3.8. Dr. Anriz N. Halim Contoh Soal Ujian Ppat
3.8. Dr. Anriz N. Halim Contoh Soal Ujian Ppat
Pasal 32 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah disebutkan,
bahwa “Sertipikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat didalamnya,
sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam
surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan”.
-Salinan buku tanah dan surat ukur setelah dijilid menjadi satu bersama-sama dengan
suatu kertas sampul yang bentuknya ditetapkan dengan Peraturan, disebut sertipikat.
-Dalam UUPA tidak pernah disebut sertipikat tanah, namun seperti yang dijumpai
dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c ada disebutkannya “surat tanda bukti hak”. Dalam
pengertian sehari-hari surat tanda bukti ini sudah sering ditafsirkan sebagai sertipikat
tanah sebagai kalimat ini tersebut dalam sampul map yang berlogo burung garuda
yang dijahit menjadi satu dengan Surat Ukur atau Gambar Situasi tanah tersebut.
Dalam kenasionalan dari Hukum Agraria Nasional yang telah dirumuskan dalam
UUPA adalah :
-bahwa wilayah negara Indonesia yang terdiri dari bumi, air, ruang angkasa, dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya merupakan satu kesatuan tanah air
dari rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia (Pasal 1 UUPA).
-Bumi, air, ruang angkasa, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
merupakan karunia Tuhan YME kepada bangsa Indonesia dan merupakan
kekayaan nasional. Untuk itu kekayaan alam tersebut harus dipelihara dan
digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Pasal 1, 2, 14, dan 15
UUPA).
10. Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan Pendaftaran Tanah
diseluruh wilayah RI sebagaimana diatur didalam ketentuan Pasal 19 ayat (1) PP
No 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah. Kegiatan tersebut meliputi :
a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;
b. Pendaftaran hak-hak atas dan peralihan hak-hak tersebut;
c. Pemberian Surat-Surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat bukti yang
kuat.
14. Di Indonesia sistem Pendaftaran tanah terkait dengan kekuatan alat bukti terbagi
dalam 2 kategori :
a. Sistem Publikasi Positif (Torrens) :
(1). orang yang mendaftar sebagai pemegang hak atas tanah tidak dapat
diganggu gugat lagi haknya.
(2). Negara sebagai pendaftar menjamin bahwa pendaftaran yang sudah
dilakukan adalah benar.
(3). Konsekuensi penggunaan sistem ini adalah bahwa dalam proses
pendaftarannya harus benar-benar diteliti bahwa orang yang mengajukan
pendaftarannya memang berhak atas tanah yang didaftarkan tersebut.
(4). Negara menjamin kebenaran data yang disajikan.
(5). Sistem ini mengandung ketentuan-ketentuan yang merupakan perwujudan
ungkapan “title by registration” (dengan pendaftaran diciptakan hak),
pendaftaran menciptakan suatu “indefeasible title” (hak yang tidak dapat
diganggu gugat), dan “the register is everything” (untuk memastikan adanya
suatu hak dan pemegang haknya cukup dilihat buku tanahnya).
(6). Sekali didaftar pihak yang dapat membuktikan bahwa dialah pemegang hak
yang sebenarnya kehilangan haknya untuk mendapatkan kembali tanah
yang bersangkutan. Jika pemegang hak atas tanah kehilangan haknya,
maka ia dapat menuntut kembali haknya.
(7). Jika pendaftaran terjadi karena kesalahan pejabat pendaftaran, ia hanya
dapat menuntut pemberian ganti kerugian (compensation) berupa uang.
Untuk itu negara menyediakan apa yang disebut suatu “assurance fund”.
(1). negara hanya bersifat pasif menerima apa yang dinyatakan oleh pihak yang
meminta pendaftaran. Oleh karena itu, sewaktu-waktu dapat digugat oleh
orang yang merasa lebih berhak atas tanah itu.
(2). Pihak yang memperoleh tanah dari orang yang sudah terdaftar tidak dijamin,
walaupun dia memperoleh tanah itu dengan itikad baik.
(3). Keterangan-keterangan yang tercantum di dalamnya mempunyai kekuatan
hukum dan harus diterima sebagai keterangan yang benar selama dan
sepanjang tidak ada alat pembuktian yang membuktikan sebaliknya.
(4). Dengan demikian, pendaftaran tanah dengan sistem publikasi negatif tidak
memberikan kepastian hukum kepada orang yang terdaftar sebagai
pemegang hak karena negara tidak menjamin kebenaran catatan yang
disajikan.
(5). Pendaftaran tanah sistem publikasi negatif tidak membuat orang yang
memperoleh tanah dari pihak yang tidak berhak menjadi pemegang hak
yang baru.
(6). Dalam sistem ini berlaku asas yang dikenal sebagai nemo plus juris bahwa
orang tidak dapat menyerahkan atau memindahkan hak melebihi apa yang
dimilikinya. Data yang disajikan dalam pendaftaran dengan sistem publikasi
negatif tidak boleh begitu saja dipercaya kebenarannya.
(7). Negara tidak menjamin kebenaran data yang disajikan. Walaupun sudah
melakukan pendaftaran, pembeli selalu masih menghadapi kemungkinan
gugatan dari orang yang dapat membuktikan bahwa dialah pemegang hak
yang sebenarnya.
(8). Subyek hak yang merasa mempunyai hak atas tanah masih dapat
mempertahankan haknya dengan cara melakukan gugatan terhadap pihak-
pihak yang namanya terdaftar dalam buku tanah.
(9). Bagi pejabat pendaftaran tanah tidak ada keharusan untuk memeriksa atas
nama siapa pendaftaran haknya.
Wewenang mengatur dari hak menguasai Negara di amanatkan oleh Pasal 2 ayat
(2) UUPA Jo. Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 :
1) Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan persediaan dan
pemeliharaan bumi air dan ruang angkasa;
2) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang dengan
bumi, air dan ruang angkasa;
3) Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang dengan
perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
b. Hak Menguasai Negara yang manakah yang berkaitan dengan profesi dan
jabatan PPAT.
Hak Menguasai Negara yang berkaitan dengan profesi dan jabatan PPAT adalah
hak menguasai Negara dalam menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
hukum antara orang dan perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang
angkasa. Kaitannya dengan profesi dan jabatan PPAT, bahwa tugas pokok PPAT
adalah membantu Negara (dalam hal ini BPN) untuk membuat akta sebagai bukti
telah dilakukannya perbuatan tertentu mengenai tanah/Hak Milik atas Satuan
Rumah Susun.
PPAT diangkat oleh Negara, dalam hal ini melalui Badan Pertanahan Nasional
(BPN) selaku kepanjangan tangan dari Pemerintah. Tata cara pengangkatan
DR. ANRIZ N. HALIM-AGRARIA
PPAT pun juga telah ditentukan dan diatur, siapa saja yang dianggap cakap
dalam melakukan perbuatan hukum dihadapan PPAT, siapa saja yang dapat
bertindak sebagai saksi, dan mengenai perbuatan hukum apa saja yang dapat
dilakukan dengan dasar akta-akta yang dibuat dihadapan PPAT, semua itu telah
diatur didalam ketentuan Peraturan Perundang-undangan (PP No 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah & PP No 24 Tahun 2016 tentang Perubahan atas PP
No 37 Tahun 1998 tentang Jabatan PPAT).
17. UUPA merupakan hukum agrarian Nasional, sekaligus merupakan unifikasi hukum
tanah di Indonesia. Menurut UUPA, dasar alas hak adalah derivatife. Apa
pengertian derivatif dalam konteks ini?
A.P. Parlindungan menyebutkan bahwa derivatif berarti alas hak tersebut berasal
dari Undang-Undang atau Peraturan hak-hak yang ada sebelumnya, seperti hak-
hak adat tanah dan hak-hak yang berasal hak-hak barat.
18. Apa yang dimaksud dengan hubungan yang abadi antara bangsa Indonesia dengan
bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya?
A.P. Parlindungan menyebutkan bahwa, itu berarti bahwa selama rakyat Indonesia
yang bersatu sebagai bangsa Indonesia masih ada dan selama bumi, air serta
ruang angkasa Indonesia itu masih ada pula, dalam keadaan yang bagaimanapun
tidak ada sesuatu kekuasaanpun yang akan dapat memutuskan atau meniadakan
hubungan tersebut (Penjelasan Umum II angka I).
Artinya, bahwa bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan yang terkandung di
dalamnya merupakan karunia dari Tuhan, sebagai hak dari bangsa Indonesia,
maka hubungan ini tidak dapat diberikan lagi kepada bangsa dengan bentuk
apapun juga.
19. Dalam pelaksanaan Pendaftaran Tanah terdapat proses Pemeliharaan Data. Ada
berapa kegiatan dalam proses pemeliharaan data tersebut? Jelaskan.
• Pendaftaran Peralihan Hak : meliputi peralihan hak selain lelang misalnya
jual beli, tukar-menukar, inbreng, hibah. Selain itu harus didaftarkan peralihan
hak melalui lelang, pewarisan, karena penggabungan, peleburan perseroan
terbatas atau koperasi.
• Pendaftaran atas Pembebanan Hak : meliputi pembebanan tanah Hak Milik
dengan Hak Guna Bangunan, Hak Pakai serta pembebanan Hak Tanggungan.
• Pendaftaran Perubahan Data Pendaftaran lainnya, meliputi :
a. perpanjangan jangka waktu hak
b. pemecahan, pemisahan dan penggabungan bidang tanah
c. pembagian hak bersama
d. hapusnya hak atas tanah dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
e. peralihan dan hapusnya Hak Tanggungan
20. Apa itu Pendaftaran Tanah secara Sistematis? Apa bedanya dengan Pendaftaran
Tanah secara Sporadik ?
Bentuk
Sporadik Sistematik
Perbedaan
Oleh Pribadi/orang
Inisiatif Oleh Pemerintah
perorangan
Ditentukan oleh Pemilik
Lokasi Ditentukan oleh Pemda & BPN
tanah
Ditanggung sendiri oleh
Pembiayaan Subsidi dari Pemerintah
Pemilik Tanah
Penyelesaian Lebih lama Cepat, ada batas waktu proyek
Kepanitiaan Tidak ada Ada
Pengumuman Dua bulan Satu Bulan