DISUSUN OLEH :
NAMA : SUPRIYANTO
NIM : 124021 2019 090
TINGKAT : 2 C
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
1. PENGERTIAN
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x sehari
dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung kurang
dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan menurut Suruadi (2001) Diare
adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Dan menurut
Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya,
dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi
defekasi yang meningkat.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau
200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan
darah.
2. ETIOLOGI
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare.
Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.
Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.
Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica, giardia
lambia), jamur (candida aibicans).
3. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdominal.
4. Demam.
5. Mual dan muntah.
6. Anoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.
4. PATHWAY
DIARE MK : Pengetahuan
Output >
Dehidrasi Kerusakan mukosa usus Defekasi sering
absorsi ber <
Perubahan nutrisi
6. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Hipokalemia ( dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi
perubahan elektrokardiogram ).
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
4. Hiponatremi.
5. Syok hipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.
Data subjektif : pengumpulan data dari sumber primer/ klien) merupakan persepsi
klien tentang masalah kesehatannya biasanya mencangkup perasaan ansietas,
ketidaknyamanan fisik atau stress mental.
Pasien mengeluh diare terus menerus
Pasien mengatakan feses encer/cair
Pasien mengeluh mulas
Data objektif: (pengumpulan data dari sumber sekunder) merupakan pengamatan atau
pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data.
Pasien terlihat tampak lemas
Pasien terlihat memegangi area perutnya
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri.
b. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan
encer
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.
3. INTERVENSI
a. Diagnosa : Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri
Tujuan : Diare dapat teratasi dalam jangka waktu secepatnya
Hasil yang diharapkan :
Konsistensi feses berbentuk
Tidak ada keluhan mengenai diare
Tidak terjadi lemas
Intervensi :
Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik,
jumlah dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.
Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.
Ukur BB setiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian
nutrisi.
Anak diistirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih.
Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai
program.
Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah.
Intervensi :
4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan
yang lebih dibuat, dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi.
5. EVALUASI
a. Pasien tidak diare lagi
b. Konsistensi feces berbentuk dan tidak cair
c. Pasien tidak merasa mulas
DAFTAR PUSTAKA
Bidup John, 1999. Kesehatan Anak Untuk Keperawatan Petugas Penyuluhan Kesehatan dan
Bidas Desa. Gajah Mada University Press :Yogyakarta.
Beherman E Richard, dkk, 1999. Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam. Vol 2. Edisi 15. EGC :
Jakarta.
Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1. Agung Seto.
Jakarta.
Anonym. 20307. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Available from E-mail: http: // tutorial
kuliah. Wordpress.com.(accassed 14 Desember 2008).
Ngastiyah, 2005. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1. EGC, Jakarta.
Sundaru, Heru. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.B DENGAN DIARE DI RUANGAN
CENDRAWASIH RSUD DR. M. HAULUSY
AMBON
6. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit
- Berat badan : 60 Kg Tinggi Badan: 170 cm.
- Jenis makanan : nasi, ikan, sayur.
- Makanan yang disukai : semua jenis makanan
- Makanan yang tidak disukai : tidak ada
- Makanan pantantangan : tidak ada
- Nafsu makan : ( √ ) Baik
- Perubahan berat badan 6 bulan terakhir :
Perubahan setelah sakit :
- Jenis diet : Makanan bubur Nafsu makan : tidak nafsu makan
- Rasa mual : tidak ada
- Porsi makan : setengah porsi makan
Cairan: Intake 7 gelas (700 cc/hari), IVFD: terpasang
7. Pola eliminasi
Sebelum Sakit :
a. Buang air besar
Frekuensi : 1 kali/hari penggunaan pencahar : -
Waktu : pagi
Konsistensi : normal
b. Buang air kecil
Frekuensi : 3 kali/hari ± 500cc, Warna : kuning Bau : pesing
Keluhan Lain : tidak ada
Perubahan setelah Sakit :
a. Buang air besar
Frekuensi : 6x/hari penggunaan pencahar : -
Waktu : tidak menentu
Konsistensi : encer
b. Buang air kecil
Frekuensi : 3 kali/hari ± 600cc Warna : kuning
Bau : pesing Keluhan Lain : perut mulas dan mencret
8. Pola tidur dan istrahat
Sebelum sakit :
Waktu Tidur (jam)
Malam : Pukul 23.00 – 06.00
Siang : Pukul 12.00 – 13.00
Lama tidur / hari : ± 8 jam
Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada
Kesulitan dalam tidur : tidak ada
Perubahan setelah sakit :
Malam : Pukul 00.00 – 05.00
Siang : Pukul 12.00 – 13.00
Lama tidur / hari : ± 6 jam
9. Pola aktifitas dan latihan
Sebelum sakit.
a. Kegiatan dalam pekerjaan : Karyawan swasta
b. Olahraga : Tidak ada
Frekuensi : -
c. Kegiatan diwaktu luang : keluarga pasien mengatakan berkumpul sama
keluarga
Perubahan setelah sakit : lebih banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidur,
aktifitas dibantu keluarga
10. Pola pekerjaan
Sebelum Sakit :
a. Jenis pekerjaan : Swasta Lamanya : ± 10 tahun
b. Jumlah jam kerja : tidak menentu
c. Jadwal kerja : Setiap hari
Perubahan setalah sakit
- Istirahat total di tempat tidur di Rumah Sakit
- Pasien merasa sakit perut, mulas, mencret
VI. RIWAYAT KELUARGA
Genogram:
Genogram 3 generasi
50 44
Keterangan : Laki-Laki
Perempuan
Klien
Meninggal
Garis Perkawinan
Garis Keturunan
Garis Serumah
1. Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama.
V. RIWAYAT LINGKUNGAN
Pada saat dilakukan pengkajian lingkungan disekitar klien terlihat bersih, tidak ada
keadaan yang akan membahayakan klien, klien tinggal di lingkungan masyarakat, dan di
sekitar rumah klien bersih
c. Kehidupan Keluarga
1) Adat yang di anut: pasien menganut adat maluku
2) Pembuatan keputusan: Pasien dan istrinya
3) Pola komunikasi: pasien mengatakan kalau ada masalah selalu mendiskusikan
bersama keluarga ataupun teman untuk memecahkan masalah yang di
hadapinya
4) Pola keuangan: pasien dan keluarga mengatakan keuangan yang cukup
memadai untuk kehidupanya sehari-hari
c. kekuatan dalam hubungan keluarga: keluarga pasien mengatakan hubungan
dengan orang tua, istri, anak-anaknya serta sanak saudara selalu baik
5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual: pasien mengatakan dulu sebelum sakit tidak ada
gangguan seksualnya dan sesudah pasien sakit sudah tidak pernah
berhubungan lagi karena terbaring di rumah sakit.
b. Pemahaman tentang seksual: pasien dan keluarga nampak paham tentang
seksual
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan: klien sendiri, istri
b. Yang di sukai tentang dirinya: anggota badan
c. Yang ingin di rubah dari kehidupan: menjaga pola makan serta menjaga
kesehatan
d. Yang di lakukan jika stress: diam
7. Sistem dan nilai kepercayaan;
a. Siapa atau apa sumber kekuatan: Tuhan dan kedua orang tua
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting bagi anda: pasien dan keluarga
mengatakan Allah SWT adalah Tuhannya sumber kepercayaannya karena
pasien menganut agama Islam
c. Kegiatan agama yang ingin di lakukan di RS: berdoa dan beribadah.
3. Mata
a. Inspeksi:
- Kelopak mata : udem
- Konjungtiva: merah muda
- Skelera: tidak ikterus
- Pupil : isokor kiri dan kanan
- Reaksi terhadap cahaya : ada reflex terhadap cahaya
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada massa tumor
c. Lain-lain.
Fungsi penglihatan:
pasien tidak ada ganguan dalam penglihatan
4. Telinga
a. Inspeksi
Nampak simetris kiri dan kanan
Tidak Nampak ada massa/benjolan
b. Palpasi:
Daun telinga lentur jika di tekuk ke depan, daun telinga akan kembali
ke posisi normal jika di lepas,
Tidak terdapat nyeri tekan pada telinga.
5. Hidung
a. Inspeksi:
Tidak nampak ada epitaksis (perdarahan),
Tidak ada rinore,
Kemampuan penciuman baik,
Tidak ada pernapasan cuping hidung,
Tidak nampak adanya polip
b. Palpasi:
Tidak terdapat adanya obstruksi dan sinusitis,
Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung
c. lain-lain:-
6. Mulut dan tenggorokan
a. Inspeksi:
Mukosa bibir kering
gigi dan lidah nampak bersih,
tidak nampak adanya peradangan pada gusi.
b. Palpasi:
Tidak ada pembengkakan pada tonsil
Kesulitan menelan: tidak ada
c. Lain-lain: tidak ada
7. Dada, leher dan paru-paru
a. Inspeksi:
Bentuk dada simetris kiri dan kanan
Irama pernapasan : regular
Pengembangan dada pada waktu bernapas simetris kiri dan kanan
Penggunaan otot bantu napas : ada
b. Palpasi:
Taktil premitus, normal
tidak adanya massa dan nyeri tekan.
c. Auskultasi:
Bunyi napas vesikuler
d. Perkusi:
Suara perkusi sonor ICS 1 dan 4, ICS 5-6 redup
8. Jantung
a. Inspeksi:
Denyut apeks terlihat pada ics 5 kira-kira 2 – 3 cm, sebelah medial garis mid
clavikula (iktus kordis)
b. Palpasi :
Denyut teraba pada ics 5 kira-kira 2 – 3 cm sebelah medial garis mid
clavikula kiri.
c. Perkusi :
Suara perkusi resonan pada ics 2 dan 5
Batas-batas jantung pada ics 2 dan 3 dan apeks jantung di bagian bawah
Apeks ventrikel kiri menyentuh dinding anterior dada dan sejajar pada garis
mid clavikula dan dekat dengan spasium ics 5 -6
d. Auskultasi :
Bunyi jantung I murni (lub)
Bunyi jantung II murni (dub)
Tidak terdapat adanya bunyi jantung tambahan yang patologis
9. Abdomen:
a. Inspeksi:
Perut acites, simetris kiri dan kanan
b. Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen
c. Perkusi:
Terdengar bunyi tympani
Lain-lain : Lingkar Perut 100 cm
10. Genetalia,anus dan Status Reproduksi:
Tidak ada kelainan
11. Ekstremitas :
CRT 3 detik
Tangan dan kaki terasa berat untuk bergerak
Udema derajat II
12. Status neurologi
a. Fungsi cerebral
- Tingkat kesadaran
E: membuka secara spontan :4
M: orientasi baik :6
V: mengikuti perintah :5
Skor GCS : 15
- Tingkat kesadaran komposmentis
- Koordinasi baik
- Orientasi: klien dapat membedakan waktu, lingkungan dan orang.
- Sensasi: klien dapat membedaakan panas dan dingin
b. Fungsi cranial
- Nervus I (olfaktorius)
Rangsangan penghidu: dapat merasakan rangsangan bau
- Nervus II (optikus)
Ketajaman penglihatan baik
- Nervus III, IV dan VI (okulomotorius, troklearis, abdusens)
Gerak bola mata: klien dapat menggerakan bola mata keatas da bawah
- Nervus V (trigeminus)
Klien dapat mengunyah dengan baik
- Nervus VII (fasialis)
Bentuk wajah simetris kiri dan kanan
- Nervus VIII (Akustikus)
Ketajaman pendengaran: klien dapat mendengar
Keseimbangan: pendengaran seimbang
- Nervus IX (glosofaringeus)
Motorik: reflex menelan baik
Sensorik: pengecapan baik
- Nervus X (vagus)
Klien dapat menelan airliurnya
- Nervus XI (aksesorius spinalis)
Memutar kepala melawan tekanan: dapat memutar kepala
- Nervus XII (hipoglosus)
Menjulurkan lidah
c. Reflex
- Biseps : ekstensi pada ketukan lengan dalam
- Trisep : fleksi pada kekuatan lengan luar
- Patella : ekstensi pada ketukan lutut
- Babinski : fleksi pada jari kaki
VIII. DATA PENUNJANG
1. EKG
2. Laboratorium
Hasil: 22-11-2020 Jam 14.00 WIT
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
KLASIFIKASI DATA
DO:
Bising usus pasien
20x/menit
Turgor kulit kurang elastis
Mukosa bibir kering
DO:
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan infeksi bakteri
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang
INTERVENSI
5. Gunakan 5. Membantu
selang NGT pemberian
makanan
kepada pasien
yang tidak bisa
melalui mulut
IMPLEMENTASI
O:
- Bising usus16x/menit
O:
- BB 55 kg
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan