Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM 1

PASS FILTER

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. memahami rangkaian tapis pasif RC melalui pemodelan matematik dan analisis
tanggapan frekuensinya (tanggapan amplitude dan tanggapan fasa).
2. memahami pengaruh perubahan resistansi dan kapasitansi terhadap tanggapan
amplitudo dan tanggapan fasa. ( tapis lolos rendah : R semakin kecil Vo semakin
besar, nilai R tetep C semakin besar Vi tetap Vo berkurang . rumus di Hp. Tapis lolos
tinggi : R semakin kecil Vo semakin kecil, nilai R tetep C semakin besar Vi tetap Vo
bertambah . rumus di Hp.
3. dapat mengukur tanggapan amplitudo dan fasa untuk tapis lolos rendah dan tinggi.

B. TEORI DASAR Tegangan bolak-balik adalah tegangan listrik yang berubah tanda secara
berulang. Isyarat yang diproses dalam elektronika banyak yang berupa tegangan
bolak-balik, dengan berbagai bentuk gelombang. Tetapi bentuk gelombang yang
paling dasar adalah bentuk sinusoida. Ada beberapa cara membahas arus bolak-balik,
diantaranya dengan mempergunakan fungsi eksponensial kompleks. Dengan cara ini
aturan yang digunakan pada arus searah tetap berlaku, asalkan digunakan fasor
kompleks. Cara ini dipergunakan untuk membahas rangkaian tapis RC.

Rangkaian tapis merupakan rangkaian yang desain untuk meloloskan isyarat


pada rentang frekuensi tertentu. Daerah frekuensi yang diloloskan tapis disebut pass
band, sedangkan daerah frekuensi yang tidak diloloskan dinamakan stop band.

1. Tapis Lolos Rendah (Low Pass Filter)


Tapis RC lolos rendah atau Low Pass Filter (LPF) merupakan rangkaian RC yang
meloloskan frekuensi rendah, akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluarannya
diperkecil.

1-1
Rangkaian di samping dikenal
dengan nama rangkaian RC lolos
rendah.
Hambatan R dan kapasitor C
membentuk pembagi tegangan
Gambar 1.1 Rangkaian LPF
kompleks.

Besar atau amplitudo fungsi alih G ( )


P
G ( ) = ; dimana P = 1 , disebut kutub/pole
j + P RC

P
G ( ) = G( ) =
 2 + P2
Dalam melukiskan tanggapan amplitudo, dipergunakan nisbah tegangan dalam dB
(desibel), yang didefinisikan sebagai :
VO ( )
G ( )(dB) = 20 log
Vi ( )
Tanggapan fasa 
−
 = arc tan
 P

Gambar 1.2 Tanggapan amplitudo dari Low Pass Filter

1-2
Gambar 1.3 Diagram tanggapan amplitudo (atas), dan diagram
tanggapan fasa (bawah) untuk tapis lolos rendah

2. Tapis Lolos Tinggi (High Pass Filter)


Tapis RC lolos rendah atau High
Pass Filter (HPF) merupakan
rangkaian RC yang meloloskan
frekuensi tinggi, akan tetapi pada
frekuensi rendah isyarat
keluarannya diperkecil. Rangakaian
Gambar 1.4. Rangkaian tapis lolos tinggi di samping dikenal dengan nama
rangakain RC lolos tinggi.
Besar atau amplitudo fungsi alih G ( )
j
G ( ) =
1
; dimana P = dan  = 2  f
 P + j RC


G ( ) =
 + 2
2
P

1-3
Tanggapan fasa 
P
 = arc tan

Gambar 1.5 Diagram tanggapan amplitudo (atas) dan diagram


tanggapan fasa (bawah) pada tapis lolos tinggi.

Pengukuran tanggapan fasa pada rangkaian pass filter dilakukan dengan


cara memplot amplitudo keluaran pada sumbu vertikal dan amplitudo masukan pada
sumbu horizontal yang disebut sebagai kurva Lissajous, seperti pada Gambar 1.6.
Pada oscilloscope, kurva Lissajous dari amplitudo keluaran dan amplitudo masukan
dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Oscilloscope dihidupkan pada MODE DUAL, akan muncul dua sinyal yang
merupakan sinyal masukan (Ch 1) dan sinyal keluaran (Ch 2)
2. tekan tombol XY, maka secara otomatis Ch 1 akan menjadi sinyal fasor dan Ch
2 akan menjadi sinyal lissojous
3. atur skala Volt/div pada kedua channel diposisi yang sama.
4. geser MODE pada posisi CH 2, sehingga akan muncul hanya bentuk sinyal
lissojous seperti di gambar 1.6
5. atur posisi sinyal lissojous agar tepat (terpusat) ditengah display atau pada posisi
simetris (sumbu koordinat) display oscilloscope.

1-4
Dari tampilan pada oscilloscope tersebut, dapat ditentukan besar beda fase
 antara kedua sinyal ( masukan dan keluaran). Dengan mengukur posisi tampilan
terpusat di tengah layar oscilloscope, maka beda fasa dapat diukur dengan
persamaan:
sin  = y/Ym
dimana y : jarak titik potong pada sumbu y dan
Ym : proyeksi vertikal maksimum.

Ym

Gambar 1.6. Kurva Lissajous

C. ALAT DAN BAHAN


1. Software Proteus
2. Hambatan virtual R 1K : 1 buah
3. Kapasitor virtual C 10 nF : 1 buah
4. Kapasitor virtual C 10 100 nF : 1 buah
5. Signal Generator virtual (AFG) : 1 unit
6. Osiloskop virtual (CRO) : 1 unit

D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Rangkailah rangkaian LPF seperti Gambar 1.1 (R = 1K dan C = 0,1 F). Gunakan
Signal Generator sebagai sumber tegangan dimana kutub positif Signal Generator
dihubungkan dengan kaki resistor serta kutub negative Signal Generator
dihubungkan dengan Ground.

1-5
2. Atur sinyal masukan (Signal generator) berupa sinusoidal dengan amplitude 2 V
dan frekuensi 100 Hz.
3. Hitung besar frekuensi potong pada rangkaian tersebut secara teori.
4. Hubungkan CRO dengan rangkaian dimana Channel A dihubungkan dengan
kutub positif Signal generator dan Channel B dihubungkan dengan keluaran tapis
lolos rendah (kaki kapasitor).
5. Perhatikan sinyal masukan (Channel A) dan keluaran (Channel B) pada CRO.
Simpan hasil simulasi dengan menu print pdf dan hitung amplitudonya.
6. Tampilkan kurva Lissajous pada CRO dengan cara menggeser “source horizontal”
pada B, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7. Amati beda fase yang ditunjukan
pada kurva dan catat hasil pengamatannya.

Gambar 1.7. Seting CRO pada Proteus


7. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
8. Ulangi*) langkah 1-7 untuk 4 variasi frekuensi (sebelum fp, fp, setelah fp dan
100KHz) dengan cara mengubah frekuensi dari Signal Generator.
9. Ulangi langkah 1-7 untuk kapasitor C sebesar 10nF
10. Ulangi langkah 1-10 untuk rangkaian HPF seperti Gambar 1.4.

E. LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan:
1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda
2. Buatlah tanggapan amplitudo dari setiap data percobaan tapis, baik tapis lolos
rendah maupun tapis lolos tinggi secara manual menggunakan kertas semilog.

1-6
3. Buatlah tanggapan fasa dari data praktikum tapis, baik tapis lolos rendah maupun
tapis lolos lolos tinggi.
4. Bandingkan hasil praktikum dengan teori.

1-7
F. DATA PENGAMATAN
PRAKTIKUM : PASS FILTER
NAMA : …………………………………………………………
NIM : …………………………………………………………
TGL PRAKT. : ..………………………………………………………..

LAPORAN SEMENTARA
Low Pass Filter (LPF)
Hambatan R = 1 K Kapasitor C = 0,1 F fp: ……………. Hz
Frekuensi Beda fasa Penguatan Av
No. Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp)
f (Hz)  (o) kali dB
1 10 2

2 100

3 1k 2

4 10k

5 100k 5

Hambatan R = 1 K Kapasitor C = 10 nF fp: ……………. Hz


Frekuensi Beda fasa Penguatan Av
No. Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp)
f (Hz)  (o) kali dB
1 10 2

2 100

3 1k 2

4 10k

5 100k 5

1-8
High Pass Filter (HPF)
Hambatan R = 1 K Kapasitor C = 100 nF fp: ……………. Hz
Frekuensi Beda fasa Penguatan Av
No. Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp)
f (Hz)  (o) kali dB
1 10 2

2 100

3 1k 2

4 10k

5 100k 5

Hambatan R = 1 K Kapasitor C = 10 nF fp: ……………. Hz


Frekuensi Beda fasa Penguatan Av
No. Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp)
f (Hz)  (o) kali dB
1 10 2

2 100

3 1k 2

4 10k

5 100k 5

Semarang, .............................. 2021


Mengetahui, Praktikan,
Teknisi/Dosen

____________________________ ____________________________
NIP, NIM.

1-9
1-10

Anda mungkin juga menyukai