Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI LANJUT

Disusun oleh:

SARNILA MUTIARA

NIM: 751341120028

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat karena atas limpahan Rahmat, Hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum mata kuliah penyuluhan
dan konsultasi gizi lanjut dengan waktu yang tepat

Dengan tujuan penulisan laporan ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi praktikum mata kuliah Penyuluhan dan Konseling Gizi (PKG Lanjut).

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya atas
semua dukungan, bantuan serta bimbingan dari semua pihak selama proses belajar dan
penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih

1. Bapak Anas Anasiru SKM,M.KES selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Gorontalo


2. Ibu Indra Domili SKM,M.KES selaku Ketua Program Studi Diploma III Gizi
Poltekkes Kemenkes Gorontalo
3. Ibu Siti R K Baderan, S.Gz dan ibu Ayu Bulan Febri Kurnia Dewi, SKM. MM selaku
instruktur praktikum PKG Lanjut
4. Kepada semua pihak yang tidak sempat penulis sebut namanya satu per satu, terima
kasih atas bantuan kalian.

Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan laporan ini lebih lanjut. Akhir kata saya ucapkan terimakasih dan semoga laporan
ini bermanfaat bagi kita semua
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Gizi merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Seorang konselor gizi harus dapat
menggabungkan keahliannya berdasarkan teori ilmiah di bidang gizi dan seni dalam
menyusun diet sesuai dengan kondisi klien. Selain harus menguasai ilmu gizidan kesehatan,
seorang konselor juga membutuhkan pengetahuan tentag fisiologi, psikologi, sosial, serta
komunikasi.

Pada masa lalu, fungsi konselor adalah sebagai penasehat yang cenderung melakukan
komunikasi satu arah. Saat ini, peran konselor adalah membantu klien untuk memahami
masalahnya, memberikan alternative pemecahan maslahnya, dan membantu klien
memecahkan masalahnya sesuai kondisi klien. Akhir dai suatu proses konseling gizi adalah
pengaturan diet yang hendaknya ditaati dan dilaksanakan oleh klien. Ketaatan diet
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu pembatasan dari pola diet, perubahan perilaku dan gaya
hidup, perbaikan dari gejala klinis yang dirasakan, dukungan positif dari keluarga, serta
kemudahan memperoeh makanan dan upaya dalam mempersiapkan makanan.

Untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu adanya standar dalam melakukan konseling
Gizi. Buku ini disajikan dengan menggunakan langkah-langkah standarisasi Nutrition Care
Proses (NCP) atau proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Proses ini diawali dengan mengkaji
status gizi, biokimia, klinis dan riwayat gizi. Kemudian menentukan diagnosa gizi, lalu
melakukan intervensi gizi, serta monitoring dan evaluasi. Konseling gizi merupakan bagian
dari intervensi gizi. Perlu diingat bahwa pasien memiliki kekhususan baik dalam
permasalahan kesehatan, kebutuhan gizi, maupun kemampuan mengonsumsi dan mencerna
makanan serta kemampuannya untuk merubah perilaku. Jadi, dalam melaksanakan konseling
gizi tetap harus memperhatikan situasi secara individu yang sifatnya khusus.

B. Tujuan Praktikum
1. Agar mahasiswa dapat melakukan penyuluhan dengan baik
2. Agar mahasiswa dapat melakukan konseling dengan baik
C. Manfaat Praktikum
Menambah pengetahuan dan skil mahasiswa dalam melakukan penyuluhan
dan konseling gizi
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Makanan Tambahan


1. Pengertian

Makanan tambahan merupakan makanan yang diberikan kepada balita untukmemenuhi


kecukupan gizi yang diperoleh balita dari makanan sehari-hari yang diberikan ibu (Kemenkes
RI, 2011). Masa bayi merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan
zat gizi. Konsumsi zat gizi yang berlebihan juga membahayakan kesehatan. Konsumsi
energidan protein yang berlebihan misalnya, akan menyebabkan kegemukan sehingga
beresiko terhadap penyakit. Untuk mencapai kesehatan yang optimal disusun Angka
Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2013 Tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi
Bangsa Indonesia. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada sasaran perlu dilakukan
secara benar sesuai aturan konsumsi yang dianjurkan. Pemberian makanan tambahan yang
tidak tepat sasaran, tidak sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak efektif dalam upaya
pemulihan status gizi sasaran serta dapat menimbulkan permasalahan gizi. Makanan
Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam bentuk biskuit
dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada
bayi dan anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24
bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-
ASI)

Makanan tambahan diberikan sebagai : a. Makanan Tambahan Penyuluhan adalah


makanan tambahan yang diberikan untuk mencegah terjadinya masalah gizi. b. Makanan
Tambahan Pemulihan adalah makanan tambahan yang diberikan untuk mengatasi terjadinya
masalah gizi yang diberikan selama 90 hari makan Berikut standar pemberian makanan
tambahan Balita dalam bentuk biskuit untuk tiap kelompok sasaran ( Petunjuk Teknis
Pemberian Makanan Tambahan, 2020)

2. Syarat makanan tambahan

Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan tambahan dalam
bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang
diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan
anak berumur 6-24 bulan, makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MPASI).Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan Tambahan Balita
mengandung minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak. Makanan
Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K, B1, B2, B3, B6, B12,
Asam Folat) dan tujuh macam mineral yaitu, Besi, Iodium, Seng, Kalsium, Natrium,
Selenium, dan Fosfor (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).

3. Jenis makanan tambahan

Makin bertambahnya usia anak makin bertambah pula kebutuhan makanannya, secara
kuantitas maupun kualitas. Untuk memenuhi kebutuhannya tidak cukup dari susu saja. Di
samping itu anak mulai diperkenalkan pola makanan dewasa secara bertahap dan anak mulai
menjalani masa penyapihan. Jenis makanan tambahan yang diperkenalkan pada balita adalah
hidangan yangbervariasi dengan menu seimbang (Adibin, 2018).

Karakteristik Produk:

a. Bentuk : biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita”
b. Tekstur/Konsistensi : renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut.
c. Berat : berat rata-rata 10 gram/keping.
d. Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
e. Rasa : Manis.
f. Mutu dan keamanan : produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan mutu
dan keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.
g. Masa kedaluwarsa : waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.

Kemasan :

a. Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat 40 gr).
b. Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan
sekunder (berat 840 gr).
c. Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier
(Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan , 2020).
4. Waktu pemberian makanan tambahan
Makanan tambahan (MT) diberikan mulai usia anak enam bulan, karena pada usia ini
otot dan syaraf di dalam mulut anak sudah cukup berkembang untuk mengunyah, menggigit,
menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu kedalam
mulutnya dan suka terhadap rasa yang baru. Dan factor – factor yang dapat mempengaruhi
pemberian makanan meliputi, tingkat pengetahuan orang tua, sosial, ekonomi dan budaya
keluarga (Rohmani, 2010).

Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita adalah untuk memenuhi
kecukupan gizi agar mencapai berat badan sesuai umur. Ketentuan Pemberian :

a. MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yang memiliki status gizi
berdasarkan indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd.
b. Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40 gram)
c. Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per hari
d. Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3 bungkus) per hari
e. Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap bulan di Posyandu
f. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT pemulihan pada Balita
dihentikan. Selanjutnya mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang.
g. Dilakukan pemantauan tiap bulan untuk mempertahankan status gizi baik. h. Biskuit
dapat langsung dikonsumsi atau terlebih dahulu ditambah air matang dalam mangkok
bersih sehingga dapat dikonsumsi dengan menggunakan sendok.
h. Setiap pemberian MT harus dihabiskan (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Kebijakan UPTD Puskesmas II Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Barat II,
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Penyuluhan dalam bentuk biscuit dari
program pemerintah, secara rutin diberikan kepada semua Balita usia 6-59 bulan di
seluruh Posyandu yang ada diwilayah kerjanya, dengan ketentuan semua balita usia
6-59 bulan yang hadir saat pelaksanaan Posyandu mendapat biscuit dua bungkus per
hari selama tujuh hari (Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan , 2020).
5. Cara pengukuran pemberian makanan tambahan (PMT)

Makanan tambahan dalam bentuk biskuit yang diberikan kepada semua sasaran bayi
mulai usia 6 – 12 bulan, dapat dilakukan pengukuran dengan kriteria, biskuit habis
dikonsumsi oleh bayi atau tidak habis dikonsumsi.Usia balita adalah periode pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu, balita perlu mendapat perhatian,
karena merupakan kelompok yang rawan terhadap kekurangan gizi. Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) kepada balita perlu dilakukan secara benar sesuai aturan konsumsi yang
dianjurkan oleh posyandu. Pemberian makanan tambahan yang tidak tepat sasaran, tidak
sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak efektif dalam upaya pemulihan status gizi sasaran
serta dapat menimbulkan permasalahan gizi.Sesuai dengan ketentuan pemberian makanan
tambahan yang telah dituliskan diatas, perlu diperhatikan bahwa “Setiap pemberian MT harus
dihabiskan oleh balita 6-59 bulan dengan kategori kurus”, dan perhitungannya disesuaikan
dengan kebutuhan satu orang balita. Maka biskuit dari Puskesmas ini tidak boleh dibagi-bagi
karena kandungan di dalamnya pun akan terbagi dan tidak sesuai dengan kebutuhan balita
(Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan , 2020).

2.2. Obesitas

Obesitas adalah kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan di jaringan
adiposa. Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan karena prevalensi obesitas anak di
dunia semakin meningkat. Obesitas pada anak dapat menjadi penyakit komorbiditas seperti
asma, diabetes, dan penyakit kardiovaskuler. Walaupun mekanisme terjadinya belum
sepenuhnya di mengerti, tetapi telah dikonfirmasi bahwa obesitas terjadi karena pemasukan
energi melebihi pengeluaran energi (soetjiningsih, 1995). Pemenuhan gizi pada anak
memanglah sangat penting dan harus mendapatkan perhatian khusus sejak kecil. Namun
pemenuhan gizi tersebut juga harus sesuai dengan takarannya. Karena obesitas yang terjadi
pada anak bisa beresiko tinggi menjadi obesitas pada masa dewasa dan dapat berpotensi
menimbulkan penyakit. Jadi obesitas tidak hanya terjadi pada remaja ataupun orang dewasa,
tetapi bisa terjadi pada anak-anak.

Obesitas merupakan salah satu masalah rumit yang seringkali dihadapi oleh anakanak
maupun remaja. Menurut para ahli, obesitas dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebabnya.
Penyebab terjadinya obesitas dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan. Selain itu, obesitas
juga dipengaruhi oleh faktor sosial, faktor gaya hidup, faktor kompensasi, kurang
gerak/berolahraga, disfungsi salah satu fungsi otak, serta pola makan yang berlebihan. Di
samping itu, obesitas bisa dicegah dengan cara yang diantaranya dengan melakukan olahraga
secara teratur maupun mengatur pola makannya. Di dalam melakukan pencegahan pada anak
yang obesitas, dukungan ataupun dorongan dari orang tua sangatlah berpengaruh dan ini
merupakan pencegahan melalui faktor lingkungan.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Jenis Kegiatan


Jenis kegiatan yang dilakasanakan adalah penyuluhan PMT Balita dan konseling obesitas
3.2 Waktu dan Tempat
Waktu : penyuluhan PMT Balita dan konseling obesitas dilaksanakan pada tanggal 30 -
31 Maret 2022.
Tempat : Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes Gorontalo
3.3 Langkah – langkah Kegiatan
Penyuluhan PMT Balita

Tahapan
NO Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta
Waktu
1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab
( 5 Menit ) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu dan
4. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran 3. Menyetujui
4. Mendengarkan
dan
memperhatikan

2. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan Pengertian 1. Mendengarkan dan


( 10 Menit ) PMT memperhatikan
2. Menjelaskan Persyaratan 2. Mendengarkan dan
jenis dan bentuk memperhatikan
makanan PMT yang baik 3. Mendengarkan dan
dan sehat, memperhatikan
3. Menjelaskan Tujuan 4. Orangtua bertanya
diberikannya PMT.
4. Memperkenalkan jenis –
jenis PMT
3. Evaluasi Menanyakan kembali kepada 1. Mendengarkan dan
( 2 Menit ) peserta tentang memperhatikan
materi yang telah diberikan 2. Mendengarkan
dan reinforcement kepada
peserta yang dapat
menjawab pertanyaan

4 Penutup: Mempersilahkan fasilitator dari Mendengarkan dengan


(3 Menit) pembimbing klinik dan seksama dan
pembimbing akademik untuk menjawab salam
menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum
terjawab.
Menjelaskan kesimpulan dari
materi penyuluhan
Ucapan terima kasih
Salam penutup

Konseling Obesitas

No Waktu Tahapan konseling Kegiatan Peserta


1. 5 Pembukaan: Menjawab salam
Menit Membangun Dasar-dasar Konseling Mendengarkan dan
(mengucapkan salam perkenalkan memperhatikan
diri, jabat tangan, menyampaikan
tujuan, menanyakan keluhan dan
data laboratotium)
2. 10 Pelaksanaan : Mendengarkan dan
Menit Penyampaian materi oleh pemateri memberikan
Menggali pengetahuan umpan balik
pesertatentang tehadap materi
Mendengarkan dan memberikan yangdisampaikan
umpan baliktehadap materiyang
disampaikan
Menjelaskan tentang pengertian diet
untuk pasien covid-19
3. 3 Evaluasi :
menit Tanya jawab: Aktif dalam diskusi
Memberikan kesempatan kepada terkait penyakit
pesertauntuk bertanya tentang materi yang di derita
yang kurang

4. 2 Penutup (Terminasi) : Memahami


menit Pada akhir sesi konseling gizi kesimpulan
disepakati kunjungan Mempersiapkan
berikutnya, mengingatkan diri untuk beranjak
klien waktu konseling 24-48 dari tempat
jam sebelumnya. Memberikan kegiatan serta
kesimpulan, mengakhiri konseling menjawab salam
gizi dengan ucapan terima kasih, dari konselor.
permohonan maaf, mengucapkan
salam, jabat tangan dan
mempersilahkan klien

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Penyuluhan PMT Balita
Penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 30 maret semua berjalan dengan baik dan
juga struktur keanggotaan yang telah dibagi dikerjakan sesuai kinerja masing-masing mulai
dari awal acara hingga berakhirnnya penyuluhan. Dimana masing – masing anggota
kelompok saling bergantian melakukan penyuluhan pemberian makanan tambahan pada
balita dan dinilai lansung oleh dosen pengampuh

4.1.2 Konseling Obesitas

Konseling yang dilaksanakan pada tanggal 30 maret semua berjalan dengan baik dan
juga struktur keanggotaan yang telah dibagi dikerjakan sesuai kinerja masing-masing mulai
dari awal acara hingga berakhirnnya konseling. Dimana masing – masing anggota kelompok
saling bergantian melakukan konseling dengan mewawancarai orang yang memiliki obesitas
dan dinilai lansung oleh dosen pengampuh

4.2 Pembahasan
4.2.1 Penyuluhan PMT Balita
Pertama, menyusun SAP sebagai bahan acuan bagi kami dalam melaksanakan
kegiatan penyuluhan. Kedua, melakukan demonstrasi salah satu contoh makanan tambahan
untuk balita yaitu sub bubur jagung. Ketiga, audiens yang berpartisipasi dalam kegiatan
sebanyak 29 orang dan setelah dilaksanakan penyuluhan para audiens mengerti dengan apa
yang menjadi tujuan dari penyuluhan PMT Balita

4.2.2 Konseling Obesitas


Pertama, menyusun SAK sebagai bahan acuan bagi kami dalam melaksanakan
kegiatan Konseling. Kedua, menetapkan sasaran konseling dan sasaran yang didapatkan
bernama Sentia Botutihe. Ketiga, setelah dilakukan penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan, maka didapatkan hasil BB = 76, TB = 158. Kemudian dihitung
IMTnya dan didapatkan hasilnya > 30 yang berarti nilai status gizinya obesitas serta
didukung juga dengan faktor pola makan yang kurang baik. Setelah melakukan rangkaian
kegiatan menentukan obesitas maka disarankan melakukan diet rendah kalori untuk
menghindari obesitas

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Makanan tambahan merupakan makanan yang diberikan kepada balita untukmemenuhi


kecukupan gizi yang diperoleh balita dari makanan sehari-hari yang diberikan ibu (Kemenkes
RI, 2011). Masa bayi merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan
zat gizi. Konsumsi zat gizi yang berlebihan juga membahayakan kesehatan. Konsumsi
energidan protein yang berlebihan misalnya, akan menyebabkan kegemukan sehingga
beresiko terhadap penyakit. Jenis kegiatan yang dilakasanakan adalah penyuluhan PMT
Balita dan konseling obesitas. Penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 30 maret semua
berjalan dengan baik dan juga struktur keanggotaan yang telah dibagi dikerjakan sesuai
kinerja masing-masing mulai dari awal acara hingga berakhirnnya penyuluhan

Obesitas adalah kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan di jaringan
adiposa. Obesitas pada anak merupakan masalah kesehatan karena prevalensi obesitas anak di
dunia semakin meningkat. Obesitas pada anak dapat menjadi penyakit komorbiditas seperti
asma, diabetes, dan penyakit kardiovaskuler. Walaupun mekanisme terjadinya belum
sepenuhnya di mengerti, tetapi telah dikonfirmasi bahwa obesitas terjadi karena pemasukan
energi melebihi pengeluaran energi (soetjiningsih, 1995). Konseling Obesitas yang
dilaksanakan pada tanggal 30 maret semua berjalan dengan baik dan juga struktur
keanggotaan yang telah dibagi dikerjakan sesuai kinerja masing-masing mulai dari awal acara
hingga berakhirnnya konseling

5.2 Saran

Mahasiswa lebih serius lagi belajar mengenai cara-cara melakukan penyuluhan dan
konsultasi gizi yang baik dan sesuai langkah-langkah pelaksanaanya

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Cetakan ke empat, Jakarta: Percetakan PT
SUN.
Instalasi Gizi Perjan RSCM dan ASDI. 206. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Kementerian kesehatan. 2015. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

Mantra, IB. 1985. Buku Pedoman Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Bagu Petugas
Puskesmas. Jawa Timur: Sub. Dinas Penyuluhan Kesehatan.

Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
Cetakan Pertama, Yogyakarta: ANDI OFFSET.

LAMPIRAN

1. SATUAN ACARA

Satuan Acara Penyuluhan PMT Balita


Topik PMT Balita
Sub Topik Bahasan 5. Pengertian PMT
6. Persyaratan jenis dan bentuk
makanan PMT yang baik dan sehat,
7. Tujuan diberikannya PMT.
8. Memperkenalkan jenis – jenis PMT
Sasaran Target Orang tua
Hari/Tanggal Kamis, 31 Maret 2022
Waktu 09.00 wita s/d selesai
Tempat Laboratorium Terpadu Poltekkes
Kemenkes Gorontalo
Penyuluh Sarnila Mutiara

A. Latar Belakang

Pemberian makanan tambahan pada anak balita adalah program intervensi bagi anak
balita yang menderita kekurangan kalori protein yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan
gizi balita agar meningkat status gizinya sampai menjadi baik, pada keluarga rawan gizi
intervensi gizi melalui pemberian makanan tambahan ini menjadi yang utama mengingat
kemampuan keluarga tidak memungkinkan dalam penyediaan makanan yang cukup. Anak
merupakan kelompok yang paling rentan mengalami masalah gizi, terutama masalah
kekurangan gizi seperti kurus, pendek, dan gizi kurang.

Kurang gizi pada anak juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan kecerdasan anak,
serta juga menyebabkan rendahnya produktivitas anak. Status gizi balita dapat mempengaruhi
beberapa aspek. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang gizi membawa dampak
negatif pada balita, seperti mengganggu pertumbuhan fisik maupun mental, yang dapat
menghambat prestasi belajar. Dampak lainnya yang ditimbulkan yaitu penurunan daya tahan,
menyebabkan hilangnya masa hidup sehat balita, serta meningkatkan angka kesakitan,
kecacatan, hingga angka kematian pada balita. Menurut data World Health Organization
(WHO) tahun 2016, sekitar 45% kematian pada anak balita di dunia berhubungan dengan gizi
kurang dan sekitar 17 juta anak balita sangat kurus serta 52 juta anak balita kurus.
Berdasarkan data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014, sebanyak 55,7% balita mempunyai
asupan energi yang kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE). Kurangnya asupan anak
merupakan salah satu penyebab kurang gizi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas), Indonesia masih memiliki masalah kurang gizi. Prevalensi gizi kurang pada
balita pada tahun 2007 yaitu 18,4%, turun menjadi 17,9% pada tahun 2010, dan kembali naik
pada tahun 2013 menjadi 19,6%. Di Indonesia, terdapat 18 provinsi dengan prevalensi gizi
kurang diatas angka prevalensi nasional, yaitu Nusa Tenggara Timur merupakan provinsi
dengan prevalensi paling tinggi yaitu 33,1% dan Papua Barat sebesar 32%, sedangkan
Sumatera Barat pada urutan ke 18 yaitu sekitar 22%. Sedangkan prevalensi balita kurus
berdasarkan riskesdas tahun 2007 yaitu 13,6% dan 13,3% dan menurun pada tahun 2013
yaitu 12,1%. Makanan tambahan yang diberikan kepada anak terutama di negara berkembang
sebaiknya harus difortifikasi dengan zat gizi mikro seperti zat besi, kalsium, dan zink.
Penatalaksanaan diet merupakan cara untuk menanggulangi masalah gizi kurang pada balita
oleh pemerintah dengan PMT selama 90-120 hari. PMT Pemulihan hanya sebagai makanan
tambahan, bukan dikonsumsi sebagai pengganti makanan utama sehari-hari bagi balita usia 6-
59 bulan.

PMT Pemulihan adalah suplementasi gizi dalam bentuk makanan tambahan dengan
formulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diperuntukkan bagi
kelompok sasaran sebagai tambahan makanan untuk pemulihan status gizi. Menurut
Kemenkes, sasaran program PMT adalah anak dengan status gizi Bawah Garis Merah (BGM)
dan balita dari keluarga miskin.

B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah kegiatan penyuluhan, ibu dapat memahami apa yang dimaksud dengan PMT,
persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik dan sehat serta tujuan diberikannya
PMT

C. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah kegiatan penyuluhan ibu mampu:
a. Menjelaskan pengertian PMT,
b. Menjelaskan persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik dan sehat,
c. Menjelaskan Tujuan di berikannya PMT.
d. Memperkenalkan jenis – jenis PMT

D. Besar Materi Penyuluhan


1. Pengertian PMT
2. Persyaratan jenis dan bentuk makanan PMT yang baik dan sehat,
3. Tujuan diberikannya PMT.
4. Memperkenalkan jenis – jenis PMT
E. Metode
1. Wawancara
2. Diskusi
3. Demonstrasi
F. Media
1. Leaflet
2. Foodmodels
3. LCD dan PPT
G. Pengorganisasian & Uraian

N PETUGAS URAIAN TUGAS


O
1. Penyuluh Memberikan penyuluhan
2. Moderator Mengatur jalannya kegiatan penyuluhan
3. Notulis Mencatat semua jalannya kegiatan
4. Fasilitator Seksi Perlengkapan
5. Observer Dosen pengajar mata kuliah
6. Pembimbing Dosen pembimbing/ instruktur

H. Proses Pelaksanaan
Tahapan
NO Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Peserta
Waktu
1. Pembukaan 5. Mengucapkan salam 5. Menjawab
( 5 Menit ) 6. Memperkenalkan diri 6. Mendengarkan
7. Kontrak waktu dan
8. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran 7. Menyetujui
8. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Kegiatan Inti 1. Menjelaskan pengertian 5. Mendengarkan dan
( 10 Menit ) stunting memperhatikan
2. Menjelaskan penyebab 6. Mendengarkan dan
stunting memperhatikan
3. Menjelaskan tanda – tanda 7. Mendengarkan dan
dan gejala stunting memperhatikan
4. Menjelaskan cara 8. Orangtua bertanya
pencegahan stunting
3. Evaluasi Menanyakan kembali kepada 3. Mendengarkan dan
( 2 Menit ) peserta tentang memperhatikan
materi yang telah diberikan 4. Mendengarkan
dan reinforcement kepada
peserta yang dapat
menjawab pertanyaan

4 Penutup: Mempersilahkan fasilitator dari Mendengarkan dengan


(3 Menit) pembimbing klinik dan seksama dan
pembimbing akademik untuk menjawab salam
menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum
terjawab.
Menjelaskan kesimpulan dari
materi penyuluhan
Ucapan terima kasih
Salam penutup

I. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Struktur kepanitiaan seperti seksi perlengkapandievaluasi apakan semua perlengkapan
yang dibutuhkan apada saat penyuluhan lengkap.Seksi dokumentasi dievaluasi apakan
dokumentasi yang diambil pada saat kegiatan sesuai dengan kegiatan.Mengevaluasi
seksi administrasi dievaluasi ada berapa orang yang mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi proses
Dievaluasi apakah proses kegiatan penyuluhan berjala sesuai yang diharapkan atau
direncanakan, dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
3. Evaluasi hasil
Dievaluasi pretest da postest yang diberikan kepada audiens apakah sebelum dan
sesudah mengikuti kegiatan penyuluhan ada perubahan pengetahuan atau tidak ada.

J. Sumber Referensi
Panduan penyelenggara PMT Balita
http://scholar.unand.ac.id/35455/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf

2. MEDIA YANG DIGUNAKAN


Leaflet PMT Balita
Leaflet Obesitas

SATUAN ACARA KONSELING GIZI OBESITAS

Topik Obesitas
Sub pokok bahasan 1. Pengertian obesitas.
2. Penyebab obesitas.
3. Akibat Obesitas.
4. Diet untuk penderita obesitas.
5. Pencegahan obesitas.
6. Cara mengurangi kelebihan berat badan
Sasaran target Remaja dan Orang tua
Hari/tanggal Kamis, 31 Maret 2022
Waktu 08:00 – 08:20 WITA
Tempat Laboratorium Terpadu Poltekkes Kemenkes
Gorontalo

A. Latar Belakang

Obesitas adalah kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standard
yang ditentukan. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan
kelebihan berat badan >20% pada pria dan 25% pada wanita karena lemak (Ganong,2021).
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan
jaringan lemak dalam tubuh secara berlebih. Kejadian ini disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara energi yang masuk dengan yang keluar. World Health Organization (WHO)
menetapkan obesitas sebagai masalah kesehatan kronis terbesar. Obesitas atau kegemukan
merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan dikalangan remaja . Masa remaja
merupakan masa terjadinya perubahan yang berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik,
kognitif dan psikososial. Masa ini merupakan masa peralihan dari anak menuju remaja yang
ditandai dengan beberapa perubahan yaitu pertambahan massa otot, jaringan lemak tubuh dan
perubahan hormon. Masa remaja merupakan salah satu periode tumbuh kembang yang
menentukan perkembangan pada periode berikutnya. Remaja yang mengalami obesitas
cenderung akan mengalami obesitas pada masa dewasa. Berdasarkan data riskesdas tahun
2018 proporsi obesitas sentral pada remaja ≥ 15 tahun sebesar 31%. Proporsi obesitas pada
remaja setiap tahunnya mengalami peningkatan yaitu tahun 2007 sebesar 18,8% kemudian
meningkat ditahun 2013 menjadi 26,6%3. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
provinsi yang memilki prevalensi kegemukan lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan prevalensi kegemukan pada remaja umur 16-18 tahun di
Yogyakarta sebesar 9,8% yang terdiri dari 7,2% gemuk dan 2,6% obesitas. Kabupaten atau
kota dengan prevalensi tertinggi adalah Kota Yogyakarta yaitu sebesar 18,9% yang terdiri
dari 12,9% gemuk dan 6,0% obesitas. Sedangkan kabupaten atau kota dengan prevalensi
terendah adalah Sleman yaitu sebesar 5,8% yang terdiri dari 3,8% gemuk dan 2,0% obesitas.

Kegemukan dan obesitas terutama disebabkan oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor
lingkungan terutama berkaitan dengan perubahan gaya hidup mengarah pada sedentary life
style. Pola makan yang menjadi pencetus terjadinya kegemukan dan obesitas adalah
mengkonsumsi makanan hingga melebihi kebutuhan, makanan tinggi energi, tinggi lemak,
tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat. Sedangkan perilaku makan yang salah adalah
tindakan memilih makanan berupa junk food, makanan dalam kemasan dan minuman ringan
(softdrink). Selain pola makan dan perilaku makan, kurang aktivitas juga merupakan faktor
penyebab terjadinya kegemukan dan obesitas. Obesitas dan kelebihan berat badan dapat
dicegah dengan membentuk lingkungan dan komunitas yang mendukung dengan membuat
pilihan makanan yang lebih sehat dan melakukan aktivitas fisik yang teratur. Pada tingkat
individu seseorang dapat mencegaah obesitas dan kelebihan berat badan dengan membatasi
asupan energi dari total lemak dan gula, meningkatkan asupan buah, sayur, kacang-kacangan
dan biji-bijian, serta melakukan aktivitas fisik secara teratur selama 30 menit perhari.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan analisis tentang
hubungan antara asupan karbohidrat, asupan lemak dan aktivitas fisik dengan obesitas pada
remaja di Kota Yogyakarta.

B. Tujuan Umum
Setelah diberikan konseling , sasaran mampu memahami mengenai obesitas

C. Tujuan Khusus
Setelah diperikan konseling selama 30 menit, sasaran dapat :
1. Menjelaskan pengertian obesitas.
2. Menjelaskan penyebab obesitas.
3. Menjelaskan akibat dari obesitas
4. Menjelaskan diet untuk penderita obesitas.
5. Menjelaskan pencegahan obesitas.
6. Menjelaskan cara mengurangi kelebihan berat badan
D. Garis Besar Materi Konseling
1. Pengertian obesitas.
2. Penyebab obesitas.
3. Akibat Obesitas.
4. Diet untuk penderita obesitas.
5. Pencegahan obesitas.
6. Cara mengurangi kelebihan berat badan.
E. Metode
Diskusi dan wawancara
F. Media
1. Leaflet
2. Foodmodels
3. LCD
4. PPT
G. Proses Pelaksanaan

No Waktu Tahapan konseling Kegiatan Peserta


5. 5 Pembukaan: Menjawab salam
Menit Membangun Dasar-dasar Konseling Mendengarkan dan
(mengucapkan salam perkenalkan memperhatikan
diri, jabat tangan, menyampaikan
tujuan, menanyakan keluhan dan
data laboratotium)
6. 10 Pelaksanaan : Mendengarkan dan
Menit Penyampaian materi oleh pemateri memberikan
Menggali pengetahuan umpan balik
pesertatentang tehadap materi
Mendengarkan dan memberikan yangdisampaikan
umpan baliktehadap materiyang
disampaikan
Menjelaskan tentang pengertian diet
untuk pasien covid-19
7. 3 Evaluasi :
menit Tanya jawab: Aktif dalam diskusi
Memberikan kesempatan kepada terkait penyakit
pesertauntuk bertanya tentang materi yang di derita
yang kurang

8. 2 Penutup (Terminasi) : Memahami


menit Pada akhir sesi konseling gizi kesimpulan
disepakati kunjungan Mempersiapkan
berikutnya, mengingatkan diri untuk beranjak
klien waktu konseling 24-48 dari tempat
jam sebelumnya. Memberikan kegiatan serta
kesimpulan, mengakhiri konseling menjawab salam
gizi dengan ucapan terima kasih, dari konselor.
permohonan maaf, mengucapkan
salam, jabat tangan dan
mempersilahkan klien

H. EVALUASI
1. Evaluasi stuktur

Semua berjalan dengan baik dan juga struktur keanggotaan yang telah dibagi
dikerjakan sesuai kinerja mereka masing-masing mulai dari awal acara hingga berakhirnnya
konseling

2. Evaluasi proses

Konseling berjalan dengan lancar tanpa hembatan dan kendala apapun

3. Evaluasi hasil

Kami memberikan pretest dan postes agar mereka paham tentang meteri yang konselor
berikan.

I. Sumber Referensi

Moore Mary Courtney. 1997. Terapi Diet Dan Nutrisi. Jakarta: Hipokrates

Dariyo Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: Grasindo

https://journal.uhamka.ac.id/index.php/arkesmas/article/view/4853/1868
3. MATERI
A. PMT Balita
1. Pengertian PMT

Pemberian makanan tambahan pada anak balita adalah program intervensi bagi anak
balita yang menderita kekurangan kalori protein yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan
gizi balita agar meningkat status gizinya sampai menjadi baik, pada keluarga rawan gizi
intervensi gizi melalui pemberian makanan tambahan ini menjadi yang utama mengingat
kemampuan keluarga tidak memungkinkan dalam penyediaan makanan yang
cukup.Disamping itu pemberian makanan tambahan ini juga akan menjadi sarana
penyuluhan yang mengembangkan kemampuan ibu menyediakan yang ade kuat untuk
memenuhi kebutuhan balitanya. Setelah pemberian makanan tambahan ini berakhir
diharapkan keluarga dan masyarakat mendapat pengetahuan tentang kegunaan macam
bahan makanan, dapat mengolah dan menyiapkannya, serta terbiasa memberikan makanan
tersebut untuk balitanya.

2. Persyaratan Jenis dan Bentuk Makanan


a. PMT diutamakan berbasis bahan makanan atau makanan lokal. Jika bahan makanan
lokal terbatas, dapat digunakan makanan pabrikan yang tersedia di wilayah setempat
dengan memperhatikan kemasan, label dan masa kadaluarsa untuk keamanan pangan,
b. PMT merupakan tambahan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita.
c. Makanan tambahan balita diutamakan berupa sumber protein hewani maupun nabati
(misalnya ikan/telur/daging/ayam, kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti
tempe dan tahu ) serta sumber vitamin dan mineral yang terutama berasal dari sayur-
sayuran dan buah-buahan setempat.
d. Makanan tambahan pemulihan untuk balita berbasis makanan lokal ada 2 jenis yaitu
berupa:
1. MP-ASI (untuk bayi dan anak berusia 6-23 bulan)
2. Makanan tambahan untuk pemulihan anak balita usia 24-59 bulan berupa
makanan keluarga.
e. Bentuk makanan tambahan pemulihan yang diberikan kepadaanak balita dapat
disesuaikan dengan pola makanan.
3. Tujuan Diberikannya PMT

Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki keadaan gizi pada anak
golongan rawan gizi yang menderita gizi kurang, dan diberikan dengan kriteria anak balita
yang tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya serta yang berat badannya pada KMS
terletak dibawah garis merah. Bahan makanan yang digunakan dalam PMT hendaknya
bahan-bahan yang ada atau dapat dihasilkan setempat, sehingga kemungkinan kelestarian
program lebih besar. Diutamakan bahan makanan sumbar kalori dan protein tanpa
mengesampingkan sumber zat gizi lain seperti: padi-padian, umbi-umbian, kacang-
kacangan, ikan, sayuran hijau, kelapa dan hasil olahannya. Status gizi anak balita adalah
keadaan gizi anak balita 12 – 59 bulan yang ditentukan dengan metode antropometri,
berdasarkan indeks berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U),
dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

4. Jenis – Jenis PMT

Untuk 1 porsi
NilaiGizi per porsi :
Energi :238kkal
Protein : 8,1 gr

Nasi Tim KangkungTomat


1. Bahan :
a. 70 gram nasiaron
b. 10 gram teribasah
c. 20 gram tempe
d. 15 gram daunkangkung
e. 20 gram tomat
f. 5 gram minyaksayur
g. 75 cc air kalduayam
2. Cara membuatnya:
a. Masukan air kaldu kedalam panci, tambahkan nasi aron, ikan teri basah yang
dihaluskan, tempe yang dihaluskan, dan minyak sayur aduk hingga rata
b. Setelah masakan setengah matang, masukkan daun kangkung dan tomat yang
sudah dicaincang halus, aduk kembali sampai matang dan siap dihidangkan.
c. Berikan kepada anak balita dalam keadaan hangat

Catatan :Pada waktu menyajikan kepada anak, berikan tambahan 1 porsi buah
(pepaya/melon/semangka)

Untuk 4porsi
NilaiGizi per porsi :
Energi : 250kkal
Protein : 7,8 gr

Bola Tempe SausKuning


1. Bahan :
a. 100 gram tempe
b. 20 gram tomat
c. 1 sdt bawang putih cincang
d. 1 sdm bawang merah cincang
e. 2 butir kemiri
f. ½ sdt kunyit iris
g. 10 gram minyak untuk menggoreng
2. Cara membuat:
a. Tempe dihaluskan hingga bisa dibulatkan dengan menggunakan 2 sendok teh.
Goreng dalam minyak panas
b. Buat bumbu dengan menghaluskan kemiri, kunyit, bawang putih,
c. Bumbu yang sudah dihaluskan di tumis dengan minyak dan bawang merah,
tambahkan tomat iris dan sedikit air.
d. Campurkan bola tempe kedalam bumbu, hidangkan selagi hangat.

Catatan :Pada waktu menyajikan kepada anak, berikan tambahan 1 porsi buah
(pepaya/melon/semangka)
Untuk 8porsi
NilaiGizi per porsi :
Energi :215kkal
Protein : 6 gr

Telur Dadar Singkong


1. Bahan:
a. 4 butirtelur
b. 100 gram singkong, kukus dan haluskan
c. 1 btg daun seledri, diiris
d. 1 btg daun bawang, diiris
e. 3 siung bawang putih, dicincang
f. 1/2 buah bawang bombay, dicincang3/4 sdt garam
g. 1/4 sdt merica bubuk
h. 1 sdm margarine untuk menumis
2. Cara membuat:
a. Panaskan margarin. Tumis bawang putih dan bawang Bombay sampai harum.
Angkat dan sisihkan.
b. Kocok lepas telur. Masukkan tumisan bawang putih, tempe, cabai rawit merah,
daun seledri, daun bawang, garam, dan merica bubuk. Aduk rata.
c. Tambahkan saus cabai. Aduk rata.
d. Panaskan 1 sendok makan margarin. Masukkan campuran telur. Aduk-aduk
sebentar. Tutup. Biarkan sampai matang.
Catatan :Pada waktu menyajikan kepada anak, berikan tambahan 1 porsi buah
(pepaya/melon/semangka)

B. Obesitas
1) Pengertian Obesitas

Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat
mengganggu kesehatan (WHO, 2011).
2) Penyebab Obesitas

Obesitas terjadi bila konsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan dan
dipergunakan oleh tubuh.

Faktor Penyebab Obesitas :

a. Kurang berolah raga


Olah raga akan membantu mengurangi berat tubuh dengan cara membakar kalori.
b. Kebiasaan makan yang keliru
Misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan kaya karbohidrat dan lemak.
c. Faktor pola makan abnormal
Ada dua pola makan abnormal penyebab obesitas yaitu : makan dalam jumlah sangat
banyak (binge), dan pola makan di malam hari.
d. Faktor genetik
Faktor genetik berpengaruh sebesar 33 % terhadap berat badan seseorang.
e. Faktor Psikis
Makanan menjadi pelarian ketika seseorang mengalami masalah atau risau.
f. Faktor kesehatan
Kaitan dengan melambatnya metabolisme. Penyebab perubahan ini antara lain
kelenjar tirois yang kurang aktif, hipogonadisme atau turunnya aktivitas kelenjar
kelamin, sindrom Chusing yakni kelainan metabolisme akibat hiperaktifitas kelenjar
adrenal kortikal.
g. Pengaruh obat – obat tertentu.
Steroid dan beberapa obat anti depresi cenderung mampu menyebabkan
penambahan berat badan.

3) Diet Untuk Penderita Obesitas


1. Diet rendah kalori

Pasien diet harus menimbang dan mengukur makanan sebagai pembantu dalam
mempelajari dan mengenal ukuran jenis.

2. Kurangi penggunaan lemak

Gunakan daging yang tidak berlemak atau ayam tanpa kulit dan jangan makan lebih dari
170 g/hari. Rebus, bakar, atau kukus makanan daripada digoreng. Gunakan rempah-rempah,
bumbu, dan air jeruk nipis atau penyedap yang rendah kalori lainnya daripada mentega,
margarin, minyak zaitun atau garam babi. Batasi makanan dengan lemak tersembunyi seperti
donat, pie crust, crossants, muffins, dan roti yang dibuat dengan cepat. Pilihlah es buah, buah
segar, atau kue-kue yang rendah kalori daripada es krim, cake, pie, atau kue-kue yang tinggi
kadar lemaknya.

3. Makan makanan berserat tinggi

Makanan berserat tinggi memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna daripada
makanan rendah serat, dan rasa kenyang (penuh dan puas) dapat dicapai dengan sedikit kalori
bila memakan makanan berserat tinggi.

4. Memakan makanan sehat disertai vitamin dan mineral yang cukup (Mary Courtney
Moore, 1997)

4) Pencegahan Obesitas
1. Minum Air Putih

Banyak minum air putih dan kurangi minuman bersoda yang mengandung banyak gula
(4 kaleng soda per minggu bisa membuat berat badan naik 0,5 kg). Sementara air putih
membantu melarutkan lemak dalam tubuh.

2. Makan Serat

Perbanyak serat dari buah dan sayuran, yang akan melapisi dinding usus sehingga akan
lebih cepat merasa kenyang.

3. Hindari Camilan
Hindari camilan padat kalori.
4. Olahraga Teratur

Olahraga seperti renang, jogging, senam aerobik.

5. Buat Target
Perlu membuat target pencapaian, misalnya bulan ini bisa menurunkan berat
badan 2 kg saja.
6. Diet
Jika berat badan mulai berlebih di atas batas normal, maka perlu melakukan diet
karbohidrat (nasi, keripik, kentang goreng), lemak (minyak, makanan yang digoreng,
margarin) dan semua makanan yang diolah memakai gula (sirup, permen dan selai).

7. Pilih Makanan Pengganti

Daripada makan es krim yang berkalori tinggi, lebih baik pilih yogurt saja untuk
camilan sehari-hari. Karena, yogurt mampu menurunkan kolesterol darah, sehingga kesehatan
jantung tetap terjaga.

Yogurt juga menjaga microflora yang berfungsi mencegah masuknya penyakit ke dalam
saluran penceranaan. Cukup mengonsumsi yogurt 1 atau 2 gelas sehari saja sudah cukup
membantu mencegah obesitas.

5) Cara Mengurangi Kelebihan Berat Badan

Cara untuk mengurangi kelebihan berat badan yang dikemukaakn para ahli,
diantaranya sebagai berikut

1. Melakukan kegiatan fisik secara teratur (bekerja, belajar, olahraga). Untuk itu,
seorang individu perlu mengatur kegiatan dalam menonton tv. Dalam hal ini jangan
sampai terlalu lama menonton tv, tetapi kurang dalam kegiatan olahraga. Usahakan
kegiatan menonton tv diimbangi dengan kegiatan olahraga. Usahakakn olahraga yang
ringan selama 5-10 menit sebelum mandi, misalnya lari ditempat dan senam.
2. Lakukan olahraga yang murah, tetapi besar manfaatnya bagi pembentukan tubuh agar
tampak atletis, misalnya jogging, renang, dan senam/aerobik. Lakukan seminggu dua
kali. Aturlah sesuai dengan program kegiatan anda agar tidak bentrok dengan kegiatan
utama lainnya.
3. Usahakan untuk tidak jajan makanan di pinggir jalan yang tak terjamin
kebersihannya. Jangan mengonsumsi makanan yang tak sehat, misalnya kadar
kolesterol tinggi. Akan tetapi, perlu meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayur-
mayur.
4. Usahakan untuk selalu memantau berat badan secara teratur dengan menimbang beat
badan. Jangan lupa, usahakan untuk berkonsultasi dengan tenaga ahli, seperti ahlli
gizi, dokter atau ahli kebugaran badan. (Agoes Dariyo, 2004)

4. DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

Anda mungkin juga menyukai