Pengusaha Kecil
Pengusaha Kecil dibebaskan dari
kewajiban mengenakan/memungut PPN
atas penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) dan atau Jasa Kena Pajak (JKP)
sehingga tidak perlu melaporkan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, kecuali apabila Pengusaha Kecil memilih untuk
dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, maka Undang-Undang PPN
berlaku sepenuhnya bagi Pengusaha Kecil tersebut.
Pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang selama satu tahun buku melakukan
penyerahan BKP dan atau JKP dengan jumlah peredaran bruto dan atau
penerimaan bruto tidak lebih dari Rp. 600.000.000,00 (Enam ratus juta
rupiah).
Pada dasarnya semua barang dan jasa merupakan Barang Kena Pajak dan
Jasa Kena Pajak, sehingga dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN),
kecuali jenis barang dan jenis jasa sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 4A
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak PenjualanAtas Barang Mewah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2000 tidak dikenakan PPN, yaitu:
9. Jasa di bidang angkutan umum di darat clan di air, meliputi jasa angkutan
umum di darat, di laut, di danau maupun di sungai yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh swasta.
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
(PPnBM) atas penyerahan Barang Kena Pajak yang dikembalikan (retur),
dapat dikurangkan dari PPN dan PPnBIV1 yang terutang dalam masa pajak
yang sama. Pembeli harus membuat dan menyampaikan Nota Retur kepada
Pengusaha Kena Pajak (PKP) penjual, jika terjadi pengembalian Barang
Kena Pajak (BKP), kecuali diganti dengan MP yang jenisnya, tipenya,
jumiahnya dan harganya sama.
3. Nota Retur paling sedikit mernuat: a. Nomor urut; b. Nomor Seri clan
tanggal Faktur Pajak dari BKP yang dikembalikan; c. Nama, alarnat, dan N~
pembeli; d. Nama, alamat, NPWP Penjual, serta nomortanggal pengukuhan
PKP yang menerbitkan Faktur Pajak; e. Macam jenis barang, kuantum, dan
harga jual MP yang dikernbalikan; f. PPNatasBKPyangdikembalikan;
g.PPnBM atas MP yang tergolong mewah yang dikernbalikan; h. Tanggal
pernbuatan Nota Retur; i. Tanda tangan pembeli.
Pengembalian Barang Kena Pajak yang terjadi masih dalam Masa Pajak
yang sama dengan terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak tersebut, tidak
harus ditatausahakan sebagai pengembalian BKP, melainkan dapat
ditatausahakan sebagai pembatalan atau perbaikan atas penyerahan berikut
Faktur Pajak yang bersangkutan, clan tidak perlu dibuatkan Nota Retur.
Pelaporan Nota Retur Dalam Surat
Pemberitahuan Masa PPN (SPT Masa
P P N)
Nota Retur yang dibuat oleh pembeli dan yang diterima oleh Pengusaha
Kena Pajak penjual harus dilaporkan dalam SPT Masa PPN, agar dapat
sebelumnya
1. Pengurangan PPN dan PPnBM oleh PKP penjual dilakukan dalam Masa
Pajak yang sama dengan Masa Pajak dibuatnya Nota Retur.
2. Dalam hal Nota Retur belum dapat diperhitungkan dalam Masa Pajak yang
sama dengan Masa Pajak dibuatnya Nota Retur, maka Nota Retur dapat
diperhitungkan oleh PKP penjual dalam Masa Pajak diterimanya Nota
Returtersebut.
3. Harta atau biaya bagi Pengusaha Kena Pajak pembeli, dalam hal Pajak
Masukannya tidak dapat dikreditkan dan telah dikapitalisasi atau telah
dibebankan sebagai biaya.
4. Harta atau biaya bagi pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak.
Nota Retur Mengurangi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 1 Harta 1 Biaya
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atas penyerahan Barang Kena Pajak
Yang Tergolong Mewah yang dikembalikan oleh pembeli mengurangi:
2. Harta atau biaya bagi Pengusaha Kena Pajak yang bertindak sebagai
pembeli.
3. Harta atau biaya bagi pembeli yang bukan Pengusaha Kena Pajak.
PPN clan PPnBM yang terutang dihitung dengan cara mengalikan Tarif Pajak
dengan Dasar Pengenaan Pajak (DPP).
1. Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk sernua biaya yang diminta
atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP), tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang PPN dan
potongan harga yang dicanturnkan dalam Faktur PaJak.
a. Untuk pemakaian sendiri MP dan atau JKIP adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
b. Untuk pemberian curna-cuma BKIP dan atau X1P adalah Harga Jual
atau Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
d. URtuk penyerahan film cerita adalah perkirapn hasil rata-rata perjudul film;
h. Untuk penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah
10% (sepuluh persen) dari jurnlah tagihan ataujumiahyangseharusnyaditagih;
PPnBM
1 . PKP 'W' dalam bulan Januari 2005 menjual tunai Barang Kena
PajakkepadaPK'P"B"denganHargaJual Rp.25.000.000,00.
PPNyangterutangyangdipungutolehPKP"A" =
10%xRp.25.000.000,00 = Rp.2.500.000,00
Penghitungan PPN dan PPn8M yang terutang atas impor Barang Kena Pajak
yang tergolong Mewah tersebut adalah:
Kemudian PKP "D" menggunakan BKP yang diimpor tersebut sebagai bagian
dari suatu BKP 'Y' yang atas penyerahannya dikenakan PPN 10% dan
PPnBM dengan tarif misainya 35%.
Oleh karena PPnBM yang telah dibayar atas BKP 'W' yang diimpor tersebut
tidak dapat dikreditkan, maka PPnBM sebesar Rp. 10.000.000,00 dapat
ditambahkan ke dalam harga BKP 'Y' yang dihasilkan oleh PKP "D" atau
dibebankan sebagai biaya.
Misainya PKP "D" menjual BKP 'Y' yang dihasilkannya kepada PKP "E"
dengan harga jual Rp. 150.000.000,00 maka penghitungan PPN dan PPn BM
yang terutang adalah:
PPN sebesar Rp. 5.000.000,00 yang dibayar pada saat impor merupakan
Pajak Masukan bagi PKP "D" dan PPN sebesar Rp. 15.000.000,00
merupakan Pajak Keluaran bagi PKP "D". Sedangkan PPnBM sebesar Rp.
10.000.000,00 tidak dapat dikreditkan. Begitu pun dengan PPnBM sebesar
Rp. 52.500.000,00 tidak dapat dikreditkan oleh PKP T".
FAKTUR PAJAK
~1~1
11
i
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau
penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP), atau bukti pungutan pajak karena impor
Barang Kena Pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea clan Cukai.
Faktur Pajak dapat berupa Faktur Pajak Standar, Faktur Pajak Sederhana,
atau dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak Standar dan
Faktur Penjualan yang dapat dipersamakan dengan Faktur Pajak Standar.
C.
Faktur Pajak Standar adalah Faktur Pajak yang dibuat oleh Pengusaha
KenaPajakdenganketentuansebagai berikut: a. Bentuk clan ukuran Faktur
Pajak Standar disesuaikan dengan kepentingan PKP. b. Setiap Faktur Pajak
Standar harus menggunakan Kode Faktur Pajak yang diberikan oleh Kepala
KPP kepada Wajib Pajak yang telah dikukuhkan sebagai PKP. Dalam Faktur
Pajak Standar harus dicanturnkan keterangan tentang penyerahan BKP atau
penyerahan JKP yang paling sedikit mernuat: 1) Nama, aiamat, NPWP yang
menyerahkan BKP atau JKP; 2) Nama, alamat, clan NPWP pernbeli BKP
atau penerima JKP; 3) Jenis barang atau jasa, jurnlah Harga Jual atau
Penggantian, clan potongan harga; 4) PPN yang dipungut; 5) PPn BM yang
dipungut; 6) Kode, nomor seri clan tanggal pernbuatan Faktur Pajak; clan 7)
Nama, jabatan dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak.
d. Faktur Pajak Standar paling sedikit dibuat dalam rangkap dua yaitu:
- Lembar ke-1 : Untuk Pembeli BKP atau Penerima JKP sebagai bukti
Pajak Masukan.
Dalam hal Faktur Pajak Standar dibuat lebih dari rangkap dua, maka harus
dinyatakan secara jelas penggunaannya dalam lembar Faktur Pajak yang
bersangkutan.
Dalam hal rincian BI(P atau JKP yang diserahkan tidak dapat ditampung
dalam satu Faktur Pajak, maka PKP dapat membuat Faktur Pajak dengan
cara:
- Dibuat lebih dari satu Faktur Pajak yang masing-masing menggunakan kode
dan nomor seri Faktur Pajak yang sama ditandatangani setiap lembarnya,
dan khusus untuk pengisian baris harga jual / penggantian 1 uang muka 1
termijn, potongan harga. Uang muka yang telah diterima, Dasar Pengenaan
Pajak, dan PPN cukup diisi pada lembar Faktur Pajak terakhir; atau
- Dibuat satu Faktur Pajak asalkan menunjuk nomor dan tanggal Faktur
Penjualan yang bersangkutan dan faktur penjualan tersebut merupakan
lampiran Faktur Pajak yang tidak terpisahkan.
Atas Faktur Pajak Standar yang cacat, atau rusak, atau salah diiam
pengisian, atau penulisan, atau yang hilang, PKP yang menerbitkan Faktur
Pajak Standar tersebut dapat membuat Faktur Pajak Standar Pengganti.
• Jumlah Harga Jual atau Penggantian yang sudah termasuk PPN atau
besarnya PPN dicantumkan secara terpisah.,
Faktur Pajak Sederhana dianggap telah dibuat rangkap dua atau lebih dalam
hal Faktur Pajak Sederhana tersebut dibuat dalam satu lembar yang terdiri
dari dua atau lebih bagian atau potongan yang disediakan untuk disobek atau
dipotong, seperti yang terjadi pada karcis.
f. iumiahpajakyangterutangkecualidalamhalekspnr.
a. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) yang dilampiri Surat Setoran Pajak dan
atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk
impor Barang Kena Pajak;
b. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah difiat rnuat oleh pejabat
yang berwenang dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan
invoice yang merupakan satu kesatuan yang tidakterpisahkan dengan PEB
tersebut;
Orang Pribadi atau Badan yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Paiak dilarang membuat Faktur Paiak.
SAAT PEMBUATAN FAKTUR PMAK
dan TATA CARA PENGGANTIAN
dan PEMBETULAN FAKTUR PMAK STANDAR
Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak
(BKP) dan atau penyerahan keseluruhan Jasa Kena Pajak (JKP) dalam hal
pembayaran diterima setelah bulan penyerahan MP dan atau penyerahan
keseluruhan XP, kecuali pembayaran terjadi sebelum akhir bulan berikutnya
maka Faktur Pajak Standar harus dibuat paling lambat pada saat penerimaan
pembayaran; atau
• PenyerahanBKPdanatausaatpenyerahanJKPatau
Atas Faktur Pajak Standar yang hilang dapat dilakukan penggantian dengan
cara sebagai berikut:
PKP Pembeli atau penerima JKP dapat mengajukan permohonan tertulis
kepada PKP Penjual atau pemberi JKP dengan tindasan kepada KPP
setempat dimana PKP Pembeli atau Penerima JKP dikukuhkan maupun
kepada KPP di tempat PKP Penjual atau pemberi JKP dikukuhkan.
Berdasarkan permohonan dari PKP Pembeli atau penerima XP, PKP Penjual
atau pemberi JKP membuat copy dari arsip Faktur Pajak Standar yang
disimpan oleh PKP Penjual atau pemberi JKP untuk dilegalisiroleh KPP
tempat PKP Penjual atau pemberi JKP dikukuhkan.
- Lembarke-2:arsipKPPyangbersangkutan
KPP tempat PKP Pembeli atau penerima JKP dikukuhkan, wajib melakukan
penelitian atas SPT Masa PPN dari PKP Pembeli atau penerima JKP untuk
meyakinkan bahwa Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut telah
dikreditkan sebagai Pajak Masukan.
A lq
Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak
Penulisan
Atas permohonan PKP pembeli atau penerima JKP atau atas kemauan
sendiri terhadap Faktur Pajak yang rusak, cacat, salah dalam pengisian atau
salah dalam penulisan, PKP Penjual atau pemberi JKP dapat
membuatFakturPajakStandar pengganti.
Faktur Pajak Standar Pengganti dilaporkan dalam SIPT Masa PPN pada
Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak
Standar yang diganti.
Besarnya PPN yang terutang harus dikonversi ke dalam mata uang Rupiah
dengan menggunakan kurs yang berlaku menurut Surat Keputusan Menteri
Keuangan pada saat dilakukan pembayaran oleh Pemungut PPN.
3. Dalam hal kurs dalam butir 1 berbeda dengan kurs dalam butir 2,
pemungut PPN membetulkan Faktur Pajak Standar dalam butir 1 dengan
menyesuaikan jumiah uang, baik Dasar Pengenaan Pajak maupun PPN dan
PPnBM yang terutang dengan mencoret angka yang akan diperbaiki dan
mencantumkan angka yang seharusnya serta membubuhkan paraf disamping
angka yang diperbaiki tersebut (tidak boleh dihapus atau di tipp-ex).
1. P1PN clan PPnBM yang dihitung sendiri oleh PKIP harus disetorkan paling
lambat tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah bulan Masa Pajak.
2. P1PN clan PPnBM yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, clan STP
harusdibayar/disetorsesuaibataswaktuyangtercantumdalamSKPKB, SKPKBT,
clan STP tersebut.
1. PPN clan P1Pn13M yang dihitung sendiri oleh PIKIP, harus dilaporkan
dalam
SIPT Masa clan disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat
paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
2. P1PN dan PPnBM yang tereantum dalam SKIPKI3, SKIPKI3T, dan STP
yang telah dilunasi segera dilaporkan ke KIPIP yang menerbitkan.
3. P1PN dan P1Pn13M yang pemungutannya dilakukan
a. Bendaharawan Pemerintah harus dilaporkan paling lambat201han setelah
bulan dilakukannya pembayaran atas tagihan.
b. Direktorat Jenderal Bea dan Culkai atas Impor, harus dilaporkan secara
mingguan selambat-lambatnya 7 hari setelah batas waktu penyetoran pajak
berakhir.
.4. Untulk penyerahan tepung terigu oleh BULOG, maka PPN dan PPnBM
dihitung sendiri oleh PKIP, harus dilaporkan dalam SIPT Masa clan
disampaikan kepada KIPIP setempat paling lambat 20 hari setelah Masa
Pajak berakhir.
Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan jatuh pada hari libur, maka pelaporan
harus dilaksanakan pada hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo.
Sarana Pernbayaran'/Penyetoran
2. Surat Setoran Pajak (SSP) menjadi lengkap clan sah bila jumiah PPN/ PPn
BM yang disetorkan telah sesuai dengan yang tercantum di dalam Daftar
Nominatif Wajib Pajak (DNWIP) yang dibuat oleh Bank penerima
pembayaran, Kantor Pos clan Giro, atau Kantor Direktorat Jenderal Bea clan
Cukai penerima setoran.
peredaran bruto dan atau penerimaan bruto selama 1 (satu) tahun buku
Kegiatan usaha atau pekerjaan utama yang dilakukan oleh Pedagang Eceran
yaitu dengan cara:
penjualan eceran seperti toko, kios, atau dengan cara penjualan yang
dilakukan langsung kepada konsumen akhir, atau dengan cara penjualan dari
rumah ke rumah;
tersebut; dan
Netoadalah80% x PajakKeluaran
Contoh: Nilai Peredaran Bruto BKP masa Juli 2002 (tidak termasuk PPN) =
Rp.
40.000.000,-
PK 10% x Rp 40.000.000,- Rp. 4.000.000,-
PM yang dapat
Rp. 800.000,-
Catatan: PKP wajib membuat catatan nilai peredaran bruto dan atau
peneriman bruto yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak.
Slip Cash Register atau Segi Cash Register yang dibuat dapat diperlakukan
sebagai Faktur Pajak Sederhana.
Apabila harga jual MP sudah termasuk PPN, Slip Cash Register atau Segi
Cash Register wajib diberi keterangan "untuk BKP harga sudah termasuk
PPW.
Pencantuman alamat Pedagang Eceran pada Slip Cash Register atau Segi
Cash Register dapat disingkat.
Harga Jual Emas Perhiasan adalah nilai berupa uang, termasuk sernua biaya
yang diminta atau seharusnya diminta oleh Pengusaha Toko Emas
c. Menyuruh orang lain untuk membuat emas perhiasan yang akan dijual; d.
Jual beli emas perhiasan;
Keluaran (PK).
lif~~a
~ MasaPPN)
ruangan sejenisnya.
lj
Service charge, yaitu imbalan atas jasa yang menyebabkan ruangan yang
disewa tersebut dapat dihuni sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh
penyewa. Service charge dapat terdiri dari biaya listrik, air, keamanan,
kebersihan, dan biaya administrasi. PPN yang terutang adalah 10% x Jurnlah
Service Charge.
Pengkreditan Pajak
1 ) Apabila penyewa adalah PKP, maka PPN (Pajak Masukan) yang dibayar
atas ruangan yang disewa merupakan Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan, sepanjang Faktur Pajaknya berupa Faktur Pajak Standar.
Misainya bangunan yang disewa terdiri dari tiga lantai, lantai satu digunakan
untuk pertokoan, selebihnya digunakan untuk tempat tinggal. PPN (Pajak
Masukan) yang dapat dikreditkan adalah sebanding dengan luas ruangan
(bangunan) yang digunakan untuk tempat usaha yaitu sepertiga dari jumlah
PPN (Pajak Masukan) yang
dibayaratasruangan(bangunan)yangdisewatersebut.
.0
PPN atas KEGIATAN
MEMBANGUN SENDIRI
Dikenakan PPN
3. Luas bangunan 200 m2 atau lebih clan bersifat permanen yang berlaku
sejak tanggal 1 Juli 2002. Bangunan permanen adalah bangunan yang
konstruksi utamanya terdiri dari beton danlatau kayu tahan lama danlatau
bahan lain yang umur bangunannya lebih dari 25 (dua puluh lima) tahun.
ta~dalah 40% (empat puluh persen) dari jurnlah biaya yang dikeluarkan dan
atau dibayarkan, tidak termasuk harga perolehan tanah.
atau dibayarkan untuk membangun sendiri adalah juga jurnlah PPN yang
dibayar atas perolehan bahan clan jasa untuk kegiatan membangun sendiri
tersebut.
2 (dua) tahun.
membangun sendiri ke Kantor Pos atau Bank Persepsi paling lambat tanggal
15 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya pengeluaran biaya tersebut.
Dalam hal kegiatan membangun sendiri dilakukan oleh PKIP, PPN yang
tercantum dalam SSP tersebut tidak dapat dikreditkan dengan Pajak
Keluaran, karena pembayaran P1PN tersebut merupakan pembayaran PPN
untuk kegiatan tidak dalam kegiatan usaha atau pekerjaan PKP yang
bersangkutan.
Real Estat .
1. Membangun sendiri pada kawasan Real Estat di atas tanah yang diperoleh
sesudah 31 Desember 1994, tidak dikategorikan sebagai membangun sendiri,
tetapi dianggap dibangun oleh Real Estat. Karena
sendiri pada kawasan Real Estat di atas tanah yang diperoleh sebelum 1
Januari 1995 masih dapat dikategorikan sebagai kegiatan membangun
sendiri.
- Apabila rumah tersebut telah selesai dibangun, PKP Real Estat harus
menentukan nilai bangunan rumah tersebut sesuai dengan patokan harga
yang berlaku.
Dalam hal nilai bangunan yang dihitung oleh PKP Real Estat lebih besar dari
jumiah biaya yang telah dilaporkan oleh pemilik kaviing, maka atas selisih
tersebut harus dipungut PPN, disetor clan dilaporkan oleh PKP Real Estat
dalam SPT Masa PPN bulan yang bersangkutan.
- Apabila patokan harga bangunan yang beriaku lebih kedl daripada jumlah
biaya yang dilaporkan maka DPP yang dipakai adalah jumiah biaya yang
dilaporkan oleh pemilik kaviing tersebut, clan atas selisih tersebut tidak dapat
direstitusi.
- Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
yang digunakan untuk membangun rumah tersebut tidak dapat dikreditkan.
Wujudkan
Masyarakat
Sadar dan Peduli Pajak
1
1. Barang modal berupa mesin clan peralatan pabrik, baik dalam
Catatan: Apabila pada butir (c) diatas temyata tidak dipenuhi maka PPN yang
telah dibebaskan tetap wajib dibayar dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak
barang modal tersebut dialihkan penggunaannya atau dipindahkan,
sedangkan PPN yang telah dibayarkan tidak dapat dikreditkan.
2. Makanan ternak, unggas, dan ikan clan atau bahan baku untuk
pembuatan makanan ternak, unggas, clan ikan;
1. Barang modal berupa mesin clan peralatan pabrik, baik dalam keadaan
penyerahan tersebut:
a. Diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan Barang Kena
Pajak.
2. Makanan ternak, unggas, clan ikan clan atau bahan baku untuk pembuatan
makanan ternak, unggas, clan ikan;
3. Barang hasil pertanian yaitu barang hasil pertanian yang dipetik langsung,
diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk hasil
pemrosesannya yang dilakukan dengan cara: - Dikeringkan dengan cara
dijemuratau dengan cara lain; - Dirajang; - Diasinkan atau digarami; -
Dibekukan atau didinginkan; - Dipecah; - Dicuci atau disucihamakan; -
Direndam, direbus; - Disayat, dikupas, dibelah; - Diperam; - Digaruk; -
Pemisahan darl kulit atau biji atau pelepah; atau - Dikemas dengan cara
sangat sederhana untuk tujuan melindungi barang yang bersangkutan, yang
diserahkan oleh petani atau kelompok petani.
5. Air bersih yang dialirkan melalui pipa termasuk air bersih yang diserahkan
dengan cara lain seperti penyerahan melalui mobil tangki air, oleh
Perusahaan Air Minum milik Pemerintah dan atau Swasta;
M---M:i! ~ :: i
5
Penyerahan
atau Jasa Kena Pajak Tertentu yang
Dibebaskan PPN
1 . Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat
angkutan di udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan
patroli, dan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta sukuu cadangnya yang
diimpor oleh Departemen Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia (TNI),
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) atau oleh phalk lain yang
ditunjuk oleh Departemen Pertahanan, TNI atau POLRI untulk melakukan
impor tersebut, dan komponen atau bahan yang belum dibuat di dalam
negeri, yang diimpor oleh PT. (PERSERO) PINDAD, yang digunakan dalam
pembuatan senjata dan amunisi untuk keperluan Departemen Pertahanan,
TNI atau POLRI;
4. Kapal laut, kapal angkutan sungai kapal angkutan danau, kapa; angkutan
penyeberangan ' Kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau
5. Pesawat udara clan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau
alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
yang diimpor clan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga
Nasional, clan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka
pemberian jasa perawatan atau reparasi pesawat udara kepada Perusahaan
Angkatan Udara Niaga Nasional;
2. Senjata, amunisi, alat angkutan di air, alat angkutan di bawah air, alat
angkutan di udara, alat angkutan di darat, kendaraan lapis baja, kendaraan
patroli clan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta suku cadangnya yang
diserahkan kepada Departeman Pertahanan, TNI atau POLRI, dan komponen
atau bahan yang diperlukan dalarn pembuatan senjata clan amunisi oleh PT.
(PERSERO) PINDAD untuk keperluan Departeman Pertahanan, TNI atau
POLIRI;
5. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau clan kapal
angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan,
kapal tongkang, clan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau
keselamatan manusia yang diserahkan kepada dan digunakan oleh
Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan
Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau
Perusahaan Penyeienggara Jasa Angkutan Sungai, Danau clan
Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya;
Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau
alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
yang diserahkan kepada clan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara
Niaga Nasional clan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan pesawat udara yang diperoleh oleh pihak yang ditunjuk
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka
pemberian jasa perawatan atau reparasi Pesawat Udara kepada Perusahaan
Angkutan Udara Niaga Nasional;
7. Kereta api clan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan serta prasarana yang diserahkan kepada clan digunakan oleh
PT. (PERSERO) Kereta Api Indonesia clan komponen atau bahan yang
diserahkan kepada pihak yang ditunjuk oleh PT. (PERSERO) Kereta Api
Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang,
peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana yang akan
digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia;
b. Jasa kepelabuhan meliputi jasa tunda, jasa pandu, jasa tambat, dan
jasalabuh;
Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang
meliputi:
3. Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT.
(PERSERO) Kereta Api Indonesia;