Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

“PERENCANAAN LAYOUT”

OLEH :
KELOMPOK 4
Magfira Adelia Salsabila (1992041015)
Ira Ayu Puspitasari (1992041016)
Sapriani (1992041017)
Asrianto (1992041018)
Putri Nurhafsa (1992041019)
Zulfahmi (1992041020)
Sridamayanti (1992041021)
Sri Wahyuni (1992041022)
Wanda (1992041023)
Haznur Azhizha (1992041024)
Rivaldi Ali (1992041025)
PENDIDIKAN AKUNTANSI
KELAS A

Dosen Pengampu : Drs. Yusuf A. Ngampo, M.M.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen
Produksi dengan judul “Perencanaan Layout”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen Mata Kuliah yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
Makassar, 10 Maret 2022

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................II
DAFTAR ISI ............................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang ...................................................................................... IV
B. Rumusan Masalah .................................................................................. V
C. Tujuan Penulisan.................................................................................... V
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
A. Pengertian Layout .................................................................................. 1
B. Tujuan Layout ........................................................................................ 1
C. Langkah-Langkah Perencanaan Layout Pabrik ..................................... 2-3
D. Tipe-Tipe Layout ................................................................................. 3-4
E. Sistematik Layout Planning.................................................................. 4-9
F. Manfaat Layout ................................................................................... 9-10
G. Desain Layout ....................................................................................... 10
H. Jenis Layout ........................................................................................11-12
BAB III PENUTUP .....................................................................................
A. Kesimpulan ........................................................................................... VI
B. Saran ..................................................................................................... VI
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. VIII

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Layout adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan
Layout atau Layout fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas-fasilitas guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan
tersebut akan coba memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau
fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material,
penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel
pekerja, dan sebagainya.
Layout fasilitas mengacu pada pengaturan mesin, departemen, stasiun
kerja, area gudang, jarak, dan area keseluruhan saat ini ataupun fasilitas yang
disarankan. Keputusan Layout memiliki efek yang signifikan yaitu bagaimana
operator mengerjakan pekerjaan mereka, seberapa cepat barang tersebut
diproduksi, seberapa rumit automatisasi dari sebuah sistem, bagaimana
kepekaan suatu sistem dapat dirubah pada design produk ataupun jasa, produk
campuran, dan volume permintaan.
Fasilitas menekankan pada pertimbangan ekonomis, untuk tempat proses
produksinya dan departemen-departemen yang berkaitan. Pertimbangan
tersebut diambil untuk bisa mencapai tujuan dari penataan letak, mulai dari
penataan letak untuk memberi kemudahan dalam proses produksinya,
meminimumkan pemindahan barang (material healding), dengan demikian
pemakaian ruang bangunan untuk produksi dan non-produksi yang terkait bisa
dihemat. Penataan letak juga bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan
kemahiran serta kemudahan kerja dari para tenaga kerja, dan memberikan
keselamatan dan kenyamanan kerja dari para tenaga kerja, apabila penempatan
Layout tersebut dilakukan sedemikian rupa sesuai dnegan perhitungan yang
dilakukan.

IV
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:
1. Jelaskan pengertian Layout!
2. Apa saja tujuan Layout?
3. Jelaskan langkah-langkah perencanaan Layout pabrik!
4. Jelaskan tipe-tipe Layout pabrik!
5. Jelaskan sistematik Layout planning!
6. Apa saja manfaat Layout?
7. Bagaimana desain Layout?
8. Jelaskan jenis-jenis Layout!
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Produksi dan Operasi.
2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Perencanaan
Layout.

V
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LAYOUT
Perencanaan Layout dapat dikemukakan sebagai proses perancangan
Layout, termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain dan susunan
Layout, peralatan fisik dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan
efisiensi produksi dan sistem pelayanan.
Ada 2 hal pokok dalam perencanaan fasilitas yaitu, berkaitan dengan
perencanaan lokasi pabrik dan rancangan fasilitas produksi yang meliputi
perancangan struktur pabrik, perancangan tata letak fasilitas dan penanganan
material. Lokasi pabrik perlu dilakukan perencanaan dengan tujuan
memberikan dukungan bagi tercapainya tujuan industri secara makro. Lokasi
perusahaan adalah lokasi yang mampu memberikan total biaya yang minimal
dan mendatangkan keuntungan yang maksimal. Sedangkan perancangan
fasilitas produksi yaitu untuk memenuhi kapasitas produksi dan kebutuhan
kualitas dengan cara yang paling ekonomis melalui pengaturan koordinasi yang
efektif dan efisien. Perancangan fasilitas ini terdiri dari: Perancangan sistem
fasilitas, perancangan Layout fasilitas produksi dan perancangan sistem
penanganan material.

B. TUJUAN LAYOUT
Adapun tujuan dari Layout yaitu:
1. Meminimasi biaya material handling.
2. Mengurangi kemacetan, waktu tunggu dan kesimpangsiuran proses
produksi
3. Penghematan penggunaan area (produksi, gudang, service dsb).
4. Peningkatan pendayagunaan pemakaian mesin, tenaga kerja, dan fasilitas
produksi.
5. Mengurangi persediaan barang setengah jadi.
6. Memberikan jaminan keselamatan dan kenyamanan bagi tenaga kerja.
7. Menaikkan output produksi.

1
C. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN LAYOUT PABRIK
Mengacu pada pendapat Wignjosoebroto (2009; p.76), dapat
dikemukakan kembali mengenai langkah-langkah yang diperlukan dalam
perencanaan Layout pabrik tersebut secara singkat terurai sebagai berikut:
1. Analisa Produk
Proses menganalisa produk apakah yang harus dibuat, berapa macamnya,
serta jumlah yang harus dibuat berdasarkan pertimbangan kelayakan secara
teknis perusahaan dan dari segi ekonomis (cost yang harus dikeluarkan dan
lain sebagainya).
2. Analisa Proses
Setelah ditentukan produk apa yang akan dibuat, apa saja
macamnya, dan berapa banyak yang akan dibuat, kemudian ditentukan
proses-proses apa saja yang harus dilakukan dalam pembuatan produk
tersebut. hal ini terkait juga dengan sisi ekonomisnya dalam penentuan
alternatif proses yang lebih murah, dan paling efisien.
3. Analisa Pasar
Dalam hal ini diperlukan memperoleh informasi dari pasar
mengenai minat pasar, berkaitan dengan banyaknya jenis dan jumlah
produk yang dihasilkan. Ini juga akan berpengaruh pada penggunaan alat
dan mesin yang berdampak pada pengaturan Layout pabrik tersebut.
4. Analisa Macam dan Jumlah Mesin/Equipment dan Luas Area yang
Dibutuhkan
Langkah selanjutnya adalah perhitungan jumlah mesin yang
dibutuhkan. Dalam hal ini diperhitungkan juga waktu standar yang
dibutuhkan, efisiensi mesin, sehingga didapatkan jumlah mesin yang
dibutuhkan.
5. Pengembangan Alternatif Layout
Kemudian dikembangkan alternatif Layout yang dibuat berdasarkan
pertimbangan ekonomi sehingga menghasilkan juga alur material (material
handling) dengan tetap memperhatikan volume dan jarak perpindahan
material. Alternatif yang dibuat harus tetap dianalisa

2
untuk memperoleh alternatif Layout yang paling efisien dengan biaya yang
paling rendah.
6. Perancangan Layout Mesin dan Departemen-Departemen Dalam Pabrik
Dari hasil analisa tersebut bisa digunakan pula untuk mengatur
keterkaitan antara pabrik dengan departemen-departemen non-produksi
yang terkait, serta bisa ditentukan Layout masing-masing sesuai dengan
kebutuhan, struktur organisasi, dan hubungan antar departemen.
D. TIPE-TIPE LAYOUT
1. Layout dengan Posisi Tetap (Fixed Position Layout)
Dalam Layout dengan posisi tetap (fixed position Layout), proyek
tetap berada pada satu tempat sementara para pekerja dan peralatan datang
pada tempat tersebut. Contoh tipe proyek seperti ini adalah proyek
pembuatan kapal, jalan layang, jembatan, rumah, dan sumur minyak bumi.
2. Layout Berorientasi Proses (Process Oriented Layout)
Dalam Layout berorientasi proses (process oriented Layout) dapat
menangani beragam barang atau jasa secara bersamaan. Ini merupakan cara
tradisional untuk mendukung sebuah strategi difrensiasi produk. Layout ini
sangat efisien disaaat pembuatan produk yang memiliki persyaratan
berbeda atau disaat penanganan pelanggan, pasien, atau klien dengan
kebutuhan yang berbeda. Contoh: rumah sakit, klinik. Seorang pasien yang
masuk, masing-masing dengan kebutuhan yang berbeda, membutuhkan
rute yang berbeda melalui pendaftaran, laboratorium, kamar operasi,
radiologi, apotik, ruang perawatan, dan sebagainya. Peralatan,keahlian, dan
pengawasan diatur disekitar proses ini.
3. Layout Kantor (Office Layout)
Layout kantor bertujuan untuk menentukan posisi karyawan dan
peralatan agar selalu fleksibel. Ruangan kantor setiap karyawan diatur
luasnya secara efesien agar dapat bekerja secara produktif atau efektif, baik
di dalam melakukan tugas maupun di dalam pengelolaan informasi

3
dan perubahan yang berhubungan dengan penyelesaian tugasnya.
Contoh: Posisi fasilitas karyawan di dalam suatu ruangan.
4. Layout Ritel (Retail Layout)
Layout ritel (Retail Layout) didasarkan pada ide bahwa penjualan
dan keuntungan bervariasi tergantung pada produk yang dapat menarik
perhatian pelanggan. Jadi banyak manajer operasi ritel mencoba untuk
memperlihatkan produk-produk kepada pelanggan sebanyak mungkin.
Penelitian menunjukkan bahwa semakin besar produk yang dapat terlihat
oleh pelanggan maka penjualan akan semakin tinggi dan tingkat
pengembalian investasi akan semakin tinggi. Contoh: supermarket.
5. Layout Gudang dan Penyimpanan (warehouse Layout)
Layout gudang dan penyimpanan (warehouse Layout) sangat
penting diperhatikan dengan tujuan untuk penanganan dan pengendalian
barang dapat dilakukan secara baik, sehingga tidak ada barang yang rusak
atau tertunda pengeluarannya. Layout gudang disesuaikan dengan sistem
persediaan yang digunakan, seperti sistem persediaan barang dengan FIFO
(First in First Out) artinya barang yang pertama diterima harus siap
dikeluarkan pertama sekali. Contoh: Penyusunan barang yang rapi untuk
mempermudah keluar masuk barang.
6. Layout Berorientasi Produk (Product Oriented Layout)
Digunakan jika sebuah produk terstandarisasi proses produksinya,
pada umumnya produk dihasilkan dalam jumlah besar dan merupakan
proses yang kontinu. Tiap produk mempunyai urutan operasional yang
sama dari awal sampai akhir. Dalam Layout produk pusat-pusat kegiatan,
mesin-mesin dan peralatan disusun membentuk suatu garis untuk
mempersiapkan urutan operasional yang akan menghasilkan produk.
Contoh: Produksi makanan.

E. SISTEMATIK LAYOUT PLANNING


a. Pengertian Systematic Layout Planning

4
Menurut Muther dan Hales (2015:27) Systematic Layout Planning
is an organized way to conduct Layout planning.It consists of a framework
of phases, a pattern of procedures, and a set of conventions for identifying,
rating, and visualizing the elements and areas involved in planning a
Layout. Dapat diartikan yaitu cara terorganisir untuk melakukan
perencanaan tata letak, terdiri dari kerangka fase, pola prosedur, dan
seperangkat konvensi untuk mengidentifikasi, menilai, dan
memvisualisasikan elemen dan area yang terlibat dalam perencanaan tata
letak.
Systematic Layout planning merupakan salah satu cara untuk
menghasilkan aliran barang yang efisien melalui perancangan produk.
Metode ini mencoba merancang Layout fasilitas dengan memperhatikan
urutan proses serta derajat kedekatan antar unit pelayanan yang terdapat
pada fasilitas yang akan dirancang.
b. Pola Perencanaan Systematic Layout Planning
Menurut Muther dan Hales (2015:27) Setiap tata letak didasarkan
pada 3 hal dasar dibawah ini:
1) Relationship: the relative degree of closeness desired or required
among things (tingkat keterdekatan yang diinginkan atau diperlukan
terhadap satu peralatan dan peralatan lainnya).
2) Space: the amount, kind, and shape or configuration of the things being
laid out. (Jumlah, tipe, bentuk atau konfigurasi barang-barang yang
ditempatkan).
3) Adjustment: the arrangement of things into a realistic best fit
(penyusunan barang-barang dalam susunan terbaik yang realisitis).
Ketiga hal ini adalah kunci untuk melakukan perencanaan tata letak tidak
tergantung pada tipe produk, proses ataupun ukuran proyek tersebut. Oleh
sebab itu, ketiga dasar ini merupakan yang paling logis untuk menjadi
patokan dalam membuat perkiraan dalam perencanaan tata letak.
c. Prosedur Penyusunan Systematic Layout Planning
1) Pengumpulan data masukan dan aktivitas

5
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data informasi
yang berkaitan dengan aktivitas pabrik, seperti desain produk dan
urutan proses perakitannya dengan disimpulkan menggunakan Route
Sheet atauOperation Process Sheet dengan simbol ASME, serta
schedule kerja yang nantinya akan berpengaruh pada waktu kerja.
2) Analisa aliran material dan aktivitas operasional
Analisa ini berkaitan dengan perpindahan material diantara aktivitas-
aktivitas operasional. Setelah didapat informasi data masukan, terlebih
dahulu dilakukan analisa aliran material, peralatan kerja serta
operatornya, karena Layout pada dasarnya dirancang untuk pengaturan
kelancaran aliran kerja pembuatan produk.
3) Activity Relationship Chart
Activity Relationship Chart (ARC) bisa digunakan untuk menganalisa
suatu Layout dengan melihat sisi kualitatifnya, dan melihat hubungan
keterkaitan antar bagian dari suatu pabrik, dan hal ini dilakukan dengan
menganalisa pemindahan material dengan aspek kuantitatif (material
handling cost).
4) Relationship Diagram
Berisikan kombinasi antara aliran material dengan keterkaitan satu
departemen dengan departemen lainnya dalam pertimbangan
pembuatan suatu Layout. Pertimbangan tersebut dengan memperhatikan
segi kuantitatif dan kualitatif.

6
Gambar 1 Prosedur Penyusunan Systematic Layout Planning
(Sumber: Scribd.com)
d. Tahap Perencanaan Systematika Layout Planning
1) Menentukan lokasi dimana fasilitas akan dibangun
2) Membuat rancangan fasilitas secara keseluruhan
3) Menentukan perancangan tata letak fasilitas secara detail
4) Persiapan dan penginstalasi hasil rancangan
e. Fase – Fase Perencanaan Systematic Layout Planning
Menurut Muther dan Hales (2015:22) terdapat 4 tahap fase
perencanaan tata letak Systematic Layout Planning yaitu,
1) Fase I Location : Determine the location of the area to be laid out.
Lokasi area yang akan di tata , lokasi baru maupun lokasi yang sedang
digunakan saat ini.
2) Fase II General Overall Layout:Establish the general arrangement of
the area to be laid out. Menetapkan kawasan atau wilayah yang akan
ditata. Pola aliran dan area dipadukan dari hubungan proses dan
konfigurasinya.
Fase III Detailed Layout Plans : Locate each specific piece of machinery
and equipment. Mengalokasikan masing-masing mesin atau peralatan
secara rinci. Biasanya bentuk dari rincian perencanaan ini

7
3) dituangkan dalam bentuk gmabar selembar kertas atau gambar
elektronik.
4) Fase IV Instalation: Plan the installation, seek the approval of the plan,
and make the necessary physical moves. Ini adalah fase terakhir dalam
melakukan Perencanaan tata letak, dimana desain yang di tetapkan
sudah harus dapat diterima oleh pihak yang bertanggung jawab
mengenai perubahan tata letak di dalam perusahaan atau pemiliknya
serta melakukan perhitungan biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan perubahan tata letak ini.
f. Masukan (inputan) data yang dibutuhkan oleh Systematic Layout Planning
(SLP)
Menurut Muther dan Hales (2015:16), penjelasan mengenai data
P,Q,R,S,T adalah sebagai berikut,
1) By Product. Dapat diartikan sebagai produk (Material atau jasa) berarti
jenis barang yang akan diproduksi atau diproses, bahan baku maupun
barang jadi. Yang termasuk produk ini adalah seluruh variasi barang
dari jenis model dan kelompok barang.
2) By Quantity (or volume). Dapat diartikan sebagai kuantitas (atau kubik)
maksudnya adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, disediakan,
dan digunakan. Yang termasuk kuantitas ini adalah dalam bentuk ton,
kubik, dan potongan.
3) By Routing. Rute dimaksudkan adalah proses, peralatan, cara
pengoperasianya, dan urutannya. Routing dapat didefinisikan sebagai
daftar peralatan, peralatan operasi, lembaran proses, aliran proses dan
sejenisnya. Mesin dan peralatan yang digunakan biasanya didasarkan
pada Material atau produk yang akan dihasilkan berdasarkan
karkteristiknya. Begitu pula pergerakan pekerjaan ditata bergantung
pada urutan pengoperasian suatu produk. Oleh karena itu
pengoperasian peralatan menjadi kunci yang terlibat dalam proses
pembentukan tata letak.

8
4) By Supporting Services. Dapat diartikan sebagai layanan pendukung.
Elemen ini ialah kegiatan yang bukan sebagai kegiatan proses utama
melainkan kegiatan pembantu yang berkaitan dengan proses utama.
Selain itu elemen ini yang menjadikan fungsi proses utama dapat
berjalan dengan efektif. Supporting Service meliputi perawatan,
perbaikan mesin, toilet, ruang loker, kafetaria, area penyimpanan dan
sejenisnya.
By Time (or timing). Dapat diartikan sebagai waktu yang termasuk elemen
dasar yang termasuk dasar kunci untuk memecahkan permasalahan tata letak.
Waktu yang dimaksud adalah berapa lama waktu yang digunakan untuk
melakukan sebuah proses, seberapa sering, dan seberapa cepat. Waktu
melibatkan kapan suatu barang akan diproses dan kapan tata letaknya
direncanakan akan beroperasi (satu shift, setiap saat atau hanya musim tertentu).

F. MANFAAT LAYOUT
1) Meningkatkan Jumlah Produksi
Layout fasilitas pabrik yang baik akan memberikan kelancaran
proses produksi dan akhirnya akan memberikan output yang lebih besar.
2) Mengurangi Waktu Tunggu
Layout fasilitas pabrik yang baik akan memberikan keseimbangan
beban dan waktu antara satu mesin dengan mesin atau departemen dengan
departemen lain. Keseimbangan ini akan dapat mengurangi penumpukan
bahan dalam proses dan waktu tunggu antara satu mesin dengan mesin
lainnya.
3) Efisiensi Penggunaan Fasilitas
Layout fasilitas pabrik yang terencana baik, dapat menciptakan
pendayagunaan elemen produksi seperti tenaga kerja, mesin maupun
peralatan yang lebih efektif dan efisien.

9
4) Mempersingkat Waktu Proses
Dengan memperpendek jarak antara satu mesin dengan mesin yang
lain atau antara satu operasi dengan operasi yang lain dan mengurangi
penumpukan bahan dalam proses atau mengurangi waktu tunggu.
5) Meningkatkan Kepuasan & Keselamatan Kerja
Pengaturan Layout fasilitas pabrik secara baik akan menciptakan
suasana ruangan dan lingkungan kerja yang nyaman, aman, tertib, dan rapi
sehingga kepuasan dan keselamatan kerja akan dapat ditingkatkan.

G. DESAIN LAYOUT
Hal yang harus dipertimbangkan:
a. Utilisasi Ruang & Peralatan
b. Aliran Informasi, Barang/Orang yang lebih Baik
Penentuan Layout harus memperhatikan kelancaran komunikasi
antar divisi, mislanya jarak antar ruang. Manager harus memutuskan
peralatan yang akan digunakan.
Contoh: ban berjalan, kereta otomatis untuk mengirim dan menyimpan
bahan. Ban berjalan adalah ban atau sabuk yang terhubung ke dua atau lebih
katrol yang berputar yang digunakan untuk mengangkut material.
c. Kondisi Lingkungan Kerja yang Lebih Aman
Penentuan Layout juga membutuhkan kepuasan mengenai jendela,
penghijauan, menyediakan aliran udara, mengurangi kebisingan, dan
menyediakan keleluasaan pribadi.
d. Interaksi dengan Pelanggan/Klien yang Lebih Baik

10
H. JENIS LAYOUT
Pada dasarnya ada empat tipe Layout yang dapat dibedakan berdasarkan pola
aliran bahan dalam proses operasi produksi yaitu:
1) Product Layout
Fasilitas produksi yaitu mesin-mesin produksi dan perangkat penunjang
disusun secara berantai mengikuti urutan proses operasi pembuatan produk.
Salah satu keuntungan dari tata letak fasilitas yang mengikuti proses operasi
adalah proses operasi produksi dilantai pabrik relatif mudah dilakukan oleh
supervisor. Sedangkan kerugiannya adalah susunan ini membuat Layout
kurang fleksibel sehingga sulit digunakan untuk menangani produk yang
beragam.
2) Process Layout
Layout tipe proses mengelompokkan fasilitas produksi berdasarkan
kesamaan fungsi. Produk-produk dilantai pabrik dikerjakan secara
berpindah-pindah dari kelompok fasilitas lain mengikuti urutan proses
operasi pengerjaan produk tersebut. Keuntungan dari Layout ini adalah
fleksibilitas proses operasi cukup tinggi namun menimbulkan kerugian pada
sistem pemindahan bahan yang sangat kompleks dan mahal karena aliran
bahan berpola zigzag (zigzag flow).
3) Fixed Position Layout
Berbeda dengan kedua tipe Layout diatas, pada Layout tipe ini fasilitas
produksi yang berpindah-pindah ke tempat dimana operasi mesin tersebut
dibutuhkan. Layout tipe ini hanya digunakan pada pembuatan produk-
produk besar seperti kapal, bangunan, bandar udara dan produk-produk
berukuran besar lainnya. Layout ini memberikan fleksibilitas yang sangat
tinggi dan aliran bahan yang sangat rendah karena fasilitas produksi
ditempatkan dimana operasi dilakukan. Tetapi biata pemindahan fasilitas
akan tinggi karena harus selalu berpindah-pindah ke tempat dimana fasilitas
tersebut dibutuhkan. Dengan demikian, efek biaya yang ditimbulkannya
terhadap biaya produksi pada umumnya cukup tinggi.

11
4) Group Technology Layout
Yaitu pengelompokan mesin-mesin ke dalam sel mesin dan part-part ke
dalam family part berdasarkan kesamaan desain dan urutan proses (flow
process). Tata letak tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk atau
komponen yang dibuat. Produk-produk yang tidak identik dikelompokkan
berdasarkan langkah-langkah pemrosesan, bentuk, mesin atau peralatan
yang dipakai bukan berdasarkan pada kesamaan jenis produk akhir seperti
halnya pada tipe produk Layout. Pada group Layout, mesin-mesin dan
fasilitas produksi dikelompokkan dan ditempatkan dalam sebuahn
manufacturing cell. Karena disini setiap kelompok produk akan memiliki
urutan proses yang sama, maka akan menghasilkan tingkat efisiensi yang
tinggi dalam proses manufacturing.

Menurut Heizer, Render & Munson (2017), tata letak dibagi menjadi beberapa
tipe, antara lain:

1. Office Layout, menentukan posisi pekerja, peralatan bekerja dan ruang


kerja yang disediakan untuk pergerakan informasi.
2. Retail Layout, mengalokasikan ruang display dan tanggapan untuk
kebiasaan pelanggan.
3. Warehouse Layout, menentukan ruang penyimpanan dan pertukaran antar
material handling.
4. Fixed-Position Layout, menentukan persyaratan tata letak atau proyek
besar seperti kapal dan bangunan.
5. Process-Oriented Layout, berurusan dengan produksi yang bervolume
rendah dan bervariasi tinggi.
6. Work-Cell Layout, mengatur mesin dan peralatan untuk fokus pada
produksi dari produk tunggal atau produk yang berkelompok.
Product-Oriented Layout, mencari penggunaan tenaga dan mesin terbaik dalam
produksi berulang atau berkelanjutan.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Layout adalah keputusan penting yang menentukan efisiensi operasi
secara jangka panjang. Layout adalah keputusan mengenai penempatan mesin-
mesin pada tempat pabrik (dalam pengaturan produksi), kursi dan meja-meja
(pada pengaturan kantor), pusat pelayanan (dalam pengaturan rumah sakit atau
departemen store).
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan Layout fasilitas
pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan
efisiensi dalam pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini, kami berharap pembaca maupun penyusun
mengerti dan memahami mengenai Perencanaan Layout.
Dalam makalah ini kami memohon maaf jika ada kesalahan penulisan
dan pengetikan, dengan demikian kami mengharap kritik dan saran atas tulisan
kami agar bisa membangun dan memotivasi kami untuk membuat tulisan yang
lebih baik.

VI
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, T., dkk. (2018). Penetuan Layout. Makalah Mata Kuliah Manajemen
Operasional, 05-16. https://id.scribd.com/document/431305763/Makalah-
Penentuan-Layout
Adeliza. (2018). Makalah Penentuan Layout.
https://id.scribd.com/document/431305763/Makalah-Penentuan_Layout

Probo, B. (2012). Systematik Layout Planning. Diakses melalui


https://buyanprobo.wordpress.com/2012/02/25/systematik-layout-
planning-slp/, pada tanggal 10 Maret 2022
Harnita. (2017). Perancangan Tata Letak. FIB UMN, diakses melalui
https://kc.umn.ac.id/4754/2/BAB%20II.pdf pada tanggal 10 Maret 2022

Heizer, J., Render, B., & Munson, C. (2017). Operations Management:


Sustainability and Supply Chain Management, 12/e Harlow: Pearson
Education. https://ghaleebmumtaz.wordpress.com/2015/04/10/jenis-jenis-
layout/

Hesti, D. (2012). Manajemen Operasional Tentang Layout Produksi.


https://obiand.wordpress.com/2012/06/02/manajemen-operasional-tentang-
lay-out-produksi/

VIII

Anda mungkin juga menyukai