Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

28 Maret – 2 April 2022

Oleh:

Deta Indrayanti, S.Kep.


NIM. 2130913320040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

28 Maret – 2 April 2022

Oleh:
Deta Indrayanti, S.Kep.
NIM. 2130913320040

Banjarbaru, 28 maret 2022

Mengetahui,

Clinical Teacher Clinical Instructor

Dhian Ririn Lestari, Ns.,M.Kep. Rusliansyah, S.Kep. Ns.


NIP. 19801215 200812 2 003 NIP.198004092005011007
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
A. Pengertian
Perawatan diri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan
mengalami gangguan perawatan diri jika tidak dapat melakukan perawatan
terhadap diri sendiri (Dermawan & Rusdi, 2013). Pada pasien dengan gangguan
jiwa kurangnya perawatan diri terjadi karena adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri,
makan secara mandiri, berhias secara mandri, dan toileting (BAB&BAK)
secara mandiri (Damaiyanti, 2012)
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi (Depkes, 2000):
a) Biologis, seringkali defisit perawaan diri disebabkan karena adanya
penyakit fisik dan mental yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri dan adanya faktor herediter yaitu ada anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
b) Psikologis, factor perkembangan memegang peranan yang tidak kalah
penting hal ini dikarenakan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan
individu sehingga perkembangan inisiatif terganggu. Pasien gangguan jiwa
mengalamai deficit perawatan diri dikarenakan kemampuan realitas yang
kurang sehingga menyebabkan pasien tidak peduli terhadap diri dan
lingkungannya termasuk perawatan diri.
c) Sosial, kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan
mengakibatkan penurunan kemampuan dalam perawatan diri.
2. Faktor presipitasi
Faktor presiptasi yang dapat menimbulkan defisit perawatan diri adalah
penurunan motivasi, kerusakan kognitif atau persepsi, cemas, lelah, lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri. Faktor – faktor lain yang mempengaruhi
perawatan diri adalah (Depkes,2000):
a) Body Image: Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu
tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b) Praktik Sosial: Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c) Status Sosial Ekonomi: Personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d) Pengetahuan: Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada
pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e) Budaya: Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
f) Kebiasaan seseorang: Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk
tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain –
lain.
g) Kondisi fisik atau psikis: Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk
merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya
C. Tanda dan Gejala (kelliat, 2010)
1. Ganguan kebersihan diri : badan kotor, rambut kotor, gigi kotor, kulit
berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor
2. Ketidakmampuan berhias/berdandan : rambut acak-acakan, pakaian
kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan
3. Ketidakmampuan makan secara mandiri: ketidakmampuan mengambil
makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada tempatnya
4. Ketidakmampuan untuk BAB/BAK secara mandiri: BAB atau BAK
tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri secara baik setelah
BAB/BAK.
D. Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri
Menurut (Nurjannah 2004) Jenis-jenis defisit perawatan diri terdiri dari:
a. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
b. Kurang perawatan diri : mengenakan pakaian / berhias
c. Kurang perawatan diri : makan
d. Kurang perawatan diri : toileting
F. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri

ADATIF MALADATIF

Rentang respon defisit perwatan diri (Dermawan dan Rusdi, 2013):


- Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan
mampu berprilaku adaptif, pola makan yang dilakukan pasien
seimbang , pasien mampu melakukan perawatan diri
- Kadang perawatan diri dan kadang tidak: saat pasien mendpatkan
stressor kadang- kadang tidak memperhatikan perawatan dirinya.
- Tidk melakukan perawatan diri saat stress: Pasien mengatakan tidk
perduli dan tidak bisa melakukan perawatan diri saat stress.

G. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Data subjektif :
a. Klien merasa lemah
b. Klien malas untuk beraktivitas
c. Klien merasa tidak berdaya
Data objektif :
a. Rambut kotor atau acak-acakan
b. Badan bau dan pakaian kotor
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawat

2. Pohon Masalah
Resiko Kerusakan Integritas Kulit (Akibat)

Defisit Perawatan Diri (Masalah)

Harga Diri Rendah (Penyebab)

3. Diagnosis Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko Kerusakan Integritas Kulit

4. Rencana Tindakan Keperawatan

Sp untuk pasien Sp untuk Keluarga


Strategi Pelaksanaan 1 Strategi Pelaksanaan 1
1. Identifikasi masalah perawatan diri, berdandan, makan 1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
dan minum serta BAB/ BAK merawat pasien
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri Defisit Perawatan Diri. (gunakan booklet)
4. Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan ganti 3. Jelaskan cara merawat pasien dengan Defisit Perawatan
pakaian, sikat gigi, cuci rambut, dan potong kuku.
5. Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan mandi, Diri
sikat gigi, (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per 4. Latih dua cara merawat : kebrsihan diri dan berdandan
minggu) potong kuku (satu kali per minggu). 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
pujian.
Strategi Pelaksanaan 2 Strategi Pelaksanaan 2
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan kebersihan diri. Beri pujian.
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, 2. Latih dua (yang lain) cara merawat : makan dan minum,
rias muka untuk wanita, sisiran, cukuran untuk pria BAB dan BAK
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
dan berdandan. pujian.

Strategi Pelaksanaan 3 Strategi Pelaksanaan 3


1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. Beri 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam meraeat / melatih pasien
pujian. kebersihan diri dan berdandan. Beri pujian
2. Jelaskan cara dan alat makan minum 2. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri dan berdandan,
3. Latih cara makan dan minum yang baik makan dan minum pasien
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
kebersihan diri, berdandan, makan dan minum yang pujian
baik.

Strategi Pelaksanaan 4 Strategi Pelaksanaan 4


1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, makan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat / melatih pasien
dan minum . Beri pujian kebersihan diri, berdandan, makan dan minum. Beri pujian
2. Jelaskan cara eliminiasi / toileting yang baik 2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK pasien.
3. Latih eliminasi dan toileting yang baik 3. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda kambuh dan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan rujukan.
kebersihan diri, berdandan, makan dan minum serta 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
BAK & BAB pujian

Strategi Pelaksanaan 5 Strategi Pelaksanaan 5


1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri : kebersihan 1. Evaluasi kegiatan keluarga merawat / melatih pasien dalam
diri, berdandan, makan dan minum, BAB dan BAK. perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan da
Beri pujian minum dan BAB dan BAK, beri pujian
2. Latih kegiatan harian 2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ /
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik PKM
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. 2000. Standar Pedooman Perawatan Jiwa.
Dermawan D dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.
Nurjannah. I. 2004. Pedoman Pada Gangguan Jiwa. MocoMedia. Yogyakarta
Kelliat B. A (2010) Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta.
EGC

Anda mungkin juga menyukai