Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTEK ASUHAN KEPERAWATAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

 Sistem Pencernaan (Diare)

DISUSUN OLEH :
NAMA : SUPRIYANTO
NIM : 124021 2019 090
TINGKAT : 2 C

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKPER RUMKIT TK. III Dr. J. A. LATUMETEN
AMBON
2020

LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. PENGERTIAN
Diare menurut Mansjoer (2000) adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x sehari
dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak berlangsung kurang
dari tujuh hari yang sebelumnya sehat. Sedangkan menurut Suruadi (2001) Diare
adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi
satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair. Dan menurut
Ngastiyah (2005) Diare adalah BAB dengan jumlah tinja yang banyak dari biasanya,
dengan tinja yang berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi
defekasi yang meningkat.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau
200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan
darah.

2. ETIOLOGI
Faktor infeksi diare menurut Ngastiyah (2005).
1. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare.
 Infeksi bakteria : vibrio, E. coli, salmonella campilo baster.
 Infeksi virus : Rotavirus, calcivilus, Enterovirus, Adenovirus, Astrovirus.
 Infeksi parasit : cacing (ascaris, oxyuris), protozoa (entamoba histolica, giardia
lambia), jamur (candida aibicans).

2. Infeksi Parenteral : Infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti Tonsilitis,


broncopneumonia, Ensefalitis, meliputi :
 Faktor Malabsobsi : karbohidrat, lemak, protein
 Faktor makanan : basi, racun, alergi.
 Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

3. MANIFESTASI KLINIK
Beberapa tanda dan gejala tentang diare menurut Suriadi (2001) antara lain :
1. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit
menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
3. Kram abdominal.
4. Demam.
5. Mual dan muntah.
6. Anoreksia.
7. Lemah.
8. Pucat.
9. Perubahan TTV, nadi dan pernafasan cepat.
10. Menurun atau tidak ada pengeluaran urin.
4. PATHWAY

Infeksi Molarsorbsi Makanan beracun Faktor psikososial


(virus, bakteri, parasit) makanan di usus

Reaksi inflamasi Tek osmotik Rangsang saraf parasimpatik

Pe sekresi cairan Pergeseran cairan & g. motilitas usus


dan elektrolit elektrolit ke rongga usus

Isi rongga usus hipermotilitas Hipomotilitas

Sekresi air & elektrolit Bakteri tumbuh ss

DIARE MK : Pengetahuan

Output >
Dehidrasi Kerusakan mukosa usus Defekasi sering
absorsi ber <

Nyeri akut Irigasi kulit

Perubahan nutrisi

Tubuh kehilangan Cemas


cairan & elektrolit
Resiko kerusakan
integritas

Pe vol cairan Pe cairan


intertitial Tugor kulit Kurang volume cairan
ekstra sel
5. PATOFISIOLOGI
Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya
motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan
absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium
dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga
mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif akibat rangsangan toksin
bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi
permukaan intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi
cairan dan elektrolit. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom
malabsorbsi. Peningkatan motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi
intestinal.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:


1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan
selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri kambuh berlebihan, selanjutnya timbul
diare pula.

Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :


1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
keseimbangan asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah

6. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Hipokalemia ( dengan gejala matiorisme hipotoni otot lemah bradikardi
perubahan elektrokardiogram ).
2. Hipokalsemia
3. Cardiac dysrhythimias akibat hipokalemia dan hipokalsemia.
4. Hiponatremi.
5. Syok hipovalemik.
6. Asidosis
7. Dehidrasi

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang diare menurut Suriadi (2001 ) adalah :
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan.
2. Pemeriksaan intubasi duodenum.
3. Pemeriksaan elektrolit dan creatinin.
4. Pemeriksaan tinja, PH, Leukosit, glukosa, dan adanya darah.

Adapun Pemeriksaan penunjang yang lain menurut Mansjoer (2000 )


1. Pemeriksaan tinja : Makroskopis dan mikroskopis PH dan kadar gula juga ada
intoleransi gula biarkan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji retensi
terhadap berbagai antibiotik.
2. Pemeriksaan darah : perifer lengkap, Analisa Gas Darah (AGD), elektrolit
(terutama Na, K, Ca, P Serum pada diare yang disertai kejang).
3. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
4. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif terutama pada diare kronik.
8. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis menurut Biddulp and Stace (1999) adalah pengobatan
dengan cara pengeluaran diet dan pemberian cairan.
 Diare tanpa dehidrasi memerlukan cairan tambahan berupa apapun misalnya
air gula, sari buah segar, air teh segar, kuah sup, air tajin, ASI. Jangan
memberikan air kembang gula, sari buah air dalam botol karena cairan yang
terlalu banyak mengandung gula akan memperburuk diare.
 Diare dengan dehidrasi sedang memerlukan cairan khusus yang mengandung
campuran gula dan garam yang disebut larutan dehidrasi oral ( LRO ). LRO
ini dibuat dengan mencampurkan sebungkus garam rehidrasi kedalam 1 liter
air bersih.
 Diare dengan dehidrasi berat memerlukan cairan intravena disamping LRO.

2. Penatalaksanaan keperawatan menurut Nelson (1999) antara lain :


 Penderita yang dirawat inap harus ditempatkan pada tindakan pencegahan
enterik termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita.
 Jas panjang bila ada kemungkinan pencernaan dan sarung tangan bila
menyentuh barang terinfeksi.
 Penderita dan keluarganya dididik mengenal cara perolehan entero patogen
dan cara mengurangi penularan.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan verifikasi atau
komunikasi data tentang klien selama pengkajian perawat mendapatkan dua tipe data
yaitu :

Data subjektif : pengumpulan data dari sumber primer/ klien) merupakan persepsi
klien tentang masalah kesehatannya biasanya mencangkup perasaan ansietas,
ketidaknyamanan fisik atau stress mental.
 Pasien mengeluh diare terus menerus
 Pasien mengatakan feses encer/cair
 Pasien mengeluh mulas

Data objektif: (pengumpulan data dari sumber sekunder) merupakan pengamatan atau
pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data.
 Pasien terlihat tampak lemas
 Pasien terlihat memegangi area perutnya

Pola kesehatan fungsional


a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang : kebiasaan memelihara kuku, cuci tangan sebelum
makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.
b. Nutrisi dan metabolic
Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.
c. Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari > dari 3 sampai 8 kali per hari.
d. Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai rasa sakit pada abdomen.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tampak lemah dan kesakitan.
b. Tanda vital
 Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
 Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang
 Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
 TD menurun karena dehidrasi
 RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul)
 Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi
 Nadi meningkat (nadi perifer melemah)
c.  Mata: cekung
d. Mulut: mukosa kering
e. Abdomen: turgor jelek
f. Kulit: kering, kapilari refil > 2’

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri.
b. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan
encer
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.

3. INTERVENSI
a. Diagnosa : Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri
Tujuan : Diare dapat teratasi dalam jangka waktu secepatnya
Hasil yang diharapkan :
 Konsistensi feses berbentuk
 Tidak ada keluhan mengenai diare
 Tidak terjadi lemas

b. Diagnosa     : Kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan


seringnya buang air besar dan encer.
Tujuan        :  Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal.
Hasil yang diharapkan :
 Pengisien kembali kapiler < dari 2 detik
 Turgor elastic
 Membran mukosa lembab
 Berat badan tidak menunjukkan penurunan.

Intervensi :   

 Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik,
jumlah dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
 Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.
 Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.
 Ukur BB setiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian
nutrisi.
 Anak diistirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
 Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih.
 Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai
program.
 Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah.

c. Diagnosa     : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


menurunnya intake absorbsi makanan.
Tujuan        :  Anak-anak toleran diet yang sesuai.
Hasil yang diharapkan :
 BB dalam batas normal
 Tidak terjadi kekambuhan diare.

Intervensi :   

 Timbang BB tiap hari


Rasional : mengevaluasi keefektifan dalam pemberian nutrisi./
 Pembatasan aktifitas selama fase sakit akut
Rasional : mengurangi reyurtasi.
 Jaga kebersihan mulut pasien
Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
 Monitor intake dan output
Rasional : observasi kebutuhan nutrisi.

4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan
yang lebih dibuat, dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan
kolaborasi.

5. EVALUASI
a. Pasien tidak diare lagi
b. Konsistensi feces berbentuk dan tidak cair
c. Pasien tidak merasa mulas
DAFTAR PUSTAKA

Bidup John, 1999. Kesehatan Anak Untuk Keperawatan Petugas Penyuluhan Kesehatan dan
Bidas Desa. Gajah Mada University Press :Yogyakarta.

Anonym. 20307. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Available from E-mail:


http://en.wikipedia.org (accassed 15 Desember 2008).

Beherman E Richard, dkk, 1999. Ilmu Kesehatan Penyakit Dalam. Vol 2. Edisi 15. EGC :
Jakarta.

Carpenito. L. J, 2000. Hand Book of Nursing Diagnosa. EGC : Jakarta.

Doengoes, Marilynm E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. EGC. Jakarta.

Anonym. 20307. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Available from E-mail:


http://abuhamzah.multiply.com (accassed 14 Desember 2008).

Suriadi, Rita Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1. Agung Seto.
Jakarta.

Anonym. 20307. Wikipedia, The Free Encyclopedia. Available from E-mail: http: // tutorial
kuliah. Wordpress.com.(accassed 14 Desember 2008).

Ngastiyah, 2005. Asuhan Keperawatan Pada penyakit Dalam. Edisi 1. EGC, Jakarta.

Sundaru, Heru. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.B DENGAN DIARE DI RUANGAN
CENDRAWASIH RSUD DR. M. HAULUSY
AMBON

Nama Mahasiswa : SUPRIYANTO


Ruangan : INTERNA LAKI
Tanggal Pengkajian : 22-11-2020

I. IDENTITAS DIRI KLIEN


Nama : TN.A Tgl. Masuk RS :20-11-2020
Tempat/Tgl.Lahir : 17-08-1970 Sumber Informasi :Pasien, istri, anak
Umur : 50 Tahun NO RM : 1357-20
Jenis Kelamin : Laki-laki Keluarga Yg dapat
Alamat : Suli Dihubungi : Anak klien
Pendidikan : SMA
Sts. Perkawinan : Menikah Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam Alamat : Suli
Suku : Maluku
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta

II. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan kunjungan/keluhan utama: diare
2. Riwayat keluhan utama:
Pasien mengatakan perutnya terasa mulas dan mengalami mencret dengan konsistensi
encer sejak 2 hari yang lalu, pasien mengatakan BAB 6x sehari tanpa darah, pada
tanggal 20-11-2020 pasien memutuskan untuk pergi ke IGD RSUD Dr. M. Haulusy
Ambon, pasien ditangani oleh perawat dan dokter IGD.
3. Faktor pencetus
Pasien mengeluh mencret dan tidak nafsu makan
4. Lamanya keluhan: sejak 2 hari yang lalu
5. Timbulnya keluhan: terus menerus
6. Faktor yang memperberat: pasien BAB 6x sehari dan mengalami mencret
7. Diagnosa medik: Diare
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami:
a. Kanak-kanak: pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit lain sejak kecil.
b. Kecelakaan: pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan.
c. Pernah dirawat: pasien mengatakan tidak pernah di rawat di RS sebelumnya
d. Operasi: pasien mengatakan pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya
2. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi terhadap obat atau makanan apapun.
3. Imunisasi
Pasien mengatakan sudah lengkap imunisasinya
4. Kebiasaan
Pasien mengatakan kebiasaannya setiap hari bekerja sebagai karyawan swasta
5. Obat-obatan
Pasien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang kecuali obat-
obatan yang di resepkan oleh dokter pada saat klien sakit

6. Pola Nutrisi

 Sebelum Sakit
- Berat badan : 60 Kg Tinggi Badan: 170 cm.
- Jenis makanan : nasi, ikan, sayur.
- Makanan yang disukai : semua jenis makanan
- Makanan yang tidak disukai : tidak ada
- Makanan pantantangan : tidak ada
- Nafsu makan : ( √ ) Baik
- Perubahan berat badan 6 bulan terakhir :
 Perubahan setelah sakit :
- Jenis diet : Makanan bubur Nafsu makan : tidak nafsu makan
- Rasa mual : tidak ada
- Porsi makan : setengah porsi makan
 Cairan: Intake 7 gelas (700 cc/hari), IVFD: terpasang

7. Pola eliminasi
 Sebelum Sakit :
a. Buang air besar
Frekuensi : 1 kali/hari penggunaan pencahar : -
Waktu : pagi
Konsistensi : normal
b. Buang air kecil
Frekuensi : 3 kali/hari ± 500cc, Warna : kuning Bau : pesing
Keluhan Lain : tidak ada
 Perubahan setelah Sakit :
a. Buang air besar
Frekuensi : 6x/hari penggunaan pencahar : -
Waktu : tidak menentu
Konsistensi : encer
b. Buang air kecil
Frekuensi : 3 kali/hari ± 600cc Warna : kuning
Bau : pesing Keluhan Lain : perut mulas dan mencret
8. Pola tidur dan istrahat
 Sebelum sakit :
Waktu Tidur (jam)
 Malam : Pukul 23.00 – 06.00
 Siang : Pukul 12.00 – 13.00
 Lama tidur / hari : ± 8 jam
 Kebiasaan pengantar tidur : tidak ada
 Kesulitan dalam tidur : tidak ada
 Perubahan setelah sakit :
 Malam : Pukul 00.00 – 05.00
 Siang : Pukul 12.00 – 13.00
 Lama tidur / hari : ± 6 jam
9. Pola aktifitas dan latihan
 Sebelum sakit.
a. Kegiatan dalam pekerjaan : Karyawan swasta
b. Olahraga : Tidak ada
Frekuensi : -
c. Kegiatan diwaktu luang : keluarga pasien mengatakan berkumpul sama
keluarga
 Perubahan setelah sakit : lebih banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidur,
aktifitas dibantu keluarga
10. Pola pekerjaan
 Sebelum Sakit :
a. Jenis pekerjaan : Swasta Lamanya : ± 10 tahun
b. Jumlah jam kerja : tidak menentu
c. Jadwal kerja : Setiap hari
 Perubahan setalah sakit
- Istirahat total di tempat tidur di Rumah Sakit
- Pasien merasa sakit perut, mulas, mencret
VI. RIWAYAT KELUARGA
Genogram:
Genogram 3 generasi

50 44

Keterangan : Laki-Laki

Perempuan

Klien

Meninggal

Garis Perkawinan

Garis Keturunan

Garis Serumah
1. Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama.

V. RIWAYAT LINGKUNGAN
Pada saat dilakukan pengkajian lingkungan disekitar klien terlihat bersih, tidak ada
keadaan yang akan membahayakan klien, klien tinggal di lingkungan masyarakat, dan di
sekitar rumah klien bersih

VI. ASPEK PSIKOSOSIAL


1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan: tidak ada
b. Kesulitan yang dialami: perut pasien tersa mulas dan mencret
2. Hal yang dipikirkan saat ini: pasien selalu memikirkan tentang penyakit yang di
deritanya supaya cepat sembuh dan bisa pulang istirahat dirumahnya.
3. Suasana hati: pasien mengatakan suasana hatinya tidak tenang selalu gelisah karena
klien memikirkan penyakit yang di deritanya saat ini
4. Hubungan/komunikasi
a. Tempat tinggal: pasien mengatakan tinggal di Suli
b. Bicara
 Pada saat dilakukan pengkajian ketika diajak bicara klien berbicara dengan
jelas
 Klien pada saat di lakukan pengkajian klien mampu mengekspresikan penyakit
yang di deritanya sekarang
 Klien menggunakan bahasa Indonesia

c. Kehidupan Keluarga
1) Adat yang di anut: pasien menganut adat maluku
2) Pembuatan keputusan: Pasien dan istrinya
3) Pola komunikasi: pasien mengatakan kalau ada masalah selalu mendiskusikan
bersama keluarga ataupun teman untuk memecahkan masalah yang di
hadapinya
4) Pola keuangan: pasien dan keluarga mengatakan keuangan yang cukup
memadai untuk kehidupanya sehari-hari
c. kekuatan dalam hubungan keluarga: keluarga pasien mengatakan hubungan
dengan orang tua, istri, anak-anaknya serta sanak saudara selalu baik
5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual: pasien mengatakan dulu sebelum sakit tidak ada
gangguan seksualnya dan sesudah pasien sakit sudah tidak pernah
berhubungan lagi karena terbaring di rumah sakit.
b. Pemahaman tentang seksual: pasien dan keluarga nampak paham tentang
seksual
6. Pertahanan koping
a. Pengambilan keputusan: klien sendiri, istri
b. Yang di sukai tentang dirinya: anggota badan
c. Yang ingin di rubah dari kehidupan: menjaga pola makan serta menjaga
kesehatan
d. Yang di lakukan jika stress: diam
7. Sistem dan nilai kepercayaan;
a. Siapa atau apa sumber kekuatan: Tuhan dan kedua orang tua
b. Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting bagi anda: pasien dan keluarga
mengatakan Allah SWT adalah Tuhannya sumber kepercayaannya karena
pasien menganut agama Islam
c. Kegiatan agama yang ingin di lakukan di RS: berdoa dan beribadah.

VII. PENGKAJIAN FISIK


1. Tingkat kesadaran: composmentis
Keadaan umum : Lemah
Tanda-tanda vital : TD: 100/70 mmHg. P: 22x/i. N: 80x/i. S: 36,50C
Ekspresi wajah :-
2. Kepala
a. inspeksi :
 Bentuk Kepala : normal
 Kesimetrisan Muka, Tengkorak : simetris kiri – kanan
 Warna/distribusi rambut/kulit kepala : hitam panjang, tipis, bersih
b. Palpasi:
Tidak ada nyeri tekan dan massa pada kepala

3. Mata
a. Inspeksi:
- Kelopak mata : udem
- Konjungtiva: merah muda
- Skelera: tidak ikterus
- Pupil : isokor kiri dan kanan
- Reaksi terhadap cahaya : ada reflex terhadap cahaya
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada massa tumor
c. Lain-lain.
Fungsi penglihatan:
 pasien tidak ada ganguan dalam penglihatan
4. Telinga
a. Inspeksi
 Nampak simetris kiri dan kanan
 Tidak Nampak ada massa/benjolan
b. Palpasi:
 Daun telinga lentur jika di tekuk ke depan, daun telinga akan kembali
ke posisi normal jika di lepas,
 Tidak terdapat nyeri tekan pada telinga.
5. Hidung
a. Inspeksi:
 Tidak nampak ada epitaksis (perdarahan),
 Tidak ada rinore,
 Kemampuan penciuman baik,
 Tidak ada pernapasan cuping hidung,
 Tidak nampak adanya polip

b. Palpasi:
 Tidak terdapat adanya obstruksi dan sinusitis,
 Tidak terdapat nyeri tekan pada hidung
c. lain-lain:-
6. Mulut dan tenggorokan
a. Inspeksi:
 Mukosa bibir kering
 gigi dan lidah nampak bersih,
 tidak nampak adanya peradangan pada gusi.
b. Palpasi:
 Tidak ada pembengkakan pada tonsil
 Kesulitan menelan: tidak ada
c. Lain-lain: tidak ada
7. Dada, leher dan paru-paru
a. Inspeksi:
 Bentuk dada simetris kiri dan kanan
 Irama pernapasan : regular
 Pengembangan dada pada waktu bernapas simetris kiri dan kanan
 Penggunaan otot bantu napas : ada
b. Palpasi:
 Taktil premitus, normal
 tidak adanya massa dan nyeri tekan.
c. Auskultasi:
Bunyi napas vesikuler
d. Perkusi:
Suara perkusi sonor ICS 1 dan 4, ICS 5-6 redup
8. Jantung
a. Inspeksi:
Denyut apeks terlihat pada ics 5 kira-kira 2 – 3 cm, sebelah medial garis mid
clavikula (iktus kordis)
b. Palpasi :
Denyut teraba pada ics 5 kira-kira 2 – 3 cm sebelah medial garis mid
clavikula kiri.
c. Perkusi :
 Suara perkusi resonan pada ics 2 dan 5
 Batas-batas jantung pada ics 2 dan 3 dan apeks jantung di bagian bawah
 Apeks ventrikel kiri menyentuh dinding anterior dada dan sejajar pada garis
mid clavikula dan dekat dengan spasium ics 5 -6

d. Auskultasi :
 Bunyi jantung I murni (lub)
 Bunyi jantung II murni (dub)
 Tidak terdapat adanya bunyi jantung tambahan yang patologis
9. Abdomen:
a. Inspeksi:
Perut acites, simetris kiri dan kanan
b. Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen
c. Perkusi:
Terdengar bunyi tympani
Lain-lain : Lingkar Perut 100 cm
10. Genetalia,anus dan Status Reproduksi:
 Tidak ada kelainan
11. Ekstremitas :
CRT 3 detik
Tangan dan kaki terasa berat untuk bergerak
Udema derajat II
12. Status neurologi
a. Fungsi cerebral
- Tingkat kesadaran
E: membuka secara spontan :4
M: orientasi baik :6
V: mengikuti perintah :5
Skor GCS : 15
- Tingkat kesadaran komposmentis
- Koordinasi baik
- Orientasi: klien dapat membedakan waktu, lingkungan dan orang.
- Sensasi: klien dapat membedaakan panas dan dingin
b. Fungsi cranial
- Nervus I (olfaktorius)
Rangsangan penghidu: dapat merasakan rangsangan bau
- Nervus II (optikus)
Ketajaman penglihatan baik
- Nervus III, IV dan VI (okulomotorius, troklearis, abdusens)
Gerak bola mata: klien dapat menggerakan bola mata keatas da bawah
- Nervus V (trigeminus)
Klien dapat mengunyah dengan baik
- Nervus VII (fasialis)
Bentuk wajah simetris kiri dan kanan
- Nervus VIII (Akustikus)
Ketajaman pendengaran: klien dapat mendengar
Keseimbangan: pendengaran seimbang
- Nervus IX (glosofaringeus)
Motorik: reflex menelan baik
Sensorik: pengecapan baik
- Nervus X (vagus)
Klien dapat menelan airliurnya
- Nervus XI (aksesorius spinalis)
Memutar kepala melawan tekanan: dapat memutar kepala
- Nervus XII (hipoglosus)
Menjulurkan lidah

c. Reflex
- Biseps : ekstensi pada ketukan lengan dalam
- Trisep : fleksi pada kekuatan lengan luar
- Patella : ekstensi pada ketukan lutut
- Babinski : fleksi pada jari kaki
VIII. DATA PENUNJANG
1. EKG
2. Laboratorium
Hasil: 22-11-2020 Jam 14.00 WIT
No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

1 Hb L 9,7 g/dl 14,0-18,0


2 Leukosit 6190 /ul 4.800-10.800
3 Hematokrit L 31 % 42-45
4 Eritrosit L 4,2 10^6/ul 4,1-6,7
5 Trombosit 294.000 ul 150.000-450rb
6 LED 6/12 mm/jam 0-15
7 S.monella thypi O Negatif - Negatif
8 S.parathypi A-O Negatif - Negatif
9 S.parathypi C-O Negatif - Negatif
10 S.thypi H Negatif - Negatif
11 S.parathypi A-H Negatif - Negatif
12 S.parathypi B-H Negatif - Negatif
13 S.parathypi S-H Negatif - Negatif

IX. TERAPI MEDIS


Obat-obatan:
No Nama Obat Dosis Rute Indikasi
1 IVFD RL 25 tetes/ IV Menggantikan cairan tubuh / elektrolit
menit yang hilang
2 Ranitidin 25 ml 3x1 IV Menurunkan produksi asam lambung
ampul dengan cara memblok langsung sel
penghasil asam lambung
3 Cepotaxime 1 3x1 vial IV Obat antibiotik untuk untuk
gram menangani infeksi akibat bakteri
4 Oralit 200 gram Oral Menggantikancairan tubuh yang
hilang akibat diare
5 Norit 3x4 Oral Membantu mengurangi frekuensi
tablet BAB dan menyerap racun pada
penderita diare

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


Pasien mengatakan :  Bising usus pasien 20x/menit
 Sudah BAB 6x dengan konsistensi  Turgor kulit kurang elastis
encer  Mukosa bibir kering
 Sering sakit perut mulas-mulas  Pasien tampak lemas
 Sering terbangun karena ingin
BAB
 Tidak nafsu makan
 Mulut terasa pahit
 Lemas
ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Pasien mengatakan : Infeksi bakteri Diare
 Sudah BAB 6x dengan
konsistensi encer
 Sering sakit perut mulas-
mulas
 Sering terbangun karena
ingin BAB

DO:
 Bising usus pasien
20x/menit
 Turgor kulit kurang elastis
 Mukosa bibir kering

2. DS : Pasien mengatakan : Intake nutrisi yang Nutrisi kurang dari


 Tidak nafsu makan kurang kebutuhan tubuh
 Mulut terasa pahit
 Lemas

DO:

 Pasien tampak lemas

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan infeksi bakteri
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang kurang

INTERVENSI

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1 Diare berhubungan Setelah dilakukan 1. Monitoring 1. Mengetahui
dengan infeksi tindakan TTV perkembangan
bakteri, ditandai keperawatan selama kondisi pasien
dengan : 1x24 jam,
diharapkan masalah 2. Monitoring 2. Mengetahui
DS : Pasien diare teratasi dengan bising usus peristalitik
mengatakan : kriteria hasil : usus pasien
 Sudah BAB
6x dengan 1. Pasien BAB 2x 3. Berikan 3. Mengganti
konsistensi sehari dengan pasien oralit cairan
encer konsistensi 200 mg elektrolit yang
 Sering sakit lembek keluar
perut mulas-
mulas 2. Pasien tidak sakit 4. Anjurkan 4. Mengganti
perut dan mulas- pasien banyak cairan yang
 Sering
mulas minum 6-8 keluar
terbangun
gelas/hari
karena ingin
BAB 3. Bising usus
pasien 5. Delegatif 5. Mempercepat
10-15x/menit dalam penyembuhan
DO:
pemberian pasien
 Bising usus Cefotaxime
4. Turgor kulit
pasien 3x1 gram
elastis
20x/menit melalaui IV,
 Turgor kulit Ranitidine
5. Mukosa bibir
kurang 3x25 ml
lembab
elastis melalaui IV,
 Mukosa
bibir kering Norit 3x4
tablet melalui
oral

2 Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan 1. Ukur dan 1. Mengetahui


kebutuhan tubuh tindakan catat BB adanya
berhubungan keperawatan selama setiap hari peningkatan
dengan intake 1x24 jam, BB dengan
nutrisi yang kurang, diharapkan nutrisi tujuan BB
ditandai dengan : dapat terpenuhi pasien
dengan kriteria :
DS : Pasien 2. Monitor 2. Mengetahui
mengatakan : 1. Pasien tidak lagi adanya ada atau tidak
 Tidak nafsu merasa lemas penurunan BB terjadi
makan penurunan BB
 Mulut terasa 2. Nafsu makan yang berarti
pahit pasien kembali
3. Monitor
 Lemas baik 3. Asupan nutrisi
nutrisi dan
terpenuhi
3. Mulut pasien kandungan
DO: sesuai
tidak terasa pahit kalori
 Pasien kebutuhan
tampak lagi pasien
lemas 4. Kolaborasi
4. Memberikan
dengan ahli
asupan yang
gizi untuk
tepat
menentukan
jumlah kalori
dan nutrisi
yang
dibutuhkan
oleh pasien

5. Gunakan 5. Membantu
selang NGT pemberian
makanan
kepada pasien
yang tidak bisa
melalui mulut
IMPLEMENTASI

No Waktu Imlementasi Respon


(Tgl & jam) (Tindakan) (Hasil)
1 14.00 WIT 1. Memonitor TTV 1. TD : 110/80mmHg
(22-11-2020) S : 36,70C
N : 84x/menit
RR : 20x/menit

14.15 WIT 2. Memonitor bising usus 2. Bising usus pasien


(22-11-2020) 16x/menit

14.30 WIT 3. Memberikan pasien oralit 200 3. Pasien sudah minum


(22-11-2020) mg oralit yang diberikan

14.45 WIT 4. Menganjurkan pasien banyak 4. Pasien sudah minum 7


(22-11-2020) minum 6-8 gelas/hari gelas/hari

15.00 WIT 5. Mendelegasikan dalam 5. Obat sudah masuk di


(22-11-2020) pemberian Cefotaxime 3x1 pasien dan tidak ada
gram melalaui IV, Ranitidine reaksi alergi
3x25 ml melalaui IV, Norit 3x4
tablet melalui oral
2 09.00 WIT 1. Mengukur dan catat BB setiap 1. BB pasien 55 kg
(23-11-2020) hari

09.15 WIT 2. Memonitor adanya penurunan 2. BB sebelum sakit 60 kg


(23-11-2020 BB BB setelah sakit 55 kg

09.30 WIT 3. Memonitor nutrisi dan 3. Pasien makan nasi, ikan,


(23-11-2020 kandungan kalori sayur hanya setengah
porsi yang dihabiskan

09.45 WIT 4. Berkolaborasi dengan ahli gizi 4. Pasien mendapatkan


(23-11-2020 untuk menentukan jumlah asupan nutrisi yang tepat
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan oleh pasien
EVALUASI

No Waktu Diagnosa Evaluasi


(Tgl & jam)
1 17.00 WIT Diare berhubungan S : Pasien mengatakan :
(22-11-2020) dengan infeksi bakteri - BAB 4x sehari
- Konsistensi lembek

O:
- Bising usus16x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1,2,4 dilanjutkan


- Monitoring TTV
- Monitoring bising usus
- Anjurkan pasien banyak minum
6-8 gelas/hari

2 12.00 WIT Nutrisi kurang dari S : Pasien mengatakan :


(23-11-2020 kebutuhan tubuh - Sudah tidak lemas
berhubungan dengan - Mulut sudah tidak terasa pahit
intake nutrisi yang - Nafsu makan sudah kembali
kurang dengan baik

O:
- BB 55 kg

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai