Buku ajar ini diramu khusus untuk digunakan sebagai buku pegangan
utama mahasiswa dan dosen mata kuliah perencanaan sumberdaya manusia pada
PrograiH Magister Matrajemen Program Paseasarjana Umversitas Wijaya Putra.
Buku ini berisi tentang filosofi dasar cakupan, dan proses dari perencanaan
sumberdaya manusia suatu organisasi. Tujuan utema dari perencanaan
sumberdaya manusia adaiah untuk meningkatkan efcktifitas manajemen
sumberdaya manusia, Tiga "bagian" besar dalam proses perencanaan sumberdaya
manusia yaitu: (1) peranialan kebutuhan SDM, (2) manajemen kineija. dan (3)
manajemen karir, dibahas secara berurutan, dengan penekanan pada "bagian"
peramalan kebutuhan sumberdaya manusia.
Kami menyadari bahwa buku ini inasih memiliki banyak kekurangan,
saran dan kritik sangat kami harapkan untuk meojadikan buku ini semakin baik.
Surabaya,
9 Manajemee Karir 71
Manajemen karir: konsep dan proses 71
Rekrutmen 73
Seleksi dan penilaian 74
Perencanaan dan pengembangan karir 75
Ruang Singkup perencanaan karir 77
Berbagai pertimbangan dalam perencanaan karir 79
BAB I
PENDAHULUAN
D. Peramalan Kebutuhan
Beberapa eksekutif saat ini, kiirang memperhatikan masalah kontrol
pada "biaya personei. Pada era inflasi yang teras bergerak, penmgkatan biaya
yang cepat, dan meningkatnya tekanan kompetisi dalam mencapai keuntungan
(profits), maka biaya personel akan menjadi perhatian utama. Pada banyak
perasahaan, biaya tenaga kerja merupakan pengeiuaran peringkat atas dalam
struktur biayanya. Pada industri perbankan, biaya personei menduduki
peringkat kedua setelah cost of capital. Pada industri manufaktur, peningkatan
biaya tenaga kerja termasuk tertinggi kecuali peningkatan biaya energi,
Pendekatan yang sering dipakai dalam menyelesaikan masalah staffing adaiah
proses perencanaan dan anggaran. Untuk saat ini peramalan kebutuhan
dilakukan dengan cara mengestimasi demand dan supply masa datang untuk
mengetahui kebutuhan bersih sumberdaya manusia berdasarkan perencanaan
dan anggaran sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi.
Selain meramalkan kebutuhan sumberdaya manusia masa datang, tugas
dari perencanaan sumberdaya rnanusia adaiah membuat perencanaan proses,
yang dibagi menjadi dua bidang yaitu (1) manajemen kinerja, dan (2)
manajemen karir.
E. Manajemen Kinerja
Beberapa eksekutif meyakini bahwa produktifitas organisasi dapat
ditingkatkan melalui pengaturan yang baik terhadap kinerja pegawai. Motivasi
mdividu dari pekerja merupakan faktor kunci, akan tetapi faktor-faktor lainnya
seperti struktur pekerjaan, kompetensi individu, dan kejelasan tujuan dan
standar pengukuran sangatlah penting yang dapat dikontrol secara langsung.
F. Manajemen Karir
Perusahaan juga perlu memberikan perhatian lebih pada karir pekerja.
Dengan tmggmya tingkat turnover, terbatasnya supply tenaga yang
berkompeten, dan perabahan permintaan, pengembangan karir menjadi fokus
penting dalam perencanaan sumberdaya manusia. Bagi perusahaan,
peningkatan pemanfaatan pekerja menjadi semakin penting dibanding
penarikan pekerja dari lingkungan efcaernal hal ini berarti semakin pentingnya
perhatian yang besar dalam seleksi, peniiaian, bimbingan individual,
perencanaan karir, program-program pelatihan dan Tjotgembangan yang
inovatif.
BAB II
LINGKUNGAN PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA
1. Perubahan Demografik
Pertumbuhan penduduk yang cepat akan berdampak penambahan
jumlah angkatan kerja, yang pada gilirannya bila ridak diimbangi dengan
persediaan lapangan kerja akan berdampak pula pada semakin tingginya
pengangguran.
Kondisi ini menunjukkan bahwa seleksi dalam merekrut tenaga kerja
haras secermat mungkin, bila diperlukan tenaga kerja yang memenuhi
standard.
Kondisi di Indonesia dengan jumlah angkatan kerja sekiiar 58% dari
204,8 juta jiwa (Bappenas, 2000) merupakan penduduk yang berusia > 10
tahun, dapat dijelaskan bahwa kualitasnya relatif belum cukup untuk
terbentuknya nilai tambah, kapital dan kompetisi global.
Kualitas angkatan kerja yang dicermmkan melalui tingkat pendidikan
pekerjaan belum menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Angkatan
kerja yang berpendidikan rendah masih cukup besar, di sisi lain terdapat
ketidakseimbangan antara angkatan kerja lulusan perguruan tinggi dengan
kebutuhan pasar kerja, membawa permasalahan tersendiri, Banyak jenis
jabatan tertentu yang dibutuhkan pasar kerja, tidak dapat dipebuhi oleh
angkatan kerja yang ada.
Jumlah angkatan kerja perempuan yang berumur > 10 tahun kiranya
masih cukup besar. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan (43,5%)
(Susenas, 1999). Mereka ini juga memiliki peluang utnuk bekerja di sektor
formal.
Peningkatan taraf hidup penduduk juga berdampak pada peningkatan
angka harapan hidup menjadi 65,1 tahun pada tahun 1997 (HDR, 1999),
sedangkan berdasarkan usia dapat diketahui 30,8% penduduk Indonesia
berusia < 15 tahun, 64,6% kelompok usia produktif (umur 25 - 64 tahun) dan
hanya 4,6% yang berusia di atas 65 tahun. Kondisi kependudukan ini
merupakan bahan pertimbangan tersendiri dalam merencanakan S.DM,
sehingga bisa dilakukan penempatan tenaga kerja sesuai kebutuhan.
Koraposisi angkatan kerja akan terus berubah secara dramatis, dalara
sepuluh tahun. ke depan kondisi ini akari terus menjadi lebih beragam ketika
wanita, anggota kelompok menontas, dan para pekerja tua membanjiri
angkatan kerja. Jumlah wanita dalam angkatan kerja akan melonjak + 24%
sementara jurnlah pria akan meningkat sekitar 14 % (Dessler, 1997).
Sehubungan dengan ini kira-kira dua pertiga dari seiurah ibu tunggal yang ada
daiam angkatan kerja sekarang, sebagian hampir 45% ibu-ibu dengan anak
dibawah usia 3 th. Untuk itu denarteraen SDM akan semakin terpanggil untuk
mem bantu perusahaan menampung mereka.
Demikian juga perabahan dalam komposisi rasial inenjadi lebih
dramatis, Sebagai contoh antara tahun 1992 dan 2005, orang yang
diklasifikasikan sebagai orang Asia dan yang lainnya (penduduk asli Amerika)
dalam angkatan kerja akan melonjak hampir 81%, sementara karyawan (orang
kulit hitam) meningkat 25,2%, dan kulit putih 15%. Termasuk pertumbuhan
angkatan kerja yang bertambah tua akan terus meningkat dan 34,7 tahun
(1997) menjadi 37,8 tahun (1995), 40,5 tahun (2005). Ini akibat baby boom
sekitar tahun 1946 dan 1964
2. Perubahan Ekonomi
Tidak dapat di sangkal bahwa situasi perekonomian secara makro tidak
bisa tidak harus di perhitungkan, meskipun suatu organisasi mengklaim tidak
dapat berbuat banyak dalam hal mengambil langkah-langkah tertentu untuk
mempengaruhi situasi nyata yang dihadapinya.
Fluktuasi yang terjadi seperti inflasi, taghlasi, resesi, depresi, tingkat
pengangguran, tingkat suku bunga, dll, merapakan aspek perekonomian yang
harus selalu diperhitungkan. Harus diakui bahwa tidak mudah
memperhitungkan faktor-faktor tersebut. Alasannya antara lain karena sifat
perekonomian dewasa ini yang ditandai oleh ketergantungan bukan hanya
pada tingkat domestik akan tetapi juga ada tingkat multilateral, regional
bahkan global. Berarti resonansi suatu gejala ekonomi di suatu negara atau
wilayah terasa dengan segera di negara atau wilayah lain, apalagi kalau
negara-negara kuat atau yang industrinya sangat maju turut terlibat.
Globalisasi dan manufakturing sebagai contoh sangat meningkatkan
persaingan internasional diseluruh dunia, perusahaan yang skalanya bersaing
hanya pada perusahaan lokal, sekarang menemukan bahwa kepuasan dengan
din sendiri harus memberi jalan kepada serangan gencar yang datang dari
pesaing luar negeri.
Barang kali masalah paling serius yang dewasa ini dihadapi oleh
seorang manajer. adalah menurunnya prokduktivitas perekonomian Amerika.
Sampai tahun 1960-an, peningkatan produktivitas tahunan umumnya
±3% dalam dua dasa warsa yang lalu tingkat produktivitasnya telah menurun
dengan jelas.
Pertumbaban Tahunan GNP Riil untuk setiap pekerja
3. Perubahan teknologi
Perababan teknologi akao terns menggeser pekerjaan dari suatu tempat
ke tempat lain, sementara menyumbang merangkatkan produktivitas. Sebagai
contoh telekomunikasi - sudah membuat relatif mudah bagi banyak orang
untuk bekerja di rumah. Sistem manufacturing yang dibantu
komputer/dirancang dengan bantuan komputer plus robot juga akan
meningkat. General Motor sebagai contoh memiliki lebih 14.000 robot yang
membuat mobil dibandingkan kira-kira hanya 1000 pada tahun 1984. Peneliti
dan Carnegie Mellon University rnemperkirakan bahwa ada antara 100.000
hangga 200.000 robot di AS pada awal 1990.
Kemajuan manufacturing seperti ini akan menghilangkan banyak
pekerjaan kasar (blue-collar), menggantikannya dengan lebih sedikit
pekerjaan tetapi jauh lebih canggih. Perubahan yang sama berlangsung dalam
otomatisasi kantor, di mana komputer pribadi, pengolahan data, dan sistem
informasi manajemen teras mengubah dunia kerja kantor.
Pekerjaan pegawai (kantor) dan pekerjaan kasar yang intensif
membutuhkan tenaga kerja akan berkurang, sementara pekerjaan teknik,
manajerial, dan profesional akan meningkat. Strakrur pekerjaan dan organisasi
harus dirancang ulang, rencana intensif dan kompensasi baru diadakan, uraian
jabatan baru ditulis dan seleksi karyawan baru, evaluasi, dan program
pelantihan diadakan, semua dengan bantuan menejemen SDM.
Teknologi juga akan mendorong perusahaan menjadi lebih kompetitif.
Teknologi informasi juga mempercepat para ahli untuk menumbangkan
hierarki, dengan kata lain para manajer kurang tergantung pada pendekatan
yang mengacu pada rantai komando dalam pengorganisasiannya sebagai
contoh dengan "distributed computing", setiap karyawan dengan sebuah
komputer personal pada mejanya dapat masuk ke dalam jaringan komputer
perusahaan dan mengambil inform asi yang diperlukan.
Salah seorang manajer pada Good Year Tire and Rubber Company
menyatakan "Seharusnya jika anda menginginkan inform asi, anda haras
bangun, keluar dan masuk ke dalam seluruh organisasi, sekarang anda haaya
mengetuk masuk (top in) dan itulah yang memporak-porandakan hirarki ".
4. Perubahan Sikap Daiam Bekerja Dan Peningkatan Karir
Memang setian orang bersifat unik dan karena itu menyajikan
tantangan bagi pemahaman umum kita. Namun kita juga dapat memecahkan
masalah setiap orang secara lebih umum dengan mengadakan penggolongan
berdasarkan poia umum Enasyarakat. Di antaranya perabahan yang ada adalah
: (1) meningkatkan jumlah .anggota golongan minoritas yang memasuki
jabatan yang memeriukan keterampilan yang lebih besar, (2) meningkatnya
tingkat pendidikaa formal bagi seluruh angkatan kerja, (3) bertambanya
jumlah karyawati, (4) makin banyaknya jumlah karyawati yang siidah
menikah, (5) bertambahnya jumlah ibu yang bekerja, dan (6) rnakin
meningkatnya mayoritas karyawan kantor (white - collar) di tempat kerja
buruh kasar ( blue white-collar}.
Perubahan jenis angkatan kerja ini akan membawa perkenalan nilai-
nilai baru organisasi. Pada waktu yang lalu dan berlanjut hingga sekarang para
pekerja iftarai oleh "etika kerja". Kerja dianggap memiliki arti rohaniah
(spiritual), di g oleh norma perilaku seperti ketepatan waktu, kejujuran,
kerajinan, dan kesederhanaan. Pekerjaan bagi seseorang adaiah pusat
kepentingan hidup dan memberikan petunjuk penting dalam penilaiao antar
pribadi. Suatu angkatan kerja dengan perangkat nilai ini akan sangat cocok
digunakan oleh perusahaan dalam usaha untuk mengejar nilai-nilai produkti
vitas, efisiensi, dan efektivitas.
Ternyata banyak bukti bahwa etika kerja itu sedang menurun dan
diganti oleh pandangan hidup yang lebih eksistensial, organisasi tidak lagi
menyediakan bimbingan dasar untuk kehidupan, pribadi bertanggung jawab
untuk menyelidiki dan bagi diri mereka sendiri apa yang ingin mereka lakukan
dan ingin apa.
Semakin banyak petunjuk bahwa hak-hak warga masyarakat yang
eksternal menyusup ke dalam pemsahaan dengan maksud memperbaiki
suatu kehidupan kerja. Dua ilustrasi yang menonjol adalah (1) kebebasan
berbicara of Speach) dan (2) Kebebasan peribadi (The Right to Privacy}.
Apakah narus diijinkan berbicara dan mengkritik manajemen organisasi dan
tanpa membahayakan pekerjaan mereka ?.
Suatu penelitian menyimpulkan bahwa organisasi lebih besar untuk
membalas dendam terhadap para "peniup peluit" yang Kedudukan tinggi
dalam arti umur, pengalaman, dan pendidikan. Jadi itu ditujukan kepada
karyawan yang bisa sangat merugikan organisasi. berpendapat bahwa
kebebasan berbicara di dalam organisasi adalah "suatu perkembangan yang
mimgkin akan terbukti sebagai suatu hai yang perl untuk menyerfai tanggung
jawab yang efektif'.
Para karyawan merasa adanya pelanggaran terhadap kebebasan pnbadi
bila: (1) informasi yang sifatnya pribadi disebarluaskan tanpa ijin, (2)
infomiasi pribadi sebagaimana halnya produktivitas disiarkan, (3) informasi
yang bersifat pribadi dibenkan kepada oratig luar, ketimbang kepada mereka
yang bekerja di perusahaan itu.
Struktur organisasi yang dirancang dengan ketat dan sistem kerja yang
direncanakan dengan tepat telah memainkan peranan dalam mengurangi
kebebasan anggota secara pribadi, Pada tingkat operasional meningkatnya
transfer ketrampilatl kepada mesin seringkali hanya menyisakan tugas untuk
merawat mesin atau tidak ada tugas bagi para pekerja. Demikian juga
diperkenalkannya komputer bagi para manajer dan sistem pemrosesan data
telah membantu untuk mengatasi kegiatan mereka secara ketat. Ini seringkali
dapat menimbulkan hilangnya kebanggaan pribadi atas prestasi yang dicapai
sebagai akibat struktur organisasi dan operasi tradisional.
Procter dan Gamble menyatakan 4 kunci kualitas tugas yang diminta
oleh pria dan wanita di kemudian hari adalah
1. Dapat merasa mampu bekerja
2. Melihat adanya peluang yang menguntungkan
3. Merasa bahwa dalam melakukan pekerjaan mereka memiliki kemampuan
yang dapat digunakan
4. Mengetahui ide yang akan datang kemudian.
BAB III
IMPLEMENTASI PERENCANAAN
SUMBERDAYA MANUSIA: STAF
D. Proses Konsultasi
Proses konsultasi dapat dilakukan oleh staf internal organisasi yang
bersangkutan, atau konsultan eksternal yang dipanggil organisasi. Tujuan
konsultasi ini tidak lain untuk membantu klien (manajer) untuk melakukan
perubahan, sehingga program organisasi tetap dapat berlanjut. Tujuan yang
lain adalah karena dampak perubahan sehingga konsultasi diharapkan dapat
membantu klien (manajer) untuk menyikapi perubahan secara benar serta
membawa pengembangan terbaru sebagai cara berfungsinya suatu organisasi.
Konsultan akan membantu manajer untuk menemukan data, dan
melakukan analisis terhadap kebutuhan dan masalah serta melakukan
diagnosis terhadap aktivitas dan sistem yang ada, dan secara langsung
menegosiasikannya dengan manajer, fokus dari perencanaan SDM yang
profesional adalah perhatian manajemen kepada isu kuncs yang membutuhkan
perhatian. Dalam hal ini konsultan sering kali merasa disinya sebagai expert,
pemberi inforraasi atau sebagai pelayan, Sedangkan pembelinya adalah
rnanajer yang merasa bahwa dirinya tidak memiliki spesifikasi di bidang itu.
Sehingga mereka memerlukan orang yang dapat membantimya.
Pada saat yang sania banyak orang yang percaya bahwa peran
konsultan tidak untuk irienanamkan pengetahuan atau bantuan pencari nafkah
(provider), tetapi lebih untuk mcnifaSilitasi perabahan. Konsultan sangat
dibuiuiikau dalam mendefiniskan kebutuhan dan meberikan diagnosis
terhadap problem yang akan dipecahkan. Hal sania dengaa hubungan antara
dokter dan pasicn. Konsuitan secara bersama-saina dengan para klien uatuk
menganalisis informasi, mempertimbangkan aitematif pemecahan dan
membuat keputusan secara bersama-sama tentang aksi yang akan diambil.
Ada empat point yang dapat diidentifikasi daiam pendekatan konsultasi yaitu:
Provide (memberi), salah satu prinsip adalah syarat ide, opini,
informasi teknis dan disain, dengan rekomonemdasi yang spesifik untuk
bertindak. Konsultan harus objektif, tidak memihak, dan berorientasi pada
tugas, umumnya jangka pendek.
Prescribe (menentukan), wiengkoleksi informasi dan idea dari klien,
yang digunakan sebagai masukann dalam mendefinisikan apa ynag
dibutuhkan klien dan apa solusinya. konsultan merekomendasikan aksi dengan
aoggapan bahwa klien bertanggungjawab untuk melaksanakannya , eskspert
dalam hal ini sangat penting.
.Collaboratice (kerjasama), bersama-sama mendefinisikan kebutuhan
dan mempertimbangkan aitematif solusi yang dipilih. Konsultan memberikan
sugesti dan bimbingan, tetapi keputusan tetap pada klien.
Mediate (perantara), memfasilrtasi klien bahwa dia dapat
mengidetifikasi problem yang ada. Konsultan tidak mengembangkan keahlian
teknis, tetapi lebih pada menolong klien menghubungan rencana yang sangat
memuaskan dari tmdakannya. Tujuan konsultansi adalali proses pemecahan
masalah secara personal dan untuk jangka panjang.
Ada empat petunjuk untuk melaksanakan konsultasi yang efektif
adalah: (1) bersama klien dalam proses pemecahan masalah, (2) konsultasi
dimulai ketika klien merasa siap untuk memulai, (3) konsultan
mengembangkan rekomendasi yang dapat dikerjakan, dan (4) yang tidak kalah
pentingnya adalah melakukan transfer of knowledge, ownership, dan control
tentang perubahan yang direncanakan untuk manajemen yang lebih baik.
BAB IV
HUBUNGAN ANTARA PERENCANAAN SDM DENGAN
PERENCANAAN STRATEGIK
B. Tingkafan Perencanaan
Ada tiga tingkatan perencanaan SDM yaitu (1) perencannaan jangka
panjang, (2) jangka menengah, dan (3) penenruan anggaran (tahunan).
Perencananan strategik berhubungan dengan perspektif jangka panjang
dan mengalir ke dalam perencananan operasional, Tingkat perencanaan
operasional memiliki perspektif jangka menengah, dan berhubungan dengan
program yang direncaoakan, jenis dan jumlah karyawan yang dibutuhkan,
struktur orgnanisasi, suksesi, dan pengembangan manajemen di saraping
rencana tertentu untuk menyediakan daftar penugasan, alokasi SDM dan
standar tertentu untuk mengimplementasikan tindakan tersebut.
Akhirnya proses anggaran tahunan menyediakan daftar penugasan,
alokasi surnber daya, dan standar tertentu untuk mengimplementasikan
tindakan tersebut. Perencanaan strategik secara logis sejajar dengan proses
perencanaan bisnis.
Banyak perusahaan menganggap bahwa anggaran tahunan sebagai hal
yang penting mereka lakukan, khususnya untuk perencanaan sumber daya
manusia. Dalam prakteknya perencanaan strategik sering dikaburkan dengan
perencanaan operasional.
Sebagai contoh rekrutmen dari universitas tidaklah selalu dapat
dikembangkan semata-mata atas dasar tahunan. Rekrutmen akan lebih akurat
bila dikembangkan pada rencana yang bergulir mencakup peramalan
kebutuhan untuk beberapa tahun sebagai bagian dari perencanaan operasional,
yang tentunya di dasarkan pada perencanaan strategik.
Hal yang mirip dengan itu adalah aktivitas pelatihan dan
pengembangan sering dianggarkan dan dijadwalkan atas dasar jangka pendek,
tanpa koateks berjangka panjang yang menentukan kebutuhan yang hams
dipenuhi. Akibatnyaprogram latihao dan pengembangan seringkaii tidak lebih
dari sekedar adonan dan berbagai jenis makanan yang tidak meyakinkan dan
segi efektivitas dan relevansinya dari karir karyawan.
Kaitan antara perencanaan Bisnis dac Perencanaan sumber daya
manasia dapat digambarkan sebagai berikut:
A. Proses Peramalan
Peramalan (forcasting) adalah proses memprediksi kondisi di masa
mendatang yang akan mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas, perilaku,
dan dampak tindakan operasional. ramalan memiliki peran yang penting untuk
dimainkan tidak hanya dalam fungsi perencanaan saja, tetapi juga dalam
keseluruhan proses manajemen.
Peramalan sering dianggap sebagai salah satu masukan utama terhadap
proses perencanaan orgamsasionai. Meskipun demikian peramalan hanya akan
sebaik kualitas dan validitas informasi yang digunakan untuk membuat
prediksi. Menilai kualitas dan validitas informasi adalah perjuangan yang sulit,
karena hal ini biasanya diperoleh hanya melalui pengalaman dan waktu yang
faktor-faktornya dapat dipertimbangkan.
Peramalan sumber daya manusia berusaha menentukan sumber daya
manusia bagaimana yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mempertahankan
pertumbuhannya serta memanfaatkan peluang di waktu mendatang. Peramalan
sumber daya manusia tidaklah harus menghasdkan estimasi yang akurat akan
kebutuhan sumber daya manusia di masa depan, agar dapat disebut
bermanfaat. Proses peramalan itu sendiri
terlepas dari jumlah yang dihasilkan memudahkan proses perencanaan.
Peramalan menyebabkan manajer wajib untuk memikirkan masa meodatang
serta mengantisipasi berbagai kejadian yang kemungkinan terjadi, meskipun
kejadian itu pada akhiraya tidak seperti yang diperkirakan sernula.
Peramalan akan kebutuhan sumber daya manusia seringkali dibagi !agi
ke dalam peramalan jangka patyang dan jangka pendek. jams terakhir ini
hampir tidak ternmdarkan pada sebagian besar perasahaan, tetapi suatu
penelitian atas 589 anggota Amencan Society of Personal Administration
mengnngkapkan bahwa hanya 32% melaporkan adanya perencanaan jangka
panjang atau kebutuhan sumber daya manusia dalam organisasi mereka.
Masalah yang paling membingungkan dalam meramalkan permintaan
sumber daya manusia adalah memperkirakan hubungan antara permintaan
terhadap sumber daya manusia dengan keluaran (out put) - barang dan jasa-
yang dihasilkan oleh perasahaan. Peramalan baik permintaan SDM maupun
suplai internal yang tersedia hendaknya meliputi: pengalaman, kemampuan,
jenis kelamin,
Organisasi yang berbeda mempunyai kebutuhan yang berbda, sehingga
ramalan haruslah dibuat sesuai dengan organisasi tersebut. Jumlah rincian
yang diburuhkan dapat bervariasi dengan ukuran organisasi, akurasi informasi
yang tersedia, dan rencana khusus yang telah diperhitungkan. Perhitungan ini
merapengaruhi peramalan dalam beberapa hal yaitu: (1) tipe organisasi,
perusahaan manufaktur cenderung lebih kompleks dibandingkan perusahaan
jasa, (2) ukuran organisasi, semakin besar organisasi semakin besar karyawan
yang dibutuhkan, (3) penyebaran organisasi, semakin tersebar secara geografis
semakin sukar melakukan peramalan SDM karena adanya tekanan pasar
tenaga kerja, (4) akurasi informasi, ketepatan informasi akan memudahkan
melakukan peramalan SDM yang mendekati akurasi, sehingga memudahkan
dalam memberikan judgment.
Proses peramalan paling tidak memperhatikan enam hal yaitu:
1. Memahami lingkungan dan kondisi organisasi, meliputi: suplai tenaga
kerja ekstemal, paksaan hukum, ekonomi, desain tugas dan struktur
organisasi. perubahan teknologi, pola produktivitas, dan kecenderungan
yang ada, filosofi dan kebijakan manajemen, tujuan dan perencanaan. Pola
perputaran dan mobilitas tenaga kerja.
2. Analisis SDM saat ini (tenaga kerja yang tersedia), data demografi, data
penilaian, interes tenaga kerja, pengalaman dan pendidikan.
3. Persediaan tenaga kerja (SDM) yang diproyeksikan di masa depan,
pengurangan, mobilitas, penggunaan skill, perubahan produktivitas.
4. Analisis keperluan SDM saat ini, posisi otorisasi, struktur organisasi,
perpaduan pekerjaan, kriteria perencanaan.
5. Keperluan SDM untuk masa yang akan datang, perubahan organisasi,
anggaran, perubahan perencanaan dalam aktivitas/operasional.
6. Forcasting diperlukan/ditampilkan, kebutuhan rekrutmen, kebutuhan
latihan dan pengembangan, perencanaan suksesi dan mobilitas, perubahan
kebijakan, perabahan jabatan dan organisasional.
mmediate decisions
Segmeotasi
Cara lain yang dapat xnembantu menyederhanakan peramaian adaiah
dengan cara tnensegmentasikan SDM yang alcan diramaJkan kebutuhannya.
Segmentasi yang diambil dapat menurut tingkatannya, atau menurut
segmentasi tenaga kerjanya, tergantung dari model organisasi. Sebagai. contoh
smtuk organisasi besar dimana aktifitas SDM seperti rekrutmen,
pengembangan, dan penugasan semuanya desentraiis, maka peramaian secara
menyeiunih tidak diperiukan.
Elemea-elemen data
Data penting untuk perencanaan SDM meliputi data individu dan data
organisasional. Beberapa elemen data yang diperiukan dalam
menginventorisasi persediaan SDM yaitu:
Data individu termasuk:
Umur
Jenis kelamin Ras Pendidikan
Data perusahaan termasuk:
Tanggal direkrut
Sumber perekrutan
Status pegawai (tetap, sementara, dll)
Posisi yang dipegang
Data penilaian keija saat ini
Untuk dapat menganalisis pencapaian karir dan upah, beberapa elemen data
harus tersedia antara lain;
Data karir dan upah
Tingkat upah atau tingkat kinerja
Posisi menurut tingkatan upah
Rata-rata pendapatan
Data pengembangan karir
Ketrampilan khusus
Ketertarikan (ketrampilan, fungsi, atau target yang diinginkan)
Pengalaman pelatihan terakhir
Tingkat pendidikan dan spesialisasi yang dimiliki
Target posisi pada pencapaian posisi karir
Rating untuk dipromosikan, potensi, atau kesiapan
Transformation / Proses
Pada bagian ini terdiri dari hardware dan software yang didalamnya
juga memuat instruksi-instruksi tentang apa yang harus dikerjakan. bagairnana
mengerjakannya, dan kapan nietigerjakannya. Computer daa software yang
dipergunakan tergantung dari kebutuhan dan kemampuan masing-masing
organisasi. Untuk perusahaan kecil dapat inenggunakan PC dan standart
database. Sedangkan untuk perusahaan besar atau perrusahaan muStinasional
mungkin menggiinakan mainframe computer, Sebagai contoh fangsi dari
transformation misalnya, dengan kita memasukkan jam kerja karyawan, maka
system akan mengeloianya muiai dari gaji kotor karyawan tersebut, pajak
yang ditanggung, sampai pada gaji bersih yang akan diterimanya.
Outputs
Outputs dalam hal ini adalaii hasil yang dibutuhkan misalnya slip gaji
karyawan, absensi karyawan, promosi, dll. Syarat dan output yang berkualitas
yaitu:
Accurate. Informasi yang diberikan harus benar-benar merefleksikan apa
yang dilaporkannya.
Significant and relevant. Informasi yang dihasilkan harus berguna dan
dapat dipergunakan, serta tepat waktu.
Comprehensive. Informasi yang dihasilkan karas benar-benar
menggambarkan masalah yang ada dan memberikan kemungkinan-
kemungkinan solusinya.
Readable and visual impact. Informasi yang dihasilkan harus mudah
dimengerti.
Consistent in format. Untuk informasi yang sejenis, user akan
mendapatkan laporan yang sarna.
Feedback
Feedback berfungsi untuk meyakinkan bahwa system telah memberikan
informasi yang dibutuhkan atau memberikan informasi tentang kekurangan
dari system tersebut.
Wages and salaries: struktur gaji, rencana kenaikan gaji, dan sejarah gaji.
Benefit:
EEO compliance: informasi pada penerimaan karyayan, pengerahan, dan
kenaikan pangkat.
Labor relations: data kontrak karyawan, informasi keluhan, dan daftar
masa kerja pegawai.
Training and development: informasi tentang program-program
pelatihan,daftar pegawai yang sedang mengikuti pelatihan, dll.
Health and safety: informasi tentang kecelakaan kerja dan karyawan
yangmengaiami kecelakaan kerja, biaya atas kecelakaan kerja, dan data
lain yangdibutuhkan oleh pemerintah maupun perusahaan asuransi.
Management succession/career planning: informasi tentang skill,
specialisasi,prestasi, dan kemungkinan promosi.
HR planning: proyeksi tentang kebutohan pada masa yang akan datang.
Staffing:
HR data management: informasi dasar pegawai seperti gaji,
jenispekerjaanny, dii.
Monitoring and reporting HR policy: komponen DSS.
General organizational data: struktur organisasi, level Manajemen,
informasi tentang fungsi-fungsi khusus.
Demographics: informasi tentang keadaan, pendidikan, dan umur
pegawai.
External database: informasi tentang organisasi lain atau trend
perekonomian.
Mobilitas karyawan
Turover didalam perusahaati atau mobilitas karyawan juga dibutuhkan untuk
menyusun proyeksi persediaac ketrampilan masa datang. Data yang diperoleh
dapat diambil dan pola mobilisasi karyawan masa sebelumnya dan kebijakan
mobilisasi saat ini. Mobilisasi karyawan dapat terjadi sebagai akibat perlunya
peningkatan ketrampilan kar>;a\van, atau perlunya mengisi saatu posisi atau
jabatan. Olefa sebab itu, cara peramalan mobilitas karyawan adalah dengan
menganalisis rencana pengembangan. karyawan dan rating kesiapau karyawan
untuk dipromosikan.
Kebijakan peramalan
Untuk mengestimasi permintaan masa datang, seseorang harus
membuat kebijakan. Analisis matemaris dan data yang banyak mungkin
sangat berguna, akan tetapi, keputusan tentang bagaimana penentuan staff
merupakan keputusan manusia.
Biasanya pendekatan yang biasa dipakai adalah proses estimasi
"bottom-up", pada model ini, biasanya perlu disesuaikan dengan anggaran dan
prosedur kontrol posisi. Pada banyak instansi hal tersebut tidak bersifat
perencanaan formal, tetapi direpresentasikan dalam autorisasi aktual pada
posisi baru, perubahan pada judul atau isi suatu pekerjaan, penarikan dan
penerimaan, dan posisi yang belum ditempati.
Manajer pada unit lokal adalah orang yang paling mengetahui
kebuthunan staff unitnya. Kualitas kebijakan dari manajer ini tergantung dari
kemampuan estimasinya. Beberapa cara yang paling sering digunakan dalam
membuat keputusan model bottom-up adalah:
Rules of thumb untuk pengisian staff
Perbandingan dengan unit lain
Rasio atau panduan standar dalam mengisi staff, biasanya berdasarkan tipe
posisi atau operasional
Informasi tentang isi pekerjaan, yang didasarkan oleh analisis pekerjaan
Metode kedua yang seringkali dipakai yaitu "ask and find out"
pendekatan ini bersifat formal, prooses perencanaannya sistematis, tetapi
sangat tergantung kebijakan pada subyektif dan pengetahuan manajer unit.
Faktor "asking" pada peramalannya melipuli:
Posisi baru yang dibutuhkan, posisi yang perlu diganti atau
dihilangkan, perubahan pada posisi yang saat ini ada, jabatau ganda, dll
Teknik terakhir adalah "Delphi technique". Pada teknik ini, dalam
melakukan peramalan kebutuhan, menggunakan inasukan dan beberapa
manajer atau ahli sesuai dengan kebutuhan. foli. dari peadekatan ini adalal)
upaya mencari alteraatif jawaban melalui pengumpuian ide tanpa
mempertemukan pemberi ide atau para manajer dan para ahli tersebuf. Hal ini
dilakukan unfuk menghindari adanya dontinasi pendapat atau ide apabila
dipertemukan.
Gambar berikut ini menunjukkan proses perencanaan Kepegawaian
tahap peramalan akan kebutuhan SDM seringkali dibagi ke dalam peramalan
panjang dan jangka pendek. Kegiatan peramalan permintaan SDM dapat
digambarkan sebagai berikut:
BAB VI
MODEL DAN APLIKASI PERAMALAN
Pendapat Pakar
Dalam beberapa situasi, seperti pengenalan teknologi bam atau adanya
perubahan peraturan pemerintah yang baru menyangkut penyusunan staf,
seorang manajer mungkin kekurangan pengetahuan untuk memperkirakan
dengan baik orang-orang yang dibutuhkan ataupun yang tersedia untuk
melakukan suatu pekerjaan. Dalam keadaan seperti ini, pakar dapat
memberikan pertimbangan terbaik menyangkut permintaan sumber daya
manusia untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Pendapat pakar dapat
berasal dan sekelompok pakar ataupun individu perorangan, seperti direktur
sumber daya manusia atau spesialis perencanaan jangka panjang. Bentuk
peramalan ini dianggap kurang canggih untuk perencanaan kepegawaian. Para
pakar biasanya mendasarkan pertimbangan mereka pada intuisi mereka sendiri
atau pengalaman masa lalu, pendapat orang lain, atau kondisi sosial dan
ekonomi yang mereka amati.
Salah satu cara untuk mendapatkan keyakinan dengan cara ini adalah
dengan mencombmasikan pendapat betbagai pakar. liga cara Mtuk
mengkombinasikan informasi ini meliputi pengumpulan pendapat (pooling),
konsensus kelompok, dan teknik Delphi. Estimasi dapat dikumpulkan dengan
meminta para pakar untuk menyerahkan pendapat pribadi mereka dan
kemudian secara sederhana rnerata-rata estimasi mereka tersebut. Metode
yang kedua adalah raengundang para pakar secara bersaina-sama dalam
diskusi kelompok dan meminta mereka untuk meinbuat konsensus atau
kesepakatan. Konsensus kelompok kemungkinan lebih akurat dibandingkan
pengumpulan informasi yang terpisah-pisah. Metode yang ketiga adalah
teknik Delphi, yaag terdiri dan para pakar (biasanya manajer departemen)
yang tnenjawab serangkaian kuesioner atau wawancara guna loemberikaB
estimasi mereka yang terbaik menyangkui situasi di isasa depan. Daiarn teknik
Delphi, diskusi langsung di antara para pakar difamdan karena perbedaan
dalam status pekerjaan di antara aggota keloiapok dapat nieayebabkan
beberapa orang menghindari mengkritik pakar yang lainnya dan
mengkompromikan ide-ide mereka. Untuk menghindari faai ini digunakanlafa
penengah (intermediary). Tugas peaengah adalah mengumpulkan, meringkas,
dan memberikan umpan balik kepada para pakar mengenai informasi yang
dihasilkan secara independen oleh pakar yang lainnya dalam putaran
peramalan. Jika terdapat pandangan seorang pakar yang tidak konsisten
dengan anggota kelompok yang lain, pakar tersebut kemudian diminta untuk
memberikan alasan mengapa dia berpikiran demikian. Informasi ini kemudian
dikutnpulkan oleh penengah dan disirkulasikan kepada setoua pakar daiam
bentuk laporan tertulis. Laporan tertulis digunakan karena lebih
menyenangkan dan tidak bias, Laporan ini memungkinkan para pakar untuk
mempertimbangkan secara pribadi pendapat pakar laionya, dan mernikirkan
apakah mereka ingin mengubah pemikiran mereka sendiri. Setelah diulang
beberapa kali, para pakar tersebut diharapkan saropai pada suatu konsensus.
Sebagai coritoh, departemen sumber daya manusia dapat menyurvai semua
penyelia dan manajer produksi sampai sebuah konsensus dicapai menyangkut
jumiah penggantian yang dibutuhkan selaina tahun berikutnya.
Metode Delphi menawarkan manfaat diperolehnya berbagai pendapat
dengan tetap mempertahankan kemampuan untuk menanyai masing-masing
anggota. Nilai metode ini tergantung pada pengetahuan dan anggota
panel/kelornpok sehingga penengah atau fasilitator hanislah secara hati-hati
memiiih kelompok Delphi. Metode Delphi ini memberikan manfaat biaya
yang rendah dan mudah untuk digunakan bersama teknik yang lain.
Agar metode Delphi menjadi sangat berdaya guna, pedoman-pedoman
benkut sebaiknya diikuti:
Berikan kepada para pakar informasi yang memadai untuk membuat suatu
pertimbangan yang beralasan (informed judgment). Karenanya, sodorkan
kepada para pakar data historis yang telah dikumpulkan dan juga basil-
basil analisis statistik relevan yang telah dibuat, seperti pola staffing dan
trend produkri vitas.
Tanyakan jenis-jenis pertanyaan yang dapat dijawab oleh seorang manajer
unit. Sebagai contoh, daripada menanyakan seluruh kebutuhan staffing,
tanyakanlah pada persentase berapa staffing kemungkinan meningkat, atau
hanya menanyakan peningkatan yang diantisipasi dalam kelompok
karyawan kunci seperti manajer pemasaran dan insinyur.
Jangan mensyaratkan presisi. Perkenankan para pakar tersebut untuk
membulatkan gambaraa-gasibaran, dan berikan mereka kesempatan untuk
menunjukkan seberapa yakin mereka terhadap gambaran-gambaran yang
mereka ramalkan.
Mempertahankan pelaksanaan sesederhana rnungkin, khususnya
hindari pertanyaan-pertaayaari yang udak begitu diperlukan,
Pastikan berbagai klasiflkasi karyawan dan ketentuan lainnya dipahami
dalam cara yang sama pada semua
Dapatkan dukungan dari manajemen puncak dan para pakar untuk proses
Delphi dengan menunjukkan seberapa baik peramalan akan
menguntungkan organisasi dan unit operasi yang kecil, dan bagaimana
proses ini akan mempengaruhi profitabilitas dan produktivitas tenaga
kerja. Kegunaan teknik pendapat para pakar dalam peramalan permintaan
sumber daya manusia memanglah terbatas. Meskipun demikian. teknik ini
memiliki potensi untuk diaplikasikan dalam bidang-bidang tertentu, seperti
peramalan kebutuhan akan tenaga berkeahlian tinggi, tenaga berbakat yang
mahal seperti pembeli dalam industri eceran atau ahli geologi dalam
perusahaan penambangan minyak.
Model Probabllistik/Stokastik
Model probabilistik adalah peramalan kebutuhan sumber daya manusia
jangka panjang yang menggunakan probabilitas kejadian di masa depan untuk
memperkirakan tingkat kepegawaian di masa mendatang. Simulasi komputer
yang membentuk lingkungan bisnis organisasi dapat dirancang untuk
menggambarkan bagaimana organisasi kemungkinan akan terlihat di masa
depan tergantung pada kondisi ekonomi dan keputusan altematif. Simulasi
dapat menggambarkan dampak setiap keputusan terhadap sumber daya
manusia, dan juga terhadap hasil-hasil bisnis seperti harga, penjualan, dan
laba. Jika hubungan antara variabel dalam model secara akurat
menggambarkan interaksi yang sesungguhnya terjadi di dalam drganisasi,
maka simulasi dapat digunakan untuk memeriksa kemungkinan kebutuhan
kepegawaian di masa depan. Keuntimgan menggunakan simulasi komputer
sebagai lawan dari model subyektif adalah bahwa komputer memungkinkan
penyelidikan secara simultan berbarengan terhadap beberapa faktor
organisasional dan ekonomi seperti penjualan, PNB, pendapatan lain-lain,
tingkat pengangguran, dan kondisi pasar lainnya. Model ini membuat estimasi
terhadap tenaga kerja dengan menurunkannya (derived) dari beberapa
program yang dilaksanakan oleb perusahaan. Beberapa ketidakpastian yang
berkenaan dengan pelaksanaan program tersebut kemudian dijadikan
pertimbangan dalam menentukan ramalan permintaan yang diharapkan.
Model probabilistik ini paling lazim digunakan dalam organisasi-
organisasi seperti kontraktor pemerintah, konstruksi, dan firma konsultan
manajemen di mana permintaan terhadap sumber daya manusia diturunkan
dan beberapa proyek/program. Banyak dan awai kerja perencanaan proyek
dilakukan dalam mendukung usaha pemasatan seperti jadwal dan perkiraan
sumber daya manusia merabentuk basis untuk penyiapan proposal biaya
proyek. Hal-hal mendasar yang periting dan perlu dipertimbangkaD dalam
menentukan sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah:
Berbagai probabilitas untak rnendapaikau seiiap koatrak.
Ketidakpastian menyangkut penundaan tanggal pelaksanaan proyek.
Ketidakpastian tenaga kerja yang dibutuhkan selaxna sikius hidup proyek
yang digarap.
Analisis Tread
Barangkali tekruk peramaian yang paling cepat adalah
memproyeksikan trend (trend) di masa lain. Analisis trend memprediksi
permintaan sumber daya manusia berkenaan dengan hubungan an tar a
karyawan dengan variabel-variabel organ! sasional seperti tingkat penjualan,
keluaran produksi, atau pendapatan. Sebagai coatohs dalam banyak organisasi
kebutuhan kepegawaian adalah terkait dengan tingkat penjualan atau prodiiksi,
Jika hubungan seperti itu ada, perencana sumber daya manusia dapat
menggunakan tingkat penjualan atau produksi yang diramalkan untuk
memperkirakan berapa banyak karyawan pada setiap kategori pekerjaan yang
akan dibutuhkan.
Beberapa bentuk proyeksi trend informal biasanya tercakup dalam dua
tekrsik yang telah digarnbarkan sebelumnya—-permintaan unit dan pendapat
pakar. Dalam peramalan permintaan unit, manajer sering mencoba secara
informal memperkirakan kebutuhan kepegawaian mereka berdasarkan
antisipasi terhadap tingkat aktivitas bisms. Demikian juga, perkiraan para
pakar biasanya didasarkan pada pertimbangan subyektif atas berapa banyak
karyawan akan diperlukan untuk mengjsi permintaan akan produk organisasi.
Analisis trend lebih eksplisit dan secara sistematis mempertimbangkan
dampak berbagai variabel terhadap gambaran kepegawaian dibandingkan
lewat teknik peramalan yang lain. Seleksi yang benar terhadap variabel-
variabel seperti itu menentukan akurasi prediksi pemlintaan terhadap sumber
daya manusia. Mengidentifikasi faktor-faktor yang paling akurat yang
berkaitan dengan kepegawaian merupakan langkah kritis dalam melakukan
proyeksi trend. Tingkat penjualan mungkin merupakan faktor paling tepat
untuk memprediksi tingkat kepegawaian pada banyak organisasi, meskipun
perusahan pabrikasi mungkin menemukan bahwa tingkat kepegawaian mereka
lebih terkait dengan jumlah unit yang dihasilkan. Bentuk bisnis organisasi
mestilah di.pertimbangkan dalam menentukan faktor paling signifikan yang
berhubungan dengan kepegawaian. Misalnya, maskapai penerbangan
(airlines) mungkin menenmkan bahwa tingkat kepegawaian mereka sangat
terkait erat dengan jumlah penerbangan, sedangkan direktur sebuah nunah
sakit biasanya menjumpai bahwa tingkat kepegawaian mereka terkait erat
dengan jumlah pasien
Proyeksi tread menyediakan dua metode yang sangat sederhana, yaitu
ekstrapoiasi dan regresi. Ekstrapolasi didasarkan pada tingkat perabahan di
masa lalu untuk membuat proyeksi di masa depan. Jika volume aktivitas bisois
organisasi untuk lima tahun mendatang diperkirakan berlanjut pada tingkat
volume yang sania seperti sepuluh tahun sebelumnya, sebuah ekstrapoiasi
linear sederhana dapat dibuat untuk meminjukkan volume bisnis setiap tahun
dalam lima tabus yang sedaag diraniaikari, Sebagai contoh, jika rata-rata 20
pekerja produksi diatigkat setiap bulan selama sepuluh tahun terakhir, trend
ekstrapoiasi ke masa depan berarti 240 pekerja produksi akan uitambahkan
seiama rahiin berikutnya.
Model regresi adaiah paling akurat, di mana tingkat surnber daya
manusia yang dibutiihkan relatif sensitif terhadap faktor-faktor lain seperti
produksi, penjualan, dan biaya per unit, Uraumnya, produk dan jasa yang
dihasilkan dari teknologi tergantung pada modal dan tenaga kerja yang
dikaryakan. Dengan demikian, tingkat optimal tenaga kerja yang dikaryakan
dalam beberapa hal diturunkan dari barang dan jasa yang diinginkan. serta
produktivitas tenaga kerja, Hal pokok adaiah menentukan dan
mengkuantifikasi determinan dari permintaan surnber aaya manusia—
sehingga merupakan penentuan hubungan empirik antara masukan dan
keluaran.
Analisis regresi juga dapat digiraakan untuk menentukan bauran
keahlian yang tepat dan proporsi staf pendukung dalam hubungannya dengan
beberapa kelompok tenaga ahli yang paling terkait langsung dengan produksi
atau penjualan. Dengan kata Sain, kebutuhan personalia untuk staf pendukung
merupakan fungsi dari kelompok tenaga ahli kunci (key skill group). Sebagai
contoh, tingkat insinyur yang dibutuhkan dapat digunakan sebagai detenninan
atas tingkat tenaga klerek, akuntansi, dan personalia pendukung lainnya.
Analisis regresi juga digunakan untuk menentukan karakteristik penahapan
waktu pendayagunaan berbagai tenaga ahli proyek dalam kontrak proyek
berteknologi. Sebagai contoh, tingkat jenis sumber daya manusia tertentu
(tenaga insinyur pertambangan) pada suatu kontrak dalam periode I bulan
mungkin berhubungan dengan dengan tingkat jenis sumber daya manusia
yang lain (temgapenggambatfdrqfter) yang dibutuhkan dalam I bulan.
Analisis Markov
Analisis Markov adaiah teknik matematis yang membantu untuk
menganalisis perpmdahan dan memperlihatkan kebutuhan rekrutmen dan
pengembangan serta menyediakan basis perencanaan karir yang lebih
obyektif. Analisis Markov merapakan bentuk sederhana dan peramalan
probabilistik. Dalam Analisis Markov, perpmdahan (movement) karyawan di
antara klasifikasi pekerjaan yang berbeda dapat diramalkan berdasarkan
perpindahan karyawan di masa lalu. Analisis Markov dapat digunakan tidak
hanya untuk meramalkan perpindahan karyawan dan satu kategori pekerjaan
ke kategori yang lain, tetapi juga perpindahan yang mungkin terjadi di antara
unit organisasi, level organisasional, lokasi yang berbeda, serta di antara kelas
gaji yang berbeda. Dasar matematis dan teoritis dan Acalisis Markov memang
agak kompleks tetapi manfaat dan interpretasinya lebih dapat langsung dilihat.
Secara konseptual, dalain Analisis Markov digunakan tiga jenis data, yaitu:
Jumlah karyawan pada setiap posisi pada awal periode,
Matriks probabilitas transisional yang mencerminkan perpindahan (pola
penyusunan staf) karyawaB yang diharapkan akan terjadi atau diinginkan
untuk dianalisis. Matriks ini didasarkan alas pengalaman masa lalu
sehingga matriks ini dapat sewakili tingkat peiiyusunan staf yang
direncanakan untuk dipergunakan di masa berikutnya.
Berapa jutnlah peri ode kc depaa yang ingiu uiproyeksikan berdasarkan
suplai karyawan yang ada saat ini.
Dengan menyebabkan suplai sumber daya manusia saat. ini bergerak
sesuai dengan pola yang tercermin dalain matriks transisional, maka dapat
diramalkan suplai sumber daya manusia di masa mendatang. Dengan kata lain,
Analisis Markov akan membantu menjawab pertanyaan: berdasarkan suplai
sumber daya manusia yang ada saat ini dan rencaca penyusunan staf yang ada
(promosi, demosi, transfer). suplai sumber daya manusia apa yang akan
diharapkan dalani periode perencanaan
llustrasi Analisis Markov ditunjukkan pada Gambar 2 yang menieriksa
perpindahan personalia di antara empat kategori kerja. Matriks atas pada
gambar 2 memperlifaatkan data dari periode yang digunakan untuk membuat
probabilitas transisi. Sebagai contoh, 400 karyawan ada pada pekerjaan A
pada awal tahun, dan dari 400 karyawan ini. 60 person di antaranya tetap
tinggal di pekerjaan A. 10 person ditransfer ke pekerjaan B, 1 0 person
ditransfer ke pekerjaan C, 1 0 persen ditransfer ke pekerjaan D, dan 10 persen
diberhentikan. Terdapat 360 karyawan di pekerjaan B pada awal tahun dan
dari 360 karyawan ini, 70 persen di antaranya tetap pada pekerjaan B, 10
persen ditransfer ke pekerjaan A, dan 20 persen diberhentikan, Akibat
pemberhentian dan transfer di antara pekerjaan A, B, dan C, maka 356 orang
berada di pekerjaan A pada akhir tahun. Perhitungan yang sama menunjukkan
berapa banyak orang akan berada di pekerjaan B, C, dan D pada akhir tahun.
Setelah probabilitas transisi ditentukan, mereka dapat digunakan untuk
meramal perubahan kepegawaian di tahun-tahun raendatang. Matriks bawah
dalam Gambar 2 memperlihatkan
bagaimana probabilitas dapat digunakan iintuk menganahsis apa yang
keraungkinan akan terjadi pada tingkat awal penyusunan staf, dan untuk
menentukan tingkat yang diramalkan pada akhir tabun.
En = [Lagg + G] 1
X
Y
Di mana:
En adalah estimasi tingkat kepegawaian dalam beberapa periode (n) ke
depan.
x adalah rata-rata penmgkatan produktivitas yang ciiaiitisipasi dan
waktu sekarang sampai periode n. Sebagai contoh, 1.05 berarti rata-
rata kenaikan produktivitas tahunan adalali sebesar 5 person. y
adalah pengubahan/konversi gambaran aktivitas dalam rnata uang
(nipiah) ke dalam jumlah personalia yang dibutuhkan.
Lagg adalah tingkat agregat/keseluruhan dan aktivitas bisnis daiam mata
uang (rupiah).
G Merupakan tola! pertumbuhan yang diantisipasi selama tahun periode
n dalam nilai mata uang (rupiah) saat ini.
Rp Ifijuta
El (saat ini) E(n=5)
Peningkatan produktivitas: rata-rata 3 person
Rasio karyawan terhadap penjualan: satu karyawan per B
25.000,- penjualan, seperti yang ditunjukkan terhadap analis
penjualan selama 10 tahun terakhir.
Jumlah karyawan saat ini sebanyak 2000 karyawan.
[50.000.000,-+16.000.000,-] 1
1.03
66.000.000,- 1
—————— x ——
25.000.- 1.03 = 2500 karyawan diperkirakan untuk 5 tahun ke depan.
BAB VII
ANALISIS PEKERJAAN:
SEBAGAI DASAR PERENCANAAN
1. Observasi
2. Wawancara
3. Kuesioner
a. Kuesioner disesuaikan
b. Kuesioner lengkap
c. Kuesioner analisis posisi
4. Catalan harian karyawan
Observasi
Barangkali teknik yang paling nyata dan terang-terangan dalam
analisis pekerjaan adalah mengobservasi orang-orang yang meiaksanakan
pekerjaan. Sangat mungkin mempelajan banyak hal yang berkaitan dengan
apa yang dituntut pekerjaan dari pemegang jabatan dengan mengamati secara
cerniat individu yang meiaksanakan tugas yang tercakup dalam pekerjaannya.
Observasi sesungguhnya adalah teknik yang berguna untuk analisis pekerjaan
dan membentuk bagian yang terpadu dari beberapa program analisis
pekerjaan. Teknik observasi ini mengasumsikan bahwa pekerjaan relatif statik,
sehingga tetap konstan sepanjang waktu dan tidak banyak berubah oleh
pemangku jabatan yang berbeda atau situasi yang berbeda. Teknik observasi
pekerjaan adalah akurat untuk pekerjaan yang memburuhkan kerja manual,
standarized, aktivitas bersiklus pendek, dan pelaksanaan pekerjaan cocok
dengan pekerjaan yang akan dipelajari oleh analis.
Observasi biasanya lambat, mahal, dan kemungkinan tidak begitu
akurat dibandingkan metode yang lain. Akurasinya kemungkinan rendah
karena anah's mungkin kehilangan aktivitas reguler yang terjadi. Tetapi, dalam
beberapa situasi observasi ini lebih disukai. Jika analis mendapatkan data
melalui teknik lain, observasi dapat merupakan konfirmasi atau untuk
menghilangkan keragu-raguan.
Hambatan bahasa juga menjadi penyebab digunakannya observasi,
khususnya bagi pekerja berbahasa asing,
Teknik observasi ini bukannya tidak memitiki beberapa keJemahan.
Beberapa kelemahan ini dapat diatasl dengan perancangan dan penerapannya
secara hati-hati; yang lainnya inerupakan kelemahan yang melekat pada tekoik
ini sehingga tidak dapat dihiadari. Terdapat dua faktor dalam kategori masalah
yang dapat dihindari. Pertania adalah perlunya beberapa metode yang
sistematik dan standar dalam pencatatan observasi analisis pekerjaao. Tanpa
ini, analisis pekerjaaa inelalui observasi akan menjadi sangat aneh dan sulit
untuk membuat analisis pekerjaan yang dapat diperbandingkan dari suatu
pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan. dari satu analis ke analis yang lain,
Kedua adaiali periunya ffiengaman secai"a sistemaos pelaksanaan dari
sejumlah pemegang jabatan yang berbeda. Tujuan analisis pekerjaan adalah
untuk menganalisis persyaratan dari pekerjaan, bukan untuk menilai
pelaksanaan dari pemegang jabatan. Semakin besar raang gerak yang
dimungkinkan pekerjaan bagi pemangku jabatan maka semakm penting untuk
mengamati berbagai pemegang jabatan.
Sernentara problem-problem seperti ini dapat diatasi lewat
perencanaan dan implementasi yang hati-hati, terdapat beberapa masalah yang
irtfaeren pada teknik ini sehingga tidak dapat dihindari. Pertama, adanya
kehadiran pengamat dapat mengubah perilaku pemegang jabatan. Hasilnya
mungkin merupakan analisis dari pekerjaan "seperti yang dilaksanakan pada
saat kehadiran analis pekerjaan," daripada sebuah analisis pekerjaan seperti
yang sesungguhnya dilaksanakan sehari-hari.
Menggunakan pengamat untuk mengumpulkan informasi dapat
menciptakan situasi yang tidak realistik karena karyawan dapat berperilaku
berbeda ketika mereka mengetahui bahwa mereka sedang diamati. Kesulitan
im biasanya akan semakin besar manakala mereka mengetahui bahwa hasil
pengamatan akan digunakan untuk menentukan tingkat upah. Karyawan yang
berharap untuk menaikkan tingkat gaji mereka ke tingkat yang lebih tinggi
mungkin akan menambahkan jumlah waktu yang diperlukan untuk membuat
pekerjaan mereka kelihatan sulit.
Kedua, teknik mi tidaklah praktis dan dapat dipergunakan pada semua
jem's pekerjaan. Nilai obser\7asi cenderung menjadi sangat tinggi untuk
pekerjaan yang komponen-komponennya terutama bersifat fisik daripada yang
bersifat mental dan pada pekerjaan yang siklus waktunya relatif pendek. Jika
persyaratan pekerjaan terutama bersifat mental (seperti insinyur, penulis, dan
desainer), hanya sedikit perilaku yang jelas yang dapat diamati dan dicatat
oleh analis pekerjaan. Demikian pula, jika siklus waktu pekerjaan adalah
panjang, bahkan mesldpun pekerjaannya terutama bersifat fisik, analisis
pekerjaan mungkin membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun untuk mendapatkan gabungan gambaran seluruh persyaratan pekerjaan
(sebagai contoh, pekerja dalam pembangunan turbin pembangkit tenaga listrik
mungkin bekerja selama herhulan-bulan atau bahkan tahunan). Dalam situasi
seperti ini, observasi jelas tidaklah mencukupi dan disarankan.
Analisis Pekerjaan Fungsional. Teknik ini merupakan teknik khusus
yang juga menggunakan observasi. Teknik ini memerlukan analis yang
ierlatifa untuk mengatialisis aktivitas pekerjaan. Analis dapat meugamafi
periSaku aktual atau mewawancarai pemegang jabatan dengan menggunakan
prosedur standar untuk rnembuat definisi dan persyaratan pekerjaan yang
lengkap. Tekmk ini menggoiongkan pekerjaan ke dalam rencana-rencana yang
ditentukan. membuat jenjang karir, membuat rencana pelalihan, konseling
kejtiraan, dan membentuk persyaratan pekenaan untuk penempatan
kepegawaian. Teknik ini telah lama digunakan pada banyak pekerjaan di
berbagai industri di Amerika. Tetapi teknik ini baru akhir-akhir mi saja
diterapkan pada pekerjaan manajerial, profesionaJ, dan teknis dan tetap dapat
diaplikasikan pada level yang lebih reiiuah.
Analisis pekerjaan fkngsional tergantung pada penentuan au.alis
terhadap tujuan organisasi dan apa yang perlu dilakukajQ dalam pekerjaan
yang diteliti untuk mencapainya. Setiap pekerjaan digambarkan kaitannya
terhadap tiga ftingsi mendasar: data, orang, dan hal-hal lainnya. Setiap
dimensi fungsional diberi kode yang berhubungan dengan tingkat
kompleksitasnya dan dirangkmg tingkat signifikansinya.
Metodologinya mudah untuk diperbarui dan diaplikasikan pada
berbagai pekerjaan. Tetapi teknik ini cenderung mahal disebabkan perlunya
analis yang terlatifa dan tidak begitu dapat diterapkan pula pada posisi
manajerial dan profesional.
Wawancara
Sejumlah besar informasi dapat diperoleh melalui wawancara
pemegang jabatan, baik secara individu maupun dalam kelompok kecil,
berkenaan dengan persyaratan perilaku dari posisi mereka dan karakteristik
pribadi yang perlu untuk kinerja yang efektif. Wawancara memiliki kelebihan
karena waktu analis jauh lebih ekonomis dibandingkan melalui observasi,
khususnya dalam kasus pekerjaan yang siklus waktunya reiatif panjang.
Wawancara juga lebih akurat dan bermanfaat dalam menganalisis pekerjaan
yang memiliki komponen mental yang signifikan. Wawancara merupakan cara
yang paling lazim digunakan untuk pembuatan tugas, kewajiban, dan perilaku
yang perlu untuk aktivitas yang terstandarisasi maupun tidak terstandarisasi,
dan juga untuk pekerjaan fisik maupun mental. Pekerja dapat melaporkan
aktivitas dan perilaku yang sering tidak diamati, seperti aktivitas yang terjadi
sepanjang jangka waktu yang lama. Lagipula, karena pekerja mengalami
sendiri pekerjaan tersebut, pekerja dapat melaporkan informasi yang tidak
didapatkan analis dari sumber yang lain. Kegunaan dan validitas wawancara
tergantung pada : (1) penggunaan metQde sistematik untuk memperoleh dan
mencatat informasi mengenai pekerjaan; (2) memastikan bahwa sampel yang
memadai dari pemegang jabatan telah diwawancarai untuk memberikan
gambaran yang reiatif lengkap dan obyektif mengenai persyaratan pekerjaan.
Kesuksesan teknik ini tergantung pula pada kualitas tanggapan-kemampuan
pemegang jabatan untuk memberikan informasi pekerjaan yang akurat,
spesifik, dan berarti. Yang juga berkaitan adalah keahlian pewawancara dalam
mendapatkan dan menafsirkan informasi yang dibutuhkan.
Kuesioner
Cara yang menyenangkan untuk mendapatkan informasi analisis
pekerjaan adalah dengan meminta karyawan atau pfenyeua mereka urihik
menggambarkan atau mendeskripsikan suatu pekerjaan dengan cara menjawab
sebuab kuesioner. Sebuah kuesioner dapat disesuaikan secara khiisus terhadap
aktivitas organisasi, atau dari kuesioner terbitan (published questionnaire)
yang berisi daftar pertanyaan standar.
Berbagai variasi kuesioner dan daftar periauyaan yang harus diisi oieh
pemegang jabatan telah dirancang dan dipergunakan dalam analisis pekerjaan.
Kuesioner dan daftar pertanyaan seperti itu memiliki kelebihan khusus yang
merupakan kekuatan utamanya. Pertama, teknik ini memberikan informasi
yang standar dalam jawaban terhadap serangkaian pertanyaan yang tetap
mengenai pekerjaan. Standardisasi ini sangat memimgMnkan kemampuan
pemegang jabatan untuk: (1) mengumpulkan tanggapan dari sejumlah besar
pemegang jabatan; (2) membandingkan pekerjaan berbeda dengan yang lain
atas dasar seperangkat karaktenstik atau dimerisi yang umuin (common).
Kedua, waktu analisis relatif lebih ekonomis
Kuesioner dan daftar pertanyaan tentu memiliki kelemahan. Biasanya,
teknik ini tidak memiliki fleksibilitas wawancara untuk memeriksa aspek
khusus pekerjaan, dan teknik ini tidak memiliki kekayaan deskripsi yang
hanya tersedia melalui observasi tangan pertama terhadap pelaksanaan
pekerjaan. Teknik ini juga merupakan subyek distorsi oleh individu dalam
mengisi kuesioner dan daftar pertanyaan.
Kuesioner disesuaikan. Salah satu daya tarik kuesioner standar adalah
kemudahan untuk memutakhirkan informasi pekerjaan dengan menggunakan
alat-alat atas dasar yang berkelanjutan. Daya tarik lainnya adalah hasilnya
yang berbentuk kuantitatif. Kegunaan kuesioner yang diterbitkan diperluas
dalam penggunaan daftar aktifitas yang disesuaikan. Dengan metode ini,
sebuah kuesioner daftar aktivitas dirancang sesuai dengan tipe aktivitas yang
dilaksanakan di dalam sebuah organisasi dan membantu aplikasi tertentu yang
diinginkan. Meskipun kuesioner yang dirancang sesuai dengan situasi sebuah
organisasi cenderung mahal, kuesioner ini memiliki kelebihan dalam
keterinciannya menyangkut berbagai aspek pekerjaan dalam situasi
khusus/tertentu.
Kuesioner lengkap. Sebuah kuesioner tentunya diharapkan dapat
memenuhi semua aplikasi dari informasi analisis pekerjaan, mudah untuk
diperbarui, dan analisis dengan waktu dan biaya yang minimal serta mencakup
klasifikasi yang luas dari berbagai posisi di dalam organisasi. Kuesioner yang
lengkap seperti ini belum dapat dibuat, tetapi dipandang mungkin dan
ekonomis dalam mendapatkan informasi pekerjaan. Teknik atau alat ini
haruslah mencakup daftar aktifitas dan pertanyaan naratif. Kategori hal-hal
yang dicakup antara lain:
Karakteristik pekerjaan faktual jumlah atau ukuran proyek, jumlah
bawahan, hubungan pelaporan, tanggung jawab anggaran atau aset, mesin
dan peralatan yang digunakan, dll.
Keluaran-keiuaran atau indikator dari produk atau jasa yang dihasilkan
dari pekerjaan,
Aktivitas-aktivitas yang akan dilaksanakan, beserta jumiah waktu dan
skala tingkat kepentingannya.
Sikap-persepsi responden terhadap berbagai karakteristik dari pekerjaan
dan desain jabatan Kompetensi-keahlian khusus dan persyaratan
pengetahuan yaag tidak tcrccnrun Gaiam pcrnyataau aktivitas .
Pada intinya. kuesioner ini merwpakan kombinasi dari kuesioner yang
clisesuaikan dengan yang mungkin dibutuhkan untuk berbagai rajuan di daiam
sebuah organisasi. Sumberdaya yang cukup dan upaya yang sungguh-sungguh
diberikan terhadap evaluasi pekerjaan dan memutakhirkan deskripsi pekerjaan
imtuk tujuan tersebut seperti juga menentukan kebutuhan peiatihan, peramalan
kebutuhan staf pegawai, dan pembuatan seieksi yang berorientasi isi dan
penempatan alat-alat. Dan karena analisis pekerjaan ini terpecah-pecah maka
analisis ini tidak seiaiu konsisten dan lengkap.
G. Deskripsi Pekerjaan
Setiap pekerjaan adalafa berbeda, masing-masing menuntut
pengalaman dan pengetahuan yang berbeda pula. Sebelum menairfai
mengaiialisis tipe karyawan seperti apa yang dibutuhkan, paling tidak haras
melihat apa yang dituntut dari setiap pekerjaan didalam organisasi,
Hasil yang pertama dan langsung diperoleh dari proses anaSisis
pekerjaan adalah uraian pekerjaan. Deskripsi pekerjaan atau uraian pekeriaan
merupakan pernyataan yang akurat dan riagkas mengenai apa yang diharapkan
akan diJalcukan oleh kar>rawan daiam pekerjaarmya.
Sebagaimana ditunjukkan oleh judul, dokumen irti pada dasarnya
adalah bersifat deskriptif dan merupakan suatu catatan atas fakta pekerjaan
yang ada dan berkaitan. Fakta ini haras disusun dalam suatu cara agar dapat
dipergunakan. Urutan yang disusun adalah:
1. Identifikasi pekerjaan
2. Uraian singkat tentang pekerjaan
3. Tugas yang dilaksanakan
4. Pengawasan yang diberikan dan diterima
5. Hubungan dengan pekerjaan lain
6. Mesin, alat, dan bahan
7. Kondisi kerja
8. Definisi dan istilah yang tidak biasa
9. Penjelasan yang menambah dan memperjelas hai di atas (Flippo, 1996)
BAB VIII
MANAJEMEN KINERJA
Disain pekerjaan
Suatu pekerjaan didetimsikaa melalui diskripsi pekerjaan, tetapi
diskripsi pekerjaan tidak menggambarkan apa yang sebenamya dilakukan oleh
pekerja. Manajer beranggapan bahwa dia mengetahui apa yang diiakukan oleh
bawahannya, akan tetapi ketika dikonirontasikan dengan data yang ada,
seringkali mereka terkejut baliwa anggapannya tidak sesuai dengan
kenyalaannya.
Disisi lain, dalam kondisi lingkimgan yang teras berubah, organisasi
merasa perlu iintuk mengorganisir kembali yang liarus dikeijakau, yang
hasiinya adaiah modijfSsasi pekerjaan dan mengorientasi kembali pekerja
terhadap perabahan ini.
Jantung dari perubahan adaiah desain pekerjaan. Desain pekerjaan
meliputi "spesifikasi dari isi, metode, dan hubungan dari beberapa pekerjaan
dalam upaya memenuhi kebutuhan teknologi dan kebutuhan oragnisasi
termasuk kebutuhan sosial dan personal dari pemegang pekerjaan".
Berdasarkan hal tersebut maka perubahan organisasi dan desain pekerjaan
secara simultan dipergunakan sebagai atal manajemen,
Job enrichment
Desain pekerjaan dapat menekan kinerja individu. Pekerjaan dapat
membantu individu tumbuh sebagai manusia dan meningkatkan sense mereka
pada kompetensinya. Hal ini berarti bahwa pekerjaan dapat, dan mungkin
seharusnya, didesain untuk dapat memunculkan darapak motivasi yang besar
bagi pegawai.
Dari hasil penelitian , didapatkan beberapa karakteristik yang harus
diperhatikan dalam suatu pekerjaan yaitu:
1. Skill variety
2. Task identity
3. Task significance
4. Autonomy
5. Feedback
Desain organisasi
Aktifitas yang dilakukan dalam suatu organisasi juga dipengaruhi oleh
struktur organisasi/desain organisasi. Konsep tradisional dari organisasi adaiah
untuk kesatuan komando (one boss for each employee), tugas fungsi uatuk
masing-masing unit, otoritas imtok menjalankan tugas sesuai dengao tanggung
jawabaya, batasan jangkauan maisajemen, dan pola tetap lainnya dan
organisasi.
Dalam perkembangae waktu, para manajer memaharni bahwa
strakturformal hanya bercerita tentang satti bagian. Dari basil penelitian
diperoleh bahwa format organisasi dapat dikatakan baik apabila sesuai dengan
kualitas menurut anggotanya, klien yang dilayani, teknologi yang dipakai,
strategi, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilakii.
Pengembangan organisasi
Aktitiftas dalam organisasi juga dupengaruhi oleh para nama manajer
melakukan pembaharuan Kepemimpinan, komunikasi, dan hubuogan, anfar
persona! sehari-hari inenipakan variabel potensial yang mempenganiiukinerja
organisasi. Apa yaag diterima dan diharapkan oleh pegawai perilaku yang
diiiigiakan dapat memandu perilaku mereka.,
Selama tahun 1960an, beberapa teknik dikembangkan dan terapkan
pada berbagai jenis orgamsasi imtuk meningkatkan kinerja dan hubungan
daiam pekesrjaan melalui intervensi periiaku, Meskipun tanpa melakukan
perubahan baik pada straklur organisasi dan aktivitas pekerjaan, perubahan
dapat terjadi sebagai akibat adanya harapan dan kenyataan daiam menjalankan
pekerjaan dan harapan tentang hubungan antar pegawai, Perhatian utama dari
pengembangan orgamsasi adalah pada proses perubahan organisasional dan
tidak terlato banyak meagikut sertakan faktor isi seperti aktifitas atau
pekerjaan, teknoiogi, atau struktur formal orgamsasi.
Teknik yang digunakan melipiiti pengembangan tim, survei umpan
bahk, teknik peiatihan kelompok, diaknosa wawancara yang berhubungan
dengan penyeSesaian masalah, tenaga kerja, dan pelatihan manajemen.
BAB IX
MANAJEMEN KARIR
B. Recruitment
Elemen logis pertama dalam manajemen karir adaiafa perekrutan
terbadap seorang yang difaarapkan inampu mengisi kebutuhan staff daiam
organisasi. Tentu ja ini hanya saru hal dalam memenuhi kebutuhan organisasi
dari sisi kualitatif. smasalahan lain dari manajemen dalam melakukan
rekrutmen adalah mencari kerja yang memiliki harapan karir dan
pengembangan yang sesuai dengan hrapan aanisasi. sehingga perputaran
karyawan dapat diminimisasi.
Seleksi
Proses rekrutaien merupakao satu bagian dari proses seleksi. Tujuan
dari seleksi adalah menciapaifcaB karyawan yacg sesuai baik dan sisi
kapabiiiias maupun komitmennya terhadap pekerjaan dan organisasi. Faktor
lain yang harus diperhatikan dalam melakukan seleksi adalah peraturan dan
peruitdang-undangan yang berhubungan seperti EEO dan AA.
Catatan:
a. Jaiur Karir (career pam) : Pola pekerjaan berurutan yang membentuk karir
seseorang.
b. Sasaran Karir (career goals) : Posisi di waktu yang akan datang di mana
seseorang "berjuang" untuk mencapainya sebagai bagiaa-bagtan dari
karimya.
Suatu contoh karir yang cukup baik dan jelas, untuk lebih memperjelas makna
bagan kerangka pada gambar 15 tersebut di atasdapat dikemukakan sebagai
berikut:
Contoh Karir Dalam Industri Perbankan
Dari contoh karir tersebut di atas dapat dilihat bagaimana seorang calon
kaiyawan Perbankan meniti karir sehingga mencapai tingkat jabatan seoraag
Direktur sampai dengan masa pensiunnya pada usia 56 tahun. Betapa panjang
jaiur karir yang ditempuh dan berapa tahun harus dijalani untuk mencapai karir
puncak tersebut. Di sini dapat dipahami bahwa titik central untuk
meinungkunkan meniti jalur karir tersebut di atas pada dasarnya terletak pada 2
(dua) hal;
a. Kemampuan inteiektual
b. Kepribadian daiam kepemimpinan
Oleh karena itu kedua hal tersebut perhi senann'asa ddibina oleh setiap
karyawan/anggota organisasi apapun terutama mereka yang "potensial", kalau
ingin maju daiam karirnya. Semua itu pada dasarnya merupakan bagian dari
perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia daiam suatu organisasi.