Anda di halaman 1dari 11

TUGAS UJIAN PRAKTEK IPS

TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Ketua : Andika Putra Prayoga (06)

Anggota : Moch Bayu Putra Ramadhan (23)

Guru Pengawas

Bu HERI PUJI ASTUTI, S.Pd.

Bu HARTINI, S.Pd.
PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI

● BOM ATOM Hiroshima Dan Nagasaki

Pemboman atom di Hiroshima dan Nagasaki sudah disiapkan selama 6 tahun lamanya.
Bom tersebut adalah hasil kerja rahasia para ilmuwan dari Eropa dan Amerika Utara.

1. Peringatan Einstein Pada 1939 Albert Einstein menandatangani surat yang


memperingatkan Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin D Roosevelt tentang potensi
destruktif nuklir, yang ditemukan oleh ahli kimia Jerman, Otto Hahn. Surat itu berisi
tentang proses yang bisa menghasilkan "bom jenis baru yang sangat kuat". Roosevelt
kemudian membentuk Badan Penasihat Uranium.

2. Pearl Harbor Pada 7 Desember 1941 pesawat tempur Jepang menghancurkan banyak
armada Pasifik AS yang berbasis di Pearl Harbor. Keesokan harinya AS terjun ke Perang
Dunia II.

3. Proyek Manhattan Pada Agustus 1942, AS resmi meluncurkan program rahasia untuk

2
mengembangkan bom atom. Proyek ini telah disetujui tahun sebelumnya dan dikenal
sebagai Proyek Manhattan, dan menghabiskan dana sekitar 2 miliar dollar AS. Pada 1943
Robert Oppenheimer ditunjuk sebagai direktur ilmiah dari laboratorium rahasia di Los
Alamos, New Mexico, yang akan merakit bom tersebut. Proyek ini turut melibatkan
fisikawan ternama dari AS, Inggris, dan Kanada, selain beberapa peneliti lain yang kabur
dari pendudukan Nazi. Baca juga: Pemanasan Laut 2019 Setara dengan

5 Bom Atom Per Detik.

4. Target potensial Sekitar awal 1945, target-target dari daftar kota di Jepang disusun dan
dievaluasi, untuk dipilih kota mana yang akan dijatuhi bom atom. Hiroshima yang
merupakan kota terbesar ketujuh Jepang ada di urutan teratas daftar itu. Sementara itu
Kyoto tidak jadi target karena faktor sejarah dan budayanya.

5. Bom konvensional Pada 9-10 Maret 1945, pesawat tempur AS menjatuhkan bom secara
besar-besaran di Tokyo dan kota-kota besar Jepang lainnya. Sekitar 100.000 orang
meninggal di ibu kota.

6. Pertempuran Okinawa Kemudian pada 26 Maret Pertempuran Okinawa dimulai. Lebih


dari 100.000 tentara Jepang dan sejumlah warga sipil lainnya tewas dalam perang 3 bulan
itu, sedangkan di kubu AS 12.000 tentara terbunuh. Pertempuran ini dimanfaatkan para
pejabat AS untuk membenarkan penggunaan bom atom, karena invasi ke Jepang via darat
diperkirakan akan memakan biaya lebih besar. Pada 12 April Roosevelt meninggal, dan
digantikan Harry Truman yang mempelajari Proyek Manhattan. Baca juga: Dua Gedung
yang Selamat dari Bom Atom di Hiroshima Bakal Dihancurkan

7. Jerman menyerah Jerman menyerah pada 8 Mei tetapi pertempuran masih berlanjut di
Asia dan Pasifik.

Truman berkata ke para pemimpin Jepang, jika mereka tidak menyerah "mereka mungkin
akan dihujani puing-puing dari angkasa, yang belum pernah terlihat di Bumi sebelumnya."
Kemudian pada 8 Agustus Uni Soviet menyatakan perang ke Jepang, dan sehari berselang
bom atom kedua meledak di Nagasaki pukul 11.02. Sekitar 74.000 orang tewas akibat
serangan itu. Pada 15 Agustus Kaisar Jepang Hirohito memberi tahu rakyatnya bahwa
mereka kalah perang. Namun Hirohito tetap bertahta selama rekonstruksi negara pasca

2
perang. 11. Bom Soviet pertama Empat tahun setelah Hiroshima dan Nagasaki
dihancurkan, tepatnya pada 29 Agustus 1949, Uni Soviet berhasil menguji bom atom
buatan sendiri di Kazakhstan dan menjadi negara kedua dengan senjata nuklir di dunia.
Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada
bulan Agustus 1945, tahap akhir Perang Dunia Kedua. Amerika Serikat menjatuhkan bom
dengan persetujuan dari Britania Raya sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Quebec.
Dua operasi pengeboman yang menewaskan sedikitnya 129.000 jiwa ini merupakan
penggunaan senjata nuklir masa perang untuk pertama dan terakhir kalinya dalam
sejarah.Tanggal 6 Agustus, AS menjatuhkan bom atom uranium jenis bedil (Little Boy) di
Hiroshima. Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman meminta Jepang menyerah 16 jam
kemudian dan memberi peringatan akan adanya "hujan reruntuhan dari udara yang belum
pernah terjadi sebelumnya di muka bumi." Tiga hari kemudian, pada tanggal 9 Agustus, AS
menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki. Dalam kurun dua sampai
empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan
90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki; kurang lebih separuh
korban di setiap kota tewas pada hari pertama. Pada bulan-bulan seterusnya, banyak
orang yang tewas karena efek luka bakar, penyakit radiasi, dan cedera lain disertai sakit
dan kekurangan gizi. Di dua kota tersebut, sebagian besar korban tewas merupakan warga
sipil meskipun terdapat garnisun militer besar di Hiroshima.Tanggal 15 Agustus, enam hari
setelah pengeboman Nagasaki dan Uni Soviet menyatakan perang, Jepang menyatakan
menyerah kepada Sekutu. Tanggal 2 September, Jepang menandatangani instrumen
penyerahan diri yang otomatis mengakhiri Perang Dunia II. Pengaruh pengeboman ini
terhadap penyerahan diri Jepang dan alasan etisnya masih diperdebatkan sampai sekarang

2
● Peristiwa Rengasdengklok

Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah


pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng
31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul
03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian
didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sampai dengan

terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr.
Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan
terutama setelah Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Pasifik.Menghadapi desakan
tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta,
Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa

2
yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA
mendukung rencana tersebut. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya
akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 di Lapangan
IKADA (yang sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau di rumah Bung Karno di Jl.
Pegangsaan Timur No. 56. Akhirnya, dipilihlah rumah Bung Karno karena di Lapangan
IKADA sudah tersebar bahwa ada sebuah acara yang akan diselenggarakan, sehingga
tentara-tentara Jepang sudah berjaga-jaga, untuk menghindari kericuhan, antara
penonton-penonton saat terjadi pembacaan teks proklamasi, dipilihlah rumah Soekarno di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah
Djiaw Kie Siong. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok
pada Kamis tanggal 16 Agustus, sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan
Indonesia.Karena tidak mendapat berita dari Jakarta, maka Jusuf Kunto dikirim untuk
berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta,
Kunto hanya menemui Wikana dan Mr. Achmad Soebardjo, kemudian Kunto dan Achmad
Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, Fatmawati dan Guntur.
Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk
membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Pada tanggal 16 Agustus
tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.Keesokan harinya, tepatnya tanggal
17 Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi
Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang
"dipinjam" (tepatnya sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut
Jerman, Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta,
tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan
pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang
dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno
dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila
kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia,
menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang. Sebelumnya golongan pemuda
telah mengadakan suatu perundingan di salah satu lembaga bakteriologi di Pegangsaan
Timur Jakarta, pada tanggal 15 Agustus. Dalam pertemuan ini diputuskan agar pelaksanaan
kemerdekaan melepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari
Jepang. Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno pada malam harinya tetapi
ditolak oleh Soekarno karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.

2
● Rapat di Rumah Laksanakan Maeda

Seusai peristiwa tersebut, baik golongan muda maupun golongan tua sepakat agar
proklamasi segera disusun dan diumumkan kemerdekaan Indonesia. Seluruh pihak
memang menginginkan agar kemerdekaan Indonesia segera diumumkan. Mereka pun
mencari tempat yang dirasa cukup aman untuk merumuskan naskah proklamasi. Rumah
perwira tinggi Angkatan Laut Jepang di Indonesia Laksamana Tadashi Maeda, yang berada
di Jalan Meiji Dori (sekarang Jalan Imam Bonjol Nomor 1), Jakarta Pusat, dipilih sebagai
lokasi perumusan naskah teks proklamasi pada dini hari, 17 Agustus 1945. Baca juga: Kisah
Perjuangan dari Bekasi, Tanah Patriot dan Para Jawara yang Sulit Ditaklukkan Belanda
Mengapa di kediaman Laksamana Tadashi Maeda? Kisahnya, tokoh pergerakan saat itu,
Achmad Soebardjo, memiliki kedekatan dengan Laksamana Maeda. Kedekatan ini
membuat Maeda lebih lunak terhadap keinginan Indonesia untuk merdeka. Soebardjo
diketahui aktif di organisasi Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia saat di Belanda.
Pada masa pergerakan, Ia menjadi wakil Indonesia bersama Moh. Hatta dalam "Liga
Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah" pertama di Brussels dan Jerman.
Ketika kembali ke Indonesia, Soebardjo aktif menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan kemudian Panitia Persiapan

2
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Laksamana Maeda sudah kenal dengan Pelajar Indonesia
saat menjadi Atase di Den Haag dan Berlin pada 1930.

Peristiwa ini berlangsung menjelang waktu subuh, hari Jumat, tanggal 17 Agustus 1945
bertepatan pada bulan suci Ramadhan. Setelah naskah proklamasi ditandatangani, tim
perumus membicarakan mengenai tempat pembacaan naskah proklamasi. Dan atas
pertimbangan keamanan, maka Soekarno mengumumkan bahwa pembacaan naskah
proklamasi diadakan di halaman depan rumah kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur
no.56, pukul 10.00 WIB. Lokasi tersebut kini diabadikan sebagai Taman Proklamasi. Rumah
Laksamana Tadashi Maeda menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jauh sebelum
menjadi rumah Laksamana Tadashi Maeda, bangunan tersebut merupakan kediaman
resmi Konsulat Kerajaan Inggris. Saat pendudukan Jepang di Indonesia, rumah itu pun
beralih fungsi menjadi kediaman Laksamana Tadashi Maeda sejak 1942 hingga 1945.

2
● PROKLAMASI

"Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.


Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l, diselenggarakan dengan
tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja"

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 1945

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

2
● Pegangsaan Timur No.56 Jakarta

Peristiwa bersejarah dibacakannya teks proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir.


Soekarno dengan didampingi Drs. Mohammad Hatta dan disaksikan oleh sebagian
besar rakyat Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Peristiwa
Proklamasi tersebut berlangsung di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, kediaman Ir.
Soekarno yang kemudian dikenal dengan nama Jl. Proklamasi No. 56 Jakarta. Pada
saat Jepang mendekati masa kehancuran dengan jatuhnya bom Amerika Serikat di
Hiroshima dan Nagasaki, perjuangan pergerakan rakyat Indonesia mencapai
puncaknya. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk
mengumumkan kemerdekaan. Para pemimpin pergerakan nasional dan para
pemuda pada masa itu sangat sibuk di kota Jakarta untuk membicarakan masalah
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dalam membicarakan masalah proklamasi itu
timbul perbedaan pendapat antara golongan tua Soekarno-Hatta dengan kaum
pemuda yang dipimpin oleh Sukarni. Perbedaan pendapat itu menimbulkan
peristiwa Rengasdengklok yang akhirnya timbul kesepakatan bahwa proklamasi
harus dicetuskan di Jakarta.Sebelum peristiwa Proklamasi kemerdekaan tersebut

2
telah dilakukan beberapa kali pertemuan oleh para pemuda, antara lain berlokasi di
Jl. Pegangsaan 13 dan Jl. Cikini 17 Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai