NIM: 113421032
SEMESTER: 1 (SATU)
Soal:
JAWABAN:
Struktur kimia DNA meliputi rantai nukleotida yang terdiri atas satu gula pentosa, satu
gugus fosfat, dan satu basa nitrogen. Perhatikan bahwa gula dan gugus fosfat
membentuk bagian punggung DNA (rantai warna biru), dan dua rantai nukleotida
tersebut tergabung melalui ikatan hidrogen pada basa nitrogen (Sridianti, 2014).
Ada tiga struktur DNA yang dikenal selama ini. Struktur-struktur DNA tersebut adalah
sebagai berikut (Kusuma, 2010):
a) Struktur primer
DNA tersusun dari monomer-monomer nukleotida. Setiap nukleotidaTerdiri dari
satu basa nitrogen berupa senyawa purin atau pirimidin, satu gula. pentosa
berupa 2-deoksi-D-ribosa dalam bentuk furanosa, dan satu molekul fosfat.
Penulisan urutan basa dimulai dari kiri yaitu ujung 5’ bebas (tidak terikat
nukleotida lain) menuju ujung dengan gugus 3’ hidroksil bebas atau dengan arah
5’- 3’.
b) Struktur sekunder
Salah satu sifat biokimia DNA yang menentukan fungsinya sebagai pembawa
informasi genetik adalah komposisi basa penyusun.
c) Struktur tersier
Kebanyakan DNA virus dan DNA mitokondria merupakan molekul lingkar.
Konformasi ini terjadi karena kedua untai polinukleotida membentuk struktur
tertutup yang tidak berujung. Molekul DNA lingkar tertutup yang di isolasi dari
bakteri, virus dan mitokondria seringkali berbentuk superkoil, selain itu DNA
dapat berbentuk molekul linier dengan ujung-ujung rantai yang bebas. Seutas
polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap
nukleotida tersusun atas:
Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom
oksigen).
Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula.
Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula.
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk “tulang punggung”
yang sangat panjang bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan
sebagai tangga, dimana ibu tangganya adalah gula deoksiribosa dan anak
tangganya adalah susunan basa nitrogen, dimana ibu tangganya adalah
gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen.
Sedangkan fosfat menghubungkan gula pada satu nukleotida ke gula
pada nukleotida berikutnya untuk membentuk polinukleotida.
2. Bapak menderita hemophilia menikah dengan ibu karier/ pembawa sifat hemophilia,
tentukan fenotif anak-anaknya?
Hemofilia
Terpaut pada kromosom x
Alel : H = normal
h = hemofilia
XX (Wanita) XY ( Pria)
H H
1. X X = Normal 1. XHY=normal
2. XH X h= carier 2. XhY=hemofilia
3. Xh X h=hemofilia (letal)
1. Fiksasi komplemen
Dalam fiksasi komplemen terjadi aktivasi sistem komplemen oleh kompleks
antigen-antibodi. Komplemen memiliki 20 protein serum yang berbeda. Ketika
infeksi, protein serum pertama teraktivasi dan mengaktifkan protein serum
selanjutnya secara jalur berantai (efek domino). Hasil reaksi komplemen tersebut
akan melisiskan sel-sel patogen dan virus. Fiksasi komplemen menghasilkan 2
jenis efek yang disebut dengan sitolisis dan inflamasi.
2. Netralisasi
Netralisasi menyebabkan antibodi menutup sisi penghubung determinan
antigen, sehingga antigen tidak berbahaya dan akhirnya dapat dicerna oleh sel
fagosit.
3. Aglutinasi (penggumpalan)
Yang dimaksud dengan aglutinasi adalah kondisi ketika satu antibodi memiliki
minimal 2 pengikatan. Semua sisi pengikatan tersebut berikatan dengan antigen
berupa materi partikel seperti sel darah merah atau bakteri. Oleh karena itu,
kompleks besar dengan mudah difagosit oleh makrofag.
4. Presipitasi (pengendapan)
Presipitasi adalah pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam
cairan tubuh. Setelah terendapkan, antigen dikeluarkan dan dibuang melalui
fagositosis.
Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan menghasilkan suatu zat untuk
menghancurkan antigen tersebut. Zat yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh
untuk melawan antigen disebut sebagai antibodi.
Antibodi adalah bagian dari sistem imunitas yang berperan sebagai benteng pertahanan
untuk melindungi tubuh dari ancaman virus, bakteri, kuman, dan zat-zat penyebab
penyakit infeksi. antibodi akan dihasilkan oleh sistem imunitas sesuai dengan jumlah
antigen.
Antibodi memiliki bentuk yang menyerupai bentuk antigen yang akan dilawan. Hal ini
bertujuan agar antibodi dapat menempel pada antigen dan melawannya. Dengan
demikian, antigen tidak berkembang dan tidak menyebabkan infeksi.
Pada kasus tertentu, antigen juga bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit terkait
alergi, seperti asma dan eksim.
8. Dalam mekanisme imunitas non spesifik memiliki sifat selalu siap dan memiliki respon
langsung serta cepat terhadap adanya patogen pada individu yang sehat. Sistem imun
ini bertindak sebagai linipertama dalam menghadapi infeksi dan tidak perlu menerima
pajanan sebelumnya, bersifat tidak spesifik karena tidak ditunjukkan terhadap patogen
atau mikroba tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak
menunjukkan spesifitas dan mampu melindungi tubuh terhadap patogen yang
potensial. Manifestasi respon imun alamiah dapat berupa kulit, epitel mukosa, selaput
lendir, gerakansilia saluran nafas, batuk dan bersin, lisozim, IgA, pH asam lambung.
Pertahanan humoral non spesifik berupa komplemen, interferon, protein fase akut dan
kolektin. Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan
memberikan proteksi terhadapinfeksi dan berperan dalam respon inflamasi.
Komplemen juga berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis yang dapat
menimbulkan lisis bakteri dan parasit. Tidak hanya komplemen,kolektin merupakan
protein yang berfungsi sebagai opsonin yang dapat mengikat hidrat arang pada
permukaan kuman.Interferon adalah sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi oleh
makrofag yang diaktifkan, sel NK dan berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan
dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus.Peningkatan kadar Creactive protein
dalam darah dan Mannan Binding Lectin yang berperan untuk mengaktifkan komplemen
terjadi saat mengalami infeksi akut.Sel fagosit mononuklear dan polimorfonuklear serta
sel Natural Killer dan sel mast berperan dalam sistem imun non spesifik selular.Neutrofil,
salah satu fagosit polimorfonuklear dengan granula azurophilic yang mengandung
enzyme hidrolitik serta substansi bakterisidal seperti defensins dan katelicidin.
Mononuklear fagosit yangberasal dari sel primordial dan beredar di sel darah tepi
disebut sebagai monosit. Makrofag di sistem sarafpusat disebut sebagai sel mikroglia,
saat berada di sinusoid hepar disebut sel Kupffer, di saluran pernafasan disebut
makrofag alveolar dan di tulang disebut sebagai osteoklas. Sel Natural Killer merupakan
sel limfosit yang berfungsi dalam imunitas nonspesifik terhadap virusdan sel tumor. Sel
mast berperan dalam reaksi alergi dan imunitas terhadap parasit dalam usus serta
invasibakteri.
9. Macam-macam imunoglubulin
Imunoglobulin G
Merupakan bagian terbesar dari imunoglobulin serum.Dimana BM nya 150.000,
angka sedementasinya 7 S, distribusinya merata pada ruang intravaskuler dan
ekstravaskuler, waktu paruh nya 23 hari, bentuknya seperti kumparan, panjang
250 – 300 Ao dan lebarnya 40 Ao , konsentrasi normal dalam serum 5 – 16 mg/ml,
dapat melewati plasenta dan memberikan kekebalan pasif alamiah kepada bayi
baru lahir.Digolongkan 4 kelas (Ig G1, Ig G2, Ig G3,dan Ig G4).
Imunoglobulin A
Merupakan 10% dari seluruh globulin serum, dapat bergerak cepat, kadar
normalnya 0,6 -4,2 mg/ml, waktu paruhnya 6 – 8 hari, BM 160.000, angka
sedementasinya 7 S, terdapat dalam konsentrasi tinggi pada kolostrum,air mata,
cairan empedu,air liur, skret saluran pencernakan dan hidung. Meningkat dalam
kasus mieloma multipel, tidak dapat melewati plasenta, meningkatkan
fogositosis dan penghancuran mikroorganisme di dalam sel.
Imunoglobulin M
Merupakan 5 % - 10 % dari seluruh serum globulin, kadar dalam serum 0,5 – 2
mg/ml, waktu paruh 10 hari, BM 900.000 – 1000.000, angka sedementasinya 19
S, sebagian besar dalam pembuluh darah, bentuk bulatan, tidak dapat melewati
plasenta, lebih efisien bekerja pada reaksi aglutinasi,reaksi sitolisis dan sitotoksik
Imunoglobulin D
Konsentrasi dalam serum 0,03 mg/ml, sebagian besar berada intravaskuler,
waktu paruhnya 3 hari, fungsi belum jelas.
Imunoglobulin E (Epsilon)
Antibodi hipersensitivitas, BM 190.000, angka sedementasinya 8 S, waktu paruh
2 hari, dapat diinaktifkan dengan pemanasan 56 oC selama 1 jam, afinitasnya
terhadap sel-sel jaringan (teruma mast cell), tidak dapat melewati plasenta,
sebagian besar berada intravaskuler, keadaan normal kadarnya di dalam serum
kecil, meningkat pada infeksi cacing
Diantara macam – macam imunoglobulin diatas hanya satu imunoglobulin yang dapat
beredar dan melewati dalam tubuh janin melalui plasenta yaitu Imunoglobulin G dimana
imunoglobulin ini dapat melewati plasenta dan memberikan kekebalan pasif alamiah
kepada bayi baru lahir.
10. Proses inflamasi merupakan bagian dari respon imun (sistem kekebalan tubuh).
Mekanisme ini hanya diperlukan dalam kondisi tertentu dalam waktu yang tidak lama.
Misalnya ketika suatu bagian tubuh mengalami luka terbuka, mekanisme inflamasi akan
membantu menghilangkan sel yang rusak dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebaliknya, saat inflamasi terjadi dalam waktu yang lebih lama dari yang dibutuhkan, hal
tersebut cenderung bersifat merugikan.
Proses inflamasi
Inflamasi dimulai ketika sel tubuh mengalami kerusakan dan terjadi pelepasan zat
kimia tubuh sebagai tanda bagi sistem imun. Inflamasi sebagai respons imun
pertama bertujuan untuk merusak zat atau objek asing yang dianggap merugikan,
baik itu sel yang rusak, bakteri, atau virus.
Menghilangkan zat atau objek asing tersebut penting untuk memulai proses
penyembuhan. Melalui berbagai mekanisme lainnya, sel inflamasi dalam pembuluh
darah memicu pembengkakan pada area tubuh yang mengalami kerusakan dan
menyebabkan pembengkakan, warna kemerahan, dan rasa nyeri. Inflamasi memang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi hal tersebut penting dalam proses
penyembuhan.
Mekanisme inflamasi diawali dengan adanya iritasi, di mana sel tubuh memulai
proses perbaikan sel tubuh yang rusak. Sel rusak dan yang terinfeksi oleh bakteri
dikeluarkan dalam bentuk nanah. Kemudian diikuti dengan proses terbentuknya
jaringan-jaringan baru untuk menggantikan yang rusak.