Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASAM NUKLEUTIDA DNA DAN RNA

OLEH :

KELOMPOK I

Avivatul Meilani 1984205016

Denti Febriana Jayanti 1984205015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU

2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Genetika Molekuler dengan
judul “Asam Nukleat DNA dan RNA”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
ataupun kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Kami berharap
semoga makalah ini daat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Bengkulu, April 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia tersusun dari berbagai macam senyawa organik salah satunya
yaitu asam nukleat. Asam nukleat terdapat di dalam inti sel, hal ini mengindikasi
pentingnya asam nukleat dalam menopang seluruh proses kehidupan dalam tubuh.
Kode genetik yang tersimpan dalam rantai DNA digunakan untuk membuat protein.

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekuler yang berperan penting


dalam kehidupan organisme karena di dalamnya tersimpan informasi genetik. Asam
nukleat sering dinamakan juga polinukleutida karena tersusun dari sejumlah molekul
nukleutida sebagai monmernya. Setiap nukleutida memiliki struktur yang terdiri dari
gugus fosfat, gula pentosa, dan basa nitrogen atau basa nukleutida (basa N).

Berawal tahun 1868 Friedrich Miescher (1844-1895) merupakan orang yang


mengawali pengetahuan mengenai kimia dan inti sel. Pada tahun 1868,
dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih sel yang terdapat pada
nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer
dan dengan cara ini diperoleh inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan
dengan cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa
tetapi tidak larut dalam asam. kemudian zat ini dinamakan ”nuclein” sekarang dikenal
dengan nama nucleoprotein. Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan
salah satu senyawa pembentuk sel dan jaringan normal.

Ada dua jenis asam nukleat yaitu DNA ( deoxyribonucleic acid ) atau
asamdeoksiribonukleat dan RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat. Asam
nukleat terdapat dalam semua sel dan memiliki peranan yang sangat penting. baik
DNA maupun RNA berupa anion dan pada umumnya terikat pada protein yang
2

mempunyai sifat basa. Molekul asam nukleat merupakan suatu polimer seperti
protein, tetapi yang menjadi monomer bukan asam amino melainkan nukleutida.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat ditemukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan asam nukleat ?


2. Apa saja struktur penyusun asam nukleat ?
3. Apa saja fungsi dari asam nukleat ?
4. Bagaimana pengaplikasian asam nukleat dalam kehidupan manusia ?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas dapat ditentukan tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan asam nukleat


2. Mengetahui apa saja struktur penyusun asam nukleat
3. Mengetahui fungsi dari asam nukleat
4. Mengetahui bagaimana pengaplikasian asam nukleutida dalam kehidupan
manusia
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asam Nukleat


2.1.1 Pengertian Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan suatu polimer nukleotida yang berperan
dalam penyimpanan serta pemindahan informasi genetik. Asam nukleat
terdapat pada semua sel hidup dan bertugasuntuk menyimpan dan mentransfer
genetik, kemudian menerjemahkan informasi ini secara tepat untuk
mensintesis protein yang khas bagi masing-masing sel. Asam nukleat, jika
unit-unit pembangunannya deoksiribunukleotida, disebut DNA dan jika terdiri
dari unit-unit ribonukleaotida disebut RNA.
Struktur asam nukleat terdiri dari nukleotida, dimana satu nukleotida
terdiri atas tiga bagian, yaitu basa nitrogen, molekul gula dengan 5 atom C
(pentosa), dan gugus fosfat
4

2.1.2 Gugus Penyusun Asam Nukleat


a. Cincin Purin atau Pirimidin (Basa Nitrogen)
Cincin purin atau pirimidin adalah basa nitrogen yang terikat pada
atom C nomor 1 suatu molekul gula (ribosa atau deoksiribosa) melalui
ikatan N-glukosidik. Ada dua macam basa nitrogen yang menyusun asam
nukleat, yaitu Purin dan Pirimidin. Basa purin berikatan ke gula ribosa
pada atom N-9 dari struktur cincinnya, sedangkan basa pirimidin berikatan
ke gula ribosa pada atom N-1 dari struktur cincinnya.

Gambar 4. Struktur dasar nukleotida

Pada dasarnya, basa purin dan pirimidin memiliki perbedaan pada


strukturnya. Hal ini akan berpengaruh pada jumlah ikatan hidrogen saat
akan berpasangan dengan basa nitrogen pasangannya. Basa purin memiliki
dua buah cincin (bisiklik), sedangkan basa pirimidin hanya memiliki satu
cincin (monosiklik). Basa purin untuk DNA dan RNA tidak memiliki
perbedaan, yaitu terdiri atas Adenine (A) dan Guanine (G). Perbedaan
antara Adenin dan Guanin terletak pada jenis dan posisi gugus kimia yang
terikat pada cincin purin tersebut.
5

Basa pirimidin yang hanya memiliki satu cincin (monosiklik), terdiri


dari dari thymine (T), cytosine (C), dan urasil (U). Basa pirimidin pada
DNA berbeda dengan basa pirimidin pada RNA. Pada DNA basa
pirimidin terdiri dari thymine (T) dan cytosine (C), sedangkan pada RNA
tidak terdapat tymine (T), melainkan urasil (U).
b. Gugus Fosfat
Selain ikatan glikosidik yang menghubungkangula pentosa dengan
basa N, pada asam nukleat terdapat pula ikatan kovalen melalui gugus
fosfat yang menghubungkan antara gugus hidroksil (OH) pada posisi 5’
gula pentosa dan gugus hidroksil pada posisi 3’ gula pentosa nukleotida
berikutnya. Ikatan ini dinamakan ikatan fosfodiester karena secara kimia
gugus fosfat berada dalam bentuk diester.
Oleh karena ikatan fosfodiester menghubungkan gula pada suatu
nukleotida dengan gula pada nukleotida berikutnya, maka ikatan ini
sekaligus menghubungkan kedua nukleotida yang berurutan tersebut.
Dengan demikian, akan terbentuk suatu rantai polinukleotida yang
masing-masing nukleotidanya satu sama lain dihubungkan oleh ikatan
fosfodiester.
6

c. Molekul Gula dengan 5 Atom C (Pentosa)Jenis gula pada asam nukleat


adalah ribosa. Ribosa adalah gula pentosa karena memiliki jumlah
karbon sebanyak 5. Pada RNA gulanya ribosa, sedangkan pada DNA
gulanya adalah deoksiribosa.
DNA

2.1.3 Fungsi Asam Nukleat

Setelah terbukti bahwa DNA merupakan materi genetik pada sebagian


besar organisme, kita akan melihat fungsi DNA sebagai materi genetik.
DNA menjalankan tiga fungsi pokok berikut ini.
1. Materi genetik harus mampu menyimpan informasi genetik dan
dengan tepat dapat meneruskan informasi tersebut dari tetua kepada
keturunannya, dari generasi ke generasi. Fungsi ini merupakan fungsi
genotipik, yang dilaksanakan melalui replikasi.
2. Materi genetik harus mengatur perkembangan fenotipe organisme.
Artinya, materi genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan
7

diferensiasi organisme mulai dari zigot hingga individu dewasa.


Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik, yang dilaksanakan melalui
ekspresi gen.
3. Materi genetik sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan
sehingga organisme yang bersangkutan akan mampu beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang berubah. Tanpa perubahan semacam
ini, evolusi tidak akan pernah berlangsung. Fungsi ini merupakan
fungsi evolusioner, yang dilaksanakan melalui peristiwa mutasi.
2.2 DNA

2.1.1 Bentuk dan Struktur DNA

DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat


(ADN) merupakan tempat penyimpanan informasi genetik. Pada tahun
1953, Frances Crick dan James Watson menemukan model molekul DNA
sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang lebih dikenal dengan
heliks ganda Watson-Crick. DNA merupakan makromolekul polinukleotida
yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun
rangkap, membentuk DNA haliks ganda dan berpilin ke kanan.
Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :
 Molekul gula dengan 5 atom C (2-deoksiribosa)
 Basa nitrogen yang terdiri dari basa purin yaitu adenine (A) dan guanine
(G), serta basa pirimidin yang terdiri dari thymine (T), dan cytosine (C).
 Gugus fosfat

Baik basa purin ataupun pirimidin yang berkaitan dengan deoksiribosa


membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida atau
deoksiribonukleosida yang merupakan prekursor elementer untuk sintesis
DNA. Prekursor merupakan suatu unsur awal pembentukan senyawa
deoksiribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat.
8

DNA tersusun dari empat jenis monomer nukleotida.


Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah sama
rata. Akan tetapi, pada setiap molekul DNA, jumlah adenine (A) selalu
sama dengan jumlah thymine (T). Demikian pula jumlah guanine (G)
dengan cytosine (C) selalu sama. Fenomena ini dinamakan ketentuan
Chargaff. Adenine (A) selalu berpasangan dengan thymine (T) dan
membentuk dua ikatan hidrogen (A=T), sedangkan cytosine (C) selalu
berpasangan dengan guanine (G) dan membentuk 3 ikatan hirogen (C = G).

Stabilitas DNA heliks ganda


ditentukan oleh susunan basa dan
ikatan hidrogen yang terbentuk
sepanjang rantai tersebut. Karena
perubahan jumlah hidrogen ini, tidak
mengherankan bahwa ikatan C=G
memerlukan tenaga yang lebih besar
untuk memisahkannya. DNA
merupakan makromolekul yang
9

struktur primernya adalah polinukleotida rantai rangkap berpilin. Sturktur ini


diibaratkan sebagai sebuah tangga. Anak tangganya adalah susunan basa
nitrogen, dengan ikatan A-T dan G-C. Kedua “tulang punggung tangganya”
adalah gula ribosa. Antara mononukleotida satu dengan yang lainnya
berhubungan secara kimia melalui ikatan fosfodiester. DNA heliks ganda
yang panjangnya juga memiliki suatu polaritas. Polaritas heliks ganda
berlawanan orientasi satu sama lain. Kedua rantai polinukleotida DNA yang
membentuk heliks ganda berjajar secara antipararel.

2.1.2 Jenis-jenis DNA

Jenis DNA dibedakan oleh pembentukan dan struktur heliks. DNA- B


adalah bentuk yang umumnya diamati pada kromsom. DNA-B adalah helis
tangan kanan dengan 10 pasangan basa per putaran. DNA-B direplikasi dan
digunakan dalam transkripsi dan translasi RNA, DNA-B dapat terdenaturasi,
yang berarti ikatan hidrogennya dihilangkan. Hal tersebut pada dasarnya
adalah langkah pertama dalam replikasi DNA dalam sel. DNA-A juga
merupakan heliks tangan kanan. Namun, ada banyak pasangan basa per
puTarannya. DNA-A memiliki 11 pasangan basa per putaran. DNA-Z adalah
jenis DNA yang merupakan heliks tangan kiri. DNA- Z memiliki 12 pasangan
basa per putaran, sehingga membawa sebagian besar gen antara setiap
pergntian. DNA-Z berperan dalam transkripsi RNA, yang merupakan proses
sintesis protein untuk menciptakan mRNA.
10

Gambar. Struktur DNA-A, DNA-B, dan DNA-Z

DNA mitokondria, Berbeda dengan organel sel lainnya, mitokondria


memiliki materi genetik sendiri yang karakteristiknya berbeda dengan materi
genetik di inti sel. Mitokondria, sesuai dengan namanya, merupakan rantai
DNA yang terletak di bagian sel yang bernama mitokondria. DNA
mitokondria memiliki ciri-ciri yang berbeda dari DNA nukleus ditinjau dari
ukuran, jumlah gen, dan bentuk. Di antaranya adalah memiliki laju mutasi
yang lebih tinggi, yaitu sekitar 10-17 kali DNA inti. Tidak seperti DNA
nukleus yang berbentuk linear, mtDNa berbentuk lingkaran. Sebagian besar
mtDNA membawa gene yang berfungsi dalam proses respirasi sel. Sebagian
besar gen tersebut berisi instruksi unuk mensintesis enzim yang berperan
dalam fosforilasi oksidatif. Sisanya berisi instruksi untuk mensintesis tRNA
dan rRNA. DNA mitokondria juga digunakan untuk melakukan identifikasi
keluarga dari jasad manusia yang telah meninggal. Hal ini karena jumlahnya
yang banyak sehingga memungkinkan untuk melakukan pencocokkan yang
akurat dengan DNA mitokondria keluarga yang hidup.
11

Gambar. DNA mitokondria

2.3 RNA
2.3.1 Bentuk dan Struktur RNA
Molekul RNA pada umumnya berupa untai tunggal (single helix)
sehingga tidak memiliki struktur tangga berpilin. Namun, modifikasi struktur
juga terjadi akibat terbentuknya ikatan hidrogen di dalam untai tunggal itu
sendiri (intramolekuler). Dengan adanya modifikasi struktur molekul RNA,
kita mengenal tiga macam RNA, yaitu RNA duta atau messenger RNA
(mRNA), RNA pemindah atau transfer RNA(tRNA), dan RNA ribosomal
(rRNA). Struktur mRNA dikatakan sebagai struktur primer, sedangkan
struktur tRNA dan rRNA dikatakan sebagai struktur sekunder. Perbedaan di
antara ketiga struktur molekul RNA tersebut berkaitan dengan perbedaan
fungsinya masing-masing.
12

2.3.2 Tipe RNA


a. m-RNA (messenger-RNA)
m-RNA (messenger-RNA) merupakan bagian dari DNA yang berisi
informasi urutan utama asam amino dalam protein yang akan di
sintesis. Tipe RNA ini merupakan pembawa informasi utama dari
DNA. Struktur dari m –RNA ini sesuai dengan DNA yang akan
direplikasi.

b. t-RNA
t-RNA (transfer-RNA) mempunyai struktur primer berupa rantai
nukleotida linear dengan ukuran panjang 73 sampai 93 nukleotida
dengan berat molekul total antara 25 sampai 30 kilo dalton. t-RNA
(transfer –RNA) bertugas untuk membaca kode dan asam amino yang
akan dimasukkan ke dalam protein yang akan di translasi. t-RNA
disebut juga antikodon yang memiliki kodon komplemen dari mRNA
atau kodon. Sebagian besar RNA memiliki struktur sekunder yang
terdiri dari domain stem (batang) dan loop (lingkaran). Struktur yang
berbentuk stem terbentuk karena adanya ikatan pasangan basa nitrogen
yang saling berkomplemen, walaupun berada pada satu untaian yang
13

sama. Sedangkan struktur loop terbentuk ketika paangan basa nitrogen


tidak saling berkomplemen sehingga tidak terbentuk ikatan.

t-RNA berfungsi untuk mensintesis protein bagi makhluk hidup.


Ribosom akan terbentuk dari r- RNA dan protein ribosomal dengan
persentase berat 60% dengan 40%. r –RNA merupakan jenis RNA
terbanyak dalam tubuh kita, yaitu sebanyak 75% total RNA didalam
tubuh kita adalah RNA dengan jenis r –RNA.

2.3.3 Perbedaan DNA dan RNA

Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki


perbedaan dengan DNA, antara lain yaitu sebagai berikut :
a. Kebanyakan bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk
molekul RNA berupa rantai tunggal yang terlipat, sehingga
menyerupai rantai ganda. Saat ini telah terbukti ada beberapa DNA
yang berupa unting tunggal dan RNA dalam bentuk unting ganda
14

namun informasi ini tidak banyak dilaporkan. Misalnya pada beberapa


virus tanaman, RNA merupakan pita double namun tidak terpilin
sebagai spiral.
b. Susunan kimia molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida,
perbedaannya dengan DNA yaitu gula yang menyusunnya bukan
dioksiribosa, melainkan ribosa. Basa pirimidin yang menyusunnya
bukan timin seperti DNA, tetapi urasil.
c. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi
tidak mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil.
Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin,
demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan urasil.

2.4 Aplikasi Asam Nukleat dalam Kehidupan Manusia

2.4.1 Pemanfaatan Asam Nukleat dalam bidang forensik

Forensik adalah proses penerapan konsep-konsep ilmiah dalam konteks


hukum. Aplikasi yang paling umum digunakan dalam DNA forensik adalah
dalam analisis TKP. Namun, proses ini juga digunakan dalam proses hukum
sipil. Seringkali, analis forensik diminta untuk mencoba menyelesaikan
paternitas seorang anak. Hal ini diperlukan untuk menentukan siapa yang
bertanggung jawab secara hukum untuk pembayaran tunjangan anak.Aplikasi
yang paling umum digunakan dalam DNA forensik adalah dalam analisis
TKP.

Ada pun fungsi dari DNA Forensik sebagai berikut : Untuk melakukan
analisis DNA, sampel harus dikumpulkan dan dibandingkan. Sampel dapat
berasal dari berbagai macam bahan, termasuk darah, air liur, kulit, kuku jari
atau air mani. Dalam investigasi kriminal, urutan DNA yang unik, yang
disebut penanda, dibandingkan dengan penanda dalam sampel DNA
dikumpulkan dari tersangka atau informasi yang terkandung dalam database
15

DNA yang disebut Combined DNA Indeks System (CODIS). Dalam kasus
perdata, misalnya penetapan paternitas, penanda DNA dibandingkan antara
anak dan orang yang diyakini ayah.

DNA Forensik digunakan dalam forensik telah menghasilkan manfaat


dalam banyak cara. Sebagai contoh, telah digunakan untuk membangun rekor
individu anggota keluarga yang hilang sebagai akibat dari Holocaust.
Perbandingan DNA telah dilakukan untuk membantu mengidentifikasi korban
tak dikenal dimakamkan di kuburan di seluruh benua Eropa. Analisis DNA
mitokondria telah digunakan untuk tidak hanya mendokumentasikan migrasi
populasi manusia di seluruh dunia, tetapi juga untuk mengidentifikasi
hubungan leluhur. Banyak Afrika-Amerika yang keturunan dari budak Afrika
telah menggunakan proses ini untuk mempersempit wilayah benua Afrika
yang merupakan tempat kelahiran nenek moyang mereka.

2.4.2 Pemanfaatan Asam Nukleat dalam bidang rekayasa genetik

a. Makanan Transgenik
Makanan transgenik adalah bahan pangan yang telah diubah, baik fenotipe
maupun genotipe-nya dengan jalan rekayasa genetika. Para ahli rekayasa
genetika telah menerapkan pengetahuan yang mereka pelajari pada pangan
dengan tujuan untuk meningkatkan dan menyempurnakan kualitas dan
kuatitas pangan. Rekayasa genetika adalah penggunaan teknik biologi
yang cermat untuk menata ulang gen dengan menyingkirkan,
menambahkan atau menukar gen dari satu organisme ke organisme lain
untuk mendapatkan jenis baru yang lebih baik dari sifat aslinya. Bagian
tubuh makhluk hidup yang dapat disingkirkan, ditambah atau ditukar
adalah bahan inti sel yang
disebut deoxiribo nucleic acid (DNA). Makanan transgenik dapat
membantu usaha manusia dalam meningkatkan produksi pangan. Bahan
16

makanan transgenik dapat memiliki sifat tahan hama dan penyakit, biji
lebih besar, cepat tumbuh dan hasilnya lebih banyak.
b. Kloning domba dolly
Kloning hewan adalah proses dimana seluruh organisme direproduksi dari
sel yang diambil dari organisme induk sehingga menghasilkan keturunan
yang secara genetik identik. Ini berarti hewan kloning merupakan duplikat
sama persis dari induknya, yang berarti juga memiliki DNA yang sama.
Kloning sebenarnya banyak terjadi di alam. Reproduksi aseksual pada
organisme tertentu dan terjadinya kembar dari sel telur yang sama
merupakan contoh kloning.Dengan kemajuan teknologi, proses kloning
saat ini bisa dilakukan di laboratorium.
17

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asam nukleat merupakan suatu polimer nukleotida yang berperan dalam
penyimpanan serta pemindahan informasi genetik, dimana satu nukleotida terdiri atas
tiga bagian, yaitu cincin purin atau pirimidin, molekul gula dengan 5 atom C (pentosa),
dan gugus fosfat. Cincin purin atau pirimidin adalah basa nitrogen yang terbagi
menjadi dua macam, yaitu basa purin yang terdiri dari adenine (A) dan guanine (G),
serta basa pirimidin yang terdiri dari thymine (T), cytosine (C), dan urasil (U).
Terdapat dua jenis asam nukleat yaitu asam deoksiribonukleast (DNA) dan
asam ribonukleat (RNA). Pada dasarnya, yang membedakan DNA dan RNA terletak
pada jenis gula yang terdapat didalamnya. Ketika DNA memiliki gula deoksiribosa,
RNA memiliki gula ribosa. Selain itu, DNA terdiri dari dua untai yang saling
komplementer membentuk helix ganda, tetapi RNA hanya terdiri dari satu untai
tunggal, akan tetapi dapat melipat-lipat dirinya dalam suatu aturan tertentu. Perbedaan
selanjutnya terdapat dalam basa nitrogennya, dimana DNA memiliki adenine (A)
guanine (G), thymine (T), dan cytosine (C) sebagai basa nitrogennya, sedangkan RNA
memiliki urasil (U) sebagai pengganti dari thymine (T).
Asam nukleat (baik DNA (Deoxyribonucleic acid) maupun RNA
(Ribonucleic acid) merupakan molekul yang sangat penting bagi kelansungan hidup
sebuah sel. Informasi-informasi genetik dalam sebuah sel tersimpan pada DNA,
sedangkan RNA salah satu fungsinya adalah mensintesis protein di dalam sel.
Asam nukleat yang mempunyai beragam aplikasi baik di tubuh manusia
maupun di bidang forensic dan rekayasan gen. Pada tubuh manusia, aplikasi Asam
Nukleat terbagi menjadi aplikasi DNA dan RNA yang memiliki perannya masing-
masing.dalam bidang forensic, DNA dapat mengetahui paternitas seorang anak
dibandingkan dengan kedua orangtuanya. Dalam bidang rekayasa genetic aplikasi asam
nukleat dapat membantu pengadaan makanan transgenic. Selain itu rekayasa gen juga
pernah berhasil pada binatang yaitu domba dolly.
18

DAFTAR PUSTAKA

Nusantari, Elya. 2015. Bahan Ajar Genetik dengan Mudah dan Komprehensif.
Yogyakarta : deepublish

Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekuler. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai