Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Praktek Kerja Industri / Instansi atau Prakerin adalah suatu bentuk


pelaksanaan pendidikan keahlian yang menggabungkan antara program
pendidikan di sekolah dengan program keahlian yang di peroleh siswa
secara langsung di dunia kerja untuk mencapai keahlian profesional di
bidang tertentu.
Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 2 Andong
merupakan sekolah kejuruan yang memiliki berbagai macam kejuruan
salah satunya Teknik Pengelasan (TP). Dengan kurikulum SMK yang
berpola sistem ganda memungkinkan pelaksanaan kegiatan di sekolah dan
di Industri/Instansi sesuai dengan program keahlian masing-masing
jurusan. Pelaksanaan kegiatan praktek ini merupakan langkah sekolah
untuk dapat mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia/siswa
di dunia kerja industri/instansi secara langsung.
B. Tujuan Prakerin

Praktek Kerja Industri / Instansi atau Prakerin merupakan bagian

pendidikan sistem ganda akan menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan

pendidikan Menengah Kejuruan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang

Nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah Nomor 39 tahun 1992 tentang peranan masyarakat dalam

Pendidikan Nasional dan Kepmendikbud Nomor 080/U/1993 tentang

kurikulum SMK. Penyelenggaraan Praktek Kerja Industri / Instansi

bertujuan antara lain :

a. Mengimplementasikan materi yang di dapatkan di sekolah.


b. Membentuk pola pikir yang membangun bagi siswa prakerin.

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 1


c. Melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara
profesional didunia kerja yang sebenarnya.
d. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa prakerin.
e. Mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa
sesuai bidang masing masing.
f. Menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh siswa agar dapat
dikembangkan dan di implementasikan di kehidupan sehari hari.
g. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan dunia Industri
maupun dunia usaha.
C. Waktu Pelaksanaan Prakerin

Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Industri.


Nama DU/DI : Bengkel Las Mas Arif
Alamat : Brangkal, Kacangan, Andong, Boyolali
Dimulai pada tanggal 01 Januari – 30 Maret 2021
D. Tujuan Pembuatan Laporan

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan laporan ini


adalah:
1. Menambah pengalaman dalam pembuatan karya tulis dimasa yang
akan datang.
2. Meningkatkan produktifitas dan profesionalisme kerja siswa.
3. Sebagai salah satu syarat dalam rangka menempuh Ujian Sebagai
bentuk nasional pertanggung jawaban penulis dalam melaksanakan
praktek kerja industri (Prakerin).
4. Menambah pengetahuan penulis dalam sistem pengapian.
5. Memberi wawasan dan informasi serta minat baca bagi para pembaca.
E. Sistematika Laporan

a. Urutan Halaman Bagian Persiapan :


A. Halaman Judul
B. Lembar Persetujuan
C. Lembar Pengesahan

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 2


D. Lembar Motto
E. Lembar Persembahan
F. Lembar Kata Pengantar
G. Lembar Daftar Isi
H. Lembar Daftar Gambar
b. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Prakerin
C. Waktu pelaksanaan Prakerin
D. Tujuan Pembuatan Laporan
E. Sistematika Laporan
c. BAB II DISKRIPSI LOKASI PRAKERIN
A. Sejarah singkat Prakerin
B. Struktur Organisasi Perusahaan
C. Pengaturan Jam Kerja di Industri
d. BAB III LANDASAN TEORI
A. Pengertian Las / Pengelasan
B. Macam – Macam Pengelasan
C. Arus Listrik
D. Tegangan dan Arus Listrik Pada Mesin Las

E. Pengkutuban

e. BAB IV URAIAN HASIL PRAKEIN


A. Latihan Sistem Pengelasan
f. BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 3


BAB II

DESKRIPSI LOKASI PRAKERIN

A. Sejarah Singkat Tempat Praktik Kerja Industri


Bengkel Las Mas Arif adalah bengkel yang di dirikan di Brangkal,
Kacangan, Andong Boyolali. Didirikan pada tahun 2009. Bengkel ini
dulunya hanyalah bengkel yang sederhana yang di dirikan oleh Mas Arif.
Sekarang menjadi terkenal karena usaha keras Mas Arif tersebut yang
tidak henti-hentinya membangun bengkel Las ini.
B. Struktur Organisasi

PEMIMPIN BENGKEL
MAS ARIF

KARYAWAN PKL
HAFIT

Gambar 2.1 Struktur organisasi


C. Pengaturan Jam Kerja (tata tertib yang ada di industri)
1. Jadwal pada saat mengikuti pelatihan di dunia DU / DI :
a. Hari masuk selama di DU / DI : Senin – Sabtu
b. Jam kerja : Pukul 08.00 – 17.00
c. Hari libur kerja : Setiap hari libur dan hari
besar
d. Tata tertib selama di DU / DI :
 Selama berada di dalam bengkel harus memakai pakaian
wearpack.
 Pada saat kerja tidak boleh bercanda.
 Pada saat memperbaiki atau melepas sesuatu harus
menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 4


BAB III

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Las / Pengelasan

Salah satu mesin dan perlengkapannya yang dapat membantu

manusia adalah mesin Las. Mesin ini dipergunakan untuk pembuatan pagar

besi. Penggunaan mesin las listrik bertujuari untuk menghasilkan panas

yang sangat tinggi dengan busur nyala api listrik sehingga terbentuk cairan

massa. Melalui cairan massa bagian - bagian benda kerja dengan bahan

tambah yaitu kawat las elektroda satu sama lain diikat dalam sambungan.

Setelah arus listrik dihubungkan maka busur nyala api dapat ditimbulkan

dengan menyentuhkan elektoda pada benda kerja sehingga terjadi cetusan

api. Elektroda segera ditarik kembali kira - kira sejauh 3 mm sehingga

cetusan api berubah menjadi busur nyala api. Karena panasnya busur nyala

ap maka bagian - bagian benda itu akan segera mencair dan membentuk

suatu cairan massa.

Pengelasan adalah menyambungkan atau merekatkan

potongan_potongan atau benda sehingga menjadi suatu bentuk yang sangat

menarik.

Pada bidang pemesinan, pekerjaan pengelasan merupakan unsur

penting dalam berbagai kehidupan. Salah satunya digunakan pada bidang

pemesinan, dimana las digunakan untuk merekatkan atau mengikat

potongan_potongan atau benda yang bersifat besi sehingga menjadi satu

bentuk yang menarik.

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 5


B. Macam-macam Pengelasan

a. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam

atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan

mencairkan logam yang akan dilas.Sebagai bahan tambah dapat

dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi.

b. Las Listrik Dengan Elektroda Berselaput ( SMAW )

Las listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan

tambah.Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan

dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan

dasar.Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan

menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah las, busur

listrik dan daerah las di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara

luar.Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi

permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap

pengaruh luar.

c. Las Listrik TIG

Menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan

tambah.Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan

bahan dasar adalah merupakan sumber panas untuk pengelasan.Titik

cair dari elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o

sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.Tangkai las

dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 6


melindungi daerah las dari pengaruh luar pada saat pengelasan.Sebagai

bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan

didekatkan ke busur listrik yang terjadi antara elektroda wolfram

dengan bahan dasar.Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium atau

campuran dari kedua gas tersebut yang pemakaiannya tergantung dari

jenis logam yang akan dilas.Tangkai las TIG biasanya didinginkan

dengan air yang bersirkulasi.Proses las listrik TIG ditunjukkan pada

gambar dibawah ini

d. Las listrik MIG

Las listrik MIG adalah las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan

oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena

adanya arus listrik. Elektrodanya adalah gulungan kawat yang

berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang

digerakkan oleh motor listrik. Kecepatan gerakan elektroda dapat

diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai las dilengkapi dengan nosel

logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol

gas melalui selang gas. Gas yang dipakai adalah CO2 untuk

pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan helium

untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat, Proses pengelasan

MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik.Semi otomatik

dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah

pengelasan di mana seluruh pekerjaan las dilaksanakan secara

otomatik.Proses las MIG ditunjukkan pada gambar di bawah ini,

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 7


dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama dengan gas

pelindung.

e. Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otomatik atau semi otomatik

menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara

luar.Busur listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada

didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar

separti biasanya pada las listrik lainnya. Dalam hal ini operator las

tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).Pada waktu

pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup lapisan

las.Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi

setelah dibersihkan dari terak-terak las.Elektroda yang merupakan

kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh

pasangan roda gigi, pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik

dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan.

C. Arus Listrik

a. Arus Searah (DC)

Pada jenis arus ini, electron-elektron bergerak sepanjang penghantar

hanya dalam satu arah.

b. Arus Bolak-Balik (AC)

Arah aliran dari arus bolak-balik adalah merupakan gelombang

sinusoida yang memotong garis nol pada interval waktu 1/100 detik

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 8


untuk mesin dengan frekuensi 50 Hz.Tiap siklus gelombang terdiri dari

setengah gelombang positif dan setengah gelombang.Arus bolak-balik

dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus

(rectifier).

D. Tegangan dan Arus Listrik Pada Mesin Las

Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukur dengan suatu

alat voltmeter.Tegangan diantara elektroda dan bahan dasar menggerakkan

elektron-elektron melintasi busur.Ampere adalah jumlah arus listrik yang

mengalir yang dapat diukur dengan amperemeter.Lengkung listrik yang

panjang akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan.

E. Pengkutuban

a. Pengkutuban Langsung

Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada terminal

negatif dan kabel massa pada terminal positif.Pengkutuban langsung

sering disebut sebagai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif

(DC-).

b. Pengkutuban Terbalik

Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal

positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative.Pengkutuban

terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

c. Pengaruh Pengkutuban Pada Hasil Las

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 9


Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pengelasan

bergantung kepada jenis bahan dasar yang akan dilas, dan jenis

elektroda yang dipergunakan.Pengaruh pengkutuban pada hasil las

adalah pada penembusan lasnya.Pengkutuban langsung akan meng-

hasilkan penembusan yang dangkal sedangkan pada pengkutuban

terbalik akan terjadi sebaliknya.Pada arus bolak-balik penembusan

yang dihasilkan antara keduanya.

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 10


BAB IV

URAIAN HASIL PRAKERIN

A. LATIHAN SISTEM PENGELASAN

a. Alat dan Bahan

a) Mesin Las Listrik

Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga

listrik yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus

melangsungkan suatu lengkung listrik las. Sumber tenagamesin las

dapat diperoleh dari motor bensin atau diesel gardu induk tegangan

pada mesin las listrik biasanya:110 volt 220 volt 380 volt.Antara

jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar

pemutus.Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk

pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai

jaringan listrik.Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu

antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke

benda kerja.Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi atas :

 Transformator Arus Bolak-Balik (AC)

Macam-macam pesawat las ini seperti transformator las,

pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin.Transformator

las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai

kapasitas 200 sampai 500 amper.Pesawat las ini sangat banyak

dipakai karena biaya operasinya yang rendah disamping harganya

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 11


yang relatif murah.Voltase keluar dari pesawat transformator ini

antara 38 sampai 70 volt.

Gambar 4.1 Transformator Arus Bolak-Balik (AC).

 Rectifer Arus Searah (DC)

Mesin ini mengubah arus bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi

arus searah (DC) keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan kabel

elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan

panas yang timbul pada busur nyala.

Gambar 4.2 Rectifier Arus Searah (DC).

 Mesin Las AC-DC

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat arus searah dan

arus bolak-balik. Dengan pesawat akan lebih banyak kemungkinan

pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun

arus bolak-balik.Pesawat las jenis ini misalnya transformator-

rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 12


Gambar 4.3 Mesin Las AC-DC.

b) Kabel Las

Kabel las biasanya terbuat dari tembaga yang dipilik dan dibungkus

dengan karet isolasi. Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu

kabel elektroda, kabel massa, dan kabel tenaga.Kabel elektroda

adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda.

Gambar 4.4 Kabel Las.

c) Penjepit Elektroda

Penjepit elektroda biasanya terbuat dari bahan yang mudah

menghantarkan arus listrik. Bahan yang biasa digunakan adalah

tembaga.Pada pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk

sedemikian rupa sehingga memudahkan tukang las

memasang/menjepit pada pemegang elektroda.Dalam

penggunaannya elektroda harus ditempat pada sela-sela yang ada,

dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45

derajat terhadap pemegang elektroda.

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 13


Gambar 4.5 Penjepit Elektroda.

d) Palu Las

Palu las adalah alat untuk memersihkan kerak dari hasil

pengelasan. Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai

membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base

metalnya.Karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat

pengelasan.Palu las sebelum digunakan dicek ketajamannya dan

kondisinya.Apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan

menggerindanya.Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu

las pada tempatnya secara rapi.Palu las digunakan untuk

melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan

memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.Berhati-hatilah

membersihkan terak las dengan palu las karena kemungkinan akan

memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

Gambar 4.6 Palu Las.

e) Gerinda Tangan

Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan benda yang akan

dilas berupa penyiapan kampuh las.Gerinda ini juga digunakan

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 14


untuk membantu dalam proses pengelasan khususnya dalam

pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki

dengan lasan lapis berikutnya.Gerinda tangan ini juga digunakan

untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang memerlukan

penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat

pengelasan tadi.

Gambar 4.7 Gerinda Tangan

f) Sikat Kawat

Sikat las dipergunakan untuk membersihkan benda yang akan dilas.

Membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh

pukulan palu las.

Gambar 4.8 Sikat Las

b. Alat-Alat Keselamatan Kerja

a) Helm Las / Topeng Las

Helm las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari

sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak

kulit maupun mata.Sinar las yang sangat terang/kuat itu tidak boleh

dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter.Helm las ini

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 15


dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra

violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca las yang dipakai

tergantung pada pelaksanaan pengelasan.

Gambar 4.9 Helm Las.

b) Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk

memudahkan pemegang memegang elektroda. Pada waktu

mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

Gambar 4.10 Sarung Tangan.

c) Baju Las / Apron

Baju las / apron dibuat dari kulit / asbes, baju las yang lengkap

dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada

posisi diatas kepala, harus memakai baju las yang lengkap.Pada

pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 16


Gambar 4.11 Baju Las / Apron.

d) Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga

api. Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya

dapat juga dipakai.

Gambar 4.12 Sepatu Las.

e) Masker Las

Masker las digunakan agar terhindar dari asap dan debu las yang

beracun.

Gambar 4.13 Masker Las

c. Langkah Kerja

a) Menyiapkan alat dan bahan yang kita perlukan

b) Mengukur pelat

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 17


c) Menggaris pelat

d) Menitik pelat

e) Memotong pelat dengan mesin las potong

f) Membersihkan pelat

g) Merapikan pelat dengan menggunakan gerinda tangan

d. Temuan Praktek

a) Alur tidak rata dan masih berlubang

b) Sulit dalam menentukan sudut yang tepat pada awal mengelas

sampai akhir mengelas.

c) Hasil las tidak sama dalam membuat alur-alur las karena sudutnya

berubah-ubah.

d) Saat benda kerja sudah di las untuk membuat alur, pergerakan

elektroda tidak boleh terlalu cepat dan terlalu lambat di sesuaikan

dengan irama pernapasan.

e) Rigi-rigi las tidak teratur dan tidak lurus.

f) Benda kerja berlubang disebabkan oleh arus terlalu besar dan

terlalu lambat dalam pengelasan.

g) Terlalu banyak menggunakan elektroda pada saat mengerjakan

jobsheet.

h) Busur elektroda sering melekat ke benda kerja di sebabkan oleh

busur elektroda terlalu dekat dengan benda kerja.

i) Tidak bisa menyelesaikan jobsheet dengan cepat karena pada

waktu percobaan masih belum mendapatkan hasil las yang bagus.

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 18


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mengadakan dan melaksanakan Praktek Kerja Industri

(PRAKERIN) akhirnya penyusun mengetahui yang sebenarnya atas

hasil yang diperoleh dari sekolah, serta memperoleh pengetahuan

tentang teori-teori, praktek dan bahan-bahan yang belum pernah di

pelajari di sekolah.

Disamping itu juga penyusun dapat mengetahui bagaimana rasanya

bekerja di industri. Dengan hal tersebut, penyusun menjadi dewasa dan

lebih menghormati kerja keras orang tua. Karena mencari nafkah untuk

keluarga memanglah tidak mudah, butuh banyak pengorbanan.

B. Saran – Saran

Dalam melakukan kerja praktek kita harus teliti dan sabar, tidak

tergesa-gesa dalam bekerja, tidak bersenda gurau dan selalu berhati-hati

dalam bekerja, serta selalu memakai alat-alat keselamatan kerja yang

sudah disiapkan.

Dengan segala kerendahan hati penyusun mencoba

memberanikan diri untuk mengemukakan saran-saran yang mudah-

mudahan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak yang

bersangkutan, dengan harapan saran-saran ini dapat bermanfaat

untuk perbaikan di masa yang akan datang.

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 19


DAFTAR PUSTAKA

http://antonyanuar021.blogspot.com/2016/11/laporan-pkl-materi-pengelasan.html

http://setiajiagus.blogspot.com/p/laporan-prakerin.html

https://www.academia.edu/29640900/

LAPORAN_PRAKERIN_DI_BENGKEL_LAS_docx

XI TP/ TP.2020/2021 Muhammad Hafit Hasan 20

Anda mungkin juga menyukai