ambtenaar didaftarkan pada hari yang sama di kantornya
dalam suatu Register Akta ;
(7). kepada pihak pembeli selaku pemegang hak yang baru atau pada
Kreditor pemegang Hak Tanggungan dibuatkan Grosse Akta yang
fungsinya adalah sebagai tanda bukti hak.

14. Di Indonesia sistem Pendaftaran tanah terkait dengan kekuatan alat bukti terbagi
dalam 2 kategori :
a. Sistem Publikasi Positif (Torrens) :
(1). orang yang mendaftar sebagai pemegang hak atas tanah tidak dapat
diganggu gugat lagi haknya.
(2). Negara sebagai pendaftar menjamin bahwa pendaftaran yang sudah
dilakukan adalah benar.
(3). Konsekuensi penggunaan sistem ini adalah bahwa dalam proses
pendaftarannya harus benar-benar diteliti bahwa orang yang mengajukan
pendaftarannya memang berhak atas tanah yang didaftarkan tersebut.
(4). Negara menjamin kebenaran data yang disajikan.
(5). Sistem ini mengandung ketentuan-ketentuan yang merupakan perwujudan
ungkapan “title by registration” (dengan pendaftaran diciptakan hak),
pendaftaran menciptakan suatu “indefeasible title” (hak yang tidak dapat
diganggu gugat), dan “the register is everything” (untuk memastikan adanya
suatu hak dan pemegang haknya cukup dilihat buku tanahnya).
(6). Sekali didaftar pihak yang dapat membuktikan bahwa dialah pemegang hak
yang sebenarnya kehilangan haknya untuk mendapatkan kembali tanah
yang bersangkutan. Jika pemegang hak atas tanah kehilangan haknya,
maka ia dapat menuntut kembali haknya.
(7). Jika pendaftaran terjadi karena kesalahan pejabat pendaftaran, ia hanya
dapat menuntut pemberian ganti kerugian (compensation) berupa uang.
Untuk itu negara menyediakan apa yang disebut suatu “assurance fund”.

DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA


(8). Sistem publikasi positif selalu menggunakan sistem pendaftaran hak,
sehingga mutlak adanya register atau buku tanah sebagai bentuk
penyimpanan dan penyajian data yuridis dan sertipikat hak sebagai surat
tanda bukti hak.
(9). Sistem publikasi positif ini akan menghasilkan suatu produk hukum yang
dijamin kebenarannya oleh pemerintah dan oleh karena itu tidak bisa
diganggu gugat.
(10). Segi negatif dalam sistem publikasi positif adalah tertutup kemungkinan
bagi pihak-pihak yang merasa sebagai pemegang hak yang sebenarnya
untuk melakukan gugatan atau tuntutan terhadap segala sesuatu yang telah
tercatat dalam sertipikat tersebut karena negara menjamin kebenaran data
yang disajikan.

b. Sistem Publikasi Negatif :

(1). negara hanya bersifat pasif menerima apa yang dinyatakan oleh pihak yang
meminta pendaftaran. Oleh karena itu, sewaktu-waktu dapat digugat oleh
orang yang merasa lebih berhak atas tanah itu.
(2). Pihak yang memperoleh tanah dari orang yang sudah terdaftar tidak dijamin,
walaupun dia memperoleh tanah itu dengan itikad baik.
(3). Keterangan-keterangan yang tercantum di dalamnya mempunyai kekuatan
hukum dan harus diterima sebagai keterangan yang benar selama dan
sepanjang tidak ada alat pembuktian yang membuktikan sebaliknya.
(4). Dengan demikian, pendaftaran tanah dengan sistem publikasi negatif tidak
memberikan kepastian hukum kepada orang yang terdaftar sebagai
pemegang hak karena negara tidak menjamin kebenaran catatan yang
disajikan.
(5). Pendaftaran tanah sistem publikasi negatif tidak membuat orang yang
memperoleh tanah dari pihak yang tidak berhak menjadi pemegang hak
yang baru.
(6). Dalam sistem ini berlaku asas yang dikenal sebagai nemo plus juris bahwa
orang tidak dapat menyerahkan atau memindahkan hak melebihi apa yang
dimilikinya. Data yang disajikan dalam pendaftaran dengan sistem publikasi
negatif tidak boleh begitu saja dipercaya kebenarannya.
(7). Negara tidak menjamin kebenaran data yang disajikan. Walaupun sudah
melakukan pendaftaran, pembeli selalu masih menghadapi kemungkinan
gugatan dari orang yang dapat membuktikan bahwa dialah pemegang hak
yang sebenarnya.
(8). Subyek hak yang merasa mempunyai hak atas tanah masih dapat
mempertahankan haknya dengan cara melakukan gugatan terhadap pihak-
pihak yang namanya terdaftar dalam buku tanah.
(9). Bagi pejabat pendaftaran tanah tidak ada keharusan untuk memeriksa atas
nama siapa pendaftaran haknya.

DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA


(10). Sedangkan kelemahannya adalah tidak terjaminnya kebenaran dari isi
daftar-daftar umum yang disediakan dalam rangka pendaftaran tanah.
(11). Orang yang akan membeli sesuatu hak atas tanah dari orang yang terdaftar
dalam daftar-daftar umum sebagai pemegang hak harus menanggung
sendiri resikonya jika yang terdaftar itu ternyata bukan pemegang hak yang
sebenarnya.
(12). Pihak yang namanya tercantum sebagai pemegang hak dalam buku tanah
dan sertipikat selalu menghadapi kemungkinan gugatan dari pihak lain yang
merasa mempunyai tanah itu.

15. Sistem Pendaftaran Tanah mana yang dipergunakan di Indonesia :


Sistem Publikasi Positif bertendensi Negatif (Pendaftaran Hak Quasi Positif/Posisitf
Semu). Karena Sistem Pendaftaran yang dipergunakan adalah sistem Pendaftaran
Hak, tetapi Pihak yang memperoleh tanah dari orang yang sudah terdaftar tidak
dijamin, walaupun dia memperoleh tanah itu dengan itikad baik. Oleh karena itu,
meskipun sudah memperoleh alat bukti kepemilikan berupa Sertipikat, namun
apabila terdapat Pihak ketiga yang merasa keberatan, maka ia diberi kesempatan
untuk menggugat pihak yang namanya terdaftar.

16. Mengenai Hak Menguasai Negara berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 5


Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA).
a. Jelaskan wewenang Negara berdasarkan Hak Menguasai Negara sebagai
organisasi kekuasaan Negara.

Wewenang mengatur dari hak menguasai Negara di amanatkan oleh Pasal 2 ayat
(2) UUPA Jo. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 :
1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan persediaan dan
pemeliharaan bumi air dan ruang angkasa;
2) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang dengan
bumi, air dan ruang angkasa;
3) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang dengan
perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

b. Hak Menguasai Negara yang manakah yang berkaitan dengan profesi dan
jabatan PPAT.
Hak Menguasai Negara yang berkaitan dengan profesi dan jabatan PPAT adalah
hak menguasai Negara dalam menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
hukum antara orang dan perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang
angkasa. Kaitannya dengan profesi dan jabatan PPAT, bahwa tugas pokok PPAT
adalah membantu Negara (dalam hal ini BPN) untuk membuat akta sebagai bukti
telah dilakukannya perbuatan tertentu mengenai tanah/Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun.
PPAT diangkat oleh Negara, dalam hal ini melalui Badan Pertanahan Nasional
(BPN) selaku kepanjangan tangan dari Pemerintah. Tata cara pengangkatan
DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA
PPAT pun juga telah ditentukan dan diatur, siapa saja yang dianggap cakap
dalam melakukan perbuatan hukum dihadapan PPAT, siapa saja yang dapat
bertindak sebagai saksi, dan mengenai perbuatan hukum apa saja yang dapat
dilakukan dengan dasar akta-akta yang dibuat dihadapan PPAT, semua itu telah
diatur didalam ketentuan Peraturan Perundang-undangan (PP No 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah & PP No 24 Tahun 2016 tentang Perubahan atas PP
No 37 Tahun 1998 tentang Jabatan PPAT).

17. UUPA merupakan hukum agrarian Nasional, sekaligus merupakan unifikasi hukum
tanah di Indonesia. Menurut UUPA, dasar alas hak adalah derivatife. Apa
pengertian derivatif dalam konteks ini?
A.P. Parlindungan menyebutkan bahwa derivatif berarti alas hak tersebut berasal
dari Undang-Undang atau Peraturan hak-hak yang ada sebelumnya, seperti hak-
hak adat tanah dan hak-hak yang berasal hak-hak barat.

18. Apa yang dimaksud dengan hubungan yang abadi antara bangsa Indonesia dengan
bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya?
A.P. Parlindungan menyebutkan bahwa, itu berarti bahwa selama rakyat Indonesia
yang bersatu sebagai bangsa Indonesia masih ada dan selama bumi, air serta
ruang angkasa Indonesia itu masih ada pula, dalam keadaan yang bagaimanapun
tidak ada sesuatu kekuasaanpun yang akan dapat memutuskan atau meniadakan
hubungan tersebut (Penjelasan Umum II angka I).
Artinya, bahwa bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan yang terkandung di
dalamnya merupakan karunia dari Tuhan, sebagai hak dari bangsa Indonesia,
maka hubungan ini tidak dapat diberikan lagi kepada bangsa dengan bentuk
apapun juga.

19. Dalam pelaksanaan Pendaftaran Tanah terdapat proses Pemeliharaan Data. Ada
berapa kegiatan dalam proses pemeliharaan data tersebut? Jelaskan.
• Pendaftaran Peralihan Hak : meliputi peralihan hak selain lelang misalnya
jual beli, tukar-menukar, inbreng, hibah. Selain itu harus didaftarkan peralihan
hak melalui lelang, pewarisan, karena penggabungan, peleburan perseroan
terbatas atau koperasi.
• Pendaftaran atas Pembebanan Hak : meliputi pembebanan tanah Hak Milik
dengan Hak Guna Bangunan, Hak Pakai serta pembebanan Hak Tanggungan.
• Pendaftaran Perubahan Data Pendaftaran lainnya, meliputi :
a. perpanjangan jangka waktu hak
b. pemecahan, pemisahan dan penggabungan bidang tanah
c. pembagian hak bersama
d. hapusnya hak atas tanah dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
e. peralihan dan hapusnya Hak Tanggungan

DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA


f. perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan atau penetapan
pengadilan
perubahan nama pemegang hak – Penerbitan Sertipikat Pengganti.

20. Apa itu Pendaftaran Tanah secara Sistematis? Apa bedanya dengan Pendaftaran
Tanah secara Sporadik ?

• Pendaftaran Tanah scr Sistematik (Ps 1 angka 10 PP No 24/1997 tentang


Pendaftaran Tanah) : Kegiatan Pendaftaran Tanah utk pertama kali yg dilakukan
scr serentak, yg meliputi: semua obyek pendaftaran tanah yg belum didaftar
atau bagian wilayah suatu desa/ kelurahan. Dilakukan atas Prakarsa Pemerintah.
• Pendaftaran Tanah scr Sporadik : Kegiatan Pendaftaran Tanah utk pertama
kali mengenai satu/ beberapa obyek pendaftaran tanah dlm wilayah suatu
desa/kelurahan scr individual/missal. Di lakukan atas permohonan pemegang hak
sendiri.

Bentuk
Sporadik Sistematik
Perbedaan
Oleh Pribadi/orang
Inisiatif Oleh Pemerintah
perorangan
Ditentukan oleh Pemilik
Lokasi Ditentukan oleh Pemda & BPN
tanah
Ditanggung sendiri oleh
Pembiayaan Subsidi dari Pemerintah
Pemilik Tanah
Penyelesaian Lebih lama Cepat, ada batas waktu proyek
Kepanitiaan Tidak ada Ada
Pengumuman Dua bulan Satu Bulan

DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA

Anda mungkin juga menyukai