Anda di halaman 1dari 5

1.

Pertanyaan :
Mengacu pada pertimbangan putusan MA yang disebutkan di soal, Berikan
pendapat saudara dikaitkan dengan fungsi hukum law as a tool of social
engineering!
Jawaban :
Salah satu pertimbangan putusan MA atas kasus BN bahwa Penjatuhan pidana
dalam perkara a quo diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi Terdakwa
pada khususnya maupun masyarakat Indonesia pada umumnya agar dapat
lebih berhati-hati dalam memanfaatkan dan menggunakan media elektronik,
terlebih lagi yang menyangkut data pribadi seseorang ataupun pembicaraan
antar personal, dimana pemanfaatan dan penggunaannya harus dilakukan atas
persetujuan orang yang bersangkutan.
Sedangkan pengertian fungsi dari hokum law as a tool of social engineering
adalah teori yang dikemukakan oleh Roscoe Pound, yang berarti hukum
sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat, dalam istilah ini hukum
diharapkan dapat berperan merubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat,
dengan disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Indonesia. Dimana kondisi
yang terjadi di Indonesia adalah maraknya penyebaran informasi tanpa
peijinan dari orang yang terlibat langsung dalam media tersebut, hal ini
menyebabkan menyebarnya data pribadi seseorang ataupun pembicaraan antar
personal, dimana pemanfaatan dan penggunaannya sering kali tanpa
persetujuan orang yang terlibat.

2. Pertanyaan 1 :
Mengapa masih terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak
masyarakat hukum adat oleh negara, terutama hak ulayat, meskipun telah ada
ketentuan Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang memberikan jaminan hak
konstitusional masyarakat hukum adat ? Silakan dianalisis kelemahan dari
ketentuan Pasal 18B ayat (2) UUD 1945.
Jawaban :
Pasal 18B ayat (2) UUD 1945
“Negara mengakui dan menghormati Kesatuan - kesatuan masyarakat hukum
adat beserta Hak - hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam Undang - Undang.”
Kalimat “sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam Undang – Undang” pada
pasal 18B ayat (2) UUD 1945 menjadi kelemahan pada hokum ulayat
tersebut.
Maraknya pelanggaran-pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat
hukum adat oleh negara, terutama hak ulayat. Dimana hukum Negara yang
diciptakan melahirkan ketidakadilan terhadap masyarakat hukum adat, seperti
hilangnya tanah-tanah ulayat dalam kawasan hutan akibat UU Kehutanan,
perampasan.

Pertanyaan 2 :
Kaitkan tanggapan anda bahwa pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat
hukum adat oleh negara tidak terlepas dari pengaruh politik hukum masa
kolonial yang dicantumkan dalam Algemene Bepalingen, Reglemen Regering
dan lndische Staatregeling
Jawaban :
Ada 2 point penting dalam politik hokum masa colonial yang dicantumkan
dalam Algemene Bepalingen, Reglemen Regering dan lndische Staatregeling
dan masih diterapkan hingga masa pemerintahan sekarang, yakni:
Ada 2 macam (BesluiT) Ketetapan raja :
- Sebagai tindakan eksekutif (sifatnya menetapkan)
-Sebagai tindakan Legislatif (sifatnya mengatur)
Dengan adanya point tersebut mengakibatkan masyarakat adat tidak bisa
berbuat banyak ketika pemerintahan sudah mengeluarkan undang undang
kehutanan dan perampasan sebagai perkembangan Negara.

3. Soal 1:
Pertanyaan 1:
Siapa yang menjadi ahli waris dari A?
Jawaban :
a. Menurut hubungan darah:
- Golongan laki-laki, terdiri dari ayah, anak laki-laki, saudara laki-
laki, paman, dan kakek.
- Golongan perempuan, terdiri dari ibu, anak perempuan, saudara
perempuan dan nenek.
Pertanyaan 2:
Besarnya bagian warisan dari masing-masing ahli waris?
Jawaban :

a. Bagian Kakek

Sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, bagian


kakek sudah ditentukan, yaitu berhak atas 1/6 bagian dari harta
waris.

b. Bagian Nenek

Sebagaimana yang telah kami jelaskan sebelumnya, bagian


kakek sudah ditentukan, yaitu berhak atas 1/6 bagian dari harta
waris.

c. Bagian Anak
Dikarenakan selaku anak, merupakan ahli waris asabah, maka
perlu dihitung terlebih dahulu besaran harta waris yang tersisa setelah
dikurangi dengan bagian ahli waris dzul faraid, dengan rumus berikut:

Dalam kasus ini, perhitungannya adalah sebagai berikut:


Sisa Harta waris = 6/6 – 2/6 = 4/6

Sehingga, sisa harta waris yang berhak dibagi kepada ketiga anak pewaris ialah 4/6
bagian dari harta waris.
 
Selanjutnya, hitung bagian masing-masing anak.
Diketahui bahwa:
A = Anak laki laki
B = Anak Perempuan (1)
C = Anak Perempuan (2)

Sehingga bagian masing-masing, sebagaimana yang kami jelaskan sebelumnya, yaitu:


A = 2, B = 1, dan C = 1.
A= Bagian A / Bagian A+B+C = 2 / 2+1+1 = 2/4
B= Bagian b / Bagian A+B+C = 1 / 2+1+1 = 1/4
C= Bagian A / Bagian A+B+C = 2 / 2+1+1 = 1/4

Kemudian, besaran bagian tersebut dijumlahkan sebagai penyebut, sehingga masing-


masing anak mendapat bagian sebagai berikut:

Setelah itu, kalikan bagian masing-masing dengan sisa harta waris tadi, sehingga
hasilnya sebagai berikut:

A= 2/4 x 4/6 = 2/6


B= ¼ x 4/6 = 1/6
C= ¼ x 4/6 = 1/6

 
Dengan demikian, bagian masing-masing ahli waris dalam kasus Anda adalah sebagai
berikut:
Kakek            : 1/6 bagian;
Nenek : 1/6 bagian;
Anak laki-laki             : 2/6 bagian;
Anak perempuan (1)                : 1/6 bagian;
Anak perempuan (2)                 : 1/6 bagian.

Soal 2:
Pertanyaan 1 :
Pada saat A meninggal dunia, tentukan siapa saja yang dapat menjadi ahli waris dari
A?
Jawaban:

Menurut hubungan darah:

- Golongan laki-laki, terdiri dari ayah, anak laki-laki, saudara laki-


laki, paman, dan kakek.
- Golongan perempuan, terdiri dari ibu, anak perempuan, saudara
perempuan dan nenek.
Pertanyaan 2 :
Tentukan siapa yang bukan menjadi ahli waris A dan berikan alasan atas jawaban
anda
Jawaban :
Yang bukan ahli waris A adalah seorang ibu yang bernama Z, karena secara
hubungan darah beliau tidak memiliki hubungan sama sekali dengan ahli waris A.

Anda mungkin juga menyukai