PENDAHULUAN
kepulauan yang mempunyai lautan luas. Minyak ikan merupakan salah satu
sumber asam lemak omega-3 yang dapat meningkatkan asam lemak omega-
3 dalam tubuh ternak. Salah satu minyak ikan yang banyak tersedia adalah
mempunyai massa lembek atau zat cair, zat padat yang terlebih dahulu
diubah menjadi massa yang lembek. Jika dalam komposisi tidak disebutkan
salep dasar, sebagai salep dasar dapat digunakan vaselin putih. Jika dalam
1
2
Kualitas fisik salep tidak terlepas dari pemilihan basis yang cocok.
Basis berfungsi sebagai pembawa, pelindung dan pelunak kulit, harus dapat
aksi terapi) serta mungkin cocok untuk penyakit tertentu dan kondisi kulit
Basis salep hidrokarbon mampu bertahan pada kulit untuk waktu yang
Basis salep serap juga berfaedah dalam farmasi untuk pencampuran larutan
2. Basis salep mana yang lebih berpengaruh terhadap sifat fisik salep
2. Mengetahui kualitas sifat fisik dari basis hidrokarbon, basis serap, dan
basis salep serap, dan kombinasi salep terhadap sifat fisik salep
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Minyak ikan adalah minyak lemak yang diperoleh dari hati segar
anti lipens, anti trombotis, dan anti hipertensi ringan, serta berfaedah pula
sebagai zat tambahan pada pengobatan dan revensi PJP. Dari banyak studi
anti radang dan berguna pada penyakit peradangan, seperti rema dan
2.2 Kegunaan
4
5
2.3 Salep
padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir.
pemakaian pada kulit dengan atau tanpa penggojokan. Fungsi salep sebagai
bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit, bahan pelumas pada
kulit dan pelindung kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan
hidrokarbon, basis salep absorpsi, basis salep yang dapat dicuci dengan air,
dan komponen berair dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja,
2. Salep kuning adalah dasar salep yang mengandung 5 gram lilin kuning
3. Salep putih adalah dasar salep yang mengandung 5 gram lilin putih
(Ansel, 1989)
Basis salep absorpsi terbagi dalam dua tipe yaitu basis salep yang
emulsi air dan minyak, misalnya petrolatum hidrofilik dan lanolin anhidrida
(adeps lanae). Untuk basis salep yang sudah menjadi emulsi air dalam
bulu domba (ovis aries), merupakan emulsi air dalam minyak yang
malam putih, minyak mineral, natrium borat, dan air murni. Natrium
borat dicampur dengan asam lemak bebas yang ada dalam malam
(Ansel, 1989)
satu hal penting dalam memformulasikan sediaan semi padat adalah seleksi
basis yang cocok yaitu basis yang digunakan tidak menghambat pelepasan
obat dari basis, tidak mengiritasi atau menyebabkan efek samping lain yang
Harus dimengerti bahwa tidak ada basis salep yang ideal dan juga
tidak ada yang memiliki semua sifat yang diinginkan. Pemilihannya adalah
untuk mendapatkan basis salep yang secara umum menyediakan segala yang
1. Zat yang dapat larut dalam dasar salep, dilarutkan bila perlu dengan
pemanasan rendah.
2. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan
3. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu
Pembuatan salep baik dalam ukuran besar maupun kecil, secara umum
bahannya.
1. Metode peleburan
2. Metode pencampuran
sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata tercapai. Pada skala kecil
seperti resep yang dibuat tanpa persiapan, ahli farmasi dapat mencampur
dapat juga menggunakan sudip dan lempeng salep (gelas yang besar atau
(Ansel,1989)
uji organoleptis dengan mengamati perubahan bentuk, warna, bau dan rasa
di kulit dari sediaan salep yang mungkin terjadi selama penyimpanan. Uji
penyebarannya pada kulit. Dengan uji daya melekat salep, dapat diketahui
(Voigt, 1994).
10
2. Untuk uji homogenitas salep, jika dioleskan pada sekeping kaca atau
2.4.1 Lanolin
domba (Ovis aries) merupakan air antara 25% sampai 30%. Berwarna
kuning dengan bau yang khas. Jika dipanaskan, lanolin akan terpisah
menjadi dua bagian, dimana bagian atas merupakan minyak dan bagian
bawah berupa air. Kelarutan : Lanolin tidak larut dalam air, larut dalam
kloroform atau eter dengan pemisahan bagian airnya akibat hidrasi (DepKes
(Lachman,2008)
lunak dan lengket, berwarna bening (putih), sifat ini tetap setelah zat
Kelarutan vaselinum album yaitu praktis tidak larut dalam air dan
dalam etanol (95%)P, larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam eter
Pemerian zat padat; coklat kekuningan; bau enak seperti madu; agak
rapuh jika dingin; menjadi elastik jika hangat dan bekas patahan buram dan
berbutir-butir.
Kelarutan praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam etanol
(95%)P, larut dalam kloroform P, dalam minyak lemak dan dalam minyak
atsiri ( DepKes RI, 1979 ). Kadar penggunaan cera flava adalah 5%-20%
Minyak ikan adalah minyak lemak yang diperoleh dari hati segar
Pemerian cairan : kuning pucat; bau khas; agak manis; tidak tengik;
rasa khas.
2.5 Hipotesis
serap dan kombinasi basis dalam formula sediaan salep minyak ikan
\
13
BAB III
METODE PENELITIAN
Sampel yang digunakan adalah vaselin dan lanolin yang didapat dari
Variabel bebas dalam penelitian ini berupa basis vaselin dan lanolin,
Variabel terikat dalam penelitian ini berupa uji evaluasi fisik salep
13
14
3.4.1 Alat
stamfer, sudip, objek glass, deg glass, cawan uap, gelas ukur, batang
pengaduk, dan kaca arloji), kertas saring, stopwatch, kertas pH, alat uji daya
menyebar, alat uji daya melekat, dan alat uji daya proteksi.
3.4.2 Bahan
vaselin album, lanolin, cera flava, larutan fenoltalein, larutan KOH 0,1N,
15
3.5.1 Formula
Formula
No Bahan
I II III
Berat (gram) 10 g 10 g 10 g
Keterangan :
1. Formula I
10 g
2. Formula II
10 g
3. Formula III
10 g
17
a. Pengambilan sampel
3.5.4.1 Formula I
mortir. Minyak ikan ditambahkan pada vaselin albun dan cera flava yang
3.5.4.2 Formula II
ditambahkan pada lanolin dan cera flava yang telah dileburkan. Diaduk
sampai homogen.
Menambahkan minyak ikan dalam vaselin album dan cera flava yang telah
dileburkan
dan cera flava dilebur diatas waterbath. Setelah lebur, dimasukkan ke dalam
lanolin, dan cera flava yang telah dileburkan sedikit demi sedikit. Diaduk
hingga homogen
Sediaan salep diambil dan diamati bentuk, warna, dan bau salep.
Salep dioleskan pada objek glass dan ditutup dengan objek glass
tidak.
Mengoleskan salep pada objek glass dan tutup dengan objek glass lain
Melihat pada skala pH meter, angka menunjukkan asam, basa atau netral
Kaca arloji yang lain diletakkan di atas salep. Kemudian diberi 50 g beban
dicatat. Kemudian hal yang sama dilakukan pada beban 100 g dan diulangi
sebanyak 3x percobaan.
tersebut dipasang di alat tes dan ditekan dengan beban 500 g selama 5
23
dengan salep (satu muka). Kertas saring yang lain berukuran 2,5x2,5 cm
Mencatat lamanya waktu apakah ada noda berwarna merah muda pada
kertas tersebut
25
kepustakaan lain.
homogenitas, daya menyebar salep, daya melekat salep, daya proteksi salep,
dan tipe emulsi. Kemudian dilanjutkan dengan uji analisis variasi satu arah (
anova )
3.7Jadwal Penelitian
1 Pengumpulan
Bahan
2 Pembuatan
Proposal
3 Bimbingan
Proposal
26
4 Acc Proposal
5 Pengumpulan
sampel
6 Pelaksanaan
Penelitian
7 Pembuatan
KTI
8 Bimbingan
KTI
27
BAB IV
sampel minyak ikan yang digunakan melalui uji organoleptis dan asam
lemak.
1. Organoleptis
a. Bentuk Cair
b. Warna
Kuning pucat
c. Bau
Khas minyak ikan (amis)
antara lain mampu bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan tidak ada
daya emolien/pelembut yang baik dan tidak mudah hilang dari kulit (Ansel,
1989).
(Lachman,2008).
29
bentuk, warna dan bau yang mungkin terjadi selama penyimpanan. Dari
hasil yang diperoleh dari penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan :
formula II dan III. Hal ini disebabkan karena formula I menggunakan basis
memiliki sifat-sifat yang ideal, yaitu memiliki konsistensi lunak dan tidak
lembut.
bahan padat
bahan padat
dan Serap
32
Dari hasil tabel diatas terlihat bahwa dari ketiga formula diatas
menghasilkan salep yang homogen. Hal ini sesuai dengan persyaratan yang
susunan homogen dan tidak terasa adanya bahan padat, karena pada saat
pembuatan salep terus menerus diaduk secara konstan, sehingga masa salep
menjadi kasar. Jadi pada saat pengolesan di atas kaca objek, tidak terasa
adanya bahan padat. Hal ini menunjukkan bahwa zat aktif dan bahan lainnya
kertas indikator pH. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat
I 4-8 7
II 4-8 7
III 4-8 7
33
yang dapat menyebar pada kulit dan dengan cepat pula memberikan efek
terapi. Artinya semakin luas daya sebar salep suatu formula maka semakin
cepat melepaskan efek terapi yang diinginkan kulit. Daya sebar yang baik
beban, merupakan karakteristik daya sebar ( Voigt, 1984 ). Daya sebar yang
Uji daya sebar salep minyak ikan dilakukan dengan meletakkan massa
salep sebanyak 0,5 gram diatas kaca arloji kemudian ditutup dengan kaca
arloji lain. Ditambahkan beban anak timbangan 50 gram dan 100 gram,
dan III, yang mempunyai daya sebar paling berpengaruh yaitu pada formula
2,60 3,50
50 gram 2,70
2,40 3,50
2,50
3,70 3,30
2,80
1,75 1,25
35
1,20
1,35 1,80
1,70
100 gram
1,40 1,85
1,65
5,30 9,61
50 gram 5,72
4,52 9,61
4,92
Luas Permukaan Rata-rata 4,69 9,08 5,74
(cm)
100 gram 6,15 10,74 8,03
Keterangan :
Descriptives
Dayasebar_50g
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
basis hidrokarbon 3 4,7800 ,45033 ,26000 3,6613 5,8987 4,52 5,30
basis serap 3 9,0833 ,91221 ,52667 6,8173 11,3494 8,03 9,61
kombinasi basis
hidrokarbon dan 3 5,7467 ,84032 ,48516 3,6592 7,8341 4,92 6,60
basis serap
Total 9 6,5367 2,06363 ,68788 4,9504 8,1229 4,52 9,61
Pada tabel descriptives statistik diatas, terlihat nilai rata-rata uji daya
dan formula III sebesar 5,7467. Jadi nilai rata-rata uji daya sebar 50 gram
II (dasar salep serap) sebesar 9,0833 dan yang kurang berpengaruh pada
ANOVA
Dayasebar_50g
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 30,586 2 15,293 26,351 ,001
Within Groups 3,482 6 ,580
Total 34,069 8
37
Hitung sebesar 26,351 dan F table sebesar 5,143 yang didapat dengan F
Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu tidak ada pengaruh basis yang
dapat mempengaruhi uji daya sebar 50 gram pada formula salep I,II,III dan
Ha yaitu ada pengaruh basis yang dapat mempengaruhi uji daya sebar 50
Tabel (F Hitung > F Tabel) sebesar 26,351 > 5,143 sehingga Ho ditolak dan
minyak ikan (Unguentum iecoris asseli) terhadap uji daya sebar 50 gram
Descriptives
Dayasebar_100g
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
basis hidrokarbon 3 6,0067 ,24826 ,14333 5,3900 6,6234 5,72 6,15
basis serap 3 10,5500 ,32909 ,19000 9,7325 11,3675 10,17 10,74
kombinasi basis
hidrokarbon dan 3 8,5467 ,52003 ,30024 7,2548 9,8385 8,03 9,07
basis serap
Total 9 8,3678 1,99961 ,66654 6,8307 9,9048 5,72 10,74
Pada tabel descriptives statistic diatas, terlihat bahwa nilai rata-rata uji
daya sebar 100 gram untuk formula I (salep hidrokarbon) sebesar 6,0067,
formula II (salep serap) sebesar 10,5500, dan formula III (kombinasi salep
hidrokarbon dan serap) sebesar 8,5467. Jadi nilai rata-rata uji daya sebar
formula II (dasar salep serap) sebesar 10,5500 dan yang kurang berpengaruh
ANOVA
Dayasebar_100g
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 31,107 2 15,553 105,958 ,000
Within Groups ,881 6 ,147
Total 31,988 8
Hitung sebesar 105,958 dan F Tabel sebesar 5,143 yang didapat dengan F
yang dapat mempengaruhi uji daya sebar 100 gram pada formula I, II, III
dan Ha yaitu ada pengaruh basis yang dapat mempengaruhi uji daya sebar
(F Hitung > F Tabel) sebesar 105,958 > 5,143 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti menyatakan bahwa ada pengaruh basis pada salep minyak
ikan (Unguentum iecoris asseli) terhadap uji daya sebar 100 gram dengan
Uji daya lekat salep sangat penting untuk mengevaluasi salep dan
mengetahui sejauh mana salep dapat menempel pada kulit sehingga efek
terapi yang diharapkan bisa tercapai. Bila salep memiliki daya lekat yang
terlalu kuat maka akan menghambat pernapasan kulit. Namun apabila daya
kulit secara kedap dan tidak menyumbat pori – pori serta tidak menyumbat
bahwa salep formula I paling kental dibanding formula II dan III. Data yang
t (detik)
Replikasi
FI F II F III
Keterangan:
Descriptives
Dayalekat
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
basis hidrokarbon 3 14,2433 3,38981 1,95711 5,8226 22,6641 10,36 16,61
basis serap 3 9,8533 ,91850 ,53029 7,5717 12,1350 8,81 10,54
kombinasi basis
hidrokarbon dan 3 1,6867 ,35838 ,20691 ,7964 2,5769 1,36 2,07
basis serap
Total 9 8,5944 5,79399 1,93133 4,1408 13,0481 1,36 16,61
Pada tabel descriptives statistic diatas, terlihat bahwa nilai rata-rata uji
(salep serap) sebesar 9,8533 dan pada formula III (kombinasi salep
41
hidrokarbon dan salep serap) sebesar 1,6867. Jadi nilai rata-rata uji daya
lekat berdasarkan lama waktu melekat salep yang paling berpengaruh pada
ANOVA
Dayalekat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 243,636 2 121,818 29,323 ,001
Within Groups 24,926 6 4,154
Total 268,562 8
Hitung sebesar 29,323 dan F Tabel sebesar 5,143 yang didapat dengan F
Hipotesis yang diajukan berupa Ho yaitu tidak ada pengaruh basis yang
dapat mempengaruhi uji daya lekat salep pada formula salep I, II, III.
Tabel (F Hitung > F Tabel) sebesar 29,323 > 5,143 sehingga Ho ditolak dan
minyak ikan (Unguentum iecoris asseli) terhadap uji daya lekat salep
dibuat, dengan uji ini dapat diketahui sejauh mana salep dapat memberikan
efek proteksi terhadap iritasi mekanik, panas, dan kimia. Hal ini untuk
mencapai kriteria salep yang baik sehingga memberikan efek terapi yang
diharapkan.
pada kertas saring (3cm x 3cm). Sebelum massa salep dioleskan , kertas
menjadi merah muda. Pada kertas saring yang lain (3cm x 3cm) dibasahi
pada area ini dengan KOH 0,1 N. KOH sebagai pemberi pengaruh masa,
proteksi salep terhadap adanya basa. Kemudian amati waktu noda merah
(PP). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
43
t (detik)
Replikasi
FI F II F III
Keterangan :
Descriptives
Dayaproteksi
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
basis hidrokarbon 3 11,2667 ,37072 ,21404 10,3457 12,1876 11,00 11,69
basis serap 3 9,9433 ,07371 ,04256 9,7602 10,1264 9,86 10,00
kombinasi basis
hidrokarbon dan 3 8,2833 ,33292 ,19221 7,4563 9,1103 8,00 8,65
basis serap
Total 9 9,8311 1,31883 ,43961 8,8174 10,8449 8,00 11,69
Pada tabel descriptives statistic diatas, terlihat bahwa nilai rata-rata uji
II (salep serap) sebesar 9,9433 dan pada formula III (kombinasi salep
hidrokarbon dan salep serap) sebesar 8,2833. Jadi nilai rata-rata uji daya
(dasar salep hidrokarbon) sebesar 11,2667 dan yang kurang pengaruh pada
Dayaproteksi
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 13,407 2 6,704 79,269 ,000
Within Groups ,507 6 ,085
Total 13,914 8
Hitung sebesar 79,269 dan F Tabel 5,143 yang didapat dengan F Tabel=
mempengaruhi uji daya proteksi salep pada formula salep I, II, III.
Hal tersebut menunjukkan nilai F Hitung lebih besar daripada nilai F Tabel
(F Hitung > F Tabel) sebesar 79,269 > 5,143 sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti menyatakan bahwa ada pengaruh basis pada salep minyak
ikan (Unguentum iecoris asseli) terhadap uji daya proteksi salep dengan
BAB V
5.1 Kesimpulan
b. Dari hasil uji daya lekat dan uji proteksi pada basis hidrokarbon
mempunyai sifat fisik lebih berpengaruh dibanding basis serap dan basis
kombinasi.
c. Dari hasil daya sebar pada basis serap mempunyai sifat fisik lebih
5.2 Saran
ikan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Hlm. 110-116
Anief, Moh. 1997. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah
RI. Hlm.53-57
Lachman, Leon.2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Jakarta: Universitas
Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan: Edisi Kedua.
Jakarta
Kedokteran EGC
University Press.Hlm.378-384
Press. Hlm.23
49
Lampiran 1
PERHITUNGAN PENIMBANGAN
Lampiran 2
Descriptives
Dayasebar_50
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1,0 3 4,7800 ,45033 ,26000 3,6613 5,8987 4,52 5,30
2,0 3 9,0833 ,91221 ,52667 6,8173 11,3494 8,03 9,61
3,0 3 5,7467 ,84032 ,48516 3,6592 7,8341 4,92 6,60
Total 9 6,5367 2,06363 ,68788 4,9504 8,1229 4,52 9,61
dayasebar_50g
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,865 2 6 ,468
ANOVA
Dayasebar_50
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 30,586 2 15,293 26,351 ,001
Within Groups 3,482 6 ,580
Total 34,069 8
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Formula (J) Formula (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1,0 2,0 -4,30333* ,62202 ,001 -6,3482 -2,2585
3,0 -,96667 ,62202 ,513 -3,0115 1,0782
2,0 1,0 4,30333* ,62202 ,001 2,2585 6,3482
3,0 3,33667* ,62202 ,005 1,2918 5,3815
3,0 1,0 ,96667 ,62202 ,513 -1,0782 3,0115
2,0 -3,33667* ,62202 ,005 -5,3815 -1,2918
*. The mean difference is significant at the .05 level.
51
Lampiran 3
Descriptives
Dayasebar_100g
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1,0 3 6,0067 ,24826 ,14333 5,3900 6,6234 5,72 6,15
2,0 3 10,5500 ,32909 ,19000 9,7325 11,3675 10,17 10,74
3,0 3 8,5467 ,52003 ,30024 7,2548 9,8385 8,03 9,07
Total 9 8,3678 1,99961 ,66654 6,8307 9,9048 5,72 10,74
dayasebar_100g
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,533 2 6 ,612
ANOVA
dayasebar_100g
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 31,107 2 15,553 105,958 ,000
Within Groups ,881 6 ,147
Total 31,988 8
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) Formula (J) Formula (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1,0 2,0 -4,54333* ,31282 ,000 -5,5717 -3,5149
3,0 -2,54000* ,31282 ,001 -3,5684 -1,5116
2,0 1,0 4,54333* ,31282 ,000 3,5149 5,5717
3,0 2,00333* ,31282 ,002 ,9749 3,0317
3,0 1,0 2,54000* ,31282 ,001 1,5116 3,5684
2,0 -2,00333* ,31282 ,002 -3,0317 -,9749
*. The mean difference is significant at the .05 level.
52
Lampiran 4
Descriptives
dayalekat
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1 3 14,2433 3,38981 1,95711 5,8226 22,6641 10,36 16,61
2 3 9,8533 ,91850 ,53029 7,5717 12,1350 8,81 10,54
3 3 1,6833 ,35921 ,20739 ,7910 2,5757 1,36 2,07
Total 9 8,5933 5,79549 1,93183 4,1385 13,0481 1,36 16,61
dayalekat
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
8,719 2 6 ,017
ANOVA
dayalekat
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 243,775 2 121,887 29,339 ,001
Within Groups 24,927 6 4,154
Total 268,702 8
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) formula (J) formula (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1 2 4,39000 1,66423 ,116 -1,0811 9,8611
3 12,56000* 1,66423 ,001 7,0889 18,0311
2 1 -4,39000 1,66423 ,116 -9,8611 1,0811
3 8,17000* 1,66423 ,008 2,6989 13,6411
3 1 -12,56000* 1,66423 ,001 -18,0311 -7,0889
2 -8,17000* 1,66423 ,008 -13,6411 -2,6989
*. The mean difference is significant at the .05 level.
53
Lampiran 5
Descriptives
dayaproteksi
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1 3 11,2667 ,37072 ,21404 10,3457 12,1876 11,00 11,69
2 3 9,9433 ,07371 ,04256 9,7602 10,1264 9,86 10,00
3 3 8,2833 ,33292 ,19221 7,4563 9,1103 8,00 8,65
Total 9 9,8311 1,31883 ,43961 8,8174 10,8449 8,00 11,69
dayaproteksi
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3,321 2 6 ,107
ANOVA
dayaproteksi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13,407 2 6,704 79,269 ,000
Within Groups ,507 6 ,085
Total 13,914 8
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) formula (J) formula (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1 2 1,32333* ,23744 ,004 ,5428 2,1039
3 2,98333* ,23744 ,000 2,2028 3,7639
2 1 -1,32333* ,23744 ,004 -2,1039 -,5428
3 1,66000* ,23744 ,001 ,8794 2,4406
3 1 -2,98333* ,23744 ,000 -3,7639 -2,2028
2 -1,66000* ,23744 ,001 -2,4406 -,8794
*. The mean difference is significant at the .05 level.
54
Lampiran 5
Descriptives
dayaproteksi
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
1 3 11,2667 ,37072 ,21404 10,3457 12,1876 11,00 11,69
2 3 9,9433 ,07371 ,04256 9,7602 10,1264 9,86 10,00
3 3 8,2833 ,33292 ,19221 7,4563 9,1103 8,00 8,65
Total 9 9,8311 1,31883 ,43961 8,8174 10,8449 8,00 11,69
dayaproteksi
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
3,321 2 6 ,107
ANOVA
dayaproteksi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 13,407 2 6,704 79,269 ,000
Within Groups ,507 6 ,085
Total 13,914 8
Multiple Comparisons
Mean
Difference 95% Confidence Interval
(I) formula (J) formula (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
1 2 1,32333* ,23744 ,004 ,5428 2,1039
3 2,98333* ,23744 ,000 2,2028 3,7639
2 1 -1,32333* ,23744 ,004 -2,1039 -,5428
3 1,66000* ,23744 ,001 ,8794 2,4406
3 1 -2,98333* ,23744 ,000 -3,7639 -2,2028
2 -1,66000* ,23744 ,001 -2,4406 -,8794
*. The mean difference is significant at the .05 level.
55
Lampiran 6
a. Persiapan Bahan
Memasukkan vaselin putih dan cera flava dalam cawan uap kemudian
didinginkan sebentar
Memasukkan lanolin dan cera flava dalam cawan uap kemudian dilebur
diatas waterbath
Memasukkan vaselin album, lanolin, dan cera flava dalam cawan uap
kemudian dilebur diatas waterbath
Skema 1.4 Pembuatan salep dengan kombinasi dasar salep hidrokarbon dan serap
Menimbang dahulu kaca satunya, letakkan kaca tersebut di atas massa salep
biarkan selama 1 menit
keringkan
Mengamati apakah ada noda berwarna merah atau kemerahan pada kertas
Jika tidak terdapat berarti salep dapat memberikan proteksi terhadap cairan
larutan KOH
Melakukan uji untuk formula salep yang lain, dengan mengulangi beberapa
kali percobaan
f. Uji Pengukuran pH
Lampiran 7
CURICULUM VITAE