Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

Mata Pelajaran :
Sejarah Kebudayaan Islam

Guru Pembimbing :
Dian Triana, M.Pd

Disusun Oleh:
Dinda Putri Amelia No Absen 11
Fidiya Nur Aminda No Absen 12

KELAS 12 IPS 3

MADRASAH ALIYAH NEGERI 8 JOMBANG


TAHUN AJARAN 2022

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dian Triana, M.Pd
sebagai guru pembimbing mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jombang, 11 April 2022

Penyusun

II
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 3
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 3
BAB II: PEMBAHASAN 3
2.1 Menjelaskan sejarah masuknya Islam di Indonesia menurut teori 4
Gujarat!…………………………………………………..........……………
2.2 Menjelaskan sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut 6
teori Arab!…………………………………………………..........…………
2.3 Menjelaskan sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut 7
teori Persia!…………………………………………………..........……….
2.4 Menjelaskan sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut 8
teori China beserta tokoh tokohnya!……………………………………….
2.5 Bagaimana pendidikan islami yang berkembang di indonesia ?……… 9
BAB III: PENUTUP 12
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 12
3.2 Saran……………………………………………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 13

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terdapat diskusi panjang di antara ahli sejarah mengenai masuknya Islam
di Indonesia. Perdebatan itu menyangkut tempat asal kedatangan Islam, para
pembawa, dan waktu kedatangannya. Berbagai teori dan pembahasan yang
berusaha menjawab tiga masalah pokok ini belum tuntas. Tidak hanya kurangnya
data pendukung teori tersebut, tetapi juga karena sifat sepihak dari berbagai teori
yang ada. Terdapat kecenderungan kuat adanya suatu teori yang hanya
menekankan aspek-aspek khusus dari ketiga masalah pokok, tetapi mengabaikan
aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, kebanyakan teori yang ada dalam segi-segi
tertentu gagal menjelaskan kedatangan Islam di Indonesia. Islamisasi di Indonesia
merupakan suatu proses sejarah yang sangat penting. Ricklefs menyebutkan
bahwa ada dua kemungkinan proses penyebaran agama Islam di Indonesia.
Pertama, penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam dan kemudian
menganutnya. Kedua, orang-orang asing Asia (Arab, India, Cina, dll.) yang telah
memeluk agama Islam bertempat tinggal secara permanen di suatu wilayah di
Indonesia, melakukan perpernikahanan campuran dan mengikuti gaya hidup lokal
sampai sedemikian rupa, sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa atau Melayu
ataupun sudah termasuk dalam anggota suku-suku tertentu.

Meskipun demikian, ada kepastian bahwa kedatangan Islam ke Indonesia


dilakukan secara damai. Paling tidak ada empat teori yang dimunculkan yaitu
teori India, teori Arab, teori Persia dan teori Cina. Akan tetapi dalam penelitian
ini penulis hanya menjelaskan teori Arab sebagai landasan teori. Menurut teori
Arab atau teori Makkah, upaya yang dilakukan oleh para pedagang Arab dalam
mengenalkan Islam ke wilayah Indonesia, memiliki pengaruh besar dalam
mewarnai Islam Indonesia. Para pedagang Arab ini terlibat aktif dalam
penyebaran Islam ketika mereka dominan dalam perdagangan BaratTimur sejak
awal abad ke-7 dan ke-8 M. Asumsi ini didasarkan pada sumbersumber Cina yang

1
menyebutkan bahwa menjelang abad ke-7, ada seorang pedagang Arab menjadi
pemimpin di pemukiman Arab Muslim di pesisir barat Sumatera.

Bahkan beberapa orang Arab ini telah melakukan pernikahan dengan


penduduk pribumi yang kemudian membentuk inti sebuah komunitas Muslim
yang para anggotanya telah memeluk Islam. Teori Arab tersebut semula
dikemukakan oleh Crawfurd yang mengatakan bahwa Islam dikenalkan pada
masyarakat di Nusantara langsung dari Tanah Arab. Dengan sedikit
pengembangan teori Arab ini didukung oleh Keyzer yang berpendapat bahwa
Islam di negeri ini berasal dari Mesir. Hal senada juga dikemukakan Niemann dan
de Hollander, yang mengatakan bahwa Islam di Indonesia berasal dari Hadramaut.
Sementara orang-orang Arab yang melakukan pernikahan dengan penduduk
pribumi yang berperan dalam penyebaran Islam di pemukiman baru mereka di
Nusantara. Sejumlah ahli Indonesia dan Malaysia mendukung teori Arab dan
madzab tersebut. Dalam seminar tentang kedatangan Islam ke Indonesia yang
diadakan pada 1963 dan 1978, disimpulkan bahwa Islam datang langsung dari
Arab, bukan dari India. Hasjmy menyebutkan bahwa Islam datang pertama kali
datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-12 atau 13 M.

Sementara Uka Tjandrasasmita, pakar sejarah dan arkeologi Islam


menduga bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-7 dan ke-8 M. Pada abad
ini, dimungkinkan orangorang Islam dari Arab, Persia dan India sudah banyak
yang berhubungan dengan orang-orang di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Kemajuan perhubungan pelayaran pada abad-abad tersebut sangat mungkin
sebagai akibat persaingan di antara kerajaan-kerajaan besar ketika itu, yakni
Kerajaan Bani Umayyah di Asia Barat, kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara dan
kekuasaan Cina di bawah Dinasti Tang di Asia Timur. Pendukung teori Arab
lainnya adalah Syed Muhammad Naquib al-Attas, pakar kesusasteraan Melayu
yang mengatakan bahwa bukti paling penting yang dapat dipelajari ketika
mendiskusikan kedatangan Islam di kepulauan MelayuIndonesia adalah
karakteristik internal Islam itu sendiri. Dia menggagas suatu hal yang disebut
sebagai teori umum mengenai Islamisasi di Kepulauan MelayuIndonesia yang

2
didasarkan pada sejarah literatur Islam Melayu dan sejarah pandangan dunia
(worldview) Melayu Indonesia. Hal ini dapat dilihat melalui perubahan konsep
dan istilah kunci dalam literatur Melayu pada abad 10 sampai 11 M atau abad 16
sampai 17 M.

1.2 Rumusan Masalah


a. Menjelaskan sejarah masuknya Islam di Indonesia menurut teori Gujarat!
b. Menjelaskan sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut
teori Arab!
c. Menjelaskan sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut
teori Persia!
d. Menjelaskan sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut
teori China beserta tokoh tokohnya!
e. Bagaimana pendidikan islami yang berkembang di indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui tentang sejarah masuknya Islam di Indonesia menurut
teori Gujarat
b. Untuk memahami tentang sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia
menurut teori Arab
c. Untuk mengetahui tentang sejarah dan proses masuknya Islam di
Indonesia menurut teori Persia
d. Untuk memahami tentang sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia
menurut teori China beserta tokoh tokohnya
e. Untuk mengetahui tentang pendidikan islami yang berkembang di
indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia Menurut Teori Gujarat


Teori Masuknya Islam ke Indonesia pertama adalah teori Gujarat. Gujarat
merupakan salah satu negara bagian di India, terletak di sebelah barat berbatasan
dengan Rajasthan di utara dan Pakistan di barat laut. Menurut teori Gujarat,
agama Islam yang saat ini berkembang pesat di Indonesia asal usulnya berasal
dari Gujarat, dibawa oleh pedagang Gujarat pada abad ke XIII Masehi.

Pencetus Teori Gujarat

A. J. Pijnapel

Menurut Pijnapel, orang yang menyebarkan agama Islam ke Indonesia


bukanlah orang Arab langsung, tapi dari para pedagang Gujarat yang telah
beragama Islam. Mereka melakukan hubungan dagang ke dunia timur, kemudian
sampai ke wilayah Nusantara. Pendapat tersebut kemudian didukung oleh Snouch
Hurgronje (Sarjana barat berasal dari Belanda), ia menjelaskan bahwa Islam
masuk ke wilayah Indonesia melalui kota-kota di India seperti Bengali, Gujarat
dan Malabar. Dukungan Hurgronje mengenai Teori Gujarat ditulis dalam bukunya
berjudul "L'arabie et Les Indes", ia menjelaskan bahwa orang dari Gujaratlah
yang membuka hubungan dagang di Wilayah Indonesia sebelum pedagang dari
Arab berdatangan di kemudian hari. Pendapatnya diperkuat dari bukti penemuan
nisan Sultan Malik Al-Saleh (raja kerajaan Samudra Pasai) berangka tahun 1297
Masehi.

B. Sucipto Wiryosuparto

Tokoh kedua yang mendukung teori Gujarat adalah Sucupto Wirtosuparto,


pendapatnya terkait dengan masuknya Islam ke Indonesia melalui Gujarat (India)
didasarkan pada corak batu nisan raja Samudra Pasai (Sultan Malik AL-Saleh)
memiliki kemiripan dengan nisan yang ada di Gujarat dan hubungan dagang

4
antara India - Nusantara telah lama berlangsung, jalur yang dilewati pedagang
melalui Indonesia menuju Cambay terus ke Timur Tengah menuju ke Eropa.

Namun teori masuknya Islam ke Indonesia melalui Gujarat dibantah oleh


banyak ahli, didasarkan dengan bukti-bukti yang lebih akurat yakni berita dari
Arab, Turki dan Persia. Salah satunya sejarawan bernama Azyumardi Azra , ia
berpendapat bahwa Gujarat dan kota-kota lain di India hanya sebagai tempat
persinggahan pedagang Arab sebelum menuju Asia Timur dan Tenggara.
Kemudian pada abad ke XII sampai XIII Masehi pengaruh agama Hindu masih
kuat di daerah Gujarat.

Berdasarkan teori ini, agam Islam dibawa ke Indonesia oleh orang-orang


Arab yang sudah lama tinggal di Gujarat atau India. Ilmuwan Belanda yang
mendukung teori ini adalah Pijnappel dan Moqette. Menurut mereka, Islam masuk
ke Indonesia pada awal abad ke-13 Masehi, bersamaan dengan terjalinnya
hubungan perdagangan dengan pedagang Gujarat yang datang melalui jalur
Indonesia-Cambay-Timut Tengah-Eropa. Selain itu, ilmuwan Belanda Snouck
Hurgronje berpendapat, hubungan dagang antara pedagang Gujarat dengan
masyarakat Indonesia sudah terjalin lebih lama dibandingkan dengan orang-orang
Arab.

Bukti-bukti sejarah yang memperkuat teori Gujarat tentang masuknya


ajaran Islam ke Indonesia di antaranya: Batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik
As-Saleh (1297) dan batu nisan Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa
Timur, yang memiliki corak yang sama dengan batu nisan di
Cambay. Keterangan Marcopolo dari Venesia, Italia, yang pernah singgah di
Perlak (Perureula) tahun 1292. Dia mengatakan, ada banyak penduduk di Perlak
yang menganut ajaran Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang
menyebarkan ajaran Islam.

5
2.2 Sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut teori Arab
Teori Arab atau bisa disebut teori Mekkah menjelaskan bahwa proses
masuknya agama Islam di Indonesia (Nusantara saat itu) dibawa oleh musafir dari
Arab pada adab ke 7. Tokoh pencetus dan pendukung teori Arab meliputi : Van
Leur, TW Arlond, Anthony H. Johns dan Buya Hamka. Ada tiga bukti yang
memperkuat teori masuknya islam di Indonesia ini. Pertama, terdapat
perkampungan Islam di Pantai Sumatera bagian timur pada abad ke 7 M. Agama
Islam yang berkembang di perkampungan ini mirip dengan yang ada di Dinasti
Ummayyah, Arab.

Bukti kedua mengenai madzhab yang digunakan penganut islam saat di


Kerajaan Samudra Pasai adalah madzhab yang juga terkenal di Arab dan Mesir
yakni Madzhab Syafii. Ketiga, gelar raja di Kerajaan Samudra Pasai
menggunakan "Al Malik", sama seperti di Mesir. Teori Arab (Mekkah) bisa
dibilang teori masuknya Islam ke Indonesia yang paling benar, karena
kelemahannya hanya bukti dan fakta akurat mengenai teori ini kurang detail,
termasuk peran orang-orang Arab dalam proses penyebarannya.

Teori ini didukung oleh beberapa tokoh, diantaranya: Van Leur, Anthony
H. Johns, T.W Arnold, Buya Hamka, Naquib al-Attas, Keyzer, M. Yunus Jamis,
dan Crawfurd. Bersumber dari Modul Sejarah Indonesia Paket C Kemendikbud
Ristek, teori Arab menyebutkan jika ajaran agama Islam datang langsung ke
Indonesia melalui orang-orang Arab (Mesir) pada abad ke-7 Masehi.
Bukti dari kebenaran teori Arab, diantaranya sebagai berikut: Pada abad
ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam
(Arab), dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan
perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh dari
aliran terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India
adalah penganut mazhab Hanafi. Hingga saat ini teori Arab atau teori Mekkah
merupakan teori masuknya ajaran Islam ke Indonesia yang paling kuat.

6
2.3 Sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut teori Persia
Teori masuknya Islam ke Indonesia ketiga adalah "Teori Perisa",
pencetusnya bernama Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadainingrat. Teori ini
menyatakan bahwa agama Islam masuk ke wilayah Nusantara melalui orang
Persia (Syiah), berlangsung pada abad ke 7. Beberapa bukti yang menguatkan
kebenaran teori Perisa adalah kesamaan budaya Islam Nusantara dan Islam di
Persia. Contohnya kesamaan seni kaligrafi, adanya peringatan Asyura dan Tabut,
adanya aliran Syiah pada awal masuknya Islam dan kesamaan ajaran Sufi.

Empat bukti pendukung teori Persia diatas ternyata tidak cukup


menjadikannya sebagai teori masuknya Islam ke Indonesia paling benar, karena
masih terdapat kejanggalan dan kelemahan. Yakni terkait waktu masuknya Islam
pada abad ke 7. Jika Islam masuk pada abad tersebut, maka Islam di Timur
Tengah masih dikuasai oleh Khalifah Umayyah dan tidak mungkin bangsa atau
ulama Persia menyebarkan Islam secara besar di Indonesia.

Teori ini dicetuskan oleh Umar Amir Husen dan Hoesein Djajadiningrat.
Berdasarkan teori Persia, ajaran Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad ke-7
Masehi. Ajaran Islam menurut teori ini dibawa oleh kaum Syiah dari Persia.

Teori ini diperkuat dengan beberapa bukti sebagai berikut: Peringatan 10


Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi
Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra
Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di
pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro. Kesamaan ajaran Sufi
Penggunaan istilah Persia untuk mengeja huruf Arab Kesamaan seni kaligrafi
pada beberapa batu nisan Bukti maraknya aliran Islam Syiah khas Iran pada awal
masuknya Islam di Indonesia. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah
Gresik.

7
2.4 Sejarah dan proses masuknya Islam di Indonesia menurut teori China
beserta tokoh tokohnya
Menurut Teori ini, Islam di Indonesia dibawa olah para perantau Muslim
China pada tahun 879 M. Tokoh pencetus Teori China adalah Sumanto Al
Qurtuby dan Slamet Muljana. Dasar teori ini yaitu dari bukti catatan Cina yang
menjelaskan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali disinggahi
oleh pedagang China.

Fakta lainnya yaitu raja pertama Kerajaan Demak (Raden Patah)


merupakan keturunan China, gelar raja yang digunakan juga menggunakan istilah
China. Sementara itu, ada peninggalan masjid tua di Jawa dengan arsitektur China.
Menurut sejarahnya, orang-orang China pada awalnya datang dari dataran Canton
(China) menuju ke Asia Tenggara, kemudian sampai di wilayah Palembang.

Teori Cina Teori masuknya Islam ke Indonesia selanjutnya adalah teori


Cina. Teori ini dicetuskan oleh Slamet Mulyana dan Sumanto Al Qurtuby yang
menyebutkan jika Muslim Cina datang ke Indonesia dan mengajarkan ajaran
Islam pada penduduk Indonesia.
Teori Cina didukung beberapa bukti yang di antaranya: Ada perpindahan
orang-orang muslim Cina dari Kanton ke Asia Tenggara, khususnya Palembang
pada tahun 879 M Terdapat masjid tua beraksitektur Cina di tanah Jawa Raja
pertama Demak yang merupakan keturunan Cina yaitu Raden Patah Gelar raja-
raja demak yang ditulis menggunakan istilah Cina Catatan dari Cina yang
menyatakan bahwa pelabuhan-pelabuhan di Nusantara pertama kali diduduki oleh
para pedagang Cina

8
2.5 Pendidikan islami yang berkembang di indonesia

2.5.1 Pesantren di Indonesia


Terkait kemunculan dan masuknya Islam di Indonesia, sampai saat ini
masih menjadi kontroversi di kalangan para ilmuwan dan sejarawan. Namun
demikian, mayoritas dari mereka menduga bahwa Islam telah diperkenalkan di
Indonesia sekitar abad ke-7 M oleh para musafir dan pedagang muslim, melalui
jalur perdagangan dari Teluk Parsi dan Tiongkok. Kemudian pada abad ke-11M
sudah dapat dipastikan bahwa Islam telah masuk di kepulauan Nusantara melalui
kota-kota pantai di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Maluku. Dan, pada abad
itu pula muncul pusat-pusat kekuasaan serta pendalaman studi ke-Islaman. Dari
pusat-pusat inilah kemudian akhirnya Islam dapat berkembang dan tersebar ke
seluruh pelosok Nusantara. Perkembangan dan perluasan Islam itu tidak lain
melalui para pedagang muslim, wali, muballigh dan ulama’ dengan cara pendirian
masjid, pesantren atau dayah atau surau.

Pada dasarnya, pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak


masuknya Islam ke Indonesia. Pada tahap awal, pendidikan Islam dimulai dari
kontak-kontak pribadi maupun kolektif antara muballigh (pendidik) dengan
peserta didiknya. Setelah komunitas muslim daerah terbentuk di suatu daerah
tersebut, mereka membangun tempat peribadatan dalam hal ini masjid. Masjid
merupakan lembaga pendidikan Islam yang pertama muncul, di samping rumah
tempat kediaman ulama’ atau muballigh.

Setelah penggunaan masjid sudah cukup optimal, maka kemudian dirasa


perlu untuk memiliki sebuah tempat yang benar-benar menjadi pusat pendidikan
dan pembelajaran Islam. Untuk itu, muncullah lembaga pendidikan lainnya seperti
pesantren, dayah ataupun surau. Nama–nama tersebut walaupun berbeda, tetapi
hakikatnya sama yakni sebagai tempat menuntut ilmu pengetahuan keagamaan.

Pesantren sebagai akar pendidikan Islam, yang menjadi pusat


pembelajaran Islam setelah keberadaan masjid, senyatanya memiliki dinamika

9
yang terus berkembang hingga sekarang. Menurut Prof. Mastuhu, pesantren
adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,
mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan
pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Pesantren sejatinya telah berkiprah di Indonesia sebagai pranata


kependidikan Islam di tengah-tengah masyarakat sejak abad ke-13 M, kemudian
berlanjut dengan pasang surutnya hingga sekarang. Untuk itulah, tidak aneh jika
pesantren telah menjadi akar pendidikan Islam di negeri ini. Karena senyatanya,
dalam pesantren telah terjadi proses pembelajaran sekaligus proses pendidikan;
yang tidak hanya memberikan seperangkat pengetahuan, melainkan juga nilai-
nilai (value). Dalam pesantren, terjadi sebuah proses pembentukan tata nilai yang
lengkap, yang merupakan proses pemberian ilmu secara aplikatif.

2.5.2 Lembaga – lembaga pendidikan islam

Eksistensi pesantren senyatanya mendorong lahirnya lembaga-lembaga


pendidikan Islam lainnya, antara lain:
a. Madrasah

Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang lebih modern


dibanding pesantren, baik ditinjau dari sisi metodologi maupun kurikulum
pengajarannya. Kendati demikian, kemunculan madrasah ini tidak lain diawali
oleh keberadaan pesantren. Sebagian lulusan pesantren melanjutkan pendidikan
yang lebih tinggi ke beberapa pusat kajian Islam di beberapa negara Timur
Tengah, khususnya Arab Saudi dan Mesir. Lulusan-lulusan Islam Timur Tengah
itulah yang kemudian akhirnya menjadi pemrakarsa pendirian madrasah-madrasah
di Indonesia.

Dalam madrasah, sistem pembelajaran tidak lagi menggunakan sorogan


ataupun bandongan, melainkan lebih modern lagi. Madrasah telah
mengaplikasikan sistem kelas dalam proses pembelajarannya. Elemen yang ada
dalam madrasah juga bukan lagi Kyai dan santri, tetapi murid dan guru

10
(ustad/ustadzah). Dan metode yang digunakan juga beragam, bisa ceramah, atau
drill dan lain-lain, tergantung pada ustad/ustadzah atau guru.

b. Sekolah-sekolah Islam

Di samping madrasah, lembaga pendidikan Islam yang berkembang


hingga sekarang adalah sekolah-sekolah Islam. Pada dasarnya, kata sekolah
merupakan terjemah dari madrasah, hanya saja madrasah adalah kosa kata bahasa
Arab, sedangkan sekolah adalah bahasa Indonesia. Namun demikian, pada
aplikasinya terdapat perbedaan antara madrasah dan sekolah Islam. Madrasah
berada dalam naungan Kementrian Agama (Kemenag), sedangkan sekolah Islam
pada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Selain itu,dari
segi bobot muatan materi keagamaannya, madrasah lebih banyak materi agama
dibanding sekolah Islam.

c. Pendidikan Tinggi Islam

Pendidikan Tinggi Islam juga merupakan salah satu lembaga pendidikan


Islam yang modern. Dalam sejarah, pendidikan tinggi Islam yang tertua adalah
Sekolah Tinggi Islam (STI), yang menjadi cikal bakal pendidikan tinggi Islam
selanjutnya. STI didirikan pada 8 Juli 1945 di Jakarta, kemudian dipindahkan ke
Yogyakarta, dan pada tahun 1948 resmi berganti nama menjadi Universitas Islam
Indonesia (UII). Selanjutnya, UII merupakan bibit utama dari perguruan-
perguruan tinggi swasta yang kemudian berkembang menjadi beberapa
Universitas Islam yang populer di Indonesia, seperti misalnya Universitas Ibn
Kholdun di Bogor, Universitas Muhammadiyah di Surakarta, Universitas Islam
Sultan Agung di Semarang, Universitas Islam Malang (UNISMA) di Malang,
Universitas Islam Sunan Giri (UNSURI) di Surabaya, Universitas Darul ‘Ulum
(UNDAR) di Jombang dan lain-lain.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendapat para ahli sejarah terkait dengan teori masuknya Islam ke
Indonesia tentu memiliki dasar (landasan) atau bukti yang akurat, baik berupa
catatan maupun peninggalan abstrak bangunan atau benda-benda bersejarah.
Namun, dari sekian banyak pendapat dari sejarawan, keempat teori diatas dapat
dikatakan paling mendekati kebenaran. Setiap teori yang disebutkan diatas
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

3.2 Saran
Kaum Remaja Harus memiliki Program keagamaan yang jelas mengingat
kaum muda zaman sekarang sangat tidak perduli dengan kegiatan keagamaan
seperti dalam kegiatan pengajian Remaja para kaum muda membuat lomba atau
kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam seperti lomba tabuh beduk buat
kalangan remaja.

Memberikan kesadaran kepada orang tua bahwasanya pendidikan agama


sangat penting di ajarkan dari supaya anak memiliki pondasi agama yang kuat.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://caritahu.kontan.co.id/news/4-teori-masuknya-ajaran-agama-islam-ke-
indonesia-serta-bukti-yang-memperkuat-
teori#:~:text=Teori%20Gujarat&text=Menurut%20mereka%2C%20Islam%20mas
uk%20ke,Cambay%2DTimut%20Tengah%2DEropa.

https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/04/teori-masuknya-islam-di-
indonesia.html

13

Anda mungkin juga menyukai