Anda di halaman 1dari 6

“ Triage Literatur yang digunakan di IGD “

NAMA : CHIKA AMELIA ARYANTI


NIM : 2720190103
KELAS : P2K/7

Jl. Raya Jatiwaringin No.12, RT.006/RW.005, Jaticempaka, Kec. Pondokgede,


Kota Bks, Jawa Barat 17411
A. PENGERTIAN
Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat
kegawatan kondisinya.
Triage terdiri dari upaya klasifikasi kasus cedera secara cepat berdasarkan keparahan
cedera mereka dan peluang kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis yang
segera. Sistem triage tersebut harus disesuaikan dengan keahlian setempat. Prioritas yang
lebih tinggi diberikan pada korban yang prognosis jangka pendek atau jangka panjangnya
dapat dipengaruhi secara dramatis oleh perawatan sederhana yang intensif.
Sistem triase biasanya sering ditemukan pada perawatan gawat darurat di suatu bencana.
Misalnya ada beberapa orang pasien yang harus ditangani oleh perawat tersebut.dimana
setiap pasien dalam kondisi yang berbeda. Jadi perawat harus mampu menggolongkan
pasien tersebut dengan sistem triase. Pasien pertama kondisinya sudah tidak mungkin
untuk diselamatkan lagi ( sudah meninggal), terdapat luka parah atau kebocoran di
kepala, sehingga pasien tersebut digolongkan pada triase lampu hitam. pasien kedua
kondisinya mengalami patah tulang, luka-luka dan memar pada tubuhnya, sehingga
pasien berteriak, mungkin karena kejadian yang membuat pasien syok, maka pasien
diklasifikasikan pada triase lampu hijau, tidak perlu penanganan cepat. Selanjutnya
ditemui pasien dengan kondisi lemah, kritis, nadi lemah, serta pernafasan yang sesak.
Maka pasien ini lah yang sangat membutuhkan pertolongan pada saat itu, yang tergolong
pada triase lampu merah. Karena jika tidak diselamatkan, nyawa pasien bisa tidak
tertolong lagi.
B. TUJUAN TRIAGE
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa. Tujuan triage
selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau drajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan, adapun tujuan triage dan system triage yang baik adalah Dengan triage
tenaga kesehatan akan mampu;
a. Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien
b. Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan lanjutan
c. Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses
penanggulangan/pengobatan gawat darurat.
Sistem Triage dipengaruhi oleh :
a. Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan
b. Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien
c. Denah bangunan fisik unit gawat darurat
d. Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis

C. TIPE TRIAGE DI RUMAH SAKIT


a. Tipe 1 : Traffic Director or Non Nurse
- Hampir sebagian besar berdasarkan system triage
- Dilakukan oleh petugas yang tak berijasah
-   Pengkajian minimal terbatas pada keluhan utama dan seberapa sakitnya
- Tidak ada dokumentasi
- Tidak menggunakan protocol
b. Tipe 2 : Cek Triage Cepat
- Pengkajian cepat dengan melihat yang dilakukan perawat beregistrasi
atau dokter
- Termasuk riwayat kesehatan yang berhubungan dengan keluhan utama
- Evaluasi terbatas
- Tujuan untuk meyakinkan bahwa pasien yang lebih serius atau cedera
mendapat perawatan pertama
c. Tipe 3 : Comprehensive Triage
- Dilakukan oleh perawat dengan pendidikan yang sesuai dan
berpengalaman
- 4 sampai  5 sistem kategori
- Sesuai protocol
D. KLASIFIKASI DAN PENENTUAN PRIORITAS
Berdasarkan prioritas keperawatan dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi :
Tabel 1. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)
KLASIFIKASI KETERANGAN
Prioritas I (MERAH) Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu
resusitasi dan tindakan bedah segera,
mempunyai kesempatan hidup yang besar.
Penanganan dan pemindahan bersifat segera
yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan
dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan
nafas, tension pneumothorak, syok
hemoragik, luka terpotong pada tangan dan
kaki, combutio (luka bakar tingkat II dan III
> 25 %
Prioritas II (KUNING) Potensial mengancam nyawa atau fungsi
vital bila tidak segera ditangani dalam
jangka waktu singkat. Penanganan dan
pemindahan bersifat jangan terlambat.
Contoh : patah tulang besar, combutio (luka
bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma
thorak / abdomen, laserasi luas, trauma bola
mata.
Prioritas III (HIJAU) Perlu penanganan seperti pelayanan biasa,
tidak perlu segera. Penanganan dan
pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka
superficial, luka-luka ringan.
Prioritas 0 (HITAM) Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka
sangat parah. Hanya perlu terapi suportif.
Contoh henti jantung kritis, trauma kepala
kritis.
Triase bencana bertujuan untuk mengerahkan segala daya upaya yang ada
untuk korban-korban yang masih mungkin diselamatkan sebanyak mungkin
(do the most good for the most people).Tabel 1. Triase Bencana

Kriteria Deskripsi
Merah Korban dalam kondisi kritis dan membutuhkan pertolongan segera
Kuning Korban tidak dalam kondisi kritis namun membutuhkan pertolongan segera
Hijau Trauma minor dan masih mampu berjalan (walking wounded)
Hitam Meninggal

Tabel 2. Kategori triase berdasarkan beberapa sistem

Level (ESI) Warna (MTS) Kriteria CTAS Kriteria ATS


Level 1 Merah Resusitasi Segera mengancam nyawa
Level 2 Oranye Emergensi Mengancam nyawa
Level 3 Kuning Segera (urgen) Potensi mengancam nyawa
Level 4 Hijau segera (semi urgen) Segera
Level 5 Biru Tidak segera Tidak segera
DAFTAR PUSTAKA
Anonimity. --- . Tindakan Triase Saat Keadaan Bencana http://bencana-kesehatan.net/index.php?
option=com_content&view=article&id=101&Itemid=106&lang=id. diakses tanggal 11
September 2013

Anonimity. 2009. Triage, Disaster Management.


http://onesoliha.wordpress.com/2009/02/16/triage-disaster-management/. diakses tanggal 11
September 2013

Dokter Medis. 2009. Triage. http://dokter-medis.blogspot.com/2009/06/triage.html. diakses


tanggal 11 September 2013

Puskesmas Oke. 2008. Sejarah, Konsep dan Kategorisasi Triage. http://puskesmas-


oke.blogspot.com/2008/12/sejarah-konsep-dan-kategorisasi-triage.html. diakses tanggal 11
September 2013

Anda mungkin juga menyukai