0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang sistem akuntansi pemerintah daerah yang mencakup tujuan dan fungsi, ketentuan umum, metode pencatatan, serta siklus akuntansinya. Sistem ini digunakan untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan pemerintah daerah secara akuntabel dan manajerial.
Deskripsi Asli:
RMK Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Judul Asli
Ryan Renaldi_A031201003_RMK_Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Dokumen tersebut membahas tentang sistem akuntansi pemerintah daerah yang mencakup tujuan dan fungsi, ketentuan umum, metode pencatatan, serta siklus akuntansinya. Sistem ini digunakan untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan pemerintah daerah secara akuntabel dan manajerial.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem akuntansi pemerintah daerah yang mencakup tujuan dan fungsi, ketentuan umum, metode pencatatan, serta siklus akuntansinya. Sistem ini digunakan untuk mencatat dan melaporkan transaksi keuangan pemerintah daerah secara akuntabel dan manajerial.
NIM : A031201003 RMK Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Kebijakan akuntansi pemerintah daerah terdiri dari prinsip-prinsip, dasar-
dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh Pemerintah Daerah yang akan digunakan sebagai pedoman dalam hal penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan dari pengguna laporan keuangan dalam rangka peningkatan keterbandingan laporan keuangan terhadap suatu anggaran, bai kantar periode maupun antar entitas. Sistem akuntansi pemerintah daerah merupakan suatu alat untuk menjalankan berbagai prinsip akuntansi yang telah ditetapkan dalam sistem akuntansi pemerintah serta kebijakan akuntansi. Sistem akuntansi pemerintah daerah juga merupakan serangkaian prosedur yang telah terkomputerisasi dan juga dapat dilakukan secara manual yang mana di mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai pelaporan posisi keuangan dalam hal pertanggungjawaban dalam pelaksanaan APBD. Sistem akuntansi pemerintah daerah sebagai sebuah pedoman menjelaskan siapa saja yang melakukan apa dan juga menegaskan mengenai transaksi apa saja yang dicatat dan bagaimana cara mencatatnya. 1. Tujuan dan Fungsi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah a. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan sistem akuntansi pemerintah daerah yang dapat memberikan informasi tentang keuangan secara cermat, dalam waktu dan format yang tepat, yang dapat dipergunakan oleh berbagai pihak yang mana memiliki tanggung jawab serta berkaitan secara langsung dengan operasi unit pemerintah daerah. b. Manajerial Sistem akuntansi pemerintah daerah diharuskan mampu untuk memberikan berbagai macam informasi keuangan yang nantinya akan dibutuhkan dalam melakukan perencanaan anggaran, pelaksanaan pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijakan, dan pengambilan keputusan serta penilaian performa pemerintah. c. Pengawasan Sistem akuntansi pemerintah daerah harus mampu untuk menyelenggarakan pemeriksaan oleh seluruh apparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien. d. Menjaga Aset Sistem akuntansi pemerintah daerah diharuskan mampu untuk menjaga asset K/L/PD dengan melalui metode pencatatan, pemrosesan dan pelaporan keuangan secara konsisten sesuai dengan standar praktik akuntansi yang berlaku secara umum. e. Penyedia Informasi Anggaran dan Keuangan Dalam sistem akuntansi pemerintah daerah, informasi anggaran dan keuangan akan digunakan sebagai dasar pengukuran performa agar dapat menentukan tingkat ketaatan pihak otorisasi anggaran untuk tujuan akuntabilitas. 2. Ketentuan Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Berdasarkan Peraturan pemerintah No. 12 Tahun 2019, Pasal 185 sampai dengan Pasal 188, akuntansi pemerintah daerah diatur sebagai berikut: a. Akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan berdasarkan kebijakan akuntansi pemerintah daerah, SAPD, Bagan Akun Standar (BAS) untuk daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh entitas akuntansi dan entitas pelaporan. c. Kebijakan sistem akuntansi pemerintah daerah terdiri dari kebijakan akuntansi pelaporan keuangan dan kebijakan akuntansi akun. d. Sistem akuntansi pemerintah daerah terdiri dari pilihan prosedur dan Teknik akuntansi dalam rangka melakukan identifikasi transaksi, pencatatan terhadap jurnal, kegiatan posting ke dalam buku besar, penyusunan neraca saldo serta penyajian laporan keuangan. e. Bentuk penyajian laporan keuangan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi: Laporan Realisasi Anggaran Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Neraca Laporan Operasional Laporan Arus Kas Laporan Perubahan Ekuitas Catatan atas Laporan Keuangan Terkait hal tersebut, Peraturan Menteri mengatur beberapa ketentuan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah, yakni: a. Akuntansi pemerintah daerah dilaksanakan oleh entitas akuntansi dan entitas pelaporan. b. Proses sistem akuntansi pemerintah daerah di dalamnya mengandung informasi, aliran data, penggunaan, dan penyajian dokumen yang dilakukan secara elektronik. c. Kebijakan akuntansi dibangun secara dinamis sehingga memuat praktik spesifik yang dipilih oleh Pemerintah Daerah yang berfungsi sebagai panduan dalam proses penyususnan laporan keuangan. d. Sistem akuntansi pemerintah daerah pada entitas akuntansi dilaksanakan dalam serangkaian prosedur identifikasi transaksi, teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan-LO, beban, pendapatan-LRA, belanja, transfer, pembiayaan, asset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi, serta penyusunan laporan keuangan entitas akuntansi. e. Sistem akuntansi pemerintah daerah pada entitas pelaporan dilaksanakan dalam rangkaian prosedur pencatatan, jurnal penyesuaian konsolidasi, kertas kerja konsolidasi, dan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. f. Dalam rangka untuk mencapai tujuan pengendalian dana, pemerintah daerah juga dapat menerapkan akuntansi dana yang menggunakan pendekatan pemisahan kelompok dana menurut tujuan penggunaannya. g. Bagan Akun Standar (BAS) merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam melakukan proses klasifikasi akun yang menggambarkan struktur laporan keuangan secara lengkap. h. Struktur BAS yang digunakan mengikuti ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 3. Metode Pencatatan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Dalam sistem akuntansi keuangan daerah, ada tiga metode pencatatan yakni single entry, double entry, dan triple entry. Untuk saat ini sendiri metode single entry sudah banyak ditinggalkan meskipun masih ada beberapa area pemerintah daerah yang meggunakan metode tersebut. Hal ini disebabkan karena metode single entry memiliki berbagai kelemahan, seperti metode single entry tidak mampu untuk mencerminkan performa secara riil dan tidak mampu untuk memberikan informasi yang lebih komprehensif. Sehingga, metode double entry diciptakan untuk menutupi kekurangan dari metode single entry. a. Single Entry Pencatatan transaksi dalam single entry atau buku tunggal hanya dilakukan satu kali saja. Transaksi yang tadinya sudah dicatat akan menyebabkan adanya pemasukan kas yang nantinya diinput ke dalam kolom penerimaan, sedangkan untuk pengeluaran kas nantinya akan diinput ke dalam kolom pengeluaran. Single entry sendiri lebih mudah dipahami, namun akan sulit untuk mencari tahu dimanakah letak kesalah pembukuan dan mengontrol keuangan. b. Double Entry Metode double entry pada umumnya sama dengan metode pencatatan dalam prinsip dasar akuntansi yang berlaku secara umum. Akan tetapi, yang menjadi pembeda adalah rumus dari persamaan dasar akuntansi di ruang lingkup akuntansi keuangan daerah. Rumusnya adalah “Belanja + Aset = Kewajiban + Ekuitas + Pendapatan”. Pencatatan yang menggunakan metode double entry juga memanfaatkan basis kas modifikasi. Artinya, pencatatan akuntansi hanya dilakukan pada pencatatan yang berkaitan dengan penerimaan serta pengeluaran dari kas, sedangkan pencatatan yang asalnya dari luar penerimaan dan pengeluaran dari kas akan dimasukkan pada basis akrual. c. Triple Entry Metode triple entry merupakan metode pengembangan dari metode double entry yang mana prinsipnya hampir sama yaitu adanya tambahan pencatatan dalam buku anggaran. Secara sederhana, ketika pencatatan dengan metode double entry sedang dilakukan, maka metode pencatatan triple entry akan melakukan pencatatan yang dilakukan oleh para PPK SKPD dan SKPKD. 4. Akuntansi Pemerintah Daerah di PPKD dan SKPD a. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Sistem akuntansi pemerintah daerah ini menjadi tanggung jawab para Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPKD), yang bertugas dalam hal mencatat berbagai transaksi yang dilakukan pada level pemerintahan daerah, misalnya seperti pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, dan lain sebagainya. b. Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah Sistem akuntansi satuan kerja perangkat daerah menjadi tanggung jawab para Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD. Seluruh transaksi yang ada dalam lingkungan satuan kerja harus dicatat dan dilaporkan pada Bendahara Umum Daerah (BUD). Pencatatan berbagai transaksi yang ada dalam lingkungan satuan kerja tersebut sangat penting dilakukan, karena didalamnya terdiri dari pencatatan atas pendapatan, belanja, asset, dan hal lainnya selain kas. PPK melaksanakan proses tersebut berdasarkan pada dokumen-dokumen sumber yang mana sebelumnya telah diserahkan oleh bendahara. 5. Siklus Akuntansi Pemerintah Daerah Siklus akuntansi pemerintah daerah pada umumnya masih sama dengan siklus akuntansi pada umumnya, namun yang membedakan hanya alurnya saja. Dalam sistem akuntansi pemerintah daerah, laporan perhitungan APBD dibuat apabila penyususnan neraca saldo setelah penyesuaian telah dilakukan. Akan tetapi, agar dapat memudahkan pembuatan laporan keuangan, maka setelah neraca saldo setelah penyesuaian selesai dibuat, maka akan ditutup dengan jurnal penutup yang selanjutnya dapat dibuatkan laporan arus kas, perubahan modal (R/K Pemerintah Daerah) dan neraca. Segala bentuk transaksi yang terjadi dalam laporan keuangan tersebut tentunya harus disertakan dengan berbagai dokumen dan bukti transaksi yang sah supaya dapat diinput ke dalam jurnal dan buku besar pembantu. Bukti-bukti transaksi tersebut selanjutnya akan dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu bukti pengeluaran, bukti penerimaan kas, dan bukti memorial yang nantinya akan diinput ke jurnal umum. DAFTAR PUSTAKA Ibnu. (2020, Oktober 1). Akuntansi Keuangan Daerah: Pengertian, Fungsi, dan Metode Pencatatannya. Retrieved from PT Cipta Piranti Sejahtera: https://accurate.id/akuntansi/akuntansi-keuangan-daerah/
Medina. (2021). Akuntansi Pemerintah Daerah. Retrieved from Medina Consulting: