Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 1 Pemodelan

FAKTOR PEMBATAS SEAWEED


Muhammad Rofiyqulibad 26040119130054
Lecen Finka S. 26040119120033
Kristina V. Panjaitan 26040119120023
Arya Lanang Maheswara 26040119140092
Faisal F. Anwar 26040119140192
Tsalitsa Quthrunnada 26040119140068
Prita Lintang Larasati 26040119140150
Nurul Fajriyanti M. 26040119130087
Handyawan Susetyo 26040119130077
Satrio Ikhtiarino 26040119140152
Rumput Laut secara Umum

Rumput laut (seaweed) menjadi salah satu sumber daya


hayati yang telah banyak dimanfaatkan. Sumber daya
rumput laut yang besar dengan pengolahan yang tepat
akan menghasilkan produk pangan fungsional bagi
masyarakat luas. Rumput laut umumnya mengandung nutrisi
lengkap, yaitu air, protein, karbohidrat, lemak, serat
kasar, dan abu; selain itu, juga mengandung enzim, asam
nukleat dan masih banyak lagi.
FAKTOR PEMBATAS

1 Biota

2 Lingkungan

3 Predasi
Biota

Faktor pembatas untuk biota bagi rumput laut


seperti ikan baronang, penyu dan lumut
Cara mengatasi

menjaga kualitas perairan dan ekosistem


mangrove karena dapat menghambat serta
menyaring partikel-partikel sedimen yang
berasal dari daratan.
lokasi budidaya yang sesuai

Lingkungan

Faktor pembatas untuk lingkungan meliputi


kecerahan, suhu (26-30°C), kedalaman,
salinitas, pH (6,5-9,5), DO, CO2, Fosfat
(0,1-0,2 mg/L), Nitrat (0,1 - 0,7 mg/L),
dan arus (0,01-0,33 m/s).
Cara Mengatasi
Pemeliharaan Terkontrol
dilakukan sebagai tujuan budidaya, umumnya di laut
lepas atau tambak dengan mengontrol faktor
pembatas, seperti kedalaman, kecerahan, dan arus.
Pemeliharaan dilakukan dengan metode long line.
Pelindung dibutuhkan untuk tunas rumput laut untuk
menghindari putus tunas dengan metode kantong
jaring.
Predasi

Predasi juga termasuk kedalam faktor


pembatas apabila melewati batas optimal.
Bakteri Pseudoalteromonas gracilis,
Pseudomonas spp dan Vibrio spp. merupakan
predasi dari rumput laut yang dapat
merugikan bagian thallus menjadi kuning
pucat hingga putih dan akhirnya rontok.
Cara Mengatasi
Predasi termasuk kedalam faktor pembatas
apabila telah melampaui batas optimal.
Batas optimal dari bakteri yang menyerang
rumput laut yakni kondisi lingkungannya
stabil atau sesuai dengan kondisi rumput
laut. Hal tersebut harus diperhatikan
kondisi lingkungannya dengan kisaran suhu
antara 27-32°C, salinitas 25-34 ppm dan pH
antara 8-9.
Daftar Pustaka

Aris, M dan T. A. Ibrahim. 2020. Laju Transmisi Penyakit Ice-Ice Pada Rumput Laut
Kappaphycus Alvarezii Berdasarkan Jarak Tanam Dengan Metode Longline. E-Journal
Budidaya Perairan., 8(2): 82-90.
Erniati, E., F. R. Zakaria., E. Prangdimurti dan D. R. Adawiyah. 2016. Potensi rumput
laut: Kajian komponen bioaktif dan pemanfaatannya sebagai pangan fungsional. Acta
Aquatica: Aquatic Sciences Journal., 3(1): 12-17.
Indriyani, S., Hadijah dan E. Indrwati. 2019. Analisa Faktor Oseanografi dalam
Mendukung Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Di Perairan Pulau Sembilan
Kabupaten Sinjai. Journal of Aquaculture Environment., 2(1): 6-11.
Kusuma, N. P. D., P. Amalo, R. Pratiwi, L. Suhono dan L. G. G. Serihollo. 2021.
Penyuluhan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus striatum dengan Metode Kantong Jaring di
Desa Tablolong, Kabupaten Kupang. Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia., 1(3): 180-
187.
Muslimin dan W.K.P. Sari. 2017. Budidaya Rumput Laut Sargassum sp. dengan Metode
Kantong pada Beberapa Tingkat Kedalaman di Dua Wilayah Perairan Berbeda. Jurnal Riset
Akuakultur., 12(3): 221-230.
Nugroho, E. dan E. Kusnendar. 2015. Agribisnis Rumput Laut. Penebar Swadaya Grup,
Jakarta. 82 hal.
Daftar Pustaka

Numberi, Y., S. Budi dan S. Salam. 2020. Analisis Oseanografi dalam Mendukung Budidaya
Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) di Teluk Sarawandori Distrik Kosiwo Yapen-Papua.
URSJ., 2(2): 71-75.
Priono, B. 2016. Budidaya rumput laut dalam upaya peningkatan Industrialisasi
perikanan. Media Akuakultur., 8(1): 1-8.
Rohman, A., R. Wisnu dan S. Rejeki. 2018. Penentuan Kesesuaian Wilayah Pesisir Muara
Gembong, Kabupaten Bekasi Untuk Lokasi Pengembangan Budidaya Rumput Laut dengan
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG). Jurnal Sains Akuakultur Tropis., 2(1):
73-82.
Sa’adah, N. dan S. Widyaningsih. 2018. Pengaruh Pemberian CO2 Terhadap pH Air pada
Pertumbuhan Caulerpa racemosa var. Uvifera. Jurnal Kelautan Tropis., 21(1): 17-22.
Siregar, M dan S. B. Prayitno. 2016. Pengaruh Konsentrasi Konsorsium Bakteri K1, K2
Dan K3 Terhadap Status Kesehatan Rumput Laut (Eucheuma cottonii
Tamala, E., A. Slamet dan Jumiati. 2022. Pengaruh Santan Kelapa Terhadap Laju
Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma cottonii. Biota: Jurnal Ilmah Ilmu-Ilmu Hayati.,
7(1): 41-48.
Tanody, A. S. 2020. Kajian Kesesuaian Kondisi Parameter Oseanografi Pada Kawasan
Budidaya Rumput Laut Di Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao. Partner., 25(1)
: 1217-1230.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai