Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PEMBELAJARAN KELAS OLAHRAGA

Serly Masputri
Ahmad Yusuf Sobri
Desi Eri Kusumaningrum

Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145


e-mail: serly.masputri@gmail.com

Abstract: The aims of the research are to describe: the lesson planning of sport classroom,
sport classroom teaching organizised, exercise class learning implementation, evaluation of
learning and resistance exercise class and gym class learning solutions. This study used a case
study of qualitative approach. The data collection were by having interviews, observation and
documentation. The results showed planners exercise class program involves the education,
PENGCAB and KONI. Learning implementation is divided into academic and non-academic
learning that involves each PENGCAB, and conducted evaluation to measure the success as
well.

Keywords: Learning management and sport classroom.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: perencanaan pembelajaran kelas


olahraga, pengorganisasian pembelajaran kelas olahraga, pelaksanaan pembelajaran kelas
olahraga, evaluasi pembelajaran kelas olahraga dan hambatan serta solusi pembelajaran
kelas olahraga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan perencana program kelas olahraga melibatkan dinas pendidikan,
PENGCAB dan KONI. Pelaksanaan pembelajaran terbagi menjadi pembelajaran akademik
dan pembelajaran non akademik yang melibatkan PENGCAB olahraga masing-masing, serta
dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran kelas olahraga.

Kata kunci: manajemen pembelajaran dan kelasolahraga.

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang peserta didik maupun masyarakat tertarik untuk
diperoleh setiap mausia untuk dapat memahami menyekolahkan anak didiknya pada lembaga
suatu ilmu, lebih dewasa dalam membuat pendidikan tersebut.
keputusan dan mampu lebih kritis dalam Salah satu inovasi terbaru yang diseleng-
berpikir. Pendidikan itu sangat penting ditempuh garakan oleh lembaga pendidikan adalah
oleh seluruh manusia untuk menjadi manusia Pembelajaran Kelas Olahraga. Program ini dibuat
yang lebih berkuakitas, baik dalam kehidupan untuk memberikan wadah bagi peserta didik
sosial maupun dalam dunia pekerjaan, sehingga yang memiliki prestasi dalam bidang olahraga
muncullah sekolah-sekolah yang unggul dari dapat dibina lebih dengan penambahan jam
kualitas sekolahnya maupun dari program- khusus kelas olahraga namun tetap adanya proses
program sekolah. Berkembangnya zaman pembelajaran pendidikan akademik, sehingga
membuat sekolah-sekolah harus berlomba- dengan adanya program pembelajaran kelas
lomba membuat program mandiri sekolah yang olahraga diharapkan peserta didik unggul dalam
memberikan pengetahuan dan keterampilan baru bidang akademik dan bidang non akademik.
bagi setiap peserta didik, suatu lembaga harus Hal tersebut sesuai dengan isi dari Undang-
membuat inovasi baru atau ide gagasan baru Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun
untuk meningkatkan mutu sekolah sehingga 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal

97
98 Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, Nomor 1 November 2016: 97-106

5 Ayat 4 yang menyatakan “warga negara yang seseorang atau kelompok orang melalui
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi,
berhak memperoleh pendidikan khusus”. Dunia metode dan pendekatan ke arah pencapaian
olahraga di Indonesia saat ini dalam kondisi tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran
tidak sesuai harapan akibat kelemahan sumber adalah suatu proses membuat seseorang belajar.
daya manusia dan kesalahan sistem pembinaan. Aktivitas pembelajaran harus memiliki rencana
Kualitas SDM yang menangani bidang keolah- yang matang untuk menentukan bagaimana
ragaan di Indonesia masih sangat terbatas, ini pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan
juga disebabkan oleh terbatasnya pelatihan secara efektif dan efesien. Rencana pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas pelatih yang ada. tersebut disiapkan dalam kegiatan pembelajaran,
Proses pelatihan di Indonesia sudah tertinggal setelah rencana tersebut terealisasi, pendidik
jauh dari negara lain. Dunia olahraga harus terus menyampaikan materi yang telah direncanakan
berpacu dengan IPTEK, agar prestasi olahraga dalam perencanaan pembelajaran. Terlebih
di Indonesia tidak merosot dan tidak tertinggal. dahulu Rohman dan Amri (2013:44) menjelaskan
Bisa dibilang Indonesia mengalami krisis bibit- “perencanaan dapat diartikan sebagai proses
bibit atlet, karena kurangnya frekuensi kejuaraan penyusunan materi pelajaran, penggunaan media,
usia dini dan sistem pembinaan yang tidak pendekatan dan metode pembelajaran, dan
jelas. Oleh karena itu lembaga pendidikan harus penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
menaungi peserta didik yang memiliki prestasi dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai
khusus terutama dalam bidang olahraga harus tujuan yang telah ditetapkan”. Perencanaan
memberikan layanan pendidikan yang mewadahi pembelajaran yang matang berisi tentang tujuan
agar proses belajar dalam kelas olahraga dapat yang akan dicapai, materi atau isi pembelajaran
berjalan lancar dalam bidang pembelajaran yang relevan dengan tujuan yang akan dicapai,
akademik maupun dalam bidang non-akademik. interaksi belajar mengajar yang cocok dengan
Dengan adanya kelas olahraga diharapkan dapat tujuan, media dan sumber belajar yang
menumbuhkan bibit-bibit unggul sehingga bisa mendukung materi, bentuk dan teknik evaluasi
membawa nama sekolah ke jenjang nasional yang tepat untuk mengukur pencapaian tujuan
maupun internasional. serta alokasi waktu yang diperlukan.
Penyelenggaraan kelas olahraga ini Menurut Sagala (2006:144) “pengorga-
tertuang dalam Keputusan Direktur Pembinaan nisasian pembelajaran ini memberi gambaran
Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal bahwa kegitan belajar dan mengajar mem-
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah punyai arah dan penanggung jawab yang
Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010 jelas ”. Artinya dilihat dari komponen yang
tentang Penetapan Sekolah Penyelenggaraan terkait dengan pembelajaran pada institusi
Program Kelas Olahraga. Sesuai dengan isi sekolah memberi gambaran bahwa jelas
surat keputusan tersebut menjelaskan, bahwa kedudukan kepala sekolah dalam memberikan
kelas olahraga dimaksudkan sebagai wadah fasilitas dan kelengkapan pembelajaran, jelas
untuk mengembangkan potensi dan bakat kedudukan guru untuk mendesain pembelajaran
olahraga yang dimiliki oleh siswa. Satu-satunya dengan mengorganisasikan alokasi waktu,
Sekolah Menengah Atas yang ada di Batu yang desain kurikulum, media dan kelengkapan
menyelenggarakan kelas Olahraga adalah SMA pembelajaran. Sagala (2006:145) “pelaksanaan
Negeri 2 Batu, yang memberikan wadah tersendiri atau penggerakan dalam proses pembelajaran
bagi lingkup lembaga pendidikan, mulai dari dilakukan oleh pendidik dengan suasana
perencanaan pembelajaran, pengorganisaian yang edukatif agar siswa dapat melaksanakan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi tugas belajar dengan penuh antusias, dan
pembelajaran serta masalah dan hambatan yang mengoptimalkan kemampuan belajarnya dengan
terjadi dalam pembelajaran kelas olahraga karena baik”. Berdasarkan pendapat tersebut maka
program ini berbeda dengan kelas reguler. pelaksanaan pembelajaran adalah proses kegiatan
Menurut Madjid (2013:4) pembelajaran belajar mengajar sesuai dengan rencana untuk
bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan mencapai penguasaan kompetensi. Sedangkan
Masputri, dkk, Manajemen Pembelajaran Kelas Olahraga 99

komponen terakhir dalam fungsi perencanaan tentunya mempunyai alternatif pemecahan


adalah evaluasi dimana menurut Madjid masalah untuk mengatasi masalah yang
(2007:185) “penilaian merupakan pengukuran terjadi di pembelajaran kelas olahraga dan
ketercapaian program pendidikan, perencanaan meminimalisai masalah baru yang akan muncul,
suatu program substansi pendidikan termasuk dengan demikian sebaiknya pembelajaran
kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan kelas olahraga atau pembelajaran pendidikan
peningkatan kemampuan guru, pengelolaan jasmani dan olahraga hendaknya mengacu pada
pendidikan, dan reformasi secara keseluruhan”. prinsip-prinsip berikut:1) disesuaikan dengan
Evaluasi dapat mengukur suatu keberhasilan dari karakteristik siswa; 2) menggunakan pendekatan
perencanaan yang telah ditentukan. bermain yang mengarah pada prinsip fun &
Menurut Paturusi (2012:5) “pendidikan busy; 3) mengarahkan pada pengembangan
jasmani dan olahraga (penjasor) adalah proses multirateral; 4) memberi pengalaman pada siswa
pendidikan melalui aktivitas jasmani dan dalam melakukan problem solving–discovery; 5)
olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan memberi peluang pada siswa untuk memperoleh
pendidikan. Dengan demikian pendidikan kebebasan gerak, melakukan eksplorasi/penjela-
jasmani dan olahraga dapat diartikan suatu jahan gerak yang beragam; 6) merangsang
kegiatan mendidik anak atau seseorang dengan dan melatih siswa agar berani mengambil
proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dan inisiatif-kreatifitas-imajinasi (decision maker);
olahraga. Kelas olahraga dimaksudkan sebagai dan 7) pembelajaran diarahkan pada pocess
wadah untuk mengembangkan potensi dan oriented dan success structured: (pembelajaran
bakat olahraga yang dimiliki oleh peserta didik. yang menekankan pada proses dan dirancang
Penyelenggaraan kelas olahraga akan berhasil secara sistematis sehingga bisa merasakan dan
bila terdapat manajemen yang baik. Manajemen mengalami keberhasilan).(Mu’arifin, 2009:97).
pembelajaran kelas olahraga merupakan kunci
keberhasilan dari pembelajaran di kelas olahraga. METODE
Manajemen pembelajaran dapat diartikan sebagai
seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan Penelitian ini menggunakan pendekatan
mencapai tujuan pendidikan secara efektif kualitatif, karena peneliti ingin mengungkapkan
dan efesien sehingga memperoleh hasil yang tentang Manajemen Pembelajaran Kelas Olahraga
maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran. di SMA Negeri 2 Batu secara mendalam.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
Permasalahan pada pembelajaran kelas
dimaksudkan untuk membuktikan kajian yang
olahraga tidak semata-mata berawal dari rendahnya
mendalam mengenai kejadian istimewa dan dapat
kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh
memaparkan secara lugas mengenai manajemen
guru, tetapi lebih dari itu terdapat berbagai
pembelajaran kelas olahraga di SMA Negeri 2
kendala lain, yang merupakan determinan
Batu deskripsi dipaparkan secara lebih mendalam
rendahnya apresisiasi siswa terhadap pendidikan
mengenai masalah-masalah yang terjadi pada
jasmani dan olahraga. Menurut Mu’arifin
fokus penelitian pendekatan kualitatif karena
(2009:96) permasalahan yang muncul pada
masalah yang diteliti adalah fenomena sosial
pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga
yang tidak dapat diungkap melalui prosedur
yaitu masih didominasi oleh guru; waktu aktif
pengukuran atau statistik. Jenis penelitian ini
belajar/bergerak (academic learning time) sangat
menggunakan jenis penelitian dengan studi kasus.
sedikit, karena terlalu banyak waktu yang habis
Peneliti memilih menggunakan metode studi kasus
untuk menunggu giliran; kegiatan pembelajaran
karena penelitian terfokus pada satu latar yaitu
berorientasi pada pelatihan olahraga; cenderung
SMA Negeri 2 Batu. Menurut Ulfatin (2013:48)
ditekankan pada penguasaan keterampilan gerak,
studi kasus adalah “suatu metode penyelidikan
bukan belajar melalui gerak atau mendidik siswa
secara langsung dengan latar yang alamiah dan
melalui gerak; masalah-masalah itu diperparah
memusatkan perhatian pada suatu peristiwa secara
oleh sarana dan prasarana yang kurang memadai,
intensif dan rinci”. Penelitian ini menggunakan
yaitu kurang lengkapnya alat-alat dan minimnya
jenis penelitian studi kasus, karena peneliti ingin
lapangan. Permasalahan-permasalahan tersebut
menemukan menganalisis masalah yang ada lebih
100 Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, Nomor 1 November 2016: 97-106

mendalam, menyeluruh dan utuh. Studi kasus lebih HASIL


menekankan pengungkapan fakta yang terdapat di
lapangan secara rinci dan mendalam dalam suatu
Perencanaan Pembelajaran Kelas
objek atau peristiwa dari lapangan. Olahraga di SMA Negeri 2 Batu
Lokasi penelitian merupakan pusat informasi Perencanaan pembelajaran kelas olahraga
dalam sebuah penelitian, lokasi penelitian ini di SMA Negeri 2 Batu terdiri menjadi empat
yaitu di SMA Negeri 2 Batu yang berlokasi di jenis perencanaan yaitu perencanaan jenis
Jalan Bhayangkara 14 Junrejo Kota Batu telp program, perencanaan bidang pembelajaran,
(0341) 465454. SMA Negeri 2 Batu merupakan penyusunan perencanaan pihak yang terlibat
sekolah satu-satunya jejang Menengah Atas dan perencanaan pekan efektif. Pertama
yang mempunyai kelas olahraga. Sekolah yang perencanaan jenis program terdiri dari beberapa
sudah memiliki banyak prestasi dalam bidang yaitu perencanan kelas olahraga terlebih dahulu
akademik dan non akademik. SMA Negeri melakukan identifikasi jenis dan macam olahraga
2 Batu mempunyai ciri khas sendiri karena yang akan ditampung oleh sekolah, melakukan
mempunyai kelas olahraga hal ini menjadi daya seleksi apakah peserta didik memiliki prestasi
tarik sekolah dalam menjaring peserta didik baru olahraga atau dengan cara menunjukkan bukti
untuk bergabung dengan sekolah. piagam juara bahwa mereka berprestasi dalam
Sumber data dalam penelitian, adalah subjek bidang olahraga melakukan kerjasama dengan
di mana data diperoleh. Menurut Lofland (dalam KONI dalam hal pembinaan keatletan bersama
Moleong, 2012:157) bahwa “sumber data utama cabang-cabang olahraga atau dengan pengurus
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau cabang olahraga masing-masing. Kedua pada
tindakan, selebihnya adalah adalah data tambahan perencanaan bidang pembelajaran yaitu kelas
seperti dokumen dan lain-lain”. Sumber data olahraga di SMA Negeri 2 Batu ini menerapkan
terdiri dari dua macam yaitu data tidak tertulis dan kurikulum 2013 sama dengan kelas reguler
data tertulis. Data tidak tertulis adalah data-data yaitu menggunakan Kurikulum K13 namun
yang berupa kata-kata tindakan yang diperoleh ada modifikasi kurikulum dimana kebijakan
dari orang yang diamati atau diwawancarai pengurangan 10 jam pelajaran, pengurangan
selama penelitian berlangsung, dalam penelitian 10 jam pelajaran untuk pembelajaran non
ini kata-kata atau tindakan berupa jawaban akademik yang dapat digunakan untuk latihan
dari informan dan hasil catatan lapangan dari peserta didik kelas olahraga, dankelas olahraga
berbagai informan, di antaranya adalah kepala mempunyai program tahunan yaitu dengan
sekolah, waka kurikulum, koordintaor kelas adanya perencanaan pengadaan pembelajaran
olahraga, guru kelas olahraga, KONI Kota dengan menggunakan modul untuk mengompen
Batu, PENGCAB Kota Batu, maupun peserta jam pelajaran yang ditinggalkan selama 2 jam
didik kelas olahraga terkait dengan bagaimana pelajaran. Ketiga penyusunan pihak yang terlibat
Manajemen pembelajaran kelas olahraga di SMA yaitu enyusunan perencanaan pembelajaran kelas
Negeri 2 Batu. Sedangkan data tertulis adalah data olahraga di SMA Negeri 2 Batu disusun secara
tertulis adalah data-data yang diperoleh melalui bersama-sama dengan melibatkan kepala sekolah,
berbagai sumber tertulis seperti buku-buku, arsip, wakil kepala sekolah, guru olahraga, guru BK,
hasil evaluasi peserta didik, maupun dokumen komite sekolah, dan yang jelas ada rekomendasi
resmi dari SMA Negeri 2 Batu.Pengumpulan dari dinas maupun dari KONI dan ada sosialisasi
data dalam penelitian ini dilakukan melalui: untuk orang tua yang ada di kelas olahraga itu
(1) wawancara; (2) observasi; dan (3) studi satu bulan setelah pelaksanaan PPDB. Keempat
dokumentasi. Pengecekan keabsahan data dalam perencanaan pekan efektif yaitukelas olahraga
penelitian ini digunakan tes: credibility (derajat pekan efektif jam pelajarannya dalam satu
kepercayaan), dan confirmability (kepastian). minggu ada pengurangan jam yaitu 10 jam
Tahap-tahap yang ditempuh dalam penelitian pelajaran untuk latihan sesuai dengan jadwal
ini yaitu tahan perencanaan atau pra lapangan, masing-masing cabang olahraga dan rincian
penyusunan proposal, tahap pelaksanaan, tahap pembelajaran kelas olahraga pada jam ke 1-6
analisis data dan tahap penulisan laporan. pembelajaran akademik dengan pedoman RPP
Masputri, dkk, Manajemen Pembelajaran Kelas Olahraga 101

dengan tatap muka sedangakan pada jam ke 7-8 Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
dengan non akademik dengan pedoman program Olahraga di SMA Negeri 2 Batu
latihan dan dilaksanakan sesuai masing-masing
Sistem pembelajaran pada kelas olahraga
tempat cabang olahraganya.
terbagi menjadi 2 sistem yaitu pertama sistem
pembelajaran akademik pada jam pelajaran
Pengorganisasian Pembelajaran Kelas ke 1 sampai ke 6 yaitu jam 07.00 sampai
Olahraga di SMA Negeri 2 Batu 11.45 sedangkan pembelajaran non akademik
dilaksanakan pada jam pelajaran 7 sampai jam
Adanya alur koordinasi atau kerjasama
ke 8 yaitu pukul 12.15 sampai 13.45. Menutupi
dalam pengadaan pembelajaran kelas olahraga
2 jam pelajaran non akademik peserta didik
dari Dinas Pendidikan Kota Batu yang kemudian
harus memenuhi tuntutan kurikulum yang ada
melimpahkan kepada Komite Olahraga Nasional
di SMA Negeri 2 Batu dengan mengerjakan
(KONI) Kota Batu alur selanjutnya berkoordinasi
semacam pekerjaan rumah SMA Negeri 2 Batu
dengan SMA Negeri 2 Batu tentang pembelajaran
menyebutkannya dengan modul pengganti
kelas olahraga, tahap berikutnya SMA Negeri 2
pembelajaran non akademik. Modul tersebut
Batu meminta bantuan sarana prasarana maupun
dapat dikerjakan peserta didik dirumah sebagai
pelatih yang membantu dalam pembelajaran
pengganti 2 jam pelajaran yang mereka
olahraga, kemudian KONI melakukan koordinasi
tinggalkan. Strategi peserta didik kelas olahraga
dengan Pengurus Cabang Olahraga masing-
yaitu peserta didik dapat dispensasi khusus untuk
masing cabang olahraga yang ada di Kota Batu
mengikuti perlombaan maupun latihan sehingga
untuk membina atlet-atlet atau peserta didik
bebas berlatih dengan maksimal namun jika ada
yang ada di kelas olahraga SMA Negeri 2 Batu.
ulangan atau ada tugas maka peserta didik harus
pengelolaan kelas olahraga dalam lingkup
menyusul ulangan dan tetap mengerjakan tugas
sekolah yang berupa struktur pengelolaan kelas
yang ditinggalkan dan strategi yang terakhir ada
olahraga di SMA Negeri 2 Batu, dalam struktur
penambahan jadwal latihan agar saat mengikuti
kelas olahraga tersebut terlihat jelas pembagian
kompetisi hasilnya maksimal.
tugas masing-masing serta tanggung jawab yang
sesuai kedudukan dan wewenang. Penerimaan
peserta didik kelas olahraga di SMA Negeri 2 Evaluasi Pembelajaran Kelas Olahraga di
Batu tidak sembarangan dalam menerima peserta SMA Negeri 2 Batu
didik kelas olahraga, peserta didik yang masuk
Aspek yang dinilai dalam pembelajaran
harus mempunyai rekomendasi dari Komite
kelas olahraga merujuk pada kurikulum 2013
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota
pada tiga penilaian yang digunakan yaitu
Batu dengan persyaratan peserta didik itu harus
penilaian afektif (sikap), kognitif (pengetahuan),
mempunyai bakat, minat, prestasi dalam cabang
dan psikomotorik (keterampilan). Penilaian sikap
olahraga yang mereka pilih. Pengorganisasian
dengan menggunakan metode observasi dan
peserta didik kelas olahraga ini semua peserta
pengamatan h menilai kompetensi sikap yang
didik kelas olahraga masuk ke dalam jurusan IPS
terbagi menjadi sikap spiritual dan sikap sosial
karena kemampuan peserta didik kelas olahraga
SMA Negeri 2 Batu hanya menggunakan bentuk
yang berbeda dengan kelas reguler, karakter
penilaian sikap dengan penilaian observasi
peserta didik kelas olahraga berbeda dengan kelas
atau pengamatan dan penilaian dengan jurnal.
reguler yang lebih aktif dan lebih menonjolkan
Kompetensi penilaian keterampilan terdiri atas
motoriknya namun guru mempunyai cara
keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret.
membuat peserta didik nyaman dengan mengerti
Penilaian keterampilan kelas olahraga di SMA
karakter peserta didik, membiarkan peserta
Negeri 2 Batu menggunakan penilaian praktik,
didik untuk berpendapat dan bertingkah sesuai
peserta didik dilakukan dengan cara mengamati
keinginan mereka namun tetap harus sesuai
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuai
dengan norma dan peraturan yang belaku.
dengan yang dilaksanakan dengan menggunakan
skala penilaian. Kelas olahraga menetapkan
102 Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, Nomor 1 November 2016: 97-106

target pencapaian yang menjadi patokan nilai, Solusi dalam Pembelajaran Kelas Olahraga
yaitu dengan memperhatikan Kriteria Ketuntasan Solusi dalam hambatan-hambatan tersebut
Minimal (KKM) yang harus memenuhi standar adalah memodifikasi kurikulum pembelajaran
nilai mencapai 75 pada setiap mata pelajaran. dengan pengurangan 10 jam pelajaran diganti
Jika mereka salah satu pelajarannya tidak lulus dengan pembelajaran menggunakan modul
dalam UTS maupun UAS mereka bisa mengikuti sehingga peserta didik kelas olahraga tidak
remidi yang diadakan oleh guru masing- tertinggal pelajaran dari kelas reguler. Pengadaan
masing dengan mengambil formulir atau kartu semacam remidi untuk peserta didik kelas
remidi. Bentuk penilaian yang digunakan untuk olahraga yang nilainya dibawah Kriteria
mengukur keberhasilan belajar peserta didik Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. solusi
dengan menggunakan tes tulis yang meliputi kesadaran guru sekolah memberikan semacam
tugas harian, Ulangan Harian (UH), Ujian pemahaman bahwa karakter peserta didik itu
Tengah Semester (UTS), Ujian Akhir Semester berbeda-beda begitu pula karakter peserta didik
(UAS), dan Ujian Nasional (UN). Pihak yang kelas olahraga dengan karakter peserta didik kelas
terlibat dalam pemberian nilai adalah guru mata reguler. Bantuan dari dana Dinas Pendidikan
pelajaran masing-masing yang memberikan nilai Kota Batu maupun dari PENGCAB atau
akhir sedangkan pada nilai olahraga atau nilai Pengurus Cabang maupun Wali kota Batu jadi
keatletannya akan di isi diraport tentang nilai sekolah mengajukan dana dari dinas pendidikan
keahliannya yang diberi nilai oleh pengurus kemudian dinas pendidikan membantu sekolah.
cabang olahraga masing-masing. Laporan Hasil Solusi terakhir Meminta bantuan kepada Wali
Belajar peserta didik kelas olahraga sama dengan Kota Batu untuk pembebasan biaya sewa latihan
kelas reguler yaitu berupa raport hasil belajar di Stadion Brantas dan meminta bantuan kepada
peserta didik. masing-masing Pengurus Cabang Olahraga untuk
ketersediaan alat-alat berlatih
Hambatan dan Solusi Dalam Pembelajaran
Kelas Olahraga di SMA Negeri 2 Batu PEMBAHASAN
Hambatan dalam Pembelajaran Kelas Olahraga Perencanaan Pembelajaran Kelas
Hambatan dalam proses pembelajaran kelas Olahraga di SMA Negeri 2 Batu
olahraga adalah jam pembelajaran akademik
Perencanaan pembelajaran tersebut
peserta didik kelas olahraga yang dikurangi baik
diadakan setiap menjelang awal tahun ajaran
untuk jam latihan maupun jam dispensasi khusus
baru. Kegiatan pembelajaran selama satu tahun
saat mereka mengikuti kompetisi sehingga
ajaran disesuaikan dengan kalender pendidikan,
pada kelas XII saat mereka akan mengikuti
yang didalamnya termuat antara lain permulaan
Ujian Nasional mereka sangat kesulitan dalam
awal tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
mengerjakan soal Ujian Nasional. Faktor
waktu pembelajaran efektif, dan hari libur
penghambat kedua juga terjadi pada tenaga
nasional. Perencanaan pembelajaran Rohman
pendidik yang kurang menyadari karakter
dan Amri (2013:44) menjelaskan “perencanaan
peserta didik kelas olahraga, guru tersebut ketika
dapat diartikan sebagai proses penyusunan
mengajar di kelas olahraga memperlakukan
materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan
sama dengan kelas reguler kadang ada guru yang
dan metode pembelajaran, dan penilaian dalam
kurang menyadari hal tersebut sehingga nilai dari
suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan
anak kelas olahraga menjadi kurang. Hambatan
pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang
ketiga adalah masalah biaya dikarenakan pada
telah ditetapkan”. Semua proses perencanaan
SMA Negeri 2 Batu ini sudah tidak ada uang SPP
pembelajaran digunakan sebagai perangkat dalam
maupun uang bantuan yang lainnya sehingga
melaksanakan pembelajaran kelas olahraga di
menimbulkan kendala dalam pelaksanaan kelas
SMA Negeri 2 Batu. Perencanaan pembelajaran
olahraga yang harus mempunyai biaya besar.
kelas olahraga di SMA Negeri 2 Batu telah
Masalah sarana dan prasarana olahraga yang
melalui berbagai persiapan yang matang sebelum
kurang memadai di SMA Negeri 2 Batu karena
program pembelajaran dilaksanakan. Sebab
keterbatasan biaya
Masputri, dkk, Manajemen Pembelajaran Kelas Olahraga 103

kegiatan pembelajaran akan berjalan dengan baik mengikuti turnamen maupun lomba sehingga
jika konsep serta tahapan dalam pembelajaran harus ada strategi sekolah jika atletnya ikut ke
yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, dalam suatu perlombaan misalnya dengan adanya
pelaksanaan serta evaluasi dapat disusun dengan ulangan susulan jika ada ulangan pada jam yang
baik. Kelas olahraga SMA Negeri 2 Batu berupaya ditinggalkan, ada dispensai khusus, maupun
memenuhi konsep tersebut dimana rancangan ada jam tambahan latihan. Sehingga guru harus
pembelajaran selalu dilaksanakan setiap awal mengerti dalam proses pelaksanaan tersebut
tahun ajaran baru dengan melibatkan beberapa guru harus memberikan ulangan susulan pada
warga sekolah, dan ada sosialisas melibatkan jam yang berbeda memberikan dispensai kepada
orang tua dari peserta didik kelas olahraga. peserta didik yang mengadakan turnamen atau
perlombaan, maupun memberikan permudahan
dengan penambahan jadwal latihan. Hal tersebut
Pengorganisasian Pembelajaran Kelas
diberikan agar peserta didik dapat melaksanakan
Olahraga di SMA Negeri 2 Batu tugas dengan semaksimal mungkin baik tugas
Bentuk pengorganisasian pembelajaran kelas akademik maupun tugas non akademik. Hal
olahraga di SMA Negeri 2 Batu menggambarkan tersebut sesuai dengan pendapat dari Sagala
tentang kedudukan atau wewenang secara (2006:145) “pelaksanaan atau penggerakan
hirarki dari suatu unit kerja ditempati seperti dalam proses pembelajaran dilakukan oleh
Dinas Pendidikan, Komite Olahraga Nasional pendidik dengan suasana yang edukatif agar
Indonesia (KONI) Batu, SMA Negeri 2 Batu, siswa dapat melaksanakan tugas belajar dengan
dan Pengurus Cabang Olahraga. Lebih khusus penuh antusias, dan mengoptimalkan kemampuan
lagi alur koordinasi atau kerjasama dalam belajarnya dengan baik”.
pengadaan pembelajaran kelas olahraga dari
Dinas Pendidikan Kota Batu yang kemudian
Evaluasi Pembelajaran Kelas Olahraga di
melimpahkan kepada Komite Olahraga Nasional
(KONI) Kota Batu alur selanjutnya berkoordinasi
SMA Negeri 2 Batu
dengan SMA Negeri 2 Batu tentang pembelajaran Bentuk penilaian kelas olahraga terdiri
kelas olahraga, tahap berikutnya SMA Negeri 2 dari tugas modul, ulangan harian, ujian
Batu meminta bantuan sarana prasarana maupun tengah semester, ujian akhir semester, ujian
pelatih yang membantu dalam pembelajaran praktik untuk kelas XII dan ujian nasional.
olahraga, dan terakhir KONI melakukan Pemberian nilai akademik dalam kelas olahraga
koordinasi dengan Pengurus Cabang Olahraga dilimpahkan pada masing-masing guru mata
masing-masing cabang olahraga yang ada di pelajaran, sedangkan nilai olahraga atau nilai
Kota Batu untuk membina atlet-atlet atau peserta non akademiknya dipercayakan kepada pelatih
didik yang ada di kelas olahraga SMA Negeri 2 masing-masing cabang olahraga yang kemudian
Batu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sagala diberikan kepada guru olahraga di SMA Negeri
(2006:144) “pengorganisasian pembelajaran ini 2 Batu. Ulangan Harian (UH) dilaksanakan oleh
memberi gambaran bahwa kegitan belajar dan masing-masing guru mata pelajaran jika pokok
mengajar mempunyai arah dan penanggung bahasan atau materi telah selesai, Ujian Tengah
jawab yang jelas”. Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)
dilaksanakan tiap semesternya setelah beberapa
kali pertemuan sesuai dengan kalender pendidikan,
Pelaksanaan Pembelajaran Kelas
sedangkan ujian nasional dilaksanakan satu
Olahraga di SMA Negeri 2 Batu kali pada bulan April sesuai dengan keputusan
Pelaksanaan pembelajaran non akademik menteri pendidikan. Sedangkan bentuk laporan
kelas olahraga juga berlangsung seusai dengan hasil belajar peserta didik berupa raport yang
jadwal latihan masing-masing cabang olahraga. diberikan tiap tengah semester dan raport akhir
Peserta didik kelas olahraga harus bisa membagi semester. Isi raport berupa nilai peserta didik
waktu dengan baik antara jadwal pembelajaran berdasarkan nilai dari modul, Ulangan Harian
dengan jadwal latihan, apalagi jika peserta (UH), Ujian Tengah Semester (UTS) maupun
didik kelas olahraga mengikuti kompetisi atau Ujian Akhir Semester (UAS) dengan bentuk
104 Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, Nomor 1 November 2016: 97-106

skala penilaian 10-100. Mengetahui berhasil atau agar program pembelajaran yang sudah dibuat
tidaknya peserta didik tersebut maka diperlukan dapat berjalan dengan sebaik mungkin.
adanya evaluasi. Penilaian ini bertujuan untuk Solusi dalam Pembelajaran Kelas Olahraga
mengukur keberhasilan pembelajaran di kelas
olahraga dan mengukur kemampuan peserta didik Semua sistem pendidikan memiliki
sendiri. Hal ini didukung oleh Madjid (2007:185) kelebihan dan kekurangan, tanpa terkecuali
“penilaian merupakan pengukuran ketercapaian dalam pembelajaran kelas olahraga, untuk
program pendidikan, perencanaan suatu program mengatasi hambatan tersebut ada beberapa
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan alternatif pemecahan yang bisa digunakan antara
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan lain, memodifikasi kurikulum pembelajaran
kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan dengan pengurangan 10 jam pelajaran diganti
reformasi secara keseluruhan”. dengan pembelajaran menggunakan modul,
pengadaan semacam remidi untuk peserta didik
kelas olahraga yang nialinya dibawah Kriteria
Hambatan dan Solusi Dalam Pembelajaran Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75, untuk
Kelas Olahraga di SMA Negeri 2 Batu solusi kesadaran guru sekolah memberikan
Hambatan dalam Pembelajaran Kelas semacam pemahaman bahwa karakter
Olahraga peserta didik itu berbeda-beda yaitu dengan
menyesuaikan masing-masing karakter peserta
Setiap sistem pembelajaran pasti terdapat didik, bantuan dari dana dinas pendidikan
hambatan dalam proses pelaksanaanya, tidak maupun dari PENGCAB atau Pengurus Cabang
terkecuali dalam pembelajaran kelas olahraga, terkait dengan sarana prasana maupun dana.
hambatan yang sering muncul yaitu, jam Solusi untuk mengatasi hambatan yang
pembelajaran akademik peserta didik kelas ada dalam pembelajaran kelas olahraga senada
olahraga yang dikurangi tenaga pendidik yang dengan pendapat Mu’arifin (2009:97) mengenai
kurang menyadari karakter peserta didik kelas dengan hambatan kurangnya kesadaran guru
olahraga, kurangnya kesadaran guru tersebut terhadap peserta didik kelas olahraga yaitu sebagai
membuat nilai peserta didik menjadi kurang, berikut: (a) disesuaikan dengan karakteristik
masalah biaya atau dana dikarenakan pada siswa; (b) menggunakan pendekatan bermain
SMA Negeri 2 Batu ini sudah tidak ada uang yang mengarah pada prinsip fun & busy; (c)
SPP maupun uang bantuan yang lainnya serta mengarahkan pada pengembangan multirateral;
kurangnya sarana prasarana di kelas olahraga (d) memberi pengalaman pada siswa dalam
seperti tidak adanya lapangan latihan sehingga melakukan problem solving–discovery; (e)
harus menyewa lapangan.Temuan peneliti memberi peluang pada siswa untuk memperoleh
sejalan dengan pendapat Mu’arifin (2009:96) kebebasan gerak, melakukan eksplorasi/
permasalahan yang muncul pada pembelajaran penjelajahan gerak yang beragam; (f) merangsang
pendidikan jasmani dan olahraga yaitu masih dan melatih siswa agar berani mengambil
didominasi oleh guru; waktu aktif belajar/ inisiatif-kreatifitas-imajinasi (decision maker);
bergerak (academic learning time) sangat dan (f) pembelajaran diarahkan pada pocess
sedikit, karena terlalu banyak waktu yang habis oriented dan success structured: (pembelajaran
untuk menunggu giliran; kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses dan dirancang
berorientasi pada pelatihan olahraga; cenderung secara sistematis sehingga bisa merasakan dan
ditekankan pada penguasaan keterampilan gerak, mengalami keberhasilan). Berdasarkan uraian
bukan belajar melalui gerak atau mendidik siswa tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa,
melalui gerak; masalah-masalah itu diperparah peserta didik mempunyai karakter berbeda-
oleh sarana dan prasarana yang kurang memadai, beda dan tidak bisa disamakan antara peserta
yaitu kurang lengkapnya alat-alat dan minimnya didik kelas reguler dengan peserta didik kelas
lapangan. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat olahraga sehingga guru harus memahami konsep
disimpulkan bahwa, perlu adanya kesadaran bahwa karakter peserta didik itu berbeda-beda
antara guru kelas olahraga untuk memahami dan memberi peluang pada peserta didik untuk
karakter peserta didik kelas olahraga, dan adanya memperoleh kebebasan dalam belajar akademik
dana yang cukup untuk mengelola kelas olahraga maupun non akademik.
Masputri, dkk, Manajemen Pembelajaran Kelas Olahraga 105

SIMPULAN DAN SARAN tersebut ketika mengajar di kelas olahraga


memperlakukan sama dengan kelas reguler dan
Simpulan masalah biaya dikarenakan pada SMA Negeri 2
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Batu ini sudah tidak ada uang SPP maupun uang
dapat dikemukakan beberapa kesimpulan tentang bantuan yang lainnya sehingga menimbulkan
manajemen pembelajaran kelas olahraga yaitu kendala dalam pelaksanaan kelas olahraga yang
perencanaan pembelajaran kelas olahraga terbagi harus mempunyai biaya besar. Solusinya adalah
menjadi empat perencanaan yaitu perencanaan memodifikasi kurikulum pembelajaran dengan
jenis program, perencanaan bidang pembelajaran, pengurangan 10 jam pelajaran diganti dengan
penyusunan pihak yang terlibat dan perencanaan pembelajaran menggunakan modul sehingga
pekan efektif. peserta didik kelas olahraga tidak tertinggal
Kedua Adanya alur kordinasi atau kerjasama pelajaran dari kelas reguler, pengadaan semacam
dalam pengadaan pembelajaran kelas olahraga remidi, memberikan semacam pemahaman
dengan Dinas Pendidikan, PENGCAB dan KONI, bahwa karakter peserta didik itu berbeda-beda
membuat struktur pengelolaan kelas olahraga di begitu pula karakter peserta didik kelas olahraga
SMA Negeri 2 Batu, Peserta didik yang masuk kepada masing0masing guru, dan Bantuan dana
harus mempunyai rekomendasi dari (KONI) dari dinas pendidikan maupun sarana prasana
Kota Batu dengan persyaratan peserta didik itu dari PENGCAB atau Pengurus Cabang dan
harus mempunyai bakat dan minat dalam cabang pembebasan biaya sewa oleh Wali Kota Batu.
olahraga, peserta didik kelas olahraga masuk ke
dalam jurusan IPS, karakter peserta didik kelas Saran
olahraga lebih aktif dan lebih menonjolkan
motoriknya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di
SMA Negeri 2 Batu, maka saran yang disampaikan
Ketiga sistem pembelajaran pada kelas
terkait manajemen pembelajaran kelas olahraga
olahraga terbagi menjadi 2 sistem yaitu
di SMA Negeri 2 Batu. Bagi Kepala SMA Negeri
pembelajaran akademik pada jam pelajaran ke
2 Kota Batu diharapkan secara terus menerus
1 sampai ke 6 sedangkan pembelajaran non
melakukan perbaikan dalam penyelenggaraan
akademik pada jam pelajaran 7 sampai jam ke 8,
program kelas olahraga dan tetap konsisten
menutupi 2 jam pelajaran non tatap muka peserta
dalam pengadaan kelas olahraga, jika bisa kelas
didik harus mengerjakan modul pembelajaran
olahraga lebih dioptimalkan misalnya dengan
pengganti 2 jam pelajaran yang ditinggalkan,
dukungan sarana maupun prasarana.
strategi peserta didik kelas olahraga yaitu peserta
didik dapat dispensasi khusus untuk mengikuti Kedua bagi Guru SMA Negeri 2 Kota Batu
perlombaan maupun latihan sehingga bebas diharapkan guru dapat memahami perbedaan
berlatih. karakter antara peserta didik kelas olahraga
dengan kelas reguler yaitu dengan cara melakukan
Keempat ada Tiga aspek penilaian yang
pendekatan personal kepada peserta didik kelas
digunakan yaitu penilaian afektif (sikap), kognitif
olahraga untuk mengenali karakter peserta didik
(pengetahuan), dan psikomotorik (keterampilan).
sehingga proses pembelajaran akademik maupun
kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai
pembelajaran non akademik dapat berjalan
75 pada setiap mata pelajaran, pengadaan remidi
dengan baik.
dengan mengambil formulir atau kartu remidi
jika nilai kurang dari KKM, Pihak yang terlibat Ketiga bagi Ketua Jurusan Administrasi
dalam pemberian nilai akademik adalah guru Pendidikandiharapkan agar jurusan dapat lebih
mata pelajaran sedangkan nilai non akademik luas lagi dalam mengkaji tentang manajemen
adalah pelatih masing-masing. pembelajaran sebagai pendalaman dalam ilmu
manajemen pendidikan khususnya mata kuliah
Kelima adalah hambatan pembelajaran
manajemen kurikulum dan pembelajaran untuk
kelas olahraga yaitu jam pembelajaran akademik
ke depannya.
peserta didik kelas olahraga yang dikurangi
baik untuk jam latihan maupun jam dispensasi, Keempat bagi peneliti lain diharapkan
ada tenaga pendidik yang kurang menyadari kepada peneliti yang akan datang untuk
karakter peserta didik kelas olahraga, guru menyempurnakan teori hasil penelitian yang
106 Manajemen dan Supervisi Pendidikan, Volume 1, Nomor 1 November 2016: 97-106

telah ditemukan dan dapat menyempurnakan Moleong, L, J. 2012. Metodologi Penelitian Kualittaif
kekurangan penelitian ini pada fokus perencanaan Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
pembelajaran kelas olahraga yang terjadi pada Mu’arifin. 2009. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani
awal pembelajaran dimana peneliti masing belum Dan Olahraga. Malang: Universitas Negeri
dapat terlibat secara langsung maka diharapkan Malang.
peneliti lain bisa mendapatkan metode observasi Paturusi, A. 2012. Manajemen Pendidikan Jasmani
Dan Olahraga. Jakarta: Rineka Cipta.
dan dokumentasi secara langsung sehingga
diharapkan dapat menyempurnakan penelitian Rohman, M danAmri, S. 2013. Strategi dan Desain
Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta:
pembelajaran kelas olahraga.
Prestasi Pustakaraya.
Sagala, S. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran
DAFTAR RUJUKAN Untuk Membantu Memecahkan Problematika
Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran
Ulfatin, N. 2014. Metode Penelitian Kualitatif di
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya. Batu:
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Bayumedia Publishing.
Majid, A. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai