Anda di halaman 1dari 11

NAMA: NISPI SA’BANI

PRODI: S1 PENDIDIKAN BIDAN

NIM: 113421032

SEMESTER: 1 (SATU)

DOSEN PEMBINA: I WAYAN MERTA M. Si

MATA KULIAH: BIOLOGI REPRODUKSI

Soal Ujian Akhir Semester Biologi Reproduksi

Soal:

1. Analisis struktur kimiawi kromoson dan DNA.


2. Bapak menderita hemophilia menikah dengan ibu karier/ pembawa sifat hemophilia,
tentukan fenotif anak-anaknya dan simpulan apa yang dapat diambil.
3. Bapak bergolongan darah A menikah dengan ibu bergolongan darah B, tentukan
kemungkinan golongan darah anak-anaknya dan simpulan apa yang dapat diambil.
4. Jelaskan fisiologis hormon FSH dan LH dalam reproduksi.
5. Jelaskan fisiologi hormon progesteron dalam hal memelihara kehamilan.
6. Jelaskan fisologis hormon oksitosin dalam proses kelahiran/partus.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan antigen, antibodi dan bagaimana interaksinya
dalam sistem imun dalam tubuh.
8. Jelaskan mekanisme kerja imun non spesifik (alamiah) dalam tubuh.
9. Sebut dan jelaskan macam-macam imunoglubulin, diantara imuglubulin tersebut yang
mana dapat beredar dalam tubuh janin melalui plasenta.
10. Jelaskan proses terjadinya inflamasi/radang, dan bagaimana respon imun dalam tubuh.

JAWABAN:

1. Struktur kimiawi kromosom dan Dna


Bahan penyusun kromosom adalah benang kromatin yang terdiri dari DNA (asam
deoksiribonukleat), RNA hasil transkripsi dan protein (bersifat histon atau asam dan non
histon atau basa). Tiap kromatid membawa sebuah molekul DNA yang strukturnya
berupa untai ganda sehingga di dalam kedua kromatid terdapat dua molekul DNA.
Pada manusia memasukkan paling sedikit 7 protein penyusun kromosom, sedangkan
protein yang lain tidak mendapatkan tempat dalam kromosom. Salah satu protein,
CENP-A, Kromosom pada organisme eukariotik tersusun dari bagian-bagian berikut:
DNA-DNA menyusun kromosom sekitar 35% dari keseluruhan kromosom. RNA RNA
menyusun kromosom sekitar 5% dari keseluruhan kromosom. Protein- protein ini terdiri
atas histon yang bersifat basa dan nonhiston yang bersifat asam. Kedua macam protein
ini berfungsi untuk menggulung benang kromosom sehingga menjadi pudar dan
berperan sebagai enzim pengganda DNA dan pengkopian DNA. Susunan kimia
kromosom:
 DNA 16%
 RNA 12%
 Nukleoprotein 72%
Protamine mengelilingi DNA Histon menghambat transkripsi Non Histon: DNA
Polimerase selnya aktif enzim: DNA Polimerase dan RNA Polimerase.

Struktur kimia DNA meliputi rantai nukleotida yang terdiri atas satu gula pentosa, satu
gugus fosfat, dan satu basa nitrogen. Perhatikan bahwa gula dan gugus fosfat
membentuk bagian punggung DNA (rantai warna biru), dan dua rantai nukleotida
tersebut tergabung melalui ikatan hidrogen pada basa nitrogen (Sridianti, 2014).
Ada tiga struktur DNA yang dikenal selama ini. Struktur-struktur DNA tersebut adalah
sebagai berikut (Kusuma, 2010):
a) Struktur primer
DNA tersusun dari monomer-monomer nukleotida. Setiap nukleotidaTerdiri dari
satu basa nitrogen berupa senyawa purin atau pirimidin, satu gula. pentosa
berupa 2-deoksi-D-ribosa dalam bentuk furanosa, dan satu molekul fosfat.
Penulisan urutan basa dimulai dari kiri yaitu ujung 5’ bebas (tidak terikat
nukleotida lain) menuju ujung dengan gugus 3’ hidroksil bebas atau dengan arah
5’- 3’.
b) Struktur sekunder
Salah satu sifat biokimia DNA yang menentukan fungsinya sebagai pembawa
informasi genetik adalah komposisi basa penyusun.
c) Struktur tersier
Kebanyakan DNA virus dan DNA mitokondria merupakan molekul lingkar.
Konformasi ini terjadi karena kedua untai polinukleotida membentuk struktur
tertutup yang tidak berujung. Molekul DNA lingkar tertutup yang di isolasi dari
bakteri, virus dan mitokondria seringkali berbentuk superkoil, selain itu DNA
dapat berbentuk molekul linier dengan ujung-ujung rantai yang bebas. Seutas
polinukleotida pada molekul DNA tersusun atas rangkaian nukleotida. Setiap
nukleotida tersusun atas:
 Gugusan gula deoksiribosa (gula pentosa yang kehilangan satu atom
oksigen).
 Gugusan asam fosfat yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula.
 Gugusan basa nitrogen yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula.
Ketiga gugus tersebut saling terkait dan membentuk “tulang punggung”
yang sangat panjang bagi heliks ganda. Strukturnya dapat diibaratkan
sebagai tangga, dimana ibu tangganya adalah gula deoksiribosa dan anak
tangganya adalah susunan basa nitrogen, dimana ibu tangganya adalah
gula deoksiribosa dan anak tangganya adalah susunan basa nitrogen.
Sedangkan fosfat menghubungkan gula pada satu nukleotida ke gula
pada nukleotida berikutnya untuk membentuk polinukleotida.
2. Bapak menderita hemophilia menikah dengan ibu karier/ pembawa sifat hemophilia,
tentukan fenotif anak-anaknya?
Hemofilia
 Terpaut pada kromosom x
 Alel : H = normal
h = hemofilia
XX (Wanita) XY ( Pria)
H H
1. X X = Normal 1. XHY=normal
2. XH X h= carier 2. XhY=hemofilia
3. Xh X h=hemofilia (letal)

P = XhY =Bapak hemofilia


XH X h= carier
G = Xh XH
Y Xh
XH X h : anak perempuan 25% carier
Xh X h :anak perempuan 25% hemofilia ( letal )
XHY : anak laki-laki 25% normal
XhY : anak laki-laki 25% hemofilia

Maka dapat kita simpulkan bapak yang menderita hemofilia, menikah


dengan ibu carrier. Apabila seorang ayah yang menderita hemofilia
menurunkan kromosom Y ke bayinya, anak tersebut akan terlahir dengan
jenis kelamin laki-laki. Bayi laki-laki tersebut akan mendapat kromosom X
dari ibu yang merupakan carrier. Jika kromosom X yang diturunkan dari
ibu mengandung mutasi genetik, bayi laki-laki tersebut akan mengidap
hemofilia. Sebaliknya, jika yang diturunkan oleh sang ibu adalah
kromosom X yang sehat, bayi laki-laki tersebut akan memiliki gen
pembekuan darah yang normal, alias sehat. Hal yang sedikit berbeda
terjadi pada bayi perempuan. Bayi perempuan sudah pasti mendapatkan
kromosom X dari ayah yang mengidap hemofilia, maka ia akan menjadi
carrier dari gen yang bermutasi tersebut. Apabila ibunya yang seorang
carrier menurunkan kromosom X sehat, bayi perempuan itu hanya akan
menjadi carrier. Namun, jika yang diwariskan adalah kromosom X yang
memiliki mutasi gen penyebab penyakit hemofilia dari ibunya, ia akan
mengidap hemofilia. Jadi, ayah yang menderita hemofilia dan ibu yang
menjadi carrier memiliki peluang sebesar:

 25% untuk melahirkan bayi laki-laki dengan hemofilia


 25% untuk melahirkan bayi laki-laki yang sehat dan normal
 25% untuk melahirkan bayi perempuan yang menjadi carrier
 25% untuk melahirkan bayi perempuan dengan hemofilia ( letal )
3. Bapak bergolongan darah A menikah dengan ibu bergolongan darah B, tentukan
kemungkinan golongan darah anak-anaknya?
G: A: IA IA ( dominan ) B: IB IB ( dominan )
IA IO ( pembawa ) IB IO ( pembawa )
A: IA IA ( dominan ) >< B: IB IB ( dominan )
IA IB IA IB
IA IB IA IB
A: IA IA ( dominan ) >< B: IB IO ( pembawa )
IA IB IA IB
IA IO IA IO
A: IA IO ( pembawa ) >< B: IB IB ( dominan )
IA IB IB IO
IA IB IO IO
A: IA I ( pembawa ) >< B: IB I ( pembawa )
IA IB IB IO
IA IO IO IO
Kesimpulan hasil:
Jika bapak bergolongan darah A menikah dengan ibu bergolongan
darah B, maka golongan darah anak-anaknya yaitu
1. Golongan darah A ( pembawa ) = 20%
2. Golongan darah B ( pembawa ) = 20%
3. Golongan darah AB ( pembawa ) = 55%
4. Golongan darah O ( pembawa ) = 5%
Jadi rata-rata golongan darah anaknya adalah golongan darah
pembawa bukan dominan.
4. Hormon LH dan FSH penting untuk perempuan maupun laki-laki Hormon LH dan FSH
penting untuk organ reproduksi. LH adalah singkatan dari luteinising hormone dan FSH
adalah kependekan follicle stimulating hormone. Keduanya merupakan bagian dari
hormon gonadotropik yang berperan penting untuk fungsi organ reproduksi, terutama
ovarium pada wanita dan testis pada pria. Pada wanita, LH dan FSH memiliki peran
penting dalam siklus menstruasi dan proses ovulasi. Sementara itu pada pria, kedua
hormon ini adalah berperan penting dalam produksi sperma. Fungsi LH dalam tubuh
manusia Tubuh pria maupun wanita, sama-sama memproduksi luteinising hormone
atau LH. Hormon ini dibuat dan dilepaskan oleh kelenjar pituitari di otak dan berperan
sangat penting dalam menjaga fungsi indung telur (ovarium) serta testis.
Berikut ini fungsi LH secara spesifik pada pria maupun wanita.
 fungsi LH pada wanita
Pada wanita, LH terutama berperan penting dalam siklus menstruasi. Umumnya, siklus
menstruasi seorang wanita berlangsung selama empat minggu. Pada dua minggu
pertama serta kedua, LH akan menjalankan peran yang berbeda. Selama dua minggu
pertama, hormon ini diperlukan untuk menstimulasi folikel di ovarium alias indung telur
untuk memproduksi hormon seks wanita yang disebut estradiol. Lalu pada hari ke-14
pada siklus, kadar LH akan meningkat drastis dan memicu pelepasan sel telur. Proses ini
disebut sebagai ovulasi. Saat mengalami ovulasi inilah seorang perempuan disebut
sedang masuk masa subur. Berhubungan seks saat perempuan sedang berovulasi, akan
meningkatkan kesempatan terjadinya kehamilan. Pada dua minggu terakhir dari siklus
menstruasi. LH melalui mekanisme khusus akan menstimulasi produksi hormon
progesteron yang sangat penting untuk mendukung masa awal kehamilan.
Hal ini terjadi sebagai mekanisme alami apabila pada masa ovulasi, terjadi pembuahan
sel telur oleh sperma. Namun jika ovulasi terjadi dan sel telur tidak dibuahi oleh sperma,
maka lapisan rahim akan keluar melalui vagina, dan fase inilah yang disebut sebagai
masa menstruasi.
 Fungsi LH pada pria
Pada pria, LH berperan dalam produksi testosteron. Hormon ini akan menstimulasi sel
yang dinamakan sel Leydig untuk menjalankan fungsi tersebut.
Testosteron yang telah diproduksi akan berperan untuk menstimulasi produksi sperma
dan membantu pria mendapatkan ciri khas fisknya, seperti suara yang dalam, kumis dan
jenggot, serta rambut-rambut di badan.
 Fungsi FSH pada wanita
fungsi FSH pada wanita berkaitan dengan kerja LH. Hormon inilah yang menstimulasi
terbentuknya folikel-folikel di rahim yang kemudian akan distimulasi oleh LH untuk
menjalankan fungsinya. Jadi dengan kata lain, hormon ini berperan penting dalam
proses ovulasi alias pelepasan sel telur. Pada minggu ketiga dan keempat siklus
menstruasi, LH akan memproduksi progesteron sebagai persiapan kehamilan. Ketika
itulah produksi FSH akan berhenti. Berhentinya produksi FSH menandakan akhir dari
siklus menstruasi. Sebaliknya, produksi FSH yang sudah kembali meningkat,
menunjukkan permulaan siklus menstruasi selanjutnya.
 Fungsi FSH pada pria
Pada pria, FSH berfungsi untuk mengatur kadar testosteron dalam tubuh. Testosteron
adalah hormon seks pria. Testosteron yang telah diproduksi akan berperan untuk
menstimulasi produksi sperma dan membantu pria mendapatkan ciri khas fisknya,
seperti suara yang dalam, kumis dan jenggot, serta rambut-rambut di badan. Hormon ini
berperan besar dalam produksi sperma dan membuat pria memiliki ciri khas fisiknya.
Dapat dikatakan, LH lah yang memicu produksi testosteron, sementara FSH lah yang
mengatur keseimbangan kadarnya dalam tubuh.

5. Wanita hamil mengalami peningkatan hormon progesteron dalam setiap perkembangan


(Prager et al, 1995). Progesteron akan meningkat mulai dari trimester I kehamilan
sampai trimester III kehamilan.
Pada masa awal kehamilan (6-7 minggu) progesteron dari korpus luteum sangat
diperlukan untuk kehamilan. Setelah masa transisi (antara minggu ke- 7 dan 11),
plasenta mengambil alih peran korpus luteum dan menghasilkan progesteron. Sintesis
progesteron pasenta sangat bergantung pada hubungan antara maternal dan plasenta.
Sumber utama sintesis protein progesteron adalah kolesterol. Pengaruh-pengaruh
khusus progesteron yang penting untuk kemajuan kehamilan yang normal:
a. Progesteron menyebabkan sel-sel desidua tumbuh di endometrium uterus, dan
sel-sel ini memainkan peranan penting dalam nutrisi embrio awal.
b. Progesteron menurunkan kontraktilitas uterus gravid, sehingga mencegah
kontraksi uterus yang menyebabkab abortus spontan.
c. Progesteron juga membantu perekembangan hasil konsepsi bahkan sebelum
implantasi, karena progesteron secara khusus meningkatkan sekresi tubafallopii
dan uterus ibu menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan
morula dan blastokista.
d. Progesteron yang disekresikan selama kehamilan juga membantu estrogen
memersiapkan payudara ibu untuk laktasi. Pada akhir kehamilan, uterus secara
progresif peka sampai akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik dengan
kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan
aktivitas uteruas yaitu rasio estrogen terhadap progesteron. Progesteron
menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sehingga membantu
mencegah ekspulsi fetus.
6. Oksitosin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipocalamus yang berperan
untuk merangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan dan dalam proses
pembentukan asi. fungsi hormon oksitosin adalah memberikan sinyal ke rahim untuk
berkontraksi. Mempersiapkan kelahiran bayi. Menjelang persalinan, tubuh wanita akan
menghasilkan hormon oksitosin untuk merangsang kontraksi rahim. Hormon ini juga
meningkatkan produksi prostaglandin, sehingga kontraksi semakin intens dan
memengaruhi proses pembukaan. Karena efek ini, dokter atau bidan terkadang
memberikan oksitosin sintetis (pitocin) untuk induksi persalinan. Oksitosin juga mungkin
disuntikkan untuk membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan.
Selama proses persalinan, oksitosin membantu merangsang produksi hormon lainnya
yang berkaitan. Seusai persalinan, hormon ini juga membantu rahim untuk kembali ke
ukuran normal.

7. Yang dimaksud dengan


 Antigen (imunogen)
Antigen merupakan zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam
menghasilkan antibodi. Antibodi yang dihasilkan berupa zat molekul besar
seperti protein dan polisakarida, contohnya permukaan bakteri. Antigen dapat
berupa bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun.
 Antibodi merupakan suatu zat cair (gama globulin) yang dibuat sebagai respon
terhadap antigen yang bekerja sebagai zat pelindung terhadap organisme
tertentu biasanya di temukan didalam: serum, getah bening, dan cairan tubuh
lainnya. Antibodi atau imunoglobulin juga adalah protein larut yang dihasilkan
oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan
akan bereaksi dengan antigen tersebut.
Interaksi Antibodi dan Antigen
Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan antigen
memiliki sisi penghubung determinan (epitop). Oleh karena itu, kedua sisi akan
berikatan membentuk kompleks antigen dan antibodi. Mekanisme pengikatan
antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara:

1. Fiksasi komplemen
Dalam fiksasi komplemen terjadi aktivasi sistem komplemen oleh kompleks
antigen-antibodi. Komplemen memiliki 20 protein serum yang berbeda. Ketika
infeksi, protein serum pertama teraktivasi dan mengaktifkan protein serum
selanjutnya secara jalur berantai (efek domino). Hasil reaksi komplemen tersebut
akan melisiskan sel-sel patogen dan virus. Fiksasi komplemen menghasilkan 2
jenis efek yang disebut dengan sitolisis dan inflamasi.
2. Netralisasi
Netralisasi menyebabkan antibodi menutup sisi penghubung determinan
antigen, sehingga antigen tidak berbahaya dan akhirnya dapat dicerna oleh sel
fagosit.
3. Aglutinasi (penggumpalan)
Yang dimaksud dengan aglutinasi adalah kondisi ketika satu antibodi memiliki
minimal 2 pengikatan. Semua sisi pengikatan tersebut berikatan dengan antigen
berupa materi partikel seperti sel darah merah atau bakteri. Oleh karena itu,
kompleks besar dengan mudah difagosit oleh makrofag.
4. Presipitasi (pengendapan)
Presipitasi adalah pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam
cairan tubuh. Setelah terendapkan, antigen dikeluarkan dan dibuang melalui
fagositosis.

Ketika antigen masuk ke dalam tubuh, sistem imun akan menghasilkan suatu zat untuk
menghancurkan antigen tersebut. Zat yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh
untuk melawan antigen disebut sebagai antibodi.
Antibodi adalah bagian dari sistem imunitas yang berperan sebagai benteng pertahanan
untuk melindungi tubuh dari ancaman virus, bakteri, kuman, dan zat-zat penyebab
penyakit infeksi. antibodi akan dihasilkan oleh sistem imunitas sesuai dengan jumlah
antigen.
Antibodi memiliki bentuk yang menyerupai bentuk antigen yang akan dilawan. Hal ini
bertujuan agar antibodi dapat menempel pada antigen dan melawannya. Dengan
demikian, antigen tidak berkembang dan tidak menyebabkan infeksi.
Pada kasus tertentu, antigen juga bisa menimbulkan reaksi alergi dan penyakit terkait
alergi, seperti asma dan eksim.

8. Dalam mekanisme imunitas non spesifik memiliki sifat selalu siap dan memiliki respon
langsung serta cepat terhadap adanya patogen pada individu yang sehat. Sistem imun
ini bertindak sebagai linipertama dalam menghadapi infeksi dan tidak perlu menerima
pajanan sebelumnya, bersifat tidak spesifik karena tidak ditunjukkan terhadap patogen
atau mikroba tertentu, telah ada dan berfungsi sejak lahir. Mekanismenya tidak
menunjukkan spesifitas dan mampu melindungi tubuh terhadap patogen yang
potensial. Manifestasi respon imun alamiah dapat berupa kulit, epitel mukosa, selaput
lendir, gerakansilia saluran nafas, batuk dan bersin, lisozim, IgA, pH asam lambung.
Pertahanan humoral non spesifik berupa komplemen, interferon, protein fase akut dan
kolektin. Komplemen terdiri atas sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan
memberikan proteksi terhadapinfeksi dan berperan dalam respon inflamasi.
Komplemen juga berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis yang dapat
menimbulkan lisis bakteri dan parasit. Tidak hanya komplemen,kolektin merupakan
protein yang berfungsi sebagai opsonin yang dapat mengikat hidrat arang pada
permukaan kuman.Interferon adalah sitokin berupa glikoprotein yang diproduksi oleh
makrofag yang diaktifkan, sel NK dan berbagai sel tubuh yang mengandung nukleus dan
dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus.Peningkatan kadar Creactive protein
dalam darah dan Mannan Binding Lectin yang berperan untuk mengaktifkan komplemen
terjadi saat mengalami infeksi akut.Sel fagosit mononuklear dan polimorfonuklear serta
sel Natural Killer dan sel mast berperan dalam sistem imun non spesifik selular.Neutrofil,
salah satu fagosit polimorfonuklear dengan granula azurophilic yang mengandung
enzyme hidrolitik serta substansi bakterisidal seperti defensins dan katelicidin.
Mononuklear fagosit yangberasal dari sel primordial dan beredar di sel darah tepi
disebut sebagai monosit. Makrofag di sistem sarafpusat disebut sebagai sel mikroglia,
saat berada di sinusoid hepar disebut sel Kupffer, di saluran pernafasan disebut
makrofag alveolar dan di tulang disebut sebagai osteoklas. Sel Natural Killer merupakan
sel limfosit yang berfungsi dalam imunitas nonspesifik terhadap virusdan sel tumor. Sel
mast berperan dalam reaksi alergi dan imunitas terhadap parasit dalam usus serta
invasibakteri.
9. Macam-macam imunoglubulin
 Imunoglobulin G
Merupakan bagian terbesar dari imunoglobulin serum.Dimana BM nya 150.000,
angka sedementasinya 7 S, distribusinya merata pada ruang intravaskuler dan
ekstravaskuler, waktu paruh nya 23 hari, bentuknya seperti kumparan, panjang
250 – 300 Ao dan lebarnya 40 Ao , konsentrasi normal dalam serum 5 – 16 mg/ml,
dapat melewati plasenta dan memberikan kekebalan pasif alamiah kepada bayi
baru lahir.Digolongkan 4 kelas (Ig G1, Ig G2, Ig G3,dan Ig G4).
 Imunoglobulin A
Merupakan 10% dari seluruh globulin serum, dapat bergerak cepat, kadar
normalnya 0,6 -4,2 mg/ml, waktu paruhnya 6 – 8 hari, BM 160.000, angka
sedementasinya 7 S, terdapat dalam konsentrasi tinggi pada kolostrum,air mata,
cairan empedu,air liur, skret saluran pencernakan dan hidung. Meningkat dalam
kasus mieloma multipel, tidak dapat melewati plasenta, meningkatkan
fogositosis dan penghancuran mikroorganisme di dalam sel.
 Imunoglobulin M
Merupakan 5 % - 10 % dari seluruh serum globulin, kadar dalam serum 0,5 – 2
mg/ml, waktu paruh 10 hari, BM 900.000 – 1000.000, angka sedementasinya 19
S, sebagian besar dalam pembuluh darah, bentuk bulatan, tidak dapat melewati
plasenta, lebih efisien bekerja pada reaksi aglutinasi,reaksi sitolisis dan sitotoksik
 Imunoglobulin D
Konsentrasi dalam serum 0,03 mg/ml, sebagian besar berada intravaskuler,
waktu paruhnya 3 hari, fungsi belum jelas.
 Imunoglobulin E (Epsilon)
Antibodi hipersensitivitas, BM 190.000, angka sedementasinya 8 S, waktu paruh
2 hari, dapat diinaktifkan dengan pemanasan 56 oC selama 1 jam, afinitasnya
terhadap sel-sel jaringan (teruma mast cell), tidak dapat melewati plasenta,
sebagian besar berada intravaskuler, keadaan normal kadarnya di dalam serum
kecil, meningkat pada infeksi cacing
Diantara macam – macam imunoglobulin diatas hanya satu imunoglobulin yang dapat
beredar dan melewati dalam tubuh janin melalui plasenta yaitu Imunoglobulin G dimana
imunoglobulin ini dapat melewati plasenta dan memberikan kekebalan pasif alamiah
kepada bayi baru lahir.

10. Proses inflamasi merupakan bagian dari respon imun (sistem kekebalan tubuh).
Mekanisme ini hanya diperlukan dalam kondisi tertentu dalam waktu yang tidak lama.
Misalnya ketika suatu bagian tubuh mengalami luka terbuka, mekanisme inflamasi akan
membantu menghilangkan sel yang rusak dan mempercepat proses penyembuhan.
Sebaliknya, saat inflamasi terjadi dalam waktu yang lebih lama dari yang dibutuhkan, hal
tersebut cenderung bersifat merugikan.

Proses inflamasi

 Inflamasi dimulai ketika sel tubuh mengalami kerusakan dan terjadi pelepasan zat
kimia tubuh sebagai tanda bagi sistem imun. Inflamasi sebagai respons imun
pertama bertujuan untuk merusak zat atau objek asing yang dianggap merugikan,
baik itu sel yang rusak, bakteri, atau virus.
 Menghilangkan zat atau objek asing tersebut penting untuk memulai proses
penyembuhan. Melalui berbagai mekanisme lainnya, sel inflamasi dalam pembuluh
darah memicu pembengkakan pada area tubuh yang mengalami kerusakan dan
menyebabkan pembengkakan, warna kemerahan, dan rasa nyeri. Inflamasi memang
akan menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi hal tersebut penting dalam proses
penyembuhan.
 Mekanisme inflamasi diawali dengan adanya iritasi, di mana sel tubuh memulai
proses perbaikan sel tubuh yang rusak. Sel rusak dan yang terinfeksi oleh bakteri
dikeluarkan dalam bentuk nanah. Kemudian diikuti dengan proses terbentuknya
jaringan-jaringan baru untuk menggantikan yang rusak.

Anda mungkin juga menyukai