Oleh :
SANDY
PENDAHULUAN
2018).
Melihat begitu luas dan kompleksnya tugas dan fungsi dari perawat
(Mangkunegara, 2004)
berwawasan ilmu dan terampil serta dapat memegang teguh etika profesi
ketenagaan kesehatan.
buruknya mutu dan citra rumah sakit, akan tetapi seperti yang kita lihat
dan tanggung jawab kedua profesi tersebut secara langsung berdampak pada
yang paling tinggi dengan pasien dan keluarga dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Karena itu kinerja perawat terus menjadi perhatian berbagai pihak.
Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang
pada hasil pasien yang lebih baik. Kondisi tersebut dapat tercapai apabila
ditunjang oleh sumber daya manusia yang memadai secara kualitas maupun
dapat digolongkan dalam dua hal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
Tugas tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa didukung oleh
suatu kemauan dan motivasi. Jika seorang telah melaksanakan tugas dengan
baik, maka dia akan mendapatkan kepuasan terhadap hasil yang dicapai dan
kebutuhan yang belum terpenuhi, tujuan yang ingin dicapai, atau karena
2013).
terutama adalah faktor motivasi kerja dari perawat itu sendiri (Mangkunegara,
atas dua faktor antara lain faktor diri sendiri (internal) meliputi: kepuasan
hubungan dengan teman sejawat, suasana kerja, dan jaminan kerja. Maka bila
hal tersebut kurang optimal dapat berdampak terhadap prestasi kerja (kinerja)
yang akibatnya pada kepuasan kerja dan kepuasan pasien terhadap pelayanan
maka upaya untuk meningkatkan motivasi kerja yaitu dengan cara pemberian
masyarakat.
ramah, kurang peduli kepada pasien, dimana kalau ada keluhan dari pasien
keluarga yang harus memanggil perawat ke ruang jaga, sedang yang aktif
adanya keterkaitan erat antara kinerja dan motivasi dalam bekerja sehingga
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat
Monompia kotamobagu.
TINJAUAN PUSTAKA
motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja.
semangat kerja atau dengan kata lain pendorong semangat kerja. Dengan
mempertahankan hidup. Kunci terpenting untuk itu tak lain adalah “pengertian
2007).
2. Keamanan
3. Sosial
4. Penghargaan
5. Aktualisasi diri
berikut:
negatif ini semangat kerja bawahan dalam waktu pendek akan meningkat
berakibat kurang baik. Dalam praktek kedua jenis motivasi diatas sering
a. Materiil Insentif yaitu alat motivasi yang diberikan itu berupa uang atau
b. Non materiil insentif yaitu alat motivasi yang diberikan itu berupa
kebanggaan rohani saja, Misalnya: medali, piagam, bintang jasa, dan lain-
lainnya.
a. Kombinasi materiil dan non materiil insentif yaitu alat motivasi yang
diberikan itu berupa materiil (uang dan barang) dan non materil (medali
kepuasan/kebanggaan rohani.
Maslow berpendapat bahwa tindakan atau tingkah laku manusia pada suatu
saat ditentukan oleh kebutuhan yang paling mendesak. Jika pada suatu saat
adalah :
Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti
keamanan fisik, akan tetapi juga keamanan psikologis dan perlakuan adil
martabat, status kedudukan, prestasi, hingga orang selalu ingin lebih baik
(Faiz, 2009).
yang berasal dari organisasi meliputi pembayaran atau gaji, keamanan pekerja,
pengawasan, pujian dan pekerjaan itu sendiri. Orang akan mau bekerja keras
keinginannya dari hasil pekerjaannya. Sejalan dengan hal itu Peterson dan
a. The desire to live, artinya keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama
dari setiap orang; manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat
melanjutkan hidupnya.
b. The desire for posession, artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan
keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau
bekerja.
c. The desire for power, artinya keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan
jenis terakhir dari kebutuhan dan juga mendorong orang untuk bekerja.
(Martoyo, 2007)
dikatakan bahwa setiap orang mempunyai keinginan dan kebutuhan tertentu
(Martoyo, 2007)
Kekuatan ini adalah kekuatan yang paling mendasar pada diri manusia.
Orang yang berkeyakinan lemah tidak dapat melakukan sesuatu yang baik.
melakukan pekerjaan.
2. Kekuatan Organisatoris
3. Kekuatan Intelektual
memiliki intelektual yang tinggi, dia akan optimis dan dapat menyelesaikan
4. Kekuatan Teknokrat
melaksanakan pekerjaannya.
5. Kekuatan Demokratik
Kekuatan ini erat dengan sikap atau gaya seseorang. Dengan memiliki
tetapi kekuatan ini merujuk kepada kekuatan tim. Orang bijak mengatakan,
“no one of us as all of us”, artinya tak seorang pun dari kita sekuat semua
kita. Dengan kata lain, tidak ada individu yang hebat segala-galanya. Akan
bekerja atau tidak, apa yang merupakan kekuatan motivasi di berbagai bagian
instansi, dan seberapa jauh berbagai cara pengubahan dapat efektif dalam
Bersikap baik (the be good approch) dengan cara menciptakan kondisi kerja
tugas, melaksanakan tugas dengan target yang jelas, memiliki tujuan yang
jelas dan menantang, ada umpan balik atas hasil pekerjaannya, memiliki
hidup dan kebutuhaan kerjanya, senang memperoleh pujian dari apa yang
(Astuti, 2017).
Kinerja berasal dari terjemahan kata performance (bahasa inggris) yang berarti
hasil pekerjaan (presentasi kerja). Namun sebenarna kinerja ini mempunyai arti
yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja (prestasi kerja), tetapi termasuk bagaimana
proses pekerjaan itu berlangsung. Dengan demikian maka kinerja itu adalah
berkenaan dengan melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai pekerjaan tersebut
dengan apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya (Abdullah, 2014).
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. (Lubis,
(Abdullah, 2014).
Antara lain meliputi faktor yang ada dalam diri, pengetahun dan keterampilan,
Antara lain meliputi faktor fluktuasi nilan rupiah terhadap dolar AS, kenaikan
harga BBM dalam negeri, kenaikan suku bunga BI dan suku
kepemimpian yang kurang favorable. Dari semua faktor mau tidak mau
(Abdullah, 2014).
1) Sikap kerja, seperti kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shif work)
6) Kreatifitas dalam bekerja dan berada jalur yang benar dalam kerja.
1) Sikap mental
3)Keterampilan
Pada aspek tertentu apabila tenaga kerja semakin trampil, maka akan lebih
mampu bekerja serta menggunakan fasilitas kerja dengan baik. Tenaga kerja
4)Manajemen
Sistim yang diterapkan oleh pimpinan kepada bawahannya, apabila tepat akan
meningkat.
Dengan penerapan hubungan antar personal yang baik dan pengakuan, maka
6)Tingkat penghasilan
Apabila tingkat kerja memadai maka dapat menimbulkan kosentrasi kerja dan
kuwalitas kerja.
Apabila tenaga kerja dapat terpenuhi kebutuhan gizi dan berbadan sehat, maka
akan lebih kuat bekerja dan semangat kerja yang tinggi dalam meningkatkan
kuwalitas kerja.
1. Umur
Hubungan kinerja dengan umur sangat erat kaitannya, alasanya adalah adanya
Pada karyawan yang berumur tua juga dianggap kurang luwes dan menolak
teknologi baru. Namun di lain pihak ada sejumlah kualitas positif yang ada
pada karyawan yang lebih tua, meliputi pengalaman, pertimbangan, etika kerja
2. Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan
bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria lebih
agresif dan lebih besar kemungkinaanya dari pada wanita dalam memiliki
pengharapan untuk sukses. Masih terdapat debat soal perbedaan pria dan
Tidak ada
data pendukung yang menyatakan bahawa pria atau wanita adalah pekerja
yang lebih baik. Hanya dalam bidang absensi perbedaan sering ditemukan.
3. Masa kerja
produktifitas kerja. Masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang
karyawan merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya
karena telah beradapatasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga
4. Tingkat Pendidikan
5. Status Perkawinan
pergantian yang lebih rendah dan lebih puas dengan pekerjaan mereka dari
membuat yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih
Pada studi flaugher, campbell dan pike menunjukkan bahwa supervisor yang
mengadakan penilaian kinerja bagi orang kulit hitam dan kulit putih ternyata,
orang yang berkulit hitam memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan
Dari sekian banyak faktor tersebut ada empat faktor yang paling dominan.
a. Kompetensi
b. Pemberdayaan
c. Kompensasi
d. Penghargaan (Abdullah,
2014).
terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan.
pelanggan.
d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih
kurun waktu tertentu dan hasil pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai
sikap profesional sesuai kode etik profesi. Menegaskan bahwa yang dimaksud
rumah sakit adanya perawat yang tidak sabar, suka marah, berbicara ketus dengan
pasien dan keluarga pasien, bahkan terjadi kelalaian dalam bekerja seperti kesalahan
dalam pemberian obat, dan keterlambatan dalam melakukan injeksi. Hal ini tentu
sangat berlawanan dengan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang harus
memberikan pelayanan prima pada pasien. Tugas dan tanggung jawab perawat
bukan hal yang ringan untuk dilakukan. Menurut Danang (2009) perawat
keluhan yang muncul dari pasien, serta dituntut untuk selalu tampil sebagai profil
perawat yang baik oleh pasiennya. Selain itu, perawat juga dibebani tugas tambahan
b) memperoleh informasi yang benar, jelas, dan jujur dari Klien dan/atau
keluarganya.
d) menolak keinginan Klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode
37) :
a) merujuk Klien yang tidak dapat ditangani kepada Perawat atau tenaga
kesehatan lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat
kompetensinya;
d) peneliti Keperawatan;
e) pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
f) melakukan rujukan;
kompetensi;
dengan dokter;
dengan resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
masyarakat;
masyarakat;
Perawat berwenang:
Keperawatan; dan
c) mengelola kasus.
berwenang:
adalah melaksanakan tanggung jawab dan tanggung gugat, sesuai dengan kode
lingkungan pekerjaannya
melaksanakan tugasnya
keperawatan
serta upaya
kesehatannya
integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
Pasal 1 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi
secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c) Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
kesehatan.
Kewajiban dan Hak rumah sakit dalam undang-undang nomor 44 tahun 2009
sebagai berikut :
kepada masyarakat;
miskin;
bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan;
i. menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
l. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien;
laws);
rokok.
a. teguran;
pelayanan;
perundang-undangan.
kesehatan;
h. mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Komponen pelayanan di
manajemen, (2) pelayanan Medis, (3) pelayanan gawat darurat, (4) pelayanan
kamar operasi, (5) pelayanan intensif, (6) pelayanan perinatal resiko tinggi, (7)
pelayanan keperawatan,
(8) pelayanan anastesi, (9) pelayanan radiologi, (10) pelayanan farmasi,
pelayanan gizi, (14) rekam medis, (15) pengendalian infeksi di rumah sakit,
1. Pelayanan jasa yaitu : rawat jalan, rawat inap, rawat darurat, rawat intensip,
sakit, surat visum et repertum, surat keterangan kelahiran, resume medis untuk
asuransi.
dll.
Menurut Nursalam (2001), pelayanan rawat inap merupakan salah satu unit
membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh pasien, dimana unit rawat
inap merupakan salah satu revenew center rumah sakit sehingga tingkat kepuasan
pelanggan atau pasien bisa dipakai sebagai salah satu indikator mutu pelayanan.
terdapat di rumah sakit yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi pelayanan.
Kategori pasien yang masuk rawat inap adalah pasien yang perlu perawatan
pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas dan
rumah bersalin yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap dan
mengalami tingkat transformasi, yaitu pasien sejak masuk ruang perawatan hingga
Menurut Azwar (2000), mutu asuhan pelayanan rawat inap dikatakan baik,
apabila :
sakit. Pelayanan bermula sejak masuknya pasien kerumah sakit sampai pasien
pulang.
penanganan segera.
2. Penanganan pertama dari perawat harus mampu menaruh kepercayaan
4. Ruang yang bersih dan nyaman, memberikan nilai tambah kepada rumah sakit.
perusahaan agar dapat mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan.
Pola konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan
pelayanan yang berkualitas. Menurut Berry dan Zenthaml yang dalam Lupiyoadi
kenyataan para pelanggan atas layanan yang mereka terima. Service Quality dapat
diketahui dengan cara membandingkan persepsi pelanggan atas layanan yang benar-
serius oleh perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki
perusahaan.
sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan
melebihi harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Jika jasa yang
diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dianggap
buruk.
layanan adalah suatu daya tanggap dan realitas dari jasa yang diberikan perusahaan.
pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan”. Hal ini berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi
(2000) dalam Nanang Tasunar (2006: 44) berpendapat bahwa: “Kualitas layanan
pemberi pelayanan itu sendiri atau keseluruhan organisasi pelayanan, sebagian besar
mereka bukan lagi sekedar membutuhkan produk yang bermutu tetapi mereka lebih