PARLIAMENTARY
REVIEW
PERLINDUNGAN WARGA NEGARA, KEAMANAN, DAN
PEMULIHAN EKONOMI
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
PUSLIT BKD Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
ISSN 2656-923x
PARLIAMENTARY REVIEW
Vol. III No. 4 (Desember 2021) 151–199
Tim Penyusun
Penanggung Jawab
Dr. Indra Pahlevi, S.IP., M.Si.
Pemimpin Redaksi
Prof. Dr. phil. Poltak Partogi Nainggolan, M.A.
Redaksi Bidang
Drs. Prayudi, M.Si.
Sali Susiana, S.Sos., M.Si.
Dr. Dra. Hartini Retnaningsih, M.Si.
Sulasi Rongiyati, S.H., M.H.
Novianti, S.H., M.H.
Drs. Ahmad Budiman, M.Pd.
Drs. Simela Victor Muhamad, M.Si.
Sahat Aditua Fandhitya Silalahi, S.T., M.B.A.
Rafika Sari, S.E., M.S.E.
Mitra Bestari
Dr. Hj. Maria Ulfah Anshor, M.Si.
Dr. Suhariyono Ar.S.H., M.H.
Dr. Suwandi Sumartias, M.Si.
Prof. Dr. Ir. Carunia Mulya Hamid Firdausy, M. A.
Prof. Dr. phil. Poltak Partogi Nainggolan, M.A.
Penulis
Sali Susiana, S.Sos., M.Si.
Puteri Hikmawati, S.H., M.H.
Drs. Ahmad Budiman, M.Pd.
Drs. Juli Panglima Saragih, M.M
Drs. Simela Victor Muhamad, M.Si.
Pengatur Tata Letak
Elga Andina, S.Psi., M.Psi.
Nur Sholikah Putri Suni, M.Epid.
Siti Chaerani Dewanti, S.Ars., M.Si.
Yulia Indahri, S.Pd., M.A.
T. Ade Surya, S.T., M.M.
ISSN 2656-923x
PARLIAMENTARY REVIEW
Vol. III No. 4 (Desember 2021) 151–199
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
PUSLIT BKD Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
ISSN 2656-923x
PARLIAMENTARY REVIEW
Vol. III No. 4 (Desember 2021) 151–199
Daftar Isi
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
PUSLIT BKD Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
ISSN 2656-923x
PARLIAMENTARY REVIEW
Vol. III No. 4 (Desember 2021) 151–199
Pengantar Redaksi
Sebagai edisi terakhir tahun ini, Parliamentary Review (PR) Volume III No. 4 Edisi Desember
2021 ini memuat artikel yang juga dinilai relevan dan urgent untuk diperhatikan DPR di periode masa
tugasnya di akhir tahun ini. Tema besar yang diangkat dalam edisi ini adalah “Perlindungan Warga
Negara, Keamanan, dan Pemulihan Ekonomi”. Isu-isu menarik dalam tema besar tertuang
dalam lima tulisan yang patut memperoleh perhatian serius para wakil rakyat, sebagai client utama
pembacanya, adalah mengenai kekerasan seksual, kedaulatan digital, prospek BUMN, serta ASEAN
dan Indo-Pasifik. Pembahasannya ada yang mengaitkan dengan pelindungan hukum, kondisi di Daerah
3T, keamanan dan kerja sama untuk mengatasi masalah yang ada. Namun, apapun perbedaan yang lebih
spesifik dalam pembahasannya, semua tetap dalam kerangka menyelesaikan pembahasan UU serta
tindak lanjut implementasi dan pengawasannya. Dengan kata lain, semua artikel yang dimuat dalam PR
edisi ini disampaikan dan dimuat untuk membantu parlemen dalam menjalankan tupoksinya di bidang
legislasi, termasuk dalam hal ini apa yang sering diingatkan mengenai post-legislative scrutiny.
Pada tulisan pertama, masukan untuk penyusunan UU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS)
ini dilengkapi dengan pembahasan mengenai segala bentuk kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat
selama ini dan perdebatan pembahasan yang hangat antar-fraksi di dalamnya. Hal ini wajar mengingat
dimensinya luas dan kompleks dalam masyarakat Indonesia yang mengalami perubahan sosial yang
cepat dewasa ini. Sementara, masyarakat menuntut hadirnya negara dalam memberikan pelindungan
hukum secepatnya untuk mencegah korban berjatuhan lebih banyak dan serius lagi.
Pelindungan hukum atas para korban kekerasan seksual menjadi krusial dibahas sebagaimana
diulas pada tulisan kedua, mengingat terdapat kecenderungan meningkatnya kasus-kasus tersebut
belakangan ini. Karena belum menunjukkan keberpihakan secara optimal, penulisnya sangat prihatin
dan termotivasi mengingatkan parlemen untuk membuat UU yang tidak hanya cukup menunjukkan
empati, tetapi juga berpihak pada para korban dalam penyelesaiannya, terutama memberikan ganti
rugi. Sebaliknya, menghukum seberat-beratnya pelaku untuk dapat memberikan efek jera dan juga
membangun jaringan pencegahan yang lebih efektif bagi para calon pelaku kejahatan seksual baru.
Di tulisan ketiga, mengenai kedaulatan digital di daerah 3T, penulis mengingatkan keterbatasan
akses ke teknologi pemanfaatan yang sangat menghambat upaya untuk memajukan daerah 3T.
Pemerintah harus memberi perhatian soal ini agar kesenjangan antar-daerah akibat digital gap, tidak
semakin melebar. Kedaulatan digital dapat terwujud dengan penggunaan satelit komunikasi secara
optimal, agar potensi yang ada di sana dapat dikelola, sehingga daerah 3T tidak tertinggal di era
ekonomi digital ataupun bertambah terpuruk.
Tulisan berikutnya memberikan perhatian pada perkembangan situasi ekonomi terkini Indonesia
yang juga membutuhkan perhatian untuk perbaikan di tengah bencana pandemi Covid-19 yang belum
usai dihadapi. Penulis mengangkat masalah yang membelit BUMN dan belum dapat diatasi dengan
efektif untuk membantu pemulihan ekonomi. Ia membahas secara mendalam dengan membandingkan
tiga opsi solusi, yakni privatisasi, konsolidasi, dan holdingisasi, dengan segala kekurangan dan
kelebihannya, untuk dapat menciptakan efisiensi lebih tinggi dan sanggup merespons tantangan pasar
global yang semakin kompetitif.
Tulisan terakhir, terkait dengan perkembangan situasi politik dan keamanan di kawasan Asia
Tenggara, dan Asia Pasifik secara lebih luas lagi. Isu ini dipilih untuk dibahas, karena, bagaimanapun,
tidak dapat dipisahkan dengan langkah dan strategi pemerintah dalam mencari solusi untuk bangkit
dari keterpurukan ekonomi nasional akibat merajalelanya pandemi Covid-19 di dunia dewasa ini.
Penulisnya berargumentasi, Indonesia, sebagai pendiri, anggota dan sekaligus negara besar dalam
ASEAN, posisinya sangat sentral dalam menentukan perjalanan dan masa depan ASEAN di tengah
persaingan kekuatan besar yang kian hebat dan dapat menciptakan instabilitas regional. Masukan
penulis amat konstruktif, dengan menggarisbawahi bahwa masalah-masalah keamanan yang
menimbulkan ancaman terhadap stabiltas harus dapat diatasi lebih dulu, agar ASEAN dapat membawa
anggotanya keluar dari keterpurukan akibat ancaman keamanan yang meningkat di kawasan, tidak
hanya pandemi, dan membangun prospek yang cerah di kawasan dan tingkat global.
Redaksi
ISSN 2656-923x
Susiana, Sali
PARLIAMENTARY REVIEW Parliamentary Review
www.puslit.dpr.go.id/parliamentaryreview Vol. III No. 4 (Desember 2021), 151–159. PUSLIT BKD
dimaksud adalah antara laki-laki dan perempuan. mengajak berhubungan seksual); dan (4) morphing
Ketimpangan diperparah ketika satu pihak (pelaku) (mengedit foto menjadi bernuansa seksual dan
memiliki kendali lebih terhadap korban. Kendali ini bertujuan untuk mengolok-olok, mempermalukan,
bisa berupa sumber daya, termasuk pengetahuan, atau membuat imaji tertentu yang bersifat seksual
ekonomi, dan penerimaan masyarakat (status sosial/ dan merugikan seseorang).
modalitas sosial). Termasuk pula kendali yang muncul
dari bentuk hubungan patron-klien atau feodalisme, Bentuk Kekerasan Seksual dalam 3 Draf:
seperti antara orangtua-anak, majikan-buruh, guru- Sebuah Perbandingan
murid, tokoh masyarakat-warga dan kelompok Dalam draf yang disusun oleh Komnas
bersenjata/aparat-penduduk sipil. Perempuan dan Forum Pengada Layanan (FPL) tahun
Dalam kurun waktu 10 tahun, yaitu antara 2017 (selanjutnya disebut Draf I), terdapat 9 bentuk
tahun 2001 hingga tahun 2011, Komnas Perempuan kekerasan seksual yang dimuat dalam Pasal 11 ayat
menemukan setidaknya dalam sehari terdapat (1), sementara definisi masing-masing bentuk dimuat
sedikitnya 35 perempuan (termasuk anak perempuan) dalam Pasal 12-Pasal 19.
mengalami kekerasan seksual. Artinya, dalam setiap 2 Dalam draf versi DPR tahun 2017 (selanjutnya
jam terdapat 3 perempuan di Indonesia yang menjadi disebut Draf II), bentuk-bentuk kekerasan seksual
korban kekerasan seksual. Selain itu, dari hasil dimuat dalam Pasal 11 ayat (2). Jumlahnya sama
pemantauan Komnas Perempuan selama 15 tahun dengan Draf I, yaitu 9 bentuk. Sementara definisi
(1998–2013), terdapat 15 bentuk kekerasan seksual masing-masing bentuk kekerasan seksual dimuat
yang terjadi di Indonesia, yaitu: (1) perkosaan; (2) dalam Pasal 12 sampai dengan Pasal 20.
intimidasi seksual, termasuk ancaman atau percobaan Berbeda dengan dua draf terdahulu, dalam Draf
perkosaan; (3) pelecehan seksual; (4) eksploitasi RUU P-KS versi DPR Tahun 2021 (selanjutnya
seksual; (5) perdagangan perempuan untuk tujuan disebut Draf III), hanya terdapat 4 bentuk kekerasan
seksual; (6) prostitusi paksa; (7) perbudakan seksual; seksual. Dari 9 bentuk kekerasan seksual yang
(8) pemaksaan perkawinan, termasuk cerai gantung; ada dalam Draf I dan Draf II, hanya ada 3 bentuk
(9) pemaksaan kehamilan; (10) pemaksaan aborsi; (11) yang ada dalam Draf III, yaitu pelecehan seksual,
pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi; (12) penyiksaan pemaksaan alat kontrasepsi, dan eksploitasi seksual.
seksual; (13) penghukuman tidak manusiawi dan Sementara itu pemaksaan hubungan seksual sebagai
bernuansa seksual; (14) praktik tradisi bernuansa sebuah bentuk kekerasan seksual tidak ada dalam dua
seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi draf terdahulu. Berikut perbandingan bentuk-bentuk
perempuan; dan (15) kontrol seksual, termasuk kekerasan seksual dalam ketiga draf tersebut berikut
melalui aturan diskriminatif beralasan moralitas dan definisinya dalam bentuk matriks.
agama (Komnas Perempuan). Berdasarkan matriks tersebut, terlihat adanya
Di samping berbagai jenis kekerasan seksual beberapa kesamaan rumusan dalam beberapa bentuk
tersebut di atas, seiring dengan kemajuan teknologi kekerasan seksual, namun juga terdapat beberapa
yang dihadirkan oleh jaringan internet, juga muncul perbedaan antardraf. Persamaan dan perbedaan
berbagai kasus kekerasan seksual di dunia maya. tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Support Group and Resource Center on Sexuality Studies
(SGRC) yang melakukan pemetaan terhadap
kekerasan seksual di dunia maya menemukan 11 jenis
kekerasan seksual, beberapa di antaranya: (1) revenge
porn (penggunaan teknologi untuk menyebarkan
konten pornografi yang merusak reputasi korban
atas dasar balas dendam; (2) sexting (pengiriman
gambar/video pornografi kepada korban); (3) flaming
(upaya pencemaran nama baik untuk menyerang
melalui personal message atau DM yang berisi
ancaman, hinaan, cercaan, pelecehan, video porno,
kalimat tak senonoh, atau gift porno, misalnya
seorang lelaki mengirimkan foto genitalnya secara
personal kepada perempuan dengan tujuan ingin
154 Susiana. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 151-159
atau tekanan psikis. Dalam Draf III tidak ada bentuk 8. Perbudakan Seksual
kekerasan ini. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa Terdapat perbedaan rumusan dalam Draf I dan
perkosaan merupakan salah satu bentuk kekerasan Draf II, sementara dalam Draf III bentuk kekerasan
seksual yang paling banyak dialami oleh perempuan. ini tidak ada. Dalam Draf I rumusan mengenai
Data dari Komnas Perempuan yang dimuat dalam perbudakan seksual sangat lengkap, meliputi
Catatan Tahunan Komnas Perempuan Tahun 2020 tindakan eksploitasi seksual, pemaksaan kontrasepsi,
menunjukkan, dari 962 kasus kekerasan seksual pemaksaan aborsi, perkosaan, pemaksaan
yang dilaporkan, 229 kasus (23,8%) di antaranya perkawinan, dan/atau pemaksaan pelacuran,
adalah kasus perkosaan. Kasus lainnya adalah sementara dalam Draf II hanya dirumuskan
pencabulan (166 kasus), pelecehan seksual (181 kasus), sebagai “kekerasan seksual yang dilakukan dalam
persetubuhan (5 kasus), dan sisanya adalah percobaan bentuk membatasi ruang gerak atau mencabut
perkosaan dan kekerasan seksual lain (Komnas kebebasan seseorang”. Adapun tujuannya sama, yaitu
Perempuan, 2021). Dengan demikian jika dalam Draf “menempatkan orang tersebut melayani kebutuhan
III bentuk kekerasan seksual berupa perkosaan tidak seksual dirinya sendiri atau orang lain dalam jangka
diakomodasi, artinya Draf III tidak dapat optimal waktu tertentu”.
dalam melindungi korban perkosaan dan mencegah
terjadinya kekerasan seksual, sementara fakta di 9. Penyiksaan Seksual
lapangan menunjukkan bahwa kasus perkosaan Serupa dengan perbudakan seksual, terdapat
banyak terjadi dan dialami oleh perempuan. perbedaan rumusan dalam Draf I dan Draf II,
sementara dalam Draf III bentuk kekerasan ini tidak
6. Pemaksaan Perkawinan ada. Dalam Draf I rumusan mengenai penyiksaan
Tidak terdapat perbedaan dalam rumusan seksual sangat lengkap, meliputi tindakan pelecehan
mengenai pemaksaan perkawinan dalam Draf I seksual, eksploitasi seksual, pemaksaan kontrasepsi,
dan Draf II, sementara dalam Draf III bentuk pemaksaan aborsi, perkosaan, pemaksaan
kekerasaan seksual ini tidak ada. Mengacu kepada perkawinan, dan/atau pemaksaan pelacuran,
temuan Komnas Perempuan, pemaksaan perkawinan sementara dalam Draf II hanya dirumuskan sebagai
merpakan salah satu bentuk kekerasan seksual. “kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk
Pemaksaan perkawinan ini terjadi karena sudah terjadi menyiksa korban”.
kehamilan atau akibat perkosaan. Menurut Rostiawati, Selain itu, dalam Draf I dirumuskan pula
et al. (2013), dalam sebagian aturan adat, perempuan tujuannya, yaitu: (1) memperoleh keterangan dari
korban perkosaan harus menikah dengan pelaku. Oleh korban, saksi, atau dari orang ketiga; (2) memaksa
karena itu pemaksaan perkawinan dikategorikan ke korban, saksi, atau dari orang ketiga untuk tidak
dalam kekerasan seksual berbasis budaya. memberikan keterangan; (3) menghakimi atau
memberikan penghukuman atas suatu perbuatan
7. Pemaksaan Pelacuran yang diduga telah dilakukan olehnya ataupun oleh
Tidak terdapat perbedaan dalam rumusan orang lain untuk mempermalukan atau merendahkan
mengenai pemaksaan pelacuran dalam Draf I martabatnya; dan/atau (4) tujuan lain yang didasarkan
dan Draf II, sementara dalam Draf III bentuk pada diskriminasi. Dalam Draf II tujuan ini tidak ada.
kekerasaan seksual ini tidak ada. Fakta di lapangan
menunjukkan bahwa pemaksaan pelacuran 10. Pemaksaan Hubungan Seksual
merupakan salah satu bentuk kekerasan seksual yang Bentuk kekerasan seksual ini tidak ada
terjadi di Indonesia (Komnas Perempuan & Forum dalam Draf I dan Draf II. Pemaksaan hubungan
Pengada Layanan, 2017). Berdasarkan pengaduan seksual didefinisikan sebagai perbuatan dengan
dan cerita korban, kasus-kasus pemaksaan pelacuran kekerasan, ancaman kekerasan, tipu daya, rangkaian
yang terjadi banyak dialami oleh perempuan dewasa kebohongan, atau penyalahgunaan kekuasaan, atau
dan anak perempuan. Pelakunya melibatkan orang- menggunakan kondisi seseorang yang tidak mampu
orang yang dikenal oleh korban, seperti teman atau memberikan persetujuan untuk melakukan hubungan
tetangga. Mereka dilacurkan di dalam dan di luar seksual, dengan memasukkan alat kelaminnya, bagian
negeri dengan modus beragam, mulai dari ancaman tubuhnya, atau benda ke alat kelamin, anus, mulut,
hingga bujuk rayu dan tipu daya. atau bagian tubuh orang lain. Apabila dicermati,
maka definisi pemaksaan hubungan seksual yang
158 Susiana. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 151-159
Hikmawati, Puteri
PARLIAMENTARY REVIEW Parliamentary Review
www.puslit.dpr.go.id/parliamentaryreview Vol. III No. 4 (Desember 2021), 161–169 PUSLIT BKD
Abstract
Peneliti Ahli Utama
The number of cases of sexual violence is increasing, especially during the Covid-19
Hukum Pidana pandemic. As a result of the sexual violence faced, the victim feels suffering, both
puteri.hikmawati@dpr.go.id physically and psychological, and can cause trauma that affects her future life. So far, legal
protection for victims of sexual violence has not been adequate, and sometimes victims
are blamed. This article examines legal protection for victims of sexual violence. Legal
protection for victims of sexual violence has been regulated in a number of laws, but the
regulations are limited, and have not been able to protect victims or their families refuse
to report the sexual violence they face because of threats from the perpetrator or fear if
the problem is reported to be a disgrace to the victim and her family. The Witness and
Victim Protection Agency has so far carried out various programs to provide protection
to witnesses and victims, namely physical protection, legal protection, relocation
Keywords assistance, rehabilitation of medical assistance, psychological and social rehabilitation, to
sexual violence, by providing facilities to victims in applying for compensation in the form of restitution.
victim, However, the protection provided is not optimal, so the PKS Bill is proposed to overcome
legal protection, this. In the PKS Bill, victims have the right to receive treatment, protection, and recovery.
victim protection The bill complements the law that has regulated the protection of victims of sexual
violence, and the lex specialist of the Criminal Code and the Criminal Procedure Law.
Berdasarkan uraian di atas, artikel ini mengkaji seksual dalam Pasal 5 huruf c sebagai salah
bagaimana pelindungan hukum terhadap korban satu bentuk kekerasan dalam rumah tangga
kekerasan seksual. Kajian ini penting mengingat (KDRT) yang dilarang. Kekerasan seksual
semakin banyaknya korban kekerasan seksual, yang dimaksud meliputi:
dengan meningkatnya angka kejahatan kekerasan a. pemaksaan hubungan seksual yang
seksual. Di samping itu, kajian ini diharapkan dapat dilakukan terhadap orang yang menetap
menjadi bahan masukan bagi DPR RI yang saat ini dalam lingkup rumah tangga tersebut;
sedang menyusun RUU PKS untuk menjadi RUU dan
Usul DPR RI. RUU PKS masuk dalam Daftar b. pemaksaan hubungan seksual terhadap
Program Legislasi Nasional RUU Prioritas Tahun salah seorang dalam lingkup rumah
2021, sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan DPR tangganya dengan orang lain untuk
RI Nomor 1/DPR RI/IV/2020-2021 tentang Program tujuan komersial dan/atau tujuan
Legislasi Nasional Rancangan Undang-Undang tertentu (Pasal 8 UU PKDRT).
Prioritas Tahun 2021 dan Program Legislasi Nasional Pengaturan kekerasan seksual dalam UU
Rancangan Undang-Undang Perubahan Tahun 2020- PKDRT merupakan ketentuan yang
2024 tertanggal 23 Maret 2021. melengkapi KUHP, dimana KUHP
mengecualikan terjadinya kekerasan seksual
terhadap isteri (di dalam perkawinan) sebagai
Definisi Kekerasan Seksual dan perkosaan.
Ruang Lingkup Tindakannya 2. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Istilah kekerasan seksual tidak ditemukan dalam Hak Asasi Manusia menyebutkan kekerasan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) sebagai seksual sebagai perbuatan yang setara dengan
tindak pidana. Tindak pidana yang dapat dikategorikan perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
sebagai kekerasan seksual dalam KUHP disebutkan secara paksa, pemaksaan kehamilan,
dalam Bab XIV tentang Kejahatan Terhadap pemandulan atau sterilisasi secara paksa
Kesusilaan (Pasal 281 sampai dengan Pasal 303 KUHP). merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Perbuatan yang dimaksud, antara lain perzinaan Kejahatan kemanusiaan adalah salah satu
(Pasal 284), perkosaan (Pasal 285), persetubuhan (Pasal perbuatan yang dilakukan sebagai bagian
286-Pasal 288), atau membujuk berbuat cabul orang dari serangan yang meluas atau sistematik
yang belum dewasa (Pasal 293), dan perbuatan cabul yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
dengan anaknya, anak tirinya, anak angkatnya, atau anak ditujukan secara langsung terhadap
di bawah pengawasannya (Pasal 294). penduduk sipil (Pasal 9). Dengan demikian
Sementara itu, tindak pidana kekerasan seksual UU No. 26 Tahun 2000 membuka peluang
dalam RUU KUHP (18 September 2019) disebut dalam bentuk-bentuk kekerasan seksual selain
Bab XXXIV mengenai Tindak Pidana Khusus, Bagian yang disebutkan dalam Pasal 9 tersebut,
Kesatu Tindak Pidana Berat terhadap Hak Asasi namun bentuk kekerasan seksual itu
Manusia, Pasal 599: “Dipidana karena Tindak Pidana terbatas apabila dilakukan sebagai kejahatan
terhadap kemanusiaan, Setiap Orang yang melakukan terhadap kemanusiaan, yaitu sebagai bagian
salah satu perbuatan sebagai bagian dari serangan dari serangan yang meluas atau sistematik
yang meluas atau sistematis yang diketahuinya bahwa yang ditujukan kepada penduduk sipil.
serangan tersebut ditujukan terhadap penduduk sipil, Rumusan Pasal mengenai kekerasan seksual
berupa: d. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran dalam RUU KUHP mengadopsi rumusan
secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan, atau kekerasan seksual dalam Pasal 9 UU No. 26
sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan Tahun 2000 ini.
seksual lain yang setara, atau penghilangan orang secara 3. UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
paksa dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) menyebutkan frasa “kekerasan seksual”
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun. bukan sebagai tindak pidana, tetapi
Frasa “kekerasan seksual” muncul di sejumlah ditujukan sebagai muatan pornografi yang
undang-undang (UU), yaitu: penyebarluasannya dilarang. Pasal 4 ayat
1. UU No. 23 Tahun 2004 tentang (1) UU No. 44 Tahun 2008 mengatakan
Penghapusan Kekerasan dalam Rumah “Setiap orang dilarang memproduksi,
Tangga (PKDRT) menyebut kekerasan
164 Hikmawati. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 161–169
membuat, memperbanyak, menggandakan, Principles of Justice for Victims of Crime and Abuse of
menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, Power oleh Perserikatan Bangsa-bangsa, sebagai
mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, hasil dari the Seventh United Nation Congress on the
menyewakan, atau menyediakan pornografi Prevention of Crime and the Treatment of Offenders, yang
yang secara eksplisit memuat:…. b. kekerasan berlangsung di Milan, Italia, September 1985. Dalam
seksual….”. Penjelasan Pasal ini menyebutkan salah satu rekomendasinya disebutkan:
“yang dimaksud dengan “kekerasan seksual”
Offenders or third parties responsible for their
antara lain persenggamaan yang didahului behaviour should, where appropriate, make fair
dengan tindakan kekerasan (penganiayaan) atau restitution to victims, their families or dependants.
mencabuli dengan paksaan atau pemerkosaan.” Such restitution should include the return of
Ketentuan UU No. 44 Tahun 2008 tidak property or payment for the harm or loss suffered,
reimbursement of expenses incurred as a result of
memidanakan pelaku kekerasan seksual. the victimization, the provision of services and the
restoration of rights (Mansur dan Gultom, 2008: 23-24).
Dari ketiga UU di atas, hanya UU No. 23
Tahun 2004 dan UU No.26 Tahun 2000 yang Yang dimaksud dengan korban adalah mereka
mengatur pelindungan terhadap korban, yaitu yang menderita jasmaniah dan rohaniah sebagai
korban kekerasan dalam rumah tangga (UU No. akibat tindakan orang lain yang mencari pemenuhan
23 Tahun 2004) dan korban pelanggaran hak asasi kepentingan diri sendiri atau orang lain yang
manusia (UU No. 26 Tahun 2000). Sedangkan UU bertentangan dengan kepentingan dan hak asasi yang
No. 44 Tahun 2008 justru “dapat” memidanakan menderita. Mereka disini dapat berarti individu atau
korban kekerasan seksual sebagai pelaku pornografi. kelompok (Gosita, 1983: 41).
Hal ini mengingat ketentuan Pasal 8 UU ini dapat Dalam hukum nasional pelindungan terhadap
memidanakan setiap orang yang menjadi objek korban kekerasan seksual diatur dalam:
atau model yang mengandung muatan pornografi. 1. UU No. 23 Tahun 2004
Walaupun Penjelasan Pasal 8 menyebutkan bahwa Pasal 3 UU No. 23 Tahun 2004 menyebutkan
ketentuan ini dimaksudkan bahwa jika pelaku bahwa penghapusan KDRT dilaksanakan
dipaksa dengan ancaman atau diancam atau di bawah berdasarkan asas perlindungan korban. Yang
kekuasaan atau tekanan orang lain, dibujuk atau dimaksud dengan perlindungan dalam UU
ditipu daya, atau dibohongi oleh orang lain, pelaku ini adalah segala upaya yang ditujukan untuk
tidak dipidana, namun kenyataannya tidak mudah memberikan rasa aman kepada korban yang
bagi korban kekerasan seksual untuk membuktikan dilakukan oleh pihak keluarga, advokat,
adanya ancaman, tekanan, bujukan, tipu daya, atau lembaga sosial, kepolisian, kejaksaan,
telah dibohongi oleh orang lain. pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara
maupun berdasarkan penetapan pengadilan.
Pelindungan terhadap Korban Kekerasan Hak-hak korban KDRT diatur secara khusus
Seksual dalam Perundang-undangan di dalam Bab IV, yaitu mendapatkan:
Pengertian perlindungan dalam ilmu hukum a. perlindungan dari pihak keluarga,
adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat,
dilaksanakan oleh aparat penegak hukum atau lembaga sosial, atau pihak lainnya baik
aparat keamanan untuk memberikan rasa aman, baik sementara maupun berdasarkan penetapan
fisik maupun mental, kepada korban dan saksi dari perintah perlindungan dari pengadilan;
ancaman, gangguan, teror, dan kekerasan dari pihak b. pelayanan kesehatan sesuai dengan
manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, kebutuhan medis;
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan c. penanganan secara khusus berkaitan
(Putri, 2018: 20). Perlunya diberikan pelindungan dengan kerahasiaan korban;
hukum pada korban kejahatan secara memadai tidak d. pendampingan oleh pekerja sosial dan
saja menjadi isu nasional, tetapi juga internasional. bantuan hukum pada setiap tingkat proses
Oleh karena itu, masalah ini perlu memperoleh pemeriksaan sesuai dengan ketentuan
perhatian yang serius. Pentingnya pelindungan peraturan perundang-undangan; dan
korban kejahatan memperoleh perhatian serius, e. pelayanan bimbingan rohani.
dapat dilihat dari dibentuknya Declaration of Basic
Hikmawati. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 161–169 165
2. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan peradilan pidana. Dalam Pasal 184 KUHAP
Anak sebagaimana telah diubah dengan UU dinyatakan bahwa kedudukan saksi dalam
No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas proses peradilan pidana merupakan alat
UU No. 23 Tahun 2002 (UU PA). UU ini bukti utama, sehingga kedudukannya sangat
memberikan perlindungan khusus kepada penting. Keterangan saksi akan menjadi
anak, baik anak sebagai korban maupun acuan bagi penegak hukum dalam memeriksa
pelaku tindak pidana. Yang dimaksud seorang tersangka/terdakwa, yang nantinya
perlindungan khusus adalah suatu bentuk mendapat putusan bersalah atau tidak. Dalam
perlindungan yang diterima oleh anak hal ini KUHAP belum mengakomodasi
dalam situasi dan kondisi tertentu untuk hukum acara yang sensitif korban.
mendapatkan jaminan rasa aman terhadap 5. UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan
ancaman yang membahayakan diri dan jiwa Saksi dan Korban sebagaimana telah diubah
dalam tumbuh kembangnya (Pasal 1 angka 15 dengan Undang-Undang No. 31 Tahun
UU No. 35 Tahun 2014). Berdasarkan Pasal 2014 tentang Perubahan atas Undang-
69A UU PA, perlindungan khusus bagi anak Undang Nomor 13 Tahun 2006 (UU PSK)
korban kejahatan seksual dilakukan upaya: mengatur perlindungan terhadap saksi dan/
a. edukasi tentang kesehatan reproduksi, atau korban, baik korban yang menjadi saksi,
nilai agama, dan nilai kesusilaan; maupun korban yang tidak menjadi saksi.
b. rehabilitasi sosial; Peraturan pelaksana dari UU tersebut adalah
c. pendampingan psikososial pada saat Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2008
pengobatan sampai pemulihan; dan tentang Pemberian Kompensasi, Restitusi,
d. pemberian perlindungan dan pendampingan dan Bantuan kepada Saksi dan Korban.
pada setiap tingkat pemeriksaan mulai dari Berdasarkan ketentuan Pasal 4 UU PSK,
penyidikan, penuntutan, sampai dengan perlindungan saksi dan korban bertujuan
pemeriksaan di sidang pengadilan. memberikan rasa aman kepada saksi dan/
Selain itu, setiap anak yang menjadi atau korban dalam memberikan keterangan
korban kejahatan seksual berhak mengajukan pada setiap proses peradilan pidana. Adapun
ke pengadilan berupa hak atas restitusi yang bentuk pelindungan terhadap saksi dan
menjadi tanggung jawab pelaku kejahatan korban diatur dalam Pasal 5 ayat (1) UU PSK,
(Pasal 71D UU PA). dapat berupa:
3. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan a. memperoleh perlindungan atas keamanan
Hak Asasi Manusia pribadi, keluarga, dan harta bendanya,
Perlindungan korban dan saksi diatur dalam serta bebas dari ancaman yang berkenaan
Bab V UU No. 26 Tahun 2000. Pasal 34 dengan kesaksian yang akan, sedang, atau
ayat (1) menyebutkan “Setiap korban dan telah diberikannya;
saksi dalam pelanggaran hak asasi manusia b. ikut serta dalam proses memilih dan
yang berat berhak atas perlindungan fisik menentukan bentuk perlindungan dan
dan mental dari ancaman, gangguan, teror, dukungan keamanan;
dan kekerasan dari pihak manapun.” Ayat c. memberikan keterangan tanpa tekanan;
(2) mengatakan “Perlindungan sebagaimana d. mendapat penerjemah;
dimaksud dalam ayat (1) wajib dilaksanakan e. bebas dari pertanyaan yang menjerat;
oleh aparat penegak hukum dan aparat f. mendapat informasi mengenai
keamanan secara cuma-cuma.” perkembangan kasus;
4. UU No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara g. mendapat informasi mengenai putusan
Pidana (KUHAP) pengadilan;
Kedudukan korban tidak secara eksplisit h. mendapat informasi dalam hal terpidana
diatur dalam KUHAP, kecuali terhadap dibebaskan;
korban yang juga berkedudukan sebagai i. dirahasiakan identitasnya;
saksi, sehingga ketentuan dan jaminan j. mendapat identitas baru;
perlindungan diberikan kepada korban k. mendapat tempat kediaman sementara;
yang juga menjadi saksi dalam setiap proses l. mendapat tempat kediaman baru;
166 Hikmawati. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 161–169
m. memperoleh penggantian biaya tambahan. Korban yang dimaksud disini adalah orang
transportasi sesuai dengan kebutuhan; yang mengalami penderitaan fisik dan mental dan/
n. mendapat nasihat hukum; atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh tindak
o. memperoleh bantuan biaya hidup pidana (Pasal 185).
sementara sampai batas waktu Dari struktur hukum, penanganan kasus
perlindungan berakhir; dan/atau kekerasan seksual dan pelindungan korban belum
p. mendapat pendampingan. memadai. Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan
Korban (LPSK), Hasto Atmojo Suroyo, dalam
Selain mendapat hak-hak tersebut, UU PSK juga sambutannya pada acara Malam Perayaan 13
mengatur fasilitas tertentu bagi korban tindak pidana Tahun LPSK pada 31 Agustus 2021, menyatakan
tertentu, yaitu korban pelanggaran hak asasi manusia bahwa LPSK yang merupakan lembaga khusus
yang berat, korban tindak pidana terorisme, korban yang bertugas dan berwenang untuk memberikan
tindak pidana perdagangan orang, korban tindak perlindungan dan hak-hak lain kepada saksi dan/
pidana penyiksaan, korban tindak pidana kekerasan atau korban, sejauh ini telah menjalankan beragam
seksual, dan korban penganiayaan berat, yaitu berhak program untuk menyeimbangkan cita keadilan sejati
mendapatkan bantuan medis dan bantuan psikososial dengan menempatkan saksi dan korban sebagai
dan psikologis (Pasal 6 ayat (1) UU PSK). salah satu entitas penting di dalam proses penegakan
Berdasarkan uraian tersebut, sebenarnya telah hukum di Indonesia. Karena itu adalah bagian dari
ada beberapa UU yang mengatur pelindungan perwujudan negara hukum yang mengakui adanya
terhadap korban kekerasan seksual, namun sangat permasalahan di muka hukum sebagai jaminan hak-
terbatas bentuk dan lingkupnya. Payung hukum yang hak konstitusional warganya.
tersedia belum sepenuhnya mampu merespons fakta Program yang dimaksud adalah perlindungan
kekerasan seksual yang berkembang di masyarakat. fisik, perlindungan hukum, pendampingan relokasi,
Pada umumnya sistem hukum lebih difokuskan rehabilitasi bantuan medis, rehabilitasi psikologis,
pada penanganan dan penindakan pelaku, Dari studi dan sosial hingga dengan memfasilitasi para korban
tentang beragam pengalaman korban ditemukan dalam mengajukan ganti rugi dalam bentuk restitusi
adanya para penegak hukum yang menyalahkan dan kompensasi. Namun, tidak dapat dipungkiri
korban, dan berpihak pada pelaku. Selain itu, adanya rintangan dalam mengoptimalkan program
keterlibatan masyarakat dirasa penting untuk perlindungan saksi dan korban. LPSK tidak dapat
mencegah kekerasan seksual, dan mencegah tindakan bekerja sendiri karena membutuhkan dukungan dan
yang menyalahkan dan mengucilkan korban dan kerja sama dari berbagai pihak, baik kementerian,
keluarga (Penjelasan Umum RUU PKS, 2017). lembaga praktisi, akademisi, lembaga swadaya
Hukum sebagai suatu sistem terdiri dari masyarakat, dan masyarakat umum yang menyadari
substansi hukum, struktur hukum, dan budaya betapa pentingnya memberikan perhatian kepada
hukum yang saling berinteraksi (Friedman, mereka yang wajib dilindungi.
1975:14). Substansi hukum belum secara sistematis Dari budaya hukum, dalam penerapan
dan menyeluruh mampu mencegah, melindungi, pelindungan hukum terhadap korban, khususnya
memulihkan dan memberdayakan korban serta korban kekerasan seksual, banyak dijumpai korban
menumbuhkan pemahaman dan kesadaran atau keluarganya menolak untuk melaporkan
masyarakat untuk menghapuskan kekerasan seksual. kekerasan yang menimpanya dengan berbagai
Salah satu contohnya, KUHP belum mengakomodasi alasan, seperti takut adanya ancaman dari pelaku
jenis kekerasan seksual dan belum adanya mekanisme atau ketakutan apabila masalahnya dilaporkan akan
hukum yang mempertimbangkan perspektif menimbulkan aib bagi korban dan keluarganya.
pengalaman dan perlindungan bagi korban (Sya’rani, Padahal, dari segi yuridis sikap pembiaran ini dapat
12 Februari 2019). merugikan korban sendiri, berupa penderitaan
Sementara itu, RUU KUHP tidak menyebutkan yang berkepanjangan. Begitu pula, tidak adanya
hak korban secara khusus. Namun, dalam Pasal laporan atau pengaduan dari korban atau
94 ayat (1) RUU KUHP disebutkan, bahwa dalam keluarganya akan membuat proses peradilan pidana
putusan pengadilan dapat ditetapkan kewajiban terhadap pelaku kekerasan tidak akan berjalan
terpidana untuk melaksanakan pembayaran ganti (Mansur, Dikdik M. Arief & Elisatris Gultom,
rugi kepada korban atau ahli waris sebagai pidana 2008: 176).
Hikmawati. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 161–169 167
RUU PKS diusulkan untuk mengatasi pemaksaan pelacuran; perbudakan seksual; penyiksaan
permasalahan belum optimalnya pelindungan hukum seksual; dan pelecehan seksual. Jenis kekerasan seksual
yang diberikan kepada korban kekerasan seksual. yang terdapat di dalam RUU PKS tersebut lebih
Kekerasan seksual menimbulkan dampak luar lengkap dari kekerasan seksual yang diatur dalam UU
biasa kepada korban, meliputi penderitaan psikis, terkait yang mengatur kekerasan seksual.
kesehatan, ekonomi, dan sosial hingga politik. Terkait pelindungan hukum terhadap korban,
Dampak kekerasan seksual sangat mempengaruhi RUU PKS menyebutkan hak korban meliputi hak
hidup korban. atas penanganan; hak atas perlindungan; dan hak
atas pemulihan (Pasal 22 ayat (1). Pemenuhan korban
Pelindungan Korban Kekerasan Seksual merupakan kewajiban negara dan dilaksanakan sesuai
dalam RUU PKS dengan kondisi dan kebutuhan korban (Pasal 22 ayat
RUU PKS merupakan upaya pembaruan hukum (2) RUU PKS).
untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul Hak korban atas penanganan meliputi: hak
dalam penanganan kekerasan seksual. Pembaruan atas informasi terhadap seluruh proses dan hasil
hukum tersebut diwujudkan dengan pengaturan penanganan, perlindungan, dan pemulihan; hak
pencegahan terjadinya kekerasan seksual; bentuk- mendapatkan dokumen hasil penanganan; hak
bentuk kekerasan seksual; hak korban; termasuk atas pendampingan dan bantuan hukum; hak atas
pemulihan; hukum acara peradilan pidana kekerasan penguatan psikologis; hak atas pelayanan kesehatan
seksual, termasuk tentang pembuktian; pemantauan meliputi pemeriksaan, tindakan, dan perawatan
penghapusan kekerasan seksual; dan pemidanaan. medis; dan hak atas layanan dan fasilitas sesuai
Selain itu, yang terpenting adalah bagaimana RUU dengan kebutuhan khusus korban. Penanganan
PKS ini mampu membentuk sistem baru yang dimaksud dilakukan dengan proses pemantauan
lebih melindungi perempuan dari sisi penegakan secara berkala terhadap kondisi korban (Pasal 23
hukum dan mendorong peran negara agar lebih RUU PKS).
bertanggung jawab terhadap upaya pemulihan korban Ruang lingkup hak korban atas perlindungan
dan pencegahan kekerasan seksual di masa datang meliputi: penyediaan informasi mengenai hak dan
(Naskah Akademik RUU PKS, 2017). fasilitas perlindungan; penyediaan akses terhadap
Pada dasarnya terdapat lima belas jenis kekerasan informasi penyelenggaraan perlindungan; perlindungan
seksual sesuai dengan hasil identifikasi dan kajian dari ancaman atau kekerasan pelaku dan pihak
pengalaman penanganan kasus kekerasan seksual lain serta berulangnya kekerasan; perlindungan
yang dilakukan oleh Komnas Perempuan dan atas kerahasiaan identitas; perlindungan dari sikap
Forum Pengadaan Layanan. Akan tetapi hanya jenis dan perilaku dari aparat penegak hukum yang
kekerasan seksual yang memiliki unsur subjektif dan merendahkan dan/atau menguatkan stigma terhadap
unsur objektif yang dapat dikriminalisasi sebagai korban; perlindungan dari kehilangan pekerjaan,
tindak pidana. Praktik tradisi bernuansa seksual yang mutasi pekerjaan, pendidikan, atau akses politik;
mendiskriminasi dan membahayakan perempuan dan perlindungan korban dan/atau pelapor dari
di Indonesia termasuk salah satu bentuk kekerasan tuntutan pidana atau gugatan perdata atas peristiwa
seksual yang tidak diselesaikan dengan hukum pidana kekerasan seksual yang ia laporkan. Dalam rangka
(Mahabbati & Sari, 2019: 85). penyelenggaraan perlindungan dimaksud, kepolisian
Meskipun tidak seluruh dari 15 jenis kekerasan dapat mengeluarkan perintah perlindungan sementara
seksual tersebut dapat digolongkan sebagai tindak (Pasal 24 RUU PKS).
pidana, namun RUU PKS ini menginginkan adanya Seiring terjadinya berbagai kendala yang dihadapi
upaya perubahan cara pandang dan pola pikir melalui oleh korban kekerasan seksual dalam menjalani proses
pendidikan dan penyebarluasan informasi mengenai peradilan pidana, dalam RUU dirumuskan hukum
persamaan gender tanpa mendiskriminasi perempuan acara khusus untuk mengeliminasi berbagai kendala
dan memperbaiki praktik-praktik budaya serta dalam pelaksanaan perlindungan terhadap korban dan
stigma dalam masyarakat yang merugikan perempuan menguatkan proses peradilan yang menghindarkan
(Mahabbati & Sari, 2019: 85). Pasal 11 ayat (2) RUU reviktimisasi dan kriminalisasi korban. Dalam hal ini
PKS menyebutkan sembilan jenis kekerasan seksual, termasuk penentuan kriteria penyidik, jaksa penuntut
yaitu eksploitasi seksual; pemaksaan kontrasepsi; umum, dan hakim yang menangani perkara harus
pemaksaan aborsi; perkosaan; pemaksaan perkawinan; memiliki kemampuan khusus penanganan perkara
168 Hikmawati. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 161–169
negara memfasilitasi berbagai hal yang dibutuhkan dan makanan, online travel, online media, dan layanan
oleh rakyat untuk dapat mengelola spektrum finansial, menjadi sektor-sektor yang mempunyai
frekuensi radio secara optimal. Rakyat memiliki peran krusial dalam mendorong pertumbuhan
kedaulatan atas peruntukan frekuensi yang difasilitasi ekonomi digital Indonesia (Telkom, 2021).
oleh negara. Pada kondisi ini, negara sebagaimana Pada tataran teknis, kedaulatan digital dapat
dikemukakan oleh pemikiran Hegel yaitu negara terlaksana bila tersedia alokasi frekuensi digital
merupakan suatu kesatuan yang mentransdensikan yang memadai. Migrasi penggunaan frekuensi
kepentingan-kepentingan individualistik. Negara analog menuju penggunaan frekuensi digital, akan
dipandang sebagai personifikasi individu yang memperoleh keuntungan sisa alokasi frekuensi digital
bertujuan untuk melindungi kebebasan nasional (digital deviden) yang diantaranya dapat digunakan
(Suseno, 1994: 249). untuk mewujudkan kedaulatan digital di Indonesia
Komisaris Utama PT Telkomsel, Whisnutama, termasuk juga di daerah 3T.
menekankan kedaulatan digital tidak hanya soal Tulisan ini akan me-review peran Pemerintah
perbatasan wilayah antarnegara tetapi juga di dalam mewujudkan kedaulatan digital di daerah
platform digital. Jangan sampai perluasan jaringan 3T di Indonesia. Peran ini secara spesifik terkait
internet yang diperuntungkan untuk Indonesia dengan kebijakan pemerintah dan pemangku
tetapi justru platform atau start up bangsa asing kepentingan dalam mencermati tantangan
yang memperoleh keuntungan dan Indonesia hanya kedaulatan digital, pemanfaatan digital deviden
menjadi market. Indonesia harus bisa menciptakan sebagai konsekuensi dari beralihnya penyiaran
peluang agar menjadi pemenangnya di era digital ini analog ke penyiaran digital, dan prospek kedaulatan
(FISIP UI, 2021). digital di daerah 3T. Rekomendasi dalam tulisan ini
Keinginan untuk mewujudkan kedaulatan digital diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam
juga mendapatkan tanggapan dari Anggota Komisi pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh
I DPR RI, Sukamta, bahwa keinginan Presiden Komisi I, terutama terkait dengan pengawasan
Joko Widodo untuk memperkuat kedaulatan digital atas kebijakan pemerintah dalam mewujudkan
sebenarnya merupakan wacana yang sudah lama kedaulatan digital di Indonesia.
digaungkan oleh berbagai kalangan termasuk dari
legislator. Namun pada praktiknya tidak dibarengi Tantangan Kedaulatan Digital
dengan langkah nyata di jajaran bawah pemerintah. Tingginya penggunaan teknologi digital
Kedaulatan digital sangat penting untuk dijadikan diantaranya telah menjadikan platform digital
skala prioritas oleh pemerintah mengingat potensi punya nilai ekonomi yang tinggi. Indonesia menjadi
ekonomi dari sektor digital sangat besar. Apalagi market strategis bagi monetisasi teknologi digital.
kalau pemerintah telah membuka jaringan internet Monetisasi dalam konteks konten dan pengelolaan
5G, bila kedaulatan digital itu belum ada maka lebih blog diartikan sebagai sarana mengomersilkan blog,
dari 80% keuntungan jaringan internet 5G akan laman atau kanal apapun untuk menyediakan ruang
diambil asing (Oktaveri, 2021). bagi pengiklan menjajakan produknya. Sederhananya,
Kedaulatan digital merupakan kebijakan utama pemilik mengijinkan iklan masuk ke dalam blog,
yang harus dilakukan Indonesia, terutama bila akun media sosial, kanal Youtube, atau yang lainnya
dikaitkan dengan realita di tahun 2020 dimana dengan suatu harga tertentu (BAKTI, 2019).
di Indonesia terdapat 191 juta pengguna internet. Tidak bisa dipungkiri kebutuhan akan
Angka tersebut menempatkan Indonesia sebagai pemenuhan teknologi digital di setiap wilayah
negara dengan pengguna internet terbesar keempat menjadi semakin meningkat. Tantangan yang
di dunia. Merujuk data Kementerian Koordinator dihadapinya, masih banyak tempat di Indonesia yang
Bidang Perekonomian tahun 2019, ekonomi digital tidak memiliki jaringan internet yang berkualitas.
Indonesia berkontribusi sekitar 2,9% dari PDB Data dari Kemenkominfo menyebutkan dari total
nasional. Sementara itu, menurut e-Conomy SEA report 83.218 desa/kelurahan di Indonesia, 12.548 diantaranya
tahun 2020, Indonesia diproyeksikan menjadi negara belum terjangkau sinyal 4G. Kondisi ini tentunya
dengan pertumbuhan ekonomi digital terbesar di akan memiliki pengaruh yang signifikan bagi
Asia Tenggara di tahun 2025 dengan pertumbuhan terwujudnya transformasi digital terakselerasi yang
mencapai USD 124 miliar. E-commerce, transportasi merupakan migrasi aktivitas masyarakat dari aktivitas
174 Budiman. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 171-180
fisik ke digital. Pemerintah memiliki kewajiban perlu ditingkatkan kompetensinya. Berbagai upaya
untuk mempercepat pembangunan infrastruktur peningkatan kompetensi SDM perlu dilakukan oleh
digital di Indonesia. semua pemangkukepentingan, seperti yang telah
Kemenkominfo melalui program BAKTI dilakukan Pemerintah melalui pelatihan kompetensi
Kominfo akan memasang base transceiver station talenta digital seperti program Digital Leadership
(BTS) pada 7.904 lokasi 3T. Pada tahun 2021, Academy, Digital Talent Scholarship, dan Gerakan
Kemenkominfo akan menyelesaikan pembangunan Nasional Literasi Digital.
infrastruktur digital BTS di 4.200 desa/kelurahan, Peningkatan kompetensi SDM menjadi penting,
dan sebanyak 3.704 desa/kelurahan pada tahun 2022. agar kemampuan anak bangsa dalam menggunakan
Hal ini juga didukung oleh komitmen penyelenggara internet dapat berlansung dengan baik, benar, dan
telekomunikasi untuk menyelesaikan pembangunan berhasil guna. Beberapa regulasi perlu dihadirkan
BTS di 3.435 desa/kelurahan di wilayah-wilayah dan atau dimutakhirkan, agar dapat menjadikan
komersial. Pemerintah juga perlu terus meningkatkan dasar hukum yang valid dalam upaya mewujudkan
jaringan backbone seperti jaringan fiber optic yang kedaulatan digital. Regulasi tersebut diantaranya
selama ini telah terpasang 342.000 km di darat mempercepat pembahasan RUU Pelindungan
dan laut. Termasuk di dalamnya Palapa Ring yang Data Pribadi sebagai dasar dalam pengelolaan
dibangun Kemenkominfo. Jaringan-jaringan ini juga dan pengamanan data pribadi, perumusan dan
masih harus dihubungkan dan diharapkan selesai pembahasan RUU Keamanan Siber sebagai upaya
pada 2022. Saat ini Indonesia menggunakan 5 satelit menciptakan keamanan sistem dan data yang
nasional dan 4 satelit asing. Keterpaduan kebijakan termuat dalam internet, serta RUU Penyiaran dalam
tersebut,tentunya akan semakin mempercepat kaitannya dengan kepastian hukum pemanfaatan
pencapaian target yang ditetapkan dimana pada digital deviden.
tahun 2022 semua desa lebih khusus di daerah 3T Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999
akan dilayani cakupan sinyal 4G (Ifa, 2021). tentang Telekomunikasi, Pasal 2, menekankan
Keberadaan program Desa Internet Mandiri bahwa telekomunikasi diselenggarakan berdasarkan
yang digagas oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa asas manfaat, adil dan merata, kepastian hukum,
Internet Indonesia (APJII) juga menarik untuk terus kemitraan, etika, dan kepercayaan pada diri
dioptimalkan, dalam rangka menciptakan kedaulatan sendiri. Selanjutnya dalam Pasal 3 diatur tujuan dari
digital bahkan dari tingkat desa. Desa Internet penyelenggaraan telekomunikasi yaitu mendukung
Mandiri merupakan inisiatif kerjasama penyediaan persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan
layanan internet broadband bagi masyarakat desa kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara
yang memberikan internet berkualitas dengan harga adil dan merata, mendukung kehidupan ekonomi
terjangkau, sekaligus memberikan keuntungan dan kegiatan pemerintahan, serta meningkatkan
komersial bagi institusi milik warga desa. Inti dari hubungan antarbangsa. Artinya, sebuah kemitraan
program ini adalah kedaulatan digital bagi masyarakat yang dibangun oleh penyelenggara telekomunikasi
desa dengan merebut nilai tambah ekonomi dari salah satunya memiliki tujuan untuk meningkatkan
bisnis internet. Keuntungan yang ditawarkan melalui kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di segala masa.
progam ini diantaranya koneksi internet di mana saja Kemitraan ini sebagaimana dilakukan oleh PT.
tanpa kendala geografis yang mampu menjangkau Telkom dengan membangun kolaborasi bersama PT.
seluruh pelosok Indonesia, sehingga internet untuk Microsoft Indonesia, dalam rangka mempercepat
program ini dapat digunakan dimana saja bahkan di transformasi digital dan mewujudkan kedaulatan
daerah yang blank spot. Hal ini juga didukung dengan digital di Indonesia. Kemitraan ini juga dimaksudkan
akses internet broadband yang diberikan lebih dari untuk mendukung pemberdayaan ekonomi digital
cukup untuk berbagai macam aplikasi internet Indonesia. Transformasi digital penting dilakukan
seperti browsing, e-mail, social media, streaming musik/ untuk mengoptimalkan peran teknologi dalam
video dan lainnya. meningkatkan daya saing bangsa, di mana proses
Tantangan untuk mewujudkan kedaulatan pembangunan di berbagai bidang diharap akan
digital, sesungguhnya tidak hanya bertumpu pada semakin cepat berlangsung dan membawa dampak
upaya optimalisasi sarana dan prasarana TIK. positif bagi kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang Kemitraan Telkom dengan Microsoft diharapkan
akan mengelola sarana tersebut (talenta digital), juga dapat membantu menghadirkan solusi untuk
Budiman. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 171–180 175
harus berhadapan dengan penetrasi digital yang di berbagai sektor ekonomi serta aspek kehidupan
dilakukan oleh negara tetangga di perbatasan. lainnya. Ekosistem ekonomi digital bisa diartikan
Pembangunan infrastuktur digital di perbatasan sebagai terjadinya optimalisasi layanan serta produk
dalam rangka menciptakan kedaulatan digital, jangan yang mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.
hanya menguntungkan negara tetangga saja. Kedaulatan Optimalisasi ini akan menjadi akselerator Indonesia
digital di daerah 3T justru harus mendorong terciptanya untuk menjadi kekuatan utama ekonomi digital di
lingkungan digital, pembangunan masyarakat digital, regional dan dunia.
dan akselerasi ekosistem ekonomi digital. Lingkungan Upaya untuk mengoptimalkan kedaulatan digital
digital terkait dengan pembangunan infrastruktur dan di daerah 3T, juga perlu dilakukan dengan membangun
layanan telekomunikasi yang merata di seluruh daerah, konektivitas digital yang menghubungkan seluruh
sehingga masyarakat bisa mengakses jaringan internet. pelosok nusantara. Keberhasilan pembangunan
Masyarakat digital berarti lahir dan adanya banyak konektivitas digital dan talenta digital, prospeknya akan
talenta digital yang siap beraktivitas dan berkontribusi semakin ditingkatkan melalui ketersediaan program
178 Budiman. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 171-180
satelit “Satria”, pembangunan menara BTS, digital talent Walaupun tantangan yang dihadapi, masih banyak
scholarship, dan Gerakan Nasional Literasi Digital. tempat di Indonesia yang tidak memiliki jaringan
Potensi yang dimiliki oleh RRI Entikong dalam internet yang berkualitas. Setidaknya ada 12.548
menyampaikan siaran di perbatasan, akan semakin desa/kelurahan yang belum terjangkau sinyal 4G.
dimaksimalkan dengan bantuan konektivitas digital di Kemenkominfo akan menyelesaikan pembangunan
perbatasan. Melalui konektivitas digital, banyak potensi infrastruktur digital BTS di 4.200 desa/kelurahan
untuk disajikan materi kebangsaan yang berasal dari dan sebanyak 3.704 desa/kelurahan pada tahun 2022.
berbagai tempat, sharing informasi pembangunan, dan Tantangan lainnya berasal dari kemampuan talenta
potensi pengembangan usaha masyarakat. Bila potensi digital yang perlu ditingkatkan kompetensinya.
ini dapat tercapai, maka kedaulatan digital di daerah Percepatan mewujudkan kedaulatan digital di
3T akan benar-benar dapat terwujud. Hal ini selaras Indonesia, semakin berkualitas setelah Indonesia
dengan harapan Presiden, bahwa Program Konektivias memasuki era jaringan 5G. Walaupun potensi masalah
Digital 2021 menjadi momentum penting yang bisa keamanan juga dapat terjadi dari penyedia layanan
menghubungkan bangsa Indonesia dengan teknologi 5G itu sendiri. DPR menekankan tata kelola 5G
baru, dengan pola pikir baru, dengan mindset baru, harus mampu menciptakan peluang potensi dalam
dengan kesempatan bisnis global baru, dan dengan masa negeri secara optimal dan bersinergi dengan program
depan baru menuju Indonesia maju. percepatan transformasi digital.
Implementasi sistem penyiaran digital akan
Penutup menghasilkan digital deviden pada pita frekuensi 700
Kedaulatan digital merupakan suatu keharusan MHz. Peruntukan digital deviden tidak hanya untuk
sebagai negara berdaulat termasuk Indonesia. Hal ini keperluan peningkatan kualitas penyiaran, tetapi juga
sejalan dengan UUD 1945, bahwa bumi dan air dan untuk keperluan telekomunikasi seluler pita lebar
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai termasuk juga penguatan kualitas frekuensi di daerah
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar 3T. Bahkan secara makro, pada lima tahun ke depan
kemakmuran rakyat. Kedaulatan digital merupakan diharapkan akan berdampak pada PDB Indonesia.
kebijakan utama yang harus dilakukan Indonesia. Prospek kedaulatan digital di daerah 3T, ditujukan
Kedaulatan digital berarti berkuasa sepenuhnya terhadap untuk menjaga kedaulatan negara diantaranya pada
konten maupun peredaran informasi di dunia internet. wilayah terluar NKRI. Prospek kedaulatan digital
Aksesibilitas teknologi informasi komunikasi (TIK) (digital sovereignty) bagi masyarakat di daerah 3T
yang terbatas di daerah 3T menyebabkan terhambatnya diartikan sebagai kuasa penuh atas seluruh produk,
akselerasi digital di semua sektor kehidupan konten, dan layanan digital yang hadir di sebuah
masyarakat, termasuk juga daya pancar frekuensi digital. negara. Apalagi bila kedaulatan digital dimaksud harus
Kondisi ini sangat riskan bila harus berhadapan dengan berhadapan dengan penetrasi digital yang dilakukan
kemampuan negara tetangga dalam mengelola dan oleh negara tetangga di perbatasan.
memanfaatan teknologi digital. Walaupun daerah 3T Bercermin dari deskripsi tulisan ini, maka
sesungguhnya memiliki potensi sumber daya alam yang rekomendasi dalam mewujudkan kedaulatan digital
melimpah, namun karena kendala terbatasnya akses termasuk di daerah 3T yaitu:
terhadap layanan publik dan peluang ekonomi maka 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas
belum bisa menikmati manfaat pembangunan. lingkungan digital. Lingkungan digital dapat
Upaya penting dalam memperkuat kedaulatan diartikan sebagai terciptanya infrastruktur
digital adalah pikiran untuk tidak hanya menjadi dan layanan telekomunikasi yang merata di
konsumen digital termasuk yang terjadi di daerah seluruh daerah, sehingga masyarakat bisa
3T. Sebab, dari sinilah pintu masuk bagi upaya-upaya mengakses jaringan internet dan menggunakan
mengambil kedaulatan digital itu bermula. Daerah teknologi digital tanpa kendala. Pemutakhiran
3T di Indonesia juga harus bisa menjadi produsen infrastruktur telekomunikasi dari backbone
digital yang mampu digunakan di negara tetangga dan broadband yang memanfaatkan kabel optik dan
negara-negara lain di dunia. E-commerce, transportasi satelit, sehingga bisa diterima di semua tempat
dan makanan, online travel, online media, dan layanan termasuk daerah 3T. Pemanfaatan digital
finansial, menjadi sektor-sektor yang mempunyai deviden juga harus dilakukan secara efektif dan
peran krusial dalam mendorong pertumbuhan meningkatkan hasil guna.
ekonomi digital Indonesia.
Budiman. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 171–180 179
news/kolaborasi-telkom-dan-microsoft-untuk-
akselerasi-transformasi-digital-demi-wujudkan-
kedaulatan-digital-indonesia-1423
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang
Telekomunikasi. (1999).
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja. (2020).
ISSN 2656-923x
yang tidak termasuk dilarang oleh ketentuan peraturan kepentingan perusahaan, terutama bila dikaitkan
perundang-undangan sektoral yang ditetapkan dengan skala persaingan yang ketat di pasar global.
Menteri dalam bentuk PP atau didasarkan kepada Nugroho dan Wrihatnolo (2008: 106) juga
kesepakatan antara pemerintah dan DPR. Oleh karena menegaskan tujuan privatisasi untuk mendapatkan
itu, Menteri BUMN tidak dapat menetapkan semena- modal dari publik dan kemudian BUMN akan
mena privatisasi dari sebuah BUMN persero. ditinggalkan oleh pemerintah, merupakan pandangan
Tidak semua BUMN persero dapat diprivatisasi. yang keliru. Tujuan terpenting privatisasi adalah untuk
Sementara BUMN perum pasti tidak bisa diprivatisasi mengurangi campur tangan dari pemerintah sebagai
karena modalnya tidak dalam bentuk saham. Untuk pemegang saham mayoritas terhadap pengelolaan
membedakan BUMN yang dapat diprivatisasi BUMN dan untuk meningkatkan profesionalitas
dan tidak dapat diprivatisasi, maka harus dipatuhi operasional pengelolaan BUMN di masa yang akan
ketentuan dalam Pasal 76 UU tentang BUMN yang datang. Jika privatisasi BUMN merupakan inisisasi
menyatakan bahwa BUMN persero yang dapat dari pihak manajemen, maka dasar pertimbangan
diprivatisasi harus sekurang-kurangnya memenuhi atau tujuan privatisasi adalah: (a) mengurangi beban
kriteria; (a) industri/sektor usahanya kompetitif; dan keuangan negara (APBN) sekaligus membantu mencari
(b) industri/sektor usaha yang unsur teknologinya sumber pendanaan di luar pemerintah (divestasi saham);
cepat berubah. (b) meningkatkan efisiensi pengelolaan perusahaan; (c)
Walaupun dalam UU tentang BUMN sudah meningkatkan profesionalitas operasional pengelolaan
ditentukan syarat-syarat privatisasi BUMN, tetapi perusahaan; (d) mengurangi campur tangan pemerintah;
pemerintah harus mengkonsultasikannya dengan (e) mendukung dan mengembangkan bursa saham
DPR. Hal ini dikarenakan keputusan terhadap PMN dalam negeri dan (f) sebagai titik awal dalam memasuki
pada BUMN didasarkan atas persetujuan terlebih persaingan di pasar global.
dahulu dari DPR karena PMN bersumber dari APBN. Jika privatisasi merupakan cara untuk mendapatkan
Dengan kata lain, BUMN yang ingin melepaskan modal dari publik di luar PMN, maka tujuan akhirnya
sebagian sahamnya kepada publik (divestasi saham), adalah bagaimana meningkatkan keuntungan
maka BUMN tersebut juga harus mendapatkan perusahaan negara setiap tahunnya dengan penambahan
“legitimasi” dari DPR untuk diprivatisasi. Hal ini modal usaha. Jika BUMN memperoleh keuntungan dari
karena DPR berperan dalam menyetujui atau tidak hasil modal yang masuk ke perusahaan paska privatisasi,
menyetujui penambahan atau pengurangan modal maka pemilik saham baru juga akan memperoleh
negara pada BUMN. dividen yang sekaligus akan menambah kepercayaan
Ketentuan privatisasi BUMN kemudian diubah investor dan publik terhadap BUMN, termasuk
dengan dikeluarkannya PP Nomor 59 Tahun 2009 kepercayaan perusahaan lain yang bekerja sama dengan
tentang Perubahan atas PP Nomor 33 Tahun 2005. BUMN yang sudah go-public.
Dalam Pasal 5 disebutkan privatisasi BUMN dilakukan Walaupun ada inisiasi dari manajemen BUMN
dengan cara (a) penjualan saham berdasarkan untuk merencanakan privatisasi, namun sejak tahun
ketentuan dalam pasar modal; (b) penjualan saham 2010 berdasarkan PP Nomor 59 Tahun 2009 keputusan
secara langsung kepada investor; dan (c) penjualan akhir dari privatisasi adalah menjadi kewenangan
saham kepada manajemen dan/atau karyawan BUMN Menteri BUMN. Keputusan privatisasi juga tidak
persero yang bersangkutan. lagi mendapatkan persetujuan dari DPR tetapi hanya
Sebelum BUMN melaksanakan privatisasi, maka dikonsultasikan oleh Menteri BUMN kepada DPR.
manajemen BUMN harus mempersiapkan rencana Menurut penulis cara di atas perlu dihindari dan
privatisasi secara matang dan baik. Nugroho dan dikesampingkan apalagi jika tujuan dari privatisasi
Wrihatnolo (2008: 105) menegaskan proses privatisasi hanya untuk membayar utang BUMN. Untuk
yang ideal adalah apabila manajemen BUMN mulai diketahui, catatan total utang BUMN dari tahun ke
merencanakan inisiasi usulan privatisasi kepada tahun mengalami tren meningkat. Wakil Menteri
pemegang saham (pemerintah). Privatisasi bukan BUMN menyatakan utang BUMN per September
berdasarkan atas putusan pemerintah sendiri (top 2020 berjumlah Rp1.682 triliun. Tahun 2019 berjumlah
down). Sebab, putusan privatisasi atas inisisasi dari Rp1.393 triliun, tahun 2018 berjumlah 1.251,7 triliun dan
manajemen BUMN biasanya akan berjalan lancar. tahun 2017 berjumlah Rp943 triliun (Sari, 2021). Walau
Dalam persiapan privatisasi akan diuji kemampuan demikian kinerja keuangan BUMN juga relatif baik
pengelola BUMN itu sendiri apakah murni untuk dan meningkat seperti aset dan belanja modal sejak
184 Saragih. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 181–190
2015-2019 (Tabel 1). Tahun 2018 laba seluruh BUMN Muchayat (2010: 153-155,159) menegaskan terdapat
merupakan tertinggi selama periode tahun 2015-2019. beberapa tujuan penting BUMN melakukan privatisasi
Artinya BUMN masih berkinerja baik secara total. yakni: (a) untuk mencapai efisiensi yang maksimal
dan transparansi; (b) untuk meningkatkan kapitalisasi
Tabel 1. Profil Keuangan BUMN Tahun 2015-2019 saham perusahaan di pasar modal; (c) meningkatkan
(Dalam Triliun Rupiah) prinsip good corporate governance; (d) meningkatkan
Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019 akuntabilitas dan image publik terhadap perusahaan;
(e) memperbaiki proses internal (manajemen
Aset 5.760 6.473 7.210 8.186 8.734
perusahaan); (f) membangun hubungan baik jangka-
Ekuitas 1.991 2.257 2.380 2.580 2.664 panjang dengan shareholders; dan (g) membangun
Laba 150 176 186 189 152 rasa banga, rasa memiliki dan daya juang (engagement)
karyawan perusahaan bersangkutan.
Belanja Modal 221 266 315 448 361
Lebih lanjut Muchayat (2010) berpendapat bahwa
Sumber: Lampiran I Peraturan Menteri BUMN tentang Rencana
biasanya privatisasi dilakukan dengan tiga cara yakni
Strategis Kementerian BUMN 2020-2024.
(a) penawaran umum saham kepada publik (initial
Oleh karena itu, pertimbangan keberhasilan public offering); (b) penempatan modal langsung dari
dari paska privatisasi suatu perusahaan termasuk investor luar; dan (c) penjualan aset perusahaan (strategic
BUMN harus dapat dilihat dari perkembangan tingkat sale) atau likuidasi aset. Beberapa BUMN yang sudah
pengembalian dari aset yang dimiliki BUMN (return melaksanakan privatisasi sejak 1991 (Tabel 2).
on asset) dan tingkat pengembalian dari modal saham Dari Tabel 2 disimpulkan bahwa masih cukup
(ekuitas) yang dimiliki (return on equity). Singkatnya, banyak BUMN memilih Initial Public Offering (IPO)
paska privatisasi, BUMN harus untung sehingga tidak dalam hal strategi privatisasi yang disusul dengan
hanya memberikan kemakmuran bagi pemegang saham motode strategic sale. Pilihan-pilihan privatisasi
(shareholder) tetapi juga akan meningkatkan penerimaan tergantung kepada apa yang hendak “diperbaiki” oleh
pajak bagi negara seperti pajak penghasilan badan BUMN jika memutuskan privatisasi. Maka pilihan
dan individu. Yang tidak kalah penting juga dapat yang satu berbeda dengan yang lain walau sama-sama
meningkatkan pendapatan karyawan perusahaan. akan mendapatkan modal tambahan dari masyarakat.
Tabel 2. BUMN yang sudah Diprivatisasi Tahun 1991-2010
Tahun BUMN Saham yang Metode Modal yang Saham Milik
Dijual (%) Privatisasi Diperoleh Negara (%)
1991 PT Semen Gresik 27* IPO Rp280 miliar 65
8,0 Rp. 126 miliar
1994 PT Indosat, Tbk 10* IPO Rp2,53 triliun 65
25
1995 PT Timah, Tbk 25 IPO Rp511 miliar 65
10*
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 13 IPO Rp5,05triliun 80
1996 PT BNI, Tbk 25* IPO Rp920 miliar 9**
1997 PT Aneka Tambang, Tbk 35* IPO Rp603 miliar 65
1998 PT Semen Gresik, Tbk 14 strategic sale Rp1,31 triliun 65
1999 PT Pelindo II 49*** strategic sale USD190 juta 100
PT Pelindo III 51*** strategic sale USD157 juta 100
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 9,62 strategic sale Rp3,18 triliun 66,19
2001 PT Kimia Farma, Tbk 9,2* IPO Rp110 miliar 90,8
PT Indofarma, Tbk 19,8 IPO Rp150 miliar 80,2
PT Socfindo 30 strategic sale USD45,5 miliar 10
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 11,9 strategic sale Rp3,1 triliun 54,29****
2002 PT Indosat, Tbk 8,06 strategic sale Rp967 miliar 56,94*****
41,94 strategic sale USD608,4 juta 14,39
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 3,1 strategic sale Rp1,1 triliun 51,19
Saragih. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 181-190 185
Ikhsan (2002: 264) berpendapat umumnya terdapat Saragih (2014: 102-103) menegaskan dengan strategi
beberapa tujuan utama dari privatisasi yakni pertama, privatisasi maka diharapkan akan tercipta keterbukaan
memperbaiki efisiensi alokasi dan produktivitas (transparansi) pengelolaan khususnya pengelolaan
BUMN; kedua, memperkuat peran swasta dalam keuangan BUMN dan terbentuknya budaya disiplin
perekonomian untuk menjalankan fungsi fasilitator di organisasi yang tinggi. Selain itu, melalui privatisasi akan
luar pemerintah; ketiga, memperbaiki kondisi keuangan diperoleh sumber dana yang relatif murah dibandingkan
perusahaan publik; dan keempat, memfokuskan alokasi dengan melakukan pinjaman modal ke perbankan atau
dana atau anggaran negara pada kegiatan-kegiatan pinjaman luar negeri dengan bunga relatif tinggi.
pelayanan publik seperti penyediaan barang-barang
publik, pembangunan infrastruktur, dan bantuan sosial Penataan BUMN Sejak Tahun 1998
untuk mengurangi kemiskinan. Artinya, pemerntah Jauh sebelum lahirnya UU tentang BUMN1,
dapat mengurangi kepemilikannya pada BUMN dan pemerintah sudah mulai menata BUMN pada tahun
merealokasikan dananya kepada fungsi pelayanan 1998 “secara profesional” dengan terbitnya PP Nomor
publik yang menjadi tanggung jawab pemerintah (pusat). 50 Tahun 1998 tentang Pengalihan Kedudukan, Tugas
Dengan demikian pemerintah sudah memutuskan dan Kewenangan Menteri Keuangan Selaku Pemegang
pilihan yang tepat untuk tidak lagi melakukan PMN
pada BUMN, kecuali yang menyangkut hajat hidup
1 Sebelum disahkannya UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang
orang banyak dan cabang-cabang yang penting bagi BUMN sudah ada UU Nomor 1 Tahun 1969 tentang Bentuk-
negara. Bentuk Usaha Negara.
186 Saragih. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 181–190
Saham/RUPS pada Perusahaan Perseroan kepada konstitusional di luar Pasal 33 dan sebagian dari
Menteri Negara Pendayagunaan BUMN. Sebelum perusahaan negara yang konstitusional yakni pada
dikeluarkan PP Nomor 50 Tahun 1998, institusi yang sektor yang tidak memerlukan subsidi negara seperti
bertanggungjawab dalam menangani BUMN adalah sektor pertambangan mineral dan batubara. Sedangkan
Kementerian Keuangan sebagai pemegang saham BUMN pada sektor-sektor yang penting bagi negara
yang mewakili negara. Dalam upaya mengembangkan dan menguasai hajat hidup orang banyak tidak dapat
BUMN ke depan, maka pemeirntah mengganti UU diprivatisasi.
Nomor 1 Tahun 1969 dengan UU tentang BUMN yang Salah satu BUMN seperti PT Waskita Karya, Tbk
sampai 2021 masih diberlakukan. yang melakukan privatisasi pada tahun 2012 misalnya
Nugroho (2021), menegaskan bahwa PP Nomor dapat dikatakan cukup berhasil. PT Waskita Karya,
50 Tahun 1998 di atas lebih kepada upaya pemerintah Tbk menjelaskan pertimbangan dalam privatisasi adalah
untuk menjadikan BUMN “profesional” ke depannya, memperkuat struktur modal untuk pengembangan usaha,
dibandingkan dengan gaya manajemen perusahaan yang meningkatkan good corporate governance, kelangsungan
masih bersifat birokrasional/administrasional. Kemudian usaha dan peningkatan citra perusahaan di pasar. Melalui
pemerintah mengeluarkan PP Nomor 12 Tahun 1998 privatisasi tahun 2012 PT Waskita Karya berhasil
tentang Perusahaan Perseroan dan PP Nomor 13 Tahun meningkatkan laba bersih menjadi Rp254 miliar di tahun
1998 tentang Perusahaan Umum (perum). 2012 dari Rp172 miliar di tahun 2011. PMN kepada PT
Perbedaan bentuk badan usaha akan menghasilkan Waskita Karya, Tbk berhasil menambah nilai saham
perbedaan pengelolaan dan tujuan utama dari setiap milik pemerintah dari Rp3,974 miliar menjadi Rp15,237
BUMN persero dengan BUMN perum. BUMN perum miliar tahun 2012. PMN di PT Waskita Karya, Tbk
tidak terbagi atas saham (sero). PP di atas membuka adalah bentuk investasi yang tepat dilakukan pemerintah
peluang bagi BUMN persero untuk mencatatkan pada BUMN (Direktorat Jenderal Keuangan Negara,
sahamnya di bursa saham. Tetapi dengan lahirnya PP 2015). Tentu ada beberapa BUMN lagi seperti BUMN
Nomor 12 Tahun 1998 ini tidak serta merta BUMN sektor perbankan yang paska privatisasi (go public)
persero dapat langsung melakukan privatisasi (menjual memperolah peningkatan laba. Artinya jika privatisasi
sebagian atau seluruh sahamnya kepada publik). direncanakan dengan baik dan matang maka optimis
Dalam PP Nomor 12 Tahun 1998 tidak disebutkan paska privatisasi BUMN tersebut akan relatif mampu
secara konkret dan jelas soal privatisasi BUMN persero. bersaing di pasar yang akhirnya akan memberikan
Penambahan dan pengurangan modal negara pada keuntungan bagi perusahaan. Privatisasi juga harus
BUMN terutama persero diatur dalam PP tersendiri. memperhatikan lingkungan pasar industrinya. Apakah
Baru pada tahun 2003 pemerintah mengeluarkan UU sudah sangat ketat persaingan pasarnya ataukan masih
tentang BUMN sebagai payung hukum pengelolaan dimugkinkan BUMN dapat mendapatkan “celah pasar”
BUMN. Soal privatisasi BUMN diatur dalam Pasal (market niche) sebagai batu loncatan untuk “menguasai”
74 sampai Pasal 84. Adapun detail privatisasi BUMN pasar di lingkungan industrinya.
diatur dalam PP. Kemudian tahun 2005 pemerintah
mengeluarkan aturan konkret soal privatisasi BUMN Strategi Konsolidasi Melalui
dalam PP Nomor 33 Tahun 2005 tentang Tata Cara Holdingisasi BUMN
Privatisasi Perusahaan Perseroan. Dengan jumlah BUMN yang masih cukup banyak
Dengan terbitnya PP Nomor 59 Tahun 2009, saat ini, pilihan strategi konsolidasi tampaknya masih
politik privatisasi BUMN sudah bergeser kepada peran tepat untuk dilakukan. Salah satunya adalah dengan
yang lebih besar dan lebih luas kepada Kementerian melakukan restrukturisasi BUMN yang ada melalui
BUMN sebagaimana tertuang dalam Pasal 12 dan pengabungan BUMN ke dalam cluster di bawah satu
Pasal 12A. Sebaliknya dalam hal penambahan modal BUMN induk. BUMN yang dijadikan induk (holding
negara pada BUMN yang bersumber dari APBN company) merupakan persero yang baru dibentuk atau
maka pemerintah harus tunduk kepada DPR. Sebab BUMN yang sudah ada ditunjuk sebagai perusahaan
kebijakan fiskal dalam APBN termasuk belanja induknya. Status BUMN yang sudah ditetapkan dalam
menjadi tanggung jawab dan kewenangan DPR baik strategi holdingisasi akan menjadi anak usaha dari
penyusunannya, pembahasannya dan penetapannya. BUMN induk. Tetapi sampai saat ini belum ada suatu
Nugroho (2021: 241-242) menjelaskan berdasarkan keputusan politik pemerintah, apakah anak perusahaan
konstitusi UUD Negara RI Tahun 1945, maka dari BUMN induk masih tetap berstatus sebagai
privatisasi dapat diterapkan pada BUMN yang non- BUMN atau tidak. Strategi restrukturisasi (holdingisasi)
Saragih. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 181-190 187
BUMN ini diperkuat dengan dikeluarkannya Keppres saing termasuk BUMN yang memiliki lini usaha yang
Nomor 40/M Tahun 2020 tentang Pembentukan Tim sama. Kementerian BUMN pernah mengeluarkan
Percepatan Restrukturisasi BUMN. blueprint BUMN di mana jumlah BUMN menjadi
Holding BUMN pertama kali dilakukan pada sekitar 80-85 perusahaan pada tahun 2014. Jumlah
tahun 1997. Sedangkan privatisasi sudah dilakukan pada BUMN tersebut direncanakan akan semakin berkurang
tahun 1991. Sampai tahun 2021 strategi holdingisasi menjadi 25 perusahaan pada tahun 2025 (Muchayat,
BUMN sudah dilakukan terhadap beberapa BUMN 2010: 96-97).
yakni: (1) holding industri pupuk dari 10 anak Sejalan dengan pemikiran Muchayat, menurut
perusahaan; (2) holding industri semen dari 15 anak Nugroho (2021: 198-199) pembentukan holding
perusahaan dan PT Semen Indonesia sebagai holding company adalah solusi dari restrukturisasi BUMN.
company; (3) holding sektor pertambangan mineral dan Tetapi pemerintah kurang memahami tujuan holding
batubara dari 4 anak perusahaan dan PT Indonesia sebenarnya jika pilihan yang digunakan terbatas pada
Asahan Aluminium sebagai holding company; (4) holding ekonomi konstitusi. Pendekatan utama dan pertama
sektor minyak dan gas bumi dengan PT Pertamina sebaiknya adalah pendekatan bisnis atau korporasi.
sebagai holding company dan PT PGN, Tbk sebagai anak Oleh karena itu pada umumnya ada tiga tujuan
perusahaan; (5) holding industri farmasi; (6) holding pembentukan holding company yakni (1) konsolidasi
sektor kehutanan dengan Perum Perhutani sebagai finansial guna memperkuat keuangan perusahaan dalam
holding company membawahi 5 anak perusahaan; (7) melakukan ekspansi usaha; (2) konsolidasi operasi
holding sektor perkebunan dengan PT Perkebunan antar-anak perusahaan terutama holding integrasi-
Nusantara III sebagai holding company dari 13 anak vertikal untuk meningkatkan efisiensi korporasi; dan (3)
perusahaan; dan (8) holding industri farmasi dari 2 anak menciptakan nilai-nilai perusahaan secara keseluruhan
perusahaan dan PT Biofarma sebagai holding company setelah holdingisasi.
(Aksara, 2021). Lebih jauh Nugroho berpandangan konsep
Muchayat (2010:149-150) berpandangan pada atau model pembentukan holding company umumnya
umumnya terdapat dua strategi retrukturisasi BUMN dilakukan dengan strategi korporasi melalui beberapa
yakni restrukturisasi organisasi (holdingisasi) dan pilihan holding. Pertama, konsolidasi sektor bisnis
restrukturisasi permodalan. Restrukturisasi permodalan (sector consolidation-based holding company), bertujuan
BUMN dapat dilakukan tanpa melaksanakan untuk melakukan sinergi dalam satu sektor bisnis yang
holdingisasi. Restrukturisasi modal dapat dilakukan sebelumnya berjalan sendiri-sendiri. Kedua, strategi
dengan (1) meningkatkan PMN terhadap BUMN dan integrasi finansial ke dalam satu perusahaan induk
(2) menawarkan strategi bisnis perusahaan kepada (financial integration-based holding company) di mana
investor swasta dalam rangka memperbaiki struktur akan memudahkan anak-anak perusahaan melakukan
modal perusahaan. Oleh karena itu strategi holdingisasi ekspansi (investasi) usaha karena manajemen keuangan
sama dengan restrukturisasi organisasi BUMN melalui perusahaan telah diintegrasikan/dikonsolidasikan.
penggabungan BUMN-BUMN baik melalui metode Ketiga, strategi integrasi vertikal (vertical integration-
merger atau akuisisi. based holding company) bertujuan untuk meningkatkan
Strategi restrukturisasi atau holdingisasi tersebut efisiensi dari hulu sampai hilir oleh perusahaan induk.
sebenarnya sudah dilakukan pada BUMN sektor migas Terakhir, pendekatan pasar (market control-based holding
yakni dengan dijadikannya PT Pertamina (persero) company) bertujuan untuk dapat mendominasi atau
sebagai holding company. Sedangkan PT Perusahaan menguasai pangsa pasar yang lebih besar dan luas
Gas Negara, Tbk adalah sebagai anak perusahaan PT yang sebelumnya hanya mendapatkan celah pasar saja
Pertamina (persero). Sedangkan PT Pertamina Gas— (market niche). Kontrol pasar penting namun tidak
yang merupakan anak usaha BUMN PT Pertamina melanggar larangan praktik monopoli atau oligopoli
(persero) sebelum holdingisasi—sudah diakuisisi oleh dalam berusaha.
PT PGN, Tbk karena memang satu lini bisnis dengan Dari analisis di atas, maka dapat dikatakan strategi
PT PGN, Tbk yakni gas bumi. holding tidak kalah penting dengan strategi privatisasi.
Konsolidasi BUMN melalui holdingisasi Keduanya bertujuan untuk membentuk (reinventing)
sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai strategi BUMN agar lebih lincah, efisien, kuat dan memiliki
rightsizing (ukuran yang pas). Artinya Kementerian nilai-nilai perusahaan sesuai standar perusahaan
BUMN akan terus melakukan langkah penyederhanaan global atau multinasional. Kedua-duanya juga
BUMN-BUMN dengan jumlah yang ideal dan berdaya harus didasarkan kepada pendekatan bisnis, bukan
188 Saragih. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 181–190
pendekatan politik dan tidak karena alasan BUMN Mustafa Abubakar, Direktur Utama Perum Badan
adalah milik dan di bawah kendali negara. Pada Urusan Logistik (2007-2009) mengemukakan
akhirnya kedua pendekatan tersebut harus mampu dua strategi memajukan BUMN yakni pertama,
menghasilkan keuntungan (profit) tidak hanya bagi mereformasi kantor Kementerian BUMN dan
perusahaan tetapi juga bagi negara dan masyarakat. kedua, mereformasi BUMN itu sendiri. Model
Memperhatikan profil BUMN saat ini di mana yang digagas Mustafa Abubakar di atas merupakan
masih terdapat BUMN yang belum menghasilkan laba, lanjutan dari model yang digagas oleh Tanri Abeng,
maka pemerintah harus lebih cepat mengevalusasi Sugiharto dan Sofyan Djalil dalam mengembangkan
sebelum mengambil keputusan politik apakah BUMN di jamannya. Mustafa Abubakar memotivasi
BUMN tetap dipertahankan, dilikuidasi, ataukah BUMN-BUMN dengan melakukan sinergi antar-
dikembangkan melalui holdingisasi atau privatisasi. BUMN sebagai langkah penting (stepping stone)
Namun dengan kondisi pasar domestik yang relatif untuk merealisasikan pembentukan holding BUMN
belum seketat persaingan di pasar global, maka (Nugroho, 2021: 144). Artinya kekompakan dan
BUMN yang berkinerja baik dengan perolahan laba kesatuan visi pimpinan BUMN dibutuhkan jauh
yang relatif sedikit dapat dikembangkan jika negara sebelum proses privatisasi atau holingisasi dilakukan.
ingin mendapatkan nilai atau keuntungan jangka Paska holdingisasi ataupun privatisasi, campur
panjang. Sebab menata BUMN harus bersifat jangka tangan pemerintah, dalam hal ini Kementerian
panjang dan berkesinambungan. BUMN, sudah waktunya untuk dieliminasi agar
Salah satu tujuan holdingisasi dari BUMN sektor pengelola BUMN tidak terkekang dengan adanya
farmasi di mana PT Biofarma sebagai perusahaan berbagai regulasi yang justru menghambat ruang gerak
induk—misalnya, adalah untuk memperkuat (keleluasaan) dari manajemen. Pemerintah justru harus
kemadirian industri farmasi nasional, meningkatkan mempelajari keberhasilan strategi BUMN di negara
ketersediaan produk-produk farmasi, dan menciptakan maju antara lain Inggris, Korea Selatan, Tiongkok, dan
inovasi bersama dalam penyediaan produk-produk Singapura.
farmasi ke depan (Biofarma, 2021). Sedangkan tujuan
pembentukan holding BUMN aviasi dan pariwisata Penutup
diharapkan menjadi katalis untuk pemulihan industri Pilihan strategi untuk memajukan BUMN masih
pariwisata dalam negeri dengan bergabungnya PT banyak. Setiap pilihan strategi yang akan ditempuh
Garuda Indonesia, Tbk sebagai salah satu anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
perusahaan tahun 2023. Adapun perusahaan induknya Fenomena holdingisasi yag digagas Kementerian
adalah BUMN PT Aviasi Pariwisata Indonesia/Aviata BUMN sejak awal tahun 2020, hendaknya
(Anwar, 2021). direncanakan secara matang, prudent, dan melalui suatu
Kementerian Keuangan (2015) menegaskan bahwa kajian yang komprehensif, termasuk pilihan strategi
dalam pembentukan holding BUMN pemerintah privatisasi seperti yang telah dilakukan pemerintah
perlu mengambil langkah yang hati-hati (prudent) sejak tahun 1991.
dengan melakukan kajian secara komprehensif. Pemerintah juga secara bersamaan dapat
dengan mempertimbangkan variabel makro dan mikro melakukan privatisasi tetapi dengan berbagai
ekonomi. Proses pembentukan holding membutuhkan persyaratan yang ketat dengan perencanaan yang baik
waktu relatif lama dan perolehan keuntungan paska dan tujuan yang jelas dan terukur. Strategi privatisasi
holding tidak bisa dengan instan. Tetapi setelah BUMN juga harus disesuaikan dengan kondisi
holding diproyeksikan akan diperolah nilai tambah terkini perusahaan dan lingkungan pasar industrinya.
atau return jangka panjang yang lebih besar bagi Baik strategi privatisasi maupun holdingisasi harus
perusahaan jika dibandingkan dengan kerumitan memiliki tujuan yakni untuk memajukan BUMN.
teknis pelaksanaannya. Kedua strategi tersebut dapat saja dilakukan secara
Dibalik strategi privatisasi atau holdingisasi paralel atau bersamaan namun untuk saat ini yang
BUMN, peran leadership dalam BUMN menentukan relatif mudah dilakukan adalah strategi holdingisasi.
keberhasilan dari pilihan-pilihan strategi dalam Pemerintah juga harus memperhatikan pandangan
memajukan BUMN. Di atas kertas pilihan apapun atau usul inisiasi dari pihak manajemen BUMN untuk
yang akan diambil jajaran pimpinan BUMN—bukan melakukan privatisasi, karena “biasanya” memiliki
pemilik BUMN—sangat bergantung kepada tangan- tujuan yang baik dengan visi yang lebih jelas dan
tangan pelaksana dalam internal BUMN tersebut. konkret.
Saragih. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 181-190 189
sejumlah negara lain mengedepankan Indo-Pasifik dilatarbelakangi oleh kepentingan dan persaingan
sebagai kawasan yang bebas dan terbuka (free and open). negara-negara besar, seperti dalam konflik LCS,
Sementara Indonesia berpandangan bahwa Indo- perdamaian di Semenanjung Korea, konflik China-
Pasifik tidak boleh dimaknai hanya dalam konteks Taiwan, dan pakta trilateral AUKUS. Dengan AOIP,
bebas dan terbuka. Indonesia sejak awal berpandangan seharusnya ASEAN dapat memainkan perannya
bahwa Indo-Pasifik juga harus memiliki karakteristik sebagai penyeimbang dua kekuatan global yang tengah
lain, yaitu inklusif, transparan, dan komprehensif; berkontestasi, yakni China dan AS, terutama dalam
mendatangkan manfaat bagi kepentingan jangka menyikapi sejumlah persoalan keamanan di kawasan.
panjang seluruh negara di kawasan; dan didasarkan Informasi dan data yang relevan yang diperoleh
pada komitmen bersama untuk mewujudkan melalui studi kepustakaan, seperti dari jurnal, surat
perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama kabar, dan internet menjadi bahan yang digunakan
(Scott, 2019). Selain itu, Indonesia juga mengusung oleh penulis untuk menganalisis permasalahan yang
gagasan mengenai kesatuan pandangan di antara dibahas dalam tulisan ini.
negara-negara ASEAN mengenai kerja sama Indo-
Pasifik serta memperjuangkan peran sentral ASEAN Konflik Laut China Selatan
dalam kerja sama tersebut. Pandangan Indonesia ini Tidak dapat dipungkiri, konflik Laut China
telah dikemukakan sebelumnya oleh Menlu Marty Selatan (LCS) yang melibatkan China dan sejumlah
Natalegawa dalam kunjungannya di Washington D.C., negara ASEAN dan Taiwan ini menjadi isu yang paling
AS, pada bulan Mei 2013 (Natalegawa, 2013). menarik perhatian dan bisa menjadi “penghambat”
Kerja sama Indo-Pasifik yang dikembangkan oleh kerja sama Indo-Pasifik jika belum juga diperoleh
ASEAN melalui AOIP pada dasarnya dapat dipahami solusi damainya. Perkembangan situasi di lapangan
sebagai implementasi pendekatan multilateralisme memang belum menunjukkan tanda-tanda konflik
dalam studi hubungan internasional. Namun perlu akan mereda, bahkan sebaliknya memperlihatkan
diperhatikan juga, bahwa ASEAN bukan satu-satunya situasi yang tidak kondusif yang disebabkan oleh
entitas yang mendorong kerja sama di kawasan Indo- sikap asertif China di wilayah perairan yang sedang
Pasifik. Terdapat sejumlah kekuatan, baik dari dalam dipersengketakan itu, sehingga mengundang
maupun luar kawasan yang mengusulkan konsep kemarahan beberapa negara yang berkonflik dengan
kerja sama Indo-Pasifik dengan pendekatan dan China di LCS. Pada 4 Oktober 2021, misalnya,
latar belakang kepentingan mereka masing-masing. Kementerian Luar Negeri Malaysia memanggil Duta
Kerja sama Indo-Pasifik yang didorong oleh AS dan Besar China, Quyang Yujing, untuk menyampaikan
negara-negara sekutunya merupakan salah satu konsep posisi dan protes keras Malasyia terhadap keberadaan
kerja sama yang bisa mempengaruhi arah dan bentuk dan aktivitas kapal China, termasuk kapal survei, yang
arsitektur kerja sama dan keamanan di kawasan. memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) Malaysia
Konsep Indo-Pasifik yang diusung oleh AS dan negara- di LCS. Kemenlu Malaysia menuduh China telah
negara sekutunya lebih relevan dipahami melalui melanggar hukum nasional dan internasional dengan
pendekatan keamanan internasional. Dari perspektif kehadiran kapal-kapalnya di lepas pantai negara bagian
ini, Indo-Pasifik sebagai istilah dan fenomena dapat Sabah dan Sarawak, di bagian pulau Kalimantan,
dimaknai dalam konteks dinamika persaingan Malaysia. Protes Malaysia terhadap China terkait
kekuatan utama dunia (great power politics rivalry) di masalah tersebut merupakan yang kedua kalinya
kawasan. sepanjang tahun ini (Muhaimin, 5 Oktober 2021).
Pengembangan konsep Indo-Pasifik yang Sebelumnya, Filipina juga mengajukan protes
dituangkan ASEAN dalam AOIP, dan pandangan keras kepada China karena kapal-kapal nelayan China
Indonesia terkait Indo-Pasifik di atas, yang menjadi kembali memasuki perairan sengketa di LCS yang
dasar dalam pembahasan tulisan ini, pada hakekatnya diklaim Manila. Kawasan yang dimaksud dikenal
adalah sebuah komitmen jangka panjang tentang dengan nama Scarborough Shoal, kawasan terumbu
pentingnya mewujudkan stabilitas keamanan dan karang yang terletak 218,5 kilometer sebelah barat
perdamaian serta kemakmuran bersama di kawasan pulau Luzon, Filipina. Menlu Filipina mengirimkan
yang tercakup dalam geopolitik Indo-Pasifik. tiga pesan melalui Twitter terkait protes ini.
Permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah, Hal itu merupakan langkah baru Filipina sejak
bagaimana ASEAN memanfaatkan AOIP untuk intens berseteru dengan China soal zona ekonomi
menjawab persoalan keamanan di kawasan yang eksklusifnya sejak awal 2020. Protes ini bukan pertama
194 Muhamad. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 191–199
kalinya diajukan Filipina ke China. Hal sama pernah terwujudnya perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran
dilakukan pada bulan April 2021, saat ratusan kapal bersama di kawasan. Implikasi dari situasi keamanan
nelayan China memenuhi LCS (Arbar, 1 Oktober di LCS yang belum kondusif, apalagi jika terjadi
2021). Protes keras Manila terhadap Beijing soal konflik terbuka, jelas bisa menghambat kerja sama
sengketa teritorialnya dengan China di LCS semakin Indo-Pasifik. Kerja sama di kawasan dalam kerangka
kuat dilakukan pasca-Putusan Mahkamah Arbitrase Indo-Pasifik, seperti halnya dalam bidang ekonomi
PBB di Den Haag, pada 2016, yang mengabulkan dan perdagangan bisa terganggu, karena jalur pelayaran
keberatan Filipina atas klaim dan aktivitas China di sekitar perairan LCS yang biasa dilalui kapal dagang
LCS. negara-negara kawasan tidak aman untuk dilewati,
Vietnam, yang pernah berkonflik secara yang dampaknya juga bisa menaikan biaya asuransi
terbuka dengan China di LCS, meski akhir-akhir keamanan kapal. Implikasi lainnya, potensi kerja
ini kedua negara mencoba meredam konflik dengan sama yang hendak dibangun negara-negara di kawasan
mengembangkan hubungan ekonomi, potensi dalam kerangka Indo-Pasifik juga tidak bisa optimal
konflik tetap terbuka karena masing-masing negara dijalankan, seperti keinginan untuk memperkuat
bersikukuh pada pendiriannya soal kepemilikan konektivitas maritim dan penguatan kerja sama
sebagian wilayah mereka di LCS. Pada bulan April dalam pencapaian SDGs, karena mereka juga harus
2021, misalnya, Vietnam mengirim kapal perangnya, memerhatikan persoalan keamanan di kawasan yang
fregat Quang Trung, ke wilayah perairan di sekitar belum teratasi dan perlu diupayakan solusinya.
Kepulauan Spratly di LCS yang dipersengketakan Solusi atas sengketa LCS memang tidak mudah,
dengan China (Sorongan, 13 April 2021). Kementerian terutama menghadapi sikap keras China yang
Luar Negeri Vietnam saat itu menuduh China telah bersikukuh ingin menguasai LCS. China mengklaim
melanggar kedaulatan wilayahnya di sekitar perairan 80 persen perairan LCS menjadi miliknya. Bisa
Kepulauan Spratly, yang diklaim Vietnam secara jadi, konflik LCS akan berkepanjangan dan sulit
historis sebagai tempat penangkapan ikan miliknya. dicapai solusinya dalam waktu dekat, dan bukan
Ketegangan yang mewarnai LCS tidak saja tidak mungkin akan melibatkan kekuatan besar
disebabkan oleh adanya manuver kapal-kapal dari lain, khususnya AS, sebagai rival utama China, dalam
negara-negara yang sedang berkonflik teritorial perebutan pengaruh dan kekuasaan di LCS. Di sinilah
di LCS, tetapi juga bisa disebabkan oleh hadirnya peran ASEAN untuk tampil sebagai penyeimbang
kekuatan-kekuatan besar lain yang memiliki dua kekuatan besar tadi, yaitu dengan mengingatkan
kepentingan di LCS. Sebagai salah satu jalur dan menegaskan kepada mereka (China dan AS)
perlintasan utama kapal-kapal dagang dan kapal-kapal untuk tidak mengambil jalan sepihak yang bisa
tanker pengangkut migas dunia, LCS memiliki arti mengancam stabiltas keamanan di kawasan, tetapi
strategis bagi banyak negara di dunia, sehingga mereka sebaliknya, mereka (China dan AS) harus mendukung
pun merasa berkepentingan untuk mengamankannya, terciptanya stabilitas keamanan di kawasan Indo-
antara lain dalam bentuk gelar latihan bersama, meski Pasifik, yang sejalan dengan AOIP. Dalam dokumen
kemudian menimbulkan ketegangan. Kehadiran kapal- AOIP, yang diinisiasi oleh Indonesia dalam proses
kapal perang Inggris, Perancis, Jerman, dan Australia pembentukannya, antara lain menegaskan pentingnya
dalam gelar latihan bersama dengan AS, bahkan juga penghormatan terhadap hukum internasional,
dari India di perairan LCS, meski berdalih untuk termasuk UNCLOS 1982, dalam memelihara dan
memperluas hubungan keamanan dengan negara- menjaga stabilitas keamanan dan perdamaian di
negara sahabat, telah menimbulkan ketegangan di kawasan Indo-Pasifik. Hal tersebut sudah tentu juga
LCS karena direspons negatif oleh China yang merasa mencakup keamanan di kawasan LCS.
berhak menguasai wilayah itu (Puspaningrum, 4
Agustus 2021). Perdamaian di Semenanjung Korea
Saat ini eskalasi di LCS belum juga usai, dan Perdamaian di Semenanjung Korea yang belum
diprediksi masih jauh dari usai. Aktivitas China yang terwujud juga menjadi tantangan bagi negara-negara
makin agresif di LCS membuat panas semua negara, di kawasan, termasuk ASEAN dengan AOIP-nya
tidak terkecuali AS sebagai rival utamanya di kawasan. yang mengharapkan pengembangan kerja sama
Situasi yang tidak kondusif ini menjadi tantangan bagi dalam kerangka Indo-Pasifik tidak terganggu
ASEAN, yang melalui AOIP-nya ingin menghadirkan dengan isu keamanan di kawasan yang belum tuntas
kerja sama Indo-Pasifik yang didasarkan atas penyelesaiannya. Sebagaimana diketahui, perang
Muhamad. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 191–199 195
Korea yang berkecamuk selama tiga tahun (1950- Korut tersebut mengancam kepentingan nasionalnya.
1953), diakhiri pada 27 Juli 1953 dengan Kesepakatan Bagi AS dan Korsel, perang Korea belum berakhir dan
Gencatan Senjata antara pihak-pihak yang bertikai, Korut tetap dianggap sebagai musuh.
antara lain pendiri Korut Kim Il Sung. Kesepakatan Situasi keamanan di Semenanjung Korea yang
itu antara lain mengatur pembentukan Zona belum kondusif, sudah tentu juga, menjadi tantangan
Demiliterisasi (DMZ) untuk memisahkan Korea Utara bagi ASEAN dalam mewujudkan stabilitas keamanan
dan Korea Selatan, dan mengizinkan kembalinya para di kawasan dalam kerangka kerja sama Indo-Pasifik.
tahanan. Namun, tidak ada perjanjian perdamaian Karena jika konflik terbuka terjadi, dampaknya
yang ditandatangani setelah itu, sehingga secara tidak saja dirasakan oleh negara-negara di sekitar
resmi perang antara kedua negara Korea masih belum Semenanjung Korea, tetapi juga kawasan Indo-
berakhir (dw.com., 25 Juni 2020). Pasifik, yang mencakup negara-negara yang berada di
Situasi di Semenanjung Korea, yang belum kawasan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, di
menunjukkan titik terang bagi terwujudnya mana banyak negara yang berada di kawasan ini juga
perdamaian, semakin sulit diperediksi arah dan berkepentingan menjalin hubungan ekonomi dengan
perkembangannya karena rezim Korut, yang kini negara-negara yang berada di sekitar Semenanjung
dipimpin oleh Kim Jong Un (cucu dari pendiri Korut Korea. Sebaliknya, Jepang, Korea Selatan dan
Kim Il Sung) cenderung tertutup dan otoriter dalam China, yang wilayah negaranya berdekatan dengan
memutuskan berbagai kebijakan negara, terlebih yang Semenanjung Korea dan dengan kapasitas ekonominya
berkaitan dengan bidang pertahanan dan keamanan. yang kuat, memiliki hubungan ekonomi yang luas
Sejauh ini, program nuklir dan pengembangan sistem dan potensial dengan negara-negara yang tercakup
persenjataan strategis menjadi sesuatu hal yang dalam Indo-Pasifik. Oleh karena itu, bisa dipastikan
dirahasiakan, dan biasanya baru diketahui ketika bahwa perdamaian di Semenanjung Korea yang belum
dilakukan uji coba (Tasic, 2019). Rudal hipersonik terwujud dan tidak jelas arah perkembangannya,
Hwasong-8 yang diklaim Korut berhasil diuji coba ditambah dengan kepemilikan Korut akan senjata
luncurkan pada 28 September 2021 adalah salah satu nuklir, menjadi faktor yang tidak menguntungkan bagi
sistem persenjataan strategis baru yang dimiliki Korut. pengembangan kerja sama Indo-Pasifik.
Dengan kecepatan hampir lima kali kecepatan suara Oleh karena itu juga, ASEAN, yang
(Mach 5) atau sekitar 6.200 kilometer per jam, rudal berkepentingan dengan pengembangan kerja sama
hipersonik itu hanya memberi musuh waktu sedikit Indo-Pasifik, perlu terlibat aktif dalam mencari solusi
untuk bereaksi (The Jakarta Post, 28 September 2021). terbaik bagi penyelesaian konflik di Semenanjung
Pada 19 Oktober 2021, bersamaan dengan Korea. ASEAN harus terlibat aktif dalam mendorong
pembukaan pameran senjata di Seoul (Korsel), Korut dan mengupayakan terwujudnya perdamaian secara
kembali melakukan uji coba peluncuran rudal balistik permanen di Semenanjung Korea. ASEAN, dalam
dari pantai timurnya (tempo.co., 19 Oktober 2021). kerangka AOIP, harus memanfaatkan modalitas
Uji coba peluncuran rudal balistik yang berulangkali yang dimilikinya, seperti ASEAN Regional Forum
dilakukan Korut menimbulkan kekhawatiran (ARF), untuk mengajak para pihak yang berkonflik
internasional, khususnya negara-negara di kawasan, di Semenanjung Korea melakukan dialog secara
karena selain telah melanggar Resolusi Dewan aktif dan berkesinambungan membicarakan upaya
Keamanan PBB yang melarang Korut melakukan uji perdamaian yang dapat diterima semua pihak. Dialog
coba peluncuran rudal balistik, bisa saja langkah Korut harus dikedepankan dan dijaga momentumnya agar
tersebut direspons dengan kekuatan militer oleh proses perdamaian di Semenanjung Korea tidak
negara besar lain di kawasan, dalam hal ini AS, yang terhenti di tengah jalan. AOIP harus dijadikan
melihat langkah Korut tersebut sebagai ancaman bagi modalitas oleh ASEAN untuk memainkan peran
negaranya. Apalagi analis internasional menilai bahwa penting dalam mencari solusi damai di Semenanjung
kapasitas sistem persenjataan rudal Korut mampu Korea dalam kerangka keamanan di Indo-Pasifik.
menjangkau sejumlah titik strategis di kawasan, Sementara itu Indonesia, sebagai bagian dari
termasuk AS, sehingga menimbulkan kecemasan ASEAN, dan sebagai negara yang memiliki hubungan
negara-negara lain (Panda, 17 September 2021). AS, baik dengan Korut, juga harus terlibat aktif dalam
sebagai negara pendukung Korsel dalam perang mendorong terjadinya proses dialog dan perdamaian
melawan Korut, bisa dipastikan akan merespons setiap di Semenanjung Korea. Politik luar negeri bebas aktif
tindakan yang dilakukan Korut, terlebih jika tindakan harus bisa dijalankan secara konstruktif oleh Indonesia
196 Muhamad. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 191–199
konflik China-Taiwan. Meskipun sulit bagi ASEAN Karena itu, AUKUS sebetulnya bagian dari strategi
untuk terlibat dalam penyelesaian konflik China- AS untuk membendung pengaruh China dengan
Taiwan, tetapi dalam kerangka AOIP, ASEAN memperkuat sekutunya di kawasan (Australia). Upaya
harus bisa mengingatkan para pihak yang berkonflik, mengimbangi kekuasaan China di Indo-Pasifik
terutama China, untuk mengedepankan cara-cara merupakan salah satu agenda prioritas kebijakan luar
non militer dalam mengatasi konfliknya dengan negeri AS di bawah Joe Biden. Strategi mengimbangi
Taiwan. Terhadap AS, yang memiliki kepentingan ancaman China melalui AUKUS, mencerminkan
dengan Taiwan, dan dalam kerangka menjaga pendekatan klasik negara-negara Barat ketika
stabilitas keamanan di Indo-Pasifik, juga harus menghadapi kekuatan regional yang sedang bangkit.
diingatkan oleh ASEAN untuk menjaga stabilitas China, sebagai rival AS, sudah tentu mengecam
keamanan di Selat Taiwan. Pertemuan ASEAN dan menolak kehadiran AUKUS, dan berharap
dengan negara-negara mitra dialog (yang antara lain ASEAN juga menolaknya, karena dianggap
mencakup China dan AS) di KTT ASEAN, ataupun mengganggu kesepakatan proliferasi nuklir di
di pertemuan regional lainnya dalam kerangka kerja kawasan dan bisa merusak keamanan regional.
sama Indo-Pasifik, harus dimanfaatkan oleh ASEAN Posisi China tersebut dikemukakan oleh Dubes
untuk menyampaikan dan mengingatkan semua China untuk ASEAN, Deng Xijun, dalam acara
pihak di kawasan untuk menjaga dan memelihara “ASEAN-China Survey 2021”, pada 22 Oktober 2021
stabilitas keamanan dan perdamaian di kawasan (cnnindonesia.com., 22 Oktober 2021). Sebelumnya,
Indo-Pasifik. Indonesia, sebagai bagian dari ASEAN, sudah
menyatakan keberatannya atas rencana Australia
Aliansi Trilateral AUKUS membangun kapal selam nuklir sebagai bagian dari
Aliansi trilateral AUKUS yang dibentuk pada kemitraannya dengan AS dan Inggris dalam AUKUS
15 September 2021 oleh Australia, Inggris dan AS, (cnndindonesia.com., 18 Oktober 2021). Sikap Indonesia
perlu juga dicermati oleh ASEAN dalam kaitannya kembali ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo
dengan pengembangan kerja sama Indo-Pasifik. (Jokowi) dalam KTT Asia Timur, pada 27 Oktober
Salah satu isu yang mengemuka dibalik pembentukan 2021, yang dilaksanakan secara daring, yang juga
aliansi trilateral AUKUS adalah kekhawatiran banyak dihadiri oleh negara-negara mitra dialog ASEAN
negara terhadap perlombaan senjata di kawasan. di kawasan, di antaranya AS dan Australia, yang
Kekhawatiran itu beralasan, karena fenomena menyampaikan kekhawatirannya terhadap Pakta
perlombaan senjata berpeluang besar mengarah AUKUS karena dapat memicu meningkatnya rivalitas
pada peperangan. Hal ini terjadi karena sindrom di kawasan (Republika, 28 Oktober 2021). Pada saat
“dilema keamanan” (security dilemma) di mana negara itu, Jokowi menegaskan bahwa ASEAN tidak boleh
selalu merasa tidak aman karena melihat negara lain terjebak dalam rivalitas di antara negara-negara besar
memperkuat militernya. Dalam konteks AUKUS, di kawasan dengan berbagai kepentingannya. Sikap
yang perlu dipahami adalah adanya kebijakan yang dikemukakan Jokowi ini bisa dimaknai bahwa
melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga ASEAN harus tampil sebagai penyeimbang di antara
nuklir. Kapal selam itu tidak dilengkapi dengan senjata AUKUS yang dimotori oleh AS dan China yang
nuklir, hanya bertenaga nuklir. Tujuan Australia menentang kehadirannya.
membangun kapal selam sebetulnya tidak lepas dari Itu artinya, ASEAN harus bisa mengambil peran
ambisi AS memulihkan hegemoninya di kawasan Indo- netral dan proporsional, tidak terjebak ke dalam
Pasifik (Mead, 27 September 2021). “permainan” negara-negara besar di kawasan dengan
Jadi, AS lah yang paling berkepentingan dalam berbagai kepentingannya, tetapi sebaliknya, harus
kesepakatan trilateral AUKUS tersebut. Australia bisa mengarahkan kekuatan dan potensi negara-
di sini berperan sebagai sekutu yang loyal. Ini bukan negara besar di kawasan ke arah penguatan kerja
pengalaman baru bagi Australia. Di era Perang sama Indo-Pasifik yang konstruktif, yang sejalan
Dingin, Australia pernah tergabung dalam ANZUS, dengan AOIP, di antaranya penguatan kerja sama
yaitu aliansi keamanan beranggotakan Australia, untuk menjaga dan memelihara stabilitas keamanan
Selandia Baru, dan AS. Bedanya, jika ANZUS dan perdamaian di kawasan. Di sini Indonesia,
dimaksudkan untuk membendung pengaruh Uni dengan politik luar negerinya yang bebas aktif,
Soviet, maka AUKUS dialamatkan kepada China bisa memainkan peran di antara “karang-karang
(Rosyidin, publika.rmol.id., 19 September 2021). kepentingan” negara besar, dan juga dalam kerangka
198 Muhamad. PARLIAMENTARY REVIEW, Vol. III No. 4 (Desember 2021) 191–199
1. PARLIAMENTARY REVIEW merupakan review terhadap suatu isu aktual dan/atau strategis dari
sudut pandang keilmuan yang berbeda dalam rangka memenuhi kebutuhan Anggota DPR RI atas
informasi yang lebih variatif dan mendalam.
2. Naskah ditulis dengan huruf Arial ukuran 12, spasi 1,5, pada kertas A4 dengan margin atas 2,54 cm;
bawah 2,54 cm; kiri 3,17 cm; dan kanan 3,17 cm.
3. Jumlah halaman naskah minimal 15 halaman dan maksimal 17 halaman. Jika terdapat data
pendukung (tabel, diagram, gambar, dan grafik) dalam naskah maka jumlah halaman naskah
minimal 13 halaman dan maksimal 15 halaman.
4. Artikel ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Sistematika penulisan:
I. Judul, nama, dan alamat email penulis
II. Abstrak dan kata kunci
III. Pendahuluan (latar belakang, permasalahan, tujuan, tinjauan pustaka)
IV. Metode Penelitian (jika tulisan merupakan hasil penelitian)
V. Hasil dan Pembahasan
VI. Penutup (kesimpulan dan rekomendasi)
VII. Ucapan terima kasih
VIII. Daftar Pustaka
6. Judul ditulis dengan huruf kapital.
7. Nama penulis, jabatan, bidang kepakaran, dan alamat e-mail dicantumkan pada halaman pertama
setelah judul.
8. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan huruf Arial, ukuran 11, spasi 1,
sebanyak 150-200 karakter, yang menggambarkan esensi isi keseluruhan tulisan secara ringkas dan
jelas.
9. Kata kunci ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, 3-5 kata.
10. Penulisan sumber kutipan atau rujukan menggunakan sistem catatan perut (APA Styles), dengan
tetap dimungkinkan catatan kaki hanya untuk menerangkan.
Diterbitkan oleh:
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
PUSLIT BKD Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Penulisan Kutipan berdasarkan APA 6th edition
(Garrod & Wilson, 2003: Garrod, B., & Wilson, J. (2003). Marine ecotourism: issues and
45) experiences (book 7). England: Channel View Publica-
tions.
(Haybron, 2008: 440) Haybron, D.M. (2008). Philosophy and the science of sub-
jective well-being, dalam M. Eid & R. J. Larsen (ed.),
The Science of Subjective Well-Being (hlm. 435-450).
New York: Guilford Press.
Database Online (Bloomberg, 2008) Institusi. (Tahun). Judul Publikasi [Jenis data]. Di-
akses dari URL
Publikasi Online:
Institusi. (Tahun). Judul Publikasi (nomor publikasi).
Tempat: Penerbit. Diakses dari URL.
(Kyriakides, Archambault, Kyriakides, L., Archambault, I., & Janosz, M. (2009). Search-
& Janosz, 2009: 3). ing for stages of effective teaching: a study testing the
validity of the dynamic model in Canada. Journal of
Classroom Interaction, 6(5), 1–12. https://doi.org/10.4319/
lo.2013.58.2.0489.
(Kim, 2010: 311) Kim, C., Mirusmonov, M., & Lee, I. (2010). An empirical ex-
amination of factors influencing the intention to use
mobile payment. Computers in Human Behavior. 26. 310-
322. Diakses dari http://www.sciencedirect.com.
Working paper Penulis. (Tahun). Judul working paper (Nama Seri dan
nomor jika ada). Tempat: Penerbit.
(Benito & Young, 2002: 7) Benito, A., & Young, G. (2002). Financial pressure and balance
sheet adjustments by UK Firms (Bank of England No. 168).
London: Bank of England.
Majalah (Barile, 2011:14) Penulis. (Tahun, bulan tanggal). Judul Artikel. Nama
Majalah, volume, halaman.
Majalah Online:
Penulis. (Tahun, bulan tanggal). Judul
Artikel. Nama Majalah. Diakses dari URL.
(Herculano-Houzel, et al., Herculano-Houzel, S., Collins, C.E., Wong, P., Kaas, J.H. &
2008:12594) Lent, R. (2008). The basic nonuniformity of the cer-
ebral cortex. Prosiding The National Academy of Sciences,
USA, 105, 12593-12598. doi:10.1073/pnas.0805417105