DI SUSUN OLEH:
NIM : 021.02.1141
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Disusun oleh:
Mahasiswa
NPM: 021.02.1141
Mengetahui
(Ns. Antoni Eka Fajar Maulana., M.Kep) (Ns. Diana Setiawati., S.Kep)
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. S DENGAN KEGAWATAN SISTEM RESPIRASI
Pengkajian
a. IDENTITAS
Nama/Initial : Tn.S
Umur : 51 Tahun
Alamat : lingkungan gebang barat pagesangan timur
Pekerjaan : wiraswasta/pengusaha
Tanggal MRS : minggu, 06 Maret 2022
Tgl pengkajian : senin, 07 Maret 2022
Penanggung Jwb : Tn. H ( Anak Pasien)
Alamat : lingkungan gebang barat pagesangan timur
No.Register : 436100
Dx.Medis : Tetanus Abses Manus + Post Debridement + Post
Tracheostomy
b. KELUHAN UTAMA
Saat MRS
Keluarga mengatakan pasien mengalami kaku diseluruh badan,
keluarga juga mengatakan bahwa pasien seminggu yang lalu mengalami
luka dibagian jari tangan kanan akibat terkena seng pada saat bekerja.
Saat Pengkajian
Pasien tampak lemas, terdapat luka post op dibagian jari tangan
kanan yang ditutupi kasa steril, kesadaran stupor GCS 5, ( E1, V1, M3)
TTV : TD 169/106 mmHg, RR 29 x/m, Spo2 95%, S 38,5°C, N 124 x/m,
MAP 127. Terpasang ventilator, Terpasang asering 20 tpm via syring
pump, terpasang NGT dan kateter urin.
d. PEMERIKSAAN FISIK
□ AIRWAY : Jalan nafas tidak efektif, terpasang NGT,
dan ventilator Rhonci/Wheezing (+/+)
□ BREATHING : pasien tampak sesak, pernafasan tidak
efektif, tarikan dinding dada cepat dan
dangkal, frekuensi nafas 29X/menit,
□ CIRCULATION : N 124x/menit, S 38,50c, SpO2 95%, akral
hangat, CRT <2 detik.
□ DISABILITY : GCS STUPOR E:1 V:1 M:3 total=5
penurunan kesadaran disebapkan oleh
□ EXPOSURE : Seluruh tubuh pasien terlihat tidak ada
kelainan dan badan pasien tidak ada
kekurangan
□ FULL Vital Sign & Five Intervention
Batuk o Vesikuler
o Wheezing
o Ronki
Sputum o Produktif
o Tidak produktif
Alat Bantu Nafas o Coklat
o Kental
o Berdarah
o Encer
Lain-Lain o
• Pola eliminasi
Sebelum masuk rumah sakit keluarga mengatakan pasien BAB normal
1 x sehari BAK 4-5 x sehari
Pada saat di rumah sakit keluarga mengatakan pasien belum BAB
setelah post op debridemen tetanus dan terpasang kateter urin.
h. PEMERIKSAAN LABORATORIUM/RADIOLOGI
□ √ Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Pasien (PT) 10.8 Detik 9.9 – 11.6
Kontrol (PT) 10.6 Detik
INR 1.04
Pasien (APTT) 25.6 Detik 23.9 – 39.8
Kontrol 26.1 Detik
Albumin 3.4 Detik 3.4 -4.8
WBC H 12.77 x10¿3/uL 3.80 – 10.60
RBC 4.47 x10^6/uL 4.40 – 5.90
HGB 13.8 g/dL 13.2 – 17.3
PLT 257 x10^3/uL 150 - 450
□ √ Rontegen
KESAN : Cor dan pulmo tak tampak kelainan
□ √ EKG
□ √Terapi medis
1. Pengobatan oral :
• NGT sonde susu 6x 200 cc
• Tab luminal 70g / 12 jam
2. Pengobatan injeksi :
• Asering 1000cc/hari
• DS% 500 cc + diazepam 8 ampul/ 12 jam
• DS: RL (1:1) 28 tpm
• Gabaxa 1 HS 24 jam
• Inf paracetamol 1 gm 8 jam
• Dexamethasone 3x1 mg
• Metronidazole 500 mg / 8 jam
• Omeprazole 2x30 mg/ 24 jam
• Vivena 1 vial / 24 jam
• Inj fentanyl 300 g / 24 jam
• Ceftriaxone 2x1 mg
I. Analisis data
kadang sering
kejang masuk ke peredaran
DO : darah
K/U lemah
Kesadaran stupor toksin melekat pada
sam neuromuskuler
GCS E1:V1:M3
Pasien tampak sesak menghambat
pengantaran
Terdengar suara neurotransmitter
rongki
saraf otonom terganggu
Pasien terpasang alat
bantu nafas
Ventilator mengenai saraf simpatis
Mode : V.SIM V
FLO2 : 50% takikardi
Vt : 450
Peep : 10
hipoksia berat
RR : 16
TTV :
penurunan o2 diotak
TD 169/106 mmHg,
RR 29 x/m, penurunan kesadaran
Spo2 95%,
S 38,5°C, gangguan perfusi
N 124 x/m, jaringan
MAP 127.
Ds : keluarga clostridium tetani Hipertermi
mengatakan pasien masuk
Mode : V.SIM V
FLO2 : 50%
Vt : 450
Peep : 10
RR : 16
TTV :
TD 122/90 mmHg,
RR 29 x/m,
Spo2 100%,
S 37,5°C,
N 144 x/m,
MAP 100.
TTV :
TD 169/106 mmHg,
RR 29 x/m,
Spo2 95%,
S 38,5°C,
N 124 x/m,
MAP 127.
DS; clostridium tetani Resiko cedera
Keluarga mengatakan masuk
pasien sering kejang
menghasilkan toksin
dan badanya kaku
tetanus
Keluarga mengatakan
pasien tidak bisa terken
cahaya karna akan masuk ke peredaran
selalu kejangdan darah
gelisah
DO :
toksin melekat pada
K/U lemah sam neuromuskuler
Kesadaran stupor menghambat
GCS E1:V1:M3 pengantaran
neurotransmitter
Pasien tampak
kejang setiap kali otak
dipegang badanya
menempel pada
dan terkena cahaya
cerebral gangliosides
Badan asien tampak
sering kaku
kekakuan dan kejang
Pasien tampak
gelisah ditempat
hilangnya
tidur
keseimbangan tonus
Pasien terpasang alat
otot
bantu nafas
Ventilator
kejang
Mode : V.SIM V
FLO2 : 100% resiko cedera
Vt : 450
Peep : 7
CPAP 80%
RR : 16
TTV :
TD 169/106 mmHg,
RR 29 x/m,
Spo2 95%,
S 38,5°C,
N 124 x/m,
MAP 127.
efektif dengan kriteria hasil: 4. Cegah terjadinya kejang penurunan jurah jantung akibat
- TTV dalam batas 5. Atur ventilator agar PaCO2 suplai oksigen yang tidak
- Tidak ada peningkatan 6. Pertahankan suhu tubuh normal 3. Rangsangan aktivitas yang
0103/2022 II Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi ttv 1. Pemeriksaan tanda-tanda vital dapat
keperawatan selama 3x24 2. Pantau suhu tubuh pasien mengidentifikasi kondisi pasien
jam diharapkan suhu tubuh 3. Pantau suhu lingkungan yang 2. Iklim lingkungan dapat mempengaruhi
normal Dengan kriteria nyaman kondisi dan suhu tubuh individu sebagai
hasil : 4. Berikan hidrasi yang cukup sesuai suatu proses adaptasi melalui proses
- Ttv dalam batas normal indikasi evaporasi dan konveksi
- Hasil pemeriksaan 5. Lakukan tindakan aseptik dan 3. Pemantauwam suhu tubuh dapat
leukosit normal antiseptik pada perawatan luka mengidentifikasi perkembangan tanda
6. Berikan kompres hangat dan gejala ke arah syok exhaustion
7. Kolaborasi dalam pemberian 4. Pemasukan cairan dapat membantu
antiperetik menurunkan suhutubuh dengan cara
kompresi dari dalam tubuh
5. Perawatan luka dengan tehnik aseptik
dapat mengeliminasi kemungkinan zat
toksin yang masih di dalam tubuh
6. Kompres hangat merupakan salah satu
cara untuk menurunkan suhu tubuh
dengan cara proses konduksi
7. Obat antipieretik bekerja sebagai
termoregulasi untuk mengatasi
peningkatan suhu tubuh
0103/2022 III Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor ttv 1. Pemeriksaan tanda-tanda vital dapat
keperawatan selama 3x24 2. Identifikasi kebutuhan keselamatan mengidentifikasi kondisi pasien
jam diharapkan Resiko (mis kondisi fisik, fungsi koknitif 2. Mengetahui kondisi kesehatan pasien
cedera menurun dengan dan riwayat perilaku) secara fisik maupun psikologis melalui
tanda dan gejala yang dilihat untuk
kriteria hasil : 3. Monitor perubahan keselamatan
menentukan kebutuhan keselamatan yang
- Kejadian cidera lingkungan
tept bagi pasien
menurun 4. Gunakan perangkat pelindung (mis
3. Perubahan keselamatan lingkungan agar
- Ketegangan otot pengekangan fisik) memberikan efek keburukan bagi kondisi
menurun 5. Pertahankan kepatenan jalan nafas kesehatan psien jika tidak diawasi dan
- Ekspresi wajah 6. Pasang side rail tempat tidur dipantau secara komprehensif
4. Pengguanaan alat perangkat pelindung
kesakitan menurun 7. Sediakan suction di samping
dapat meminimalisir terjadinya
- Frekuensi nadi membaik tempat tidur
kegawatan kondisi kesehatan yang
- Frekuensi nafas 8. Pertahankan bedrest total selama
dialami oleh pasien
membaik fase akut
5. Kepatenan jalan nafas membantu
9. Kolaborasi pemberian obat anti
pemasukan oksigen yang lancer
kejang kepada pasien
6. Pemasangan side rail tempat tidur
dapat mencegah pasien jatuh karena
penurunan kesadaran
7. Suction membantu untuk melancarkan
jalan nafas karena penumpukan secret
pada salurn pernafasan
8. Mengurangi resiko jatuh /terluka jika
sincope, dan ataksia terjadi.
9. Obat anti kejang dapat membantu
pasien untuk segera lepas dari masa
kejangnya dan dapat menengkan
pasien
IV. Implementasi
No. Dx Tanggal/Jam Implementasi Catatan Perkembangan Paraf
I 08/03/2022 1. Mengobservasi ttv pasien S : keluarga mengatakan pasien tampak sesak
PUKUL 14.00 2. Memonitior MAP dan kadang-kadang kejang
3. Memonitior tanda dan gejala peningkatan O : k/u lemah
TIK - Kesadaran stupor GCS E1V1M3 total :5
4. Mencegah terjadinya kejang - Pasien tampak sesak
5. Mengatur ventilator agar PaCO2 optimal - Pasien tampak tidak sadarkan diri kondisi
6. Mempertahankan suhu tubuh normal lemah
7. Melakukan Kolaborasi pemberian obat - Tidak tampak penggunaan otot bantu
diuretik osmosis nafas
- Terpasang asering 1000 cc via infus pump
- Pasien terpasang ventilator
Mode : V.SIM V
FLO2 : 100%
Vt : 450
Peep : 7
CPAP 80%
RR : 16
- TTV :
TD 110/90 mmHg,
RR 24 x/m,
Spo2 100%,
S 36,5°C,
N 89 x/m,
MAP 96
A : Masalah gangguan perfusi jaringan teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
1. Observasi ttv pasien
2. Monitior MAP
3. Monitior tanda dan gejala peningkatan TIK
4. Cegah terjadinya kejang
5. Atur ventilator agar PaCO2 optimal
6. Pertahankan suhu tubuh normal
7. Kolaborasi pemberian obat diuretik
osmosis
II 08/03/2022 1. Mengobservasi ttv S : keluarga megatakan cemas melihat kondisi
PUKUL 16 :00 2. Memantau suhu tubuh pasien pasien, keluarga hanya dapat memdoakan
3. Memantau suhu lingkungan yang kesembuhan pasien
nyaman O : k/u lemah
4. Memberikan hidrasi yang cukup sesuai Kesadaran stupor GCS E1V1M3 total :5
indikasi Tidak tampak sianosis pada pasien
5. Melakukan tindakan aseptik dan Pasien tampak tertidur dengan tenang
antiseptik pada perawatan luka Pasien tidak tampak gelisah
6. Memberikan kompres hangat
Akral hangat
7. Melakukan Kolaborasi dalam pemberian
Tidak tampak tanda dan gejala dehidrasi
antiperetik
Terpasang asering 1000 cc via infus pump
Terpasang NGT dan Kateter urin serta alat
monitor jantung
Pasien terpasang ventilator
Mode : V.SIM V
FLO2 : 100%
Vt : 450
Peep : 7
CPAP 80%
RR : 16
TTV :
TD 100/90 mmHg,
RR 24 x/m,
Spo2 98%,
S 36,5°C,
N 89 x/m,
MAP 93
A : Masalah hipertermi teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
1. Observasi ttv
2. Pantau suhu tubuh pasien
3. Pantau suhu lingkungan yang nyaman
4. Berikan hidrasi yang cukup sesuai indikasi
5. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik
pada perawatan luka
6. Berikan kompres hangat
7. Kolaborasi dalam pemberian antiperetik
III 08/03/2022 1. Memonitor ttv S : keluarga mengatakan selalu menjaga pasien
PUKUL 17 :00 2. Mengidentifikasi kebutuhan ketika pasien gelisah dan pada saat pasien
keselamatan (mis kondisi fisik, fungsi kejang dan kaku
koknitif dan riwayat perilaku) O : k/u lemah
3. Memonitor perubahan keselamatan 1. Kesadaran stupor GCS E1V1M3 total :5
lingkungan 2. Tampak ekstremitas atas dan bawah di
4. Menggunakan perangkat pelindung (mis fiksasi menggunakan perban
pengekangan fisik) 3. Pasien sesekali terlihat kejang dan
5. Mempertahankan kepatenan jalan nafas mengalami kekakuan diseluruh tubuh
6. Memasang side rail tempat tidur 4. Tampak side rail tempat tidur selalu
7. Menyediakan suction di samping tempat terpasang
tidur 5. pasien dilakukan suction setiap kali
8. Mempertahankan bedrest total selama terdengar suara rongcki
fase akut 6. Terpasang NGT dan kateter urin serta
9. Melakukan kolaborasi pemberian obat monitor jantung
anti kejang kepada pasien 7. Terpasang asering 1000 cc via infus pump
8. Pasien terpasang ventilator
Mode : V.SIM V
FLO2 : 100%
Vt : 450
Peep : 7
CPAP 80%
RR : 16
9. TTV :
TD 100/90 mmHg,
RR 20 x/m,
Spo2 100%,
S 36,5°C,
N 89 x/m,
MAP 93
A :masalah resiko cedera teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
1. Monitor ttv
2. Identifikasi kebutuhan keselamatan (mis
kondisi fisik, fungsi koknitif dan riwayat
perilaku)
3. Monitor perubahan keselamatan
lingkungan
4. Gunakan perangkat pelindung (mis
pengekangan fisik)
5. Pertahankan kepatenan jalan nafas
6. Pasang side rail tempat tidur
7. Sediakan suction di samping tempat tidur
8. Pertahankan bedrest total selama fase akut
9. Kolaborasi pemberian obat anti kejang
kepada pasien
V. Evalusi
Tanggal/jam No. Dx Evaluasi Ttd
10/03/2022 I S : keluarga mengatakan kondisi kesehatan pasien masih sama keluarga
mengatakan akan mengusahan sebaik mungkin pengobatan untuk pasien
O : k/u sedang
- Kesadaran stupor GCS E1V1M3 total :5
- Tidak tampak tanda dan gejala peningkatan tik
- Pasien tampak tidak mampu berkomunikasi
- Pasien sudah tidak tampak sesak
- Sudah tidak terdengan suara nafas tambahan
- Hasil pemeriksaaan laboratorium menunjukan nialai leukosit masih tinggi
- Terpasang alat bantu nafas ventilator
o Mode : V.SIM V
o FLO2 : 100%
o Vt : 450
o Peep : 7
o CPAP 80%
o RR : 16
- TTV :
TD 110/90 mmHg,
RR 18 x/m,
Spo2 100%,
S 36,5°C,
N 80 x/m,
MAP 96
A : masalah gangguan perfusi jaringan teratasi
P : intervensi dihentikan
10/03/2022 II S : keluarga mengatakan pasien sudah tidak demam lagi
O : K/U sedang
- Kesadaran stupor GCS E1V1M3 total :5
- Akral hangat
- Suhu tubuh dalam rentang normal
- Terpasang alat bantu nafas ventilator
o Mode : V.SIM V
o FLO2 : 100%
o Vt : 450
o Peep : 7
o CPAP 80%
o RR : 16
- TTV :
TD 100/90 mmHg,
RR 20 x/m,
Spo2 100%,
S 36,5°C,
N 89 x/m,
MAP 93
A : masalah gangguan perfusi jaringan teratasi
P : intervensi dihentikan
10/03/2022 III S : keluarga mengatakan pasien tidak bisa beraktifitas karena kondisi kesehatanya
pasin hanya betres ditempat tidur
O : k/u sedang
- Kesadaran stupor GCS E1V1M3 total :5
- Tidak tampak sianosis dibagian tubuh pasien
- Fiksasi pada bagian ekstremitas atas dan bawah
- Side rail selalu terpasang dipinggir tempat tidur
- Kejang berkurang
- Pasien masih terpasang NGT, Kateter urin, monitor jantung
- Paisen masih terpasang IVFD asering 1000cc/hari
- Pasien Terpasang alat bantu nafas ventilator
o Mode : V.SIM V
o FLO2 : 100%
o Vt : 450
o Peep : 7
o CPAP 80%
o RR : 16
- TTV :
TD 120/80 mmHg,
RR 20 x/m,
Spo2 100%,
S 36,5°C,
N 89 x/m,
MAP 93
A : masalah masalah resiko cedera teratasi
P : intervensi dihentikan