Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Tugas Bagaimana Pengukuran Kinerja Dalam Pengelolaan

Organisasi Sektor Publik

Dosen Pengampu :

Made Aristia Prayudi, S.A., M.Sc., Ak.

Oleh :

Nama : Eva Delia Faramita

Nim : 2017051106

Prodi : S1 Akuntansi

Kelas : 2D

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021
Bagaimana Pengukuran Kinerja Dalam Pengelolaan

Organisasi Sektor Publik

Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pelaksanaan suatu kegiatan dalam


mewujudkan tujuan serta visi misi sebuah organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu
aktivitas penilaian pencapaian target-target tertentu yang digunakan untuk meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. Pengukuran kerja (performance
measurement) dapat juga diartikan sebagai suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan
terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas :
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan
jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh
pelanggan puas); dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan. Pengukuran tersebut akan
melihat seberapa jauh kinerja yang telah diselesaikan dalam suatu periode tertentu
dibandingkan dengan yang telah direncanakan.

Tujuan adanya pengukuran kinerja dalam pengelolaan organisasi sektor publik yaitu
untuk mengkomunikasikan strategi dengan lebih baik (top down and bottom up), untuk
mengukur kinerja finansial dan non finansial, sebagai alat untuk mencapai kepuasan
berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang lebih rasioanl. Dalam
pengukuran kinerja untuk pengelolaan organisasi sektor publik memiliki elemen-elemen
pokok yang ada yaitu sebagai berikut ini :

1. Menetapkan tujuan, sasaran,dan strategi organisasi


Tujuan, sasaran, dan strategi ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan
misi organisasi. Berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi tersebut selanjutnya dapat
ditentukan indicator dan ukuran kinerja secara tepat.
2. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja
Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu
hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja. Ukuran kinerja
mengacu pada penilaian kinerja secara langsung untuk menilai tingkat ketercapaian
tujuan dalam organisasi.
3. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran organisasi
Elemen ini digunakan untuk membandingkan hasil aktual dengan indikator
dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi kinerja
Evaluasi kinerja memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai
nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Informasi capaian kinerja dapat
dijadikan feedback, penilaian kemajuan organisasi, dan meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan.

Berikut ini adalah skema dari pengukuran kinerja dalam sebuah organisasi
sektor publik :

Skema Pengukuran Kinerja

Rencana Pengukuran Evaluasi


Implementasi
Strategis Kinerja Kinerja

Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pengukuran kinerja dalam pengelolaan


organisasi sektor publik yaitu :

1. Kelompok masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
2. Kelompok proses (process) adalah ukuran kegiatan, baik dari segi kecepatan,
ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan organisasi.
3. Kelompok keluaran (output) adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat dicapai dari
suatu organisasi.
4. Kelompok hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran kegiatan pada jangka menengah.
5. Kelompok manfaat (benefit) adalah segala sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir
dalam organisasi.
6. Kelompok dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif.

Berdasarkan aspek-aspek kinerja tersebut, yang harus diukur pada organisasi sektor
publik yaitu mencakup item-item seperti kebijakan (policy), perencanaan dan penganggaran
(planning and budgeting), kualitas (quality), kehematan (economy), keadilan (equity), dan
pertanggungjawaban (accountability). Informasi yang digunakan untuk pengukuran kinerja
yaitu menggunakan informasi finansial (berdasar pada anggaran yang telah dibuat) dan
informasi nonfinansial (dapat menambah keyakinan terhadapkualitas proses pengendalian
manajemen). Indikator kinerjanya sederhana, mudah dipahami, dapat diukur, berfokus pada
kualitas dan efisiensi.

Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang
mendasarkan pada tiga elemn utama yaitu ekonomi, efisien, dan efektivitas. Value for money
merupakan inti dari pengukuran kinerja organisasi sektor publik. Berikut ini langkah-langkah
pengukuran value for money dalam pengelolaan organisasi sektor publik :

1. Pengukuran ekonomi, hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan dan


merupakan ukuran relatif.
2. Pengukuran efisiensi, efisiensi dapat diukur dengan rasio output dan input. Rasio
efisiensi tidak dinyatakan dalam bentuk absolute tetapi dalam bentuk relatif, karena
efisiensi diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan.
3. Pengukuran efektifitas, ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai
tujuan. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebut
dikatakan telah berjalan efektif.
4. Pengukuran outcome, outcome merupakan dampak suatu program atau kegiatan
terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi nilainya dari output, karena output hanya
mengukur hasil tanpa mengukur dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan
outcome mengukur kualitas output dan dampak yang dihasilkan.
5. Estimasi indikator kerja
a. Kinerja tahun lalu digunakan sebagai dasar untuk mengestimasi indikator kerja,
karena merupakan perbandingan bagi unit melihat seberapa besar kinerja yang
telah dilakukan.
b. Expert Judgement digunakan karena kinerja tahun lalu sangat berpengaruh
terhadap kinerja berikutnya. Dengan menggunakan teknik pengetahuan dan
pengalaman.
c. Trend digunakan dalam mengestimasi indicator kinerja karena adanya pengaruh
waktu dalam pencapaian kinerja unit kerja.

Adanya pengukuran kinerja dari pengelolaan organisasi sektor publik memunculkan


banyak manfaat bagi semua elemen, manfaatnya antara lain untuk memastikan pemahaman
para pelaksana akan ukuran yang digunakan untuk pencapaian kinerja, memastikan
tercapainya rencana kinerja yang telah disepakati, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan
kinerja, menjadi alat komunikasi antar bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki
kinerja organisasi, dan memastikan bahwa pengembalian keputusan dilakukan secara
objektif.

Dalam pengelolaan organisasi sektor publik, dibutuhkan pengukuran kinerja dalam


organisasi yang baik, efektif, dan terbuka. Hal tersebut, digunakan demi kelangsungan dan
keberhasilan dalam sebuah organisasi untuk mencapai sasaran, tujuan, dan strategi yang telah
dibuat sebelumnya. Maka dari itu, pengukuran kinerja dalam sebuah organisasi sangat
dibutuhkan. Tanpa adanya pengukuran kinerja dalam pengelolaan organisasi, semua kegiatan
yang dilaksanakan tidak akan berjalan lancar dan tidak sesuai dengan tujuan awal dari sebuah
organisasi sektor publik itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Muharief. 2018. “Modul Pengukuran Kinerja Sektor Publik”. Tersedia pada
https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2018/08/modul-pengukuran-kinerja-sektor-
publik.pdf .

Mahsun, Firma dkk. 2013. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.

Note. 2013. “Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik”. Tersedia pada


https://datakata.wordpress.com/2013/12/03/sistem-pengukuran-kinerja-sektor-publik/
(diakses tanggal 3 Desember 2013).

Anda mungkin juga menyukai