CAKUPAN DATA
2021 : Januari 2021 – Desember 2021
PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI YANG LAYAK
1. Apakah ada peraturan / kebijakan daerah tentang peningkatan rumah tangga dengan akses
sanitasi yang layak JIKA YA, APA BENTUKNYA
Peraturan Daerah
Peraturan/ Keputusan/ Instruksi/Surat Edaran Bupati/ Walikota
TIDAK, sebutkan alasannya?
(a) Sudah ada kebijakan dari Kemkes dan Kemen PUPR
(b) Belum ada komitmen
3. Apakah ada upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan akses penyediaan air minum di
rumah tangga !
JIKA YA, SEBUTKAN DAN JELASKAN UPAYA YANG DIMAKSUD
(a) Penyuluhan ke rumah tangga
(b) Memperluas akses mendapatkan air bersih
(c) Pemberdayaan masyarakat untuk mendapatkan air bersih secara swadaya
Jawaban :
Pemberdayaan masyarakat untuk mendapatkan air minum secara swadaya dengan cara :
Melakukan pelatihan/kursus kepada pemilik / penanggung jawab Depot Air minum
Melakukan penerbitan rekomendasi untuk penerbitan Sertifikat LHS DAM
Melakukan pembinaan dan pengawasan kualitas air minum Depot Air Minum maupun PDAM
4. Apakah sudah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan akses terhadap air minum yang
aman di kala rumah tangga untuk mencegah rekontaminasi (PAMRT), lampirkan dokumen
pendukung
JIKA YA, SEBUTKAN DAN JELASKAN UPAYA YANG DIMAKSUD
(a) Penyuluhan ke rumah tangga
(b) Penyuluhan di Puskesmas/posyandu
Jawaban :
Melakukan pelatihan/kursus kepada pemilik / penanggung jawab Depot Air minum (Okt
2021) (Dok. Pendukung :DPA Penyelenggaraan Kab/Kota Sehat)
Melakukan penerbitan rekomendasi untuk penerbitan Sertifikat LHS DAM (setiap tahun dan
berkelanjutan)
Melakukan pembinaan dan pengawasan kualitas air minum Depot Air Minum maupun PDAM
(setiap tahun dan berkelanjutan) (Dok Pendukung : DPA Pengelolaan Pelayanan Kesehatan
lingkungan)
Jawaban Tahun Sebelumnya
5. Berapa Persentase rumah tangga memiliki sarana sanitasi yang layak (jamban, sampah, dan
limbah)? (Lampirkan dokumen pendukung). Sebutkan di catatan! Jawaban:
[v ] (a) 76% - 100% (96 %)
[ ] (b) 51% - 75%
[ ] (c) 1% - 50%
[ ] (d) 0
Jawaban :
Lampiran data profil Dinkes tahun 2021
6. Apakah ada kemitraan antar Perangkat Daerah (PD) dalam penyediaan air minum dan sarana
sanitasi yang layak di rumah tangga? (Lampirkan dokumen pendukung)
Jawaban : ADA
Antara Dinkes dengan Bapelitbang terkait penyusunan DPA APBD (DPA Kegiatan Pengelolaan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan, DPA Penyelenggaraan Kab/Kota Sehat)
Antara Dinkes dengan PUPR terkait kebutuhan data sanitasi (data STBM Pilar I yang masih
BABS tahun 2021)
Antara Dinkes dengan puskesmas terkait pemicuan dan monitoring STBM tahun 2021
(lampiran data profil dinkes tahun 2021)
Jawaban Tahun Sebelumnya
7. Apakah ada inovasi dalam penyediaan air minum dan sarana sanitasi yang layak
JIKA YA, APA BENTUK PERANNYA
(a) Produk
(b) Metode
(c) Teknologi
Jawaban :
Pemicuan STBM untuk pilar 1 sampai dengan pilar 5. Monitoring STBM khusus pilar I
Pembinaan dan pengawasan kualitas air minum Depot Air Minum dan air PDAM kota Bontang
AIR MINUM
---------------
a. PT. Pupuk Kaltim - Tim Inovasi PKM Warrior Pupuk Kaltim - 2 April 2019
Membuat Inovasi Inovasi teknologi alat sandfilter pemurnian air hujan ramah lingungan
(Penjaring) untuk kebutuhan air bersih masyarakat pesisir. Upaya ini merupakan replikasi
program pembinaan wilayah pesisir yang sebelumnya sukses diterapkan di kampung atas air
Malahing. PT Pupuk Kaltim sudah melakukan analisa dan penghitungan dalam pengolahan
air laut menjadi air tawar. Program ini memiliki kesulitan yang cukup tinggi dan memakan
dana yang besar. Karenanya, inovasi tabungan air ini dianggap tepat. Hanya membutuhkan
alat-alat sederhana seperti talang air, tandon, filter berupa sandfilter dan UV sterilizer.
Listrik yang dibutuhkan hanya 30 watt saja. Konsepnya menabung air. Menampung air
hujan, disaring, dan langsung bisa digunakan sebagai air tawar bebas bakteri. Penyaringan
dilakukan karena air hujan yang turun harus melewati atap rumah terlebih dahulu.
Kemudian mengalir melalui talang dan jatuh ke tandon. Proses ini acap menghasilkan air
hujan yang kotor. Penyebabnya cat atap mengelupas, kotoran burung, logam-logam
berbahaya, dan lain sebagainya. Dengan saringan, air hujan menjadi bersih. Bersih tetapi
belum laik konsumsi. Masih harus uji laboratorium terlebih dahulu. Setelah ini, PT Pupuk
Kaltim akan melakukan uji lab. Apabila hasilnya dinyatakan laik konsumi, warga Gusung bisa
menggunakan air hasil saringan tersebut sebagai air minum atau keperluan lainnya. Masing-
masing rumah terpasang talang. Tetapi setiap 2 rumah hanya disediakan 1 tandon
b. Program bantuan dari Pemerintah kota Bontang tentang pembayaran rekening air PDAM
gratis selama 3 bulan bagi golongan pelanggan kelompok sosial, rumah tangga, dan UKM
yang terdampak covid 19
Berikut kelompok pelanggan yang mendapat pembebasan tagihan air :
Kelompok 1A : Hidran dan Terminal Air
Kelompok 1B : Rumah Ibadah
Kelompok 1C : Rumah Tangga Sangat Sederhana (RSS), Yayasan Sosial, dan Panti Asuhan
Kelompok 2A : Rumah Tangga I
Kelompok 2B : Rumah Tangga II
Kelompok 3A : Rumah Tangga III, Rumah Sewaan, Kios/ Warung
Kelompok 3D : Rumah Petakan, Usaha Konveksi Kecil, Sanggar Seni, Pertanian Keci
Kelompok 3F : Niaga Khusus
Perumda Air Minum Tirta Taman memberikan keringinan berupa cicilan angsuran
pemasangan sambungan baru
c. Perumda Air Minum Tirta Taman bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia dan Bank
Kaltimtara dalam hal pembayaran , sehingga pelanggan dapat membayar melalui agen pos,
ATM Bank Kaltimtara dan Aplikasi DG Kaltimtara
SANITASI
-------------
a. Pembuatan septictank komunal
Pembangunan septic tank komunal (biofil dan sistem bak tampung) melalui program Kotaku
(Kota Tanpa Kumuh) yang bersumber dari APBN atau Bank Dunia.
b. Pembangunan IPAL komunal
Bontang memiliki 5 IPAL , yaitu di kelurahan Guntung, Loktuan, Berbas Pantai, Bontang
Kuala dan Api-Api. Metode yang digunakan dalam ipal yang berhasil dilakukan ialah sistem
RBC (Rotating Biological Contactor) atau dengan cara bentuk kincir yang berputar. Sehingga,
limbah air yang dihasilkan dari WC atau kamar mandi diputar dan dialirkan ke dalam kincir
tersebut. Jadi air limbah yang ditangkap dari kamar mandi, akan dialirkan dan dikumpulkan
dan diputar dari kincir itu. Di dalam ipal yang berbentuk kincir tersebut pun memiliki bakteri
yang menguntungkan yang bisa menguraikan kotoran di dalamnya, sehingga limbah yang
dihasilkan pun tidak berbau. Didalam kincir tersebut pun juga terdapat bakteri
menguntungkan yang bisa menguraikan kotoran itu, sehingga menghasilkan aroma yang
tidak bau. Kemudian, diolah kembali beberapa kali, sebelum dibuang pun di teteskan lagi
dengan klorin atau kaporit. Dengan begitu, hasil limbah yang telah diolah tersebut, akan
menghasilkan air yang bersih dan bening. Sehingga masyarakat Bontang pun bisa memakai
hasil air olahan untuk melakukan penyiraman tanaman dan lain sebagainya. Setelah bersih
dan kuman sudah tidak ada, air nya pun sudah bening, langsung dialirkan kembali ke sungai.
Sudah aman, jadi masyarakat sekitar bisa memakainya untuk siram tanaman dan lain lain.