Anda di halaman 1dari 1

Nama : Muh.

Asrul

Nis :

Kelas :

Tugas :

Kritikan songko recca dan lipa’ sabbe

Songko Recca

Dengan kata lain “Songko Recca” yang kita ketahui itu sebagai “penanda”,siapa
sebenarnya kita. Namu setelah masa kerajaan berakhir,”Songko Recca” atau “Songko pamiring”
tersebut semua kalangan bisa memakainya tanpa mengenal aturan pemakaian “Songko Recca” .
sehingga “Songko Recca” sudah tidak dipedulikan lagi. Sekarang kebanyakan masyarakat yang
memakai songko recca tidak mengetahui sejarah dari keberadaan “Songko Recca” sehingga ada
di bugis bone dan juga kebanyakan dari masyarakat bone tidak paham mengenai aturan
pemakaian songko tersebut. Sehingga “Songko Recca” sudah tidak dianggap sebagai peniggalan
buda yang berharga’ songko recca dimasa pemerintahan demokrasi saat ini sudah tidak menjadi
penutup kepala yang istimewa lagi karena sudah keluar dari makna dan kegunaan sebagai
identitas suku bugis bone. ini terjadi karena masalah saat ini kurang kesadaran masyarakat akan
pentingnya peranan budaya local sebagai identitas bangsa yang harus terus dijaga keaslian
ataupun kepemilikannya. Hal ini disebabkan karena mengikuti perkembangan zaman. Bagi
masyarakat kabupaten bone yang masih menjaga nilai luhur dan kesakralan dari “Songko
Recca” agar kemudian dipertahankan jika perlu ditingkatkan sebagai upaya agar generasi massa
depan tetap mengetahui nilai-nilai dari songko recca karena yang kita lihat saat ini banyak yang
menggunakan songko recca tanpa mengetahui nilai-nilai dari songko tersebut agar songko recca
tetap menjadi sebuah kehormatan atau identitas di suku bugis kabupaten bone.

Lipa’ sabbe

Diharapkan khususnya masyarakat bugis di kabupaten wajo selain mempertahankan dan


menjaga lipa’ sabbe sebagai budaya miliknya juga perlu mengetahui nilai-nilai budaya dan
makna yang terkandung, baik pada lipa’ sabbe itu sendiri maupun motif-motif lipa sabbe
sehingga dapat menciptakan rasa kebanggaan,kepemilikan, dan kecintaan yang tinggi pada lipa
sabbe.

Anda mungkin juga menyukai