Anda di halaman 1dari 40

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI DI ERA


COVID 19
Sasaran : Ibu pasien
Tempat : Ruang Laktasi Neonatus
Hari / tanggal : Rabu, 02-07-2020, pukul 10:00 WIB.
Waktu : 30 menit

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, ibu dapat memahami tentang
ASI eksklusif dan tehknik menyusui dengan benar di Era Covid 19

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu dapat :
1. Menjelaskan pengertian ASI Ekslusif dan dan tehknik menyusui dengan
benar di Era Covid 19
2. Menjelaskan manfaat ASI
3. Menjelaskan cara penyimpanan ASI
4. Menjelaskan masalah yang bisa timbul saat menyusui
dan cara mengatasinya
5. Menjelaskan langkah- langkah menyusui yang benar

III. Sasaran
Peserta : Ibu dengan bayi yang dirawat di Ruang Neonatus RSUD Bajawa

IV. Materi
1. Pengertian Asi Ekslusif
2. Manfaat ASI Ekslusif
3. Cara penyimpanan ASI

1
4. Masalah yang bisa timbul saat menyusui dan cara mengatasinya
5. Langkah- langkah menyusui yang benar

V. Metode
 Ceramah
 Tanya jawab
 Demontrasi
VI. Media
 Leaflet
 LCD
 Phantom
VII. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi struktur
- 5 orang dari ibu bayi yang dirawat di ruang NICU RSUD Bajawa
- Penyuluhan diselenggarakan di Ruang NICU RSUD Bajawa
- Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya.
2. Evaluasi proses
- Peserta penyuluhan antusias terhadap materi penyuluhan ditunjukkan
dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan
- Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan
selesai
3. Evaluasi hasil
Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan pemateri terkait:
1. Pengertian Asi Ekslusif
2. Manfaat ASI Ekslusif
3. Cara penyimpanan ASI
4. Masalah yang bisa timbul saat menyusui dan cara mengatasinya
5. Langkah- langkah menyusui yang benar

2
VIII. Kegiatan Penyuluhan
Penanggung
No Kegiatan Peserta Waktu
jawab

1. Persiapan: Menjawab salam dan Moderator 5 menit


1.1 Siapkan media yang mendengarkan
dibutuhkan
1.2 Waktu yang tepat untuk
melakukan kegiatan
dengan klien.
-
2. Pelaksanaan: Menjawab apa yang Penyaji 15 menit
2.1 Pembukaan diketahui.
-Mengucapkan salam Mendengarkan
-Memperkenalkan diri presentasi.
-Menjelaskan tujuan kegiatan Peserta mengajukan
-Menjelaskan kontrak waktu pertanyaan.
- 2.2 Pelaksanaan
2.2.1 Eksplorasi pengetahuan Peserta mampu
awal peserta menje-laskan
a. 2.2.2 Mempresentasikan kembali/bisa
materi tentang ASI menjawab pertanyaan
Eksklusif
 Pengertian Asi
Ekslusif
 Manfaat ASI
Ekslusif
 Cara penyimpanan
ASI
 Masalah yang bisa
timbuL saat
menyusui dan cara

3
mengatasinya.
 Langkah- langkah
menyusui yang
benar
2.2.3 Demonstrasi
2.2.4 Diskusikan bersama
peserta mengenai hal-hal
yang belum dipahami.
2.2.5 Lakukan tanya jawab
b. 2.2.6 Evaluasi
c. Lakukan feed back atas
penjelasan yang telah
diberikan.
3. Penutup : Menjawab salam dan Moderator 5 menit
- Membagikan leaflet kembali ke tempat
- Mengucapkan salam masing-masing

VIII. Pengorganisasian

Penyaji : Veronika J.Teda, S.Kep.Ns


Moderator : Maria B.Geme, Amd.Kep
Operator : Elisabeth Peni Sarpi, Amd.Kep
Fasilitator : Maria Consita Pede, S.Kep.Ns
Observer : Sigiberta Milo, Amd.Kep
: LCD

4
: Peserta
Supervisor : 1. Dominikus Rato, S.Kep.Ns
2.Kristina Blandina Wea, S.Kep.Ns
IX. Job Description
1. Penyuluh
 Menggali pengetahuan ibu bayi tentang ASI eklusif dan teknik
menyusui yang benar di era Covid 19
 Menyampaikan materi penyuluhan
2. Moderator
- Bertanggung jawab atas kelangsungan acara
- Membuka dan menutup acara
- Menyeting waktu penyajian sesuai dengan rencana kegiatan
- Mengevaluasi pengetahuan keluarga tentang cuci tangan
- Mencatat pertanyaan dari peserta
3. Observer
- Mengamati jalannya acara penyuluhan
- Menilai kesuaian waktu antara susunan acara dengan acara penyuluhan
- Mengevaluasi jalannya acara penyuluhan
4. Fasilitator
- Menyiapkan alat dan sarana acara penyuluhan
- Membantu kelancaran acara penyuluhan
Membagikan leaflet pada akhir pelaksanaan kegiatan

5
X. INSTRUMENT EVALUASI
Instrument evaluasi yaitu dengan lembar chek list yang akan diisi oleh observer

Lembar Evaluasi

Berilah tanda Chek List (V) sesuai dengan pengamatan anda selama acara
penyuluhan!

Evaluasi Ya Tidak

1. Evaluasi persiapan alat


a. Media yang akan digunakan sudah tersedia dengan lengkap
(LCD, Komputer/Lap Top, Flipchart)
b. Alat yang akan digunakan dapat digunakan dan tidak rusak
(LCD, Komputer/Lap Top)
c. Ruangan yang akan digunakan sudah di tata dan diatur
dengan rapi

2. Evaluasi Struktur
a. peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan 5 orang
b. Penyuluhan dilakukan di ruang laktasi
3. Evaluasi Proses
a. Peserta dapat mengikuti penyuluhan sampai selesai
b. Tidak ada peserta yang keluar masuk ruangan
c. Peserta memberikan banyak pertanyaan yang terkait dengan
topik yang dibahas.
d. Kesesuain waktu proses acara penyuluhan dan satuan acara
penyuluhan
- Pembukaan : 5 menit
- Pelaksanaan : 15 menit
- Penutup : 5 menit

4. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian asi eksklusif dan
teknik menyusui

6
b. Peserta mampu menyebutkan tujuan manfaat asi eksklusif
dan teknik menyusui
c. Peserta mampu menyebutkan cara penyimpanan ASI dan
teknik menyusui
d. Peserta mampu menyebutkan masalah yang bisa timbul saat
menyusui dan cara mengatasinya
e. Peserta mampu menyebutkan langkah-langkah menyusui
yang benar

7
MATERI PENYULUHAN ASI EKSLUSIF

A. PENGERTIAN

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna

sebagai makanan bagi bayinya.

Asi ekslusif adalah pemberian ASI segera setelah bayi lahir sampai berusia 6 bulan

tanpa makanan dan minuman lain. (Depkes RI, 2005).

B. MANFAAT ASI

Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak, karena

dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi saja, tetapi juga

bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara (Suradi, 2008).

1. Manfaat bagi bayi

 Ditinjau dari aspek gizi

Kandungan gizi lengkap dan sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh

kembang yang optimal. Mudah dicerna dan diserap, karena perbandingan

whey protein /casein adalah 80/20, sedangkan susu sapi 40/60. Disamping

itu ASI mengandung lipase yang memecah trigliserida menjadi asam lemak

dan gliserol. Laktosa dalam ASI mudah terurai menjadi glukosa dan

galaktosa, dan enzim laktase sudah ada sejak bayi lahir.

 Ditinjau dari aspek imunologi

8
Mengandung kekebalan antara lain: Imunitas selular yaitu lekosit sekitar

4000/ml ASI yang terutama terdiri dari Makrofag Imunitas humoral,

misalnya IgA- enzim pada ASI yang mempunyai efek antibakteri misalnya

lisozim, katalase dan peroksidase.Laktoferin Faktor bifidus Antibodi

lainnya: Interferon, faktor antistafilokokus, antibodi HSV, B12 binding

protein, dan komplemen C3 dan C4. Tidak menyebabkan alergi.

 Ditinjau dari aspek psikologis

Mendekatkan hubungan ibu dan bayi menimbulkan perasaan aman bagi

bayi, yang penting untuk mengembangkan dasar kepercayaan dengan mulai

mempercayai orang lain / ibu dan akhirnya mempunyai kepercayaan pada

diri sendiri.

 Manfaat lainnya bagi bayi: mengurangi insiden karies dentis dan

mengurangi maloklusi rahang.

2. Manfaat bagi ibu

 Aspek kesehatan ibu

Dapat mengurangi pendarahan post partum,mempercepat kontraksi

uterus dan mengurangi insidens kanker payudara.

 Aspek psikologis

Mendekatkan hubungan ibu dan anak serta memberikan perasaan

dipelukan bahkan merupakan suata rasa kebanggaan dari ibu.

 Aspek keluarga berencana

9
Menunda kembalinya kesuburan, sehingga dapat menjarangkan kehamilan.

Perlu diketahui bahwa frekuensi menyusui yang sering baru mempunyai

efek keluarga berencana.

3. Aspek ekonomi

ASI mudah didapat dan sudah steril, serta tidak perlu penyimpanan

sewaktu waktu bisa langsung diberikan bahkan tidak perlu mengeluarkan

biaya.

C. JENIS ASI BERDASARKAN WAKTU PRODUKSINYA

Berdasarkan waktu produksinya ASI dikelompokan menjadi:

1. Kolostrum

Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari pertama setelah

kelahiran bayi, berwarna kekuningan dan lebih kental, karena menagandung

banyak vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk melindungi

bayi dari penyakit infeksi. Kolostrum juga mengandung vitamin A, E, dan K

serta beberapa mineral seperti Natrium dan Zn (Depkes RI, 2001).

Menurut Roesli (2000) kolostrum adalah ASI yang keluar dari hari pertama

sampai hari ke-4 yang merupakan cairan emas, cairan pelindung yang kaya zat

anti infeksi dan berprotein tinggi. Volume kolostrum adalah 150 – 300 ml / 24

jam.

2. ASI transisi/ peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum

menjadi matang. Biasanya diproduksi pada hari ke 4-10 setelah kelahiran.

10
Kandungan protein akan makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan

lemak makin tinggi dibandingkan pada kolostrum, juga volume akan makin

meningkat (Krisnatuti, 2000)

3. ASI matang atau matur

ASI matang/mature adalah ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke-14 dan

seterusnya,komposisi relatif tetap (Roesli, 2000). Merupakan suatu cairan

berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna dari gambar Ca-casenat

riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. Pada ibu yang sehat

dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang

paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan (Soetjiningsih, 1997).

Selama 6 bulan pertama, volume ASI pada ibu sekurang-kurangnya sekitar

500 – 700 ml/hari, bulan kedua sekitar 400 – 600 ml/hari dan 300 – 500

ml/hari setelah bayi berusia satu tahun (Suhardjo, 1998).

Berdasarkan sumber dari food and Nutrition Boart, National research

Council Washington tahun 1980 diperoleh perkiraan komposisi Kolostrum

ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml seperti tertera pada tabel

Komposisi Kolostrum, ASI dan susu sapi Kolostrum ASI Susu Sapi
untuk setiap 100 ml Zat-zat Gizi
Energi (K Cal) 58 70 65

Protein (g) 2,3 0,9 3,4

- Kasein/whey 1 : 1,5 1 : 1,2

- Kasein (mg) 140 187 -

11
- Laktamil bumil (mg) 218 161 -

- Laktoferin (mg) 330 167 -

- Ig A (mg) 364 142 -

Laktosa (g) 5,3 7,3 4,8

Lemak (g) 2,9 4,2 3,9

Vitamin

- Vit A (mg) 151 75 41

- Vit B1 (mg) 1,9 14 43

- Vit B2 (mg) 30 40 145

- Asam Nikotinmik (mg) 75 160 82

- Vit B6 (mg) - 12-15 64

- Asam pantotenik 183 246 340

- Biotin 0,06 0,6 2,8

- Asam folat 0,05 0,1 ,13

- Vit B12 0,05 0,1 0,6

- Vit C 5,9 5 1,1

- Vit D (mg) - 0,04 0,02

- Vit Z 1,5 0,25 0,07

- Vit K (mg) - 1,5 6

Mineral

- Kalsium (mg)

- Klorin (mg) 39 35 130

- Tembaga (mg) 85 40 108

- Zat besi (ferrum) (mg) 40 40 14

- Magnesium (mg) 70 100 70

- Fosfor (mg) 4 4 12

- Potassium (mg) 14 15 120

12
- Sodium (mg) 74 57 145

- Sulfur (mg) 48 15 58

22 14 30

Sumber : kodrat, 2010

C. Bila ASI jarang diberikan, anak akan menunjukkan gejala sebagai berikut:

1. Popok bayi jarang basah

2. Bayi sering minta disusui

3. Bayi jarang buang air besar

4. Bayi tampak rewel.

5. Berat badan tidak meningkat ata

6. u meningkat sedikit

Maka :

1. Lebih sering beri ASI 8 kali atau lebih dalam 24 jam

2. Berikan ASI tanpa diberikan jadwal.

3. Berikan ASI sampai payudara terasa kosong..

4. Biarkan bayi menyusui payudara pertama sampai selesai

5. Berikan kedua payudara setiap kali menyusui

6. Ibu perlu makan yang cukup

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ASI

13
Berdasarkan Depkes RI 2007 faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI:

1. Rangsangan otot buah dada

Produksi ASI memerlukan rangsangan pada otot buah dada agar kelenjar buah

dada bekerja lebih efektif, otot buah dada yang terdiri dari otot polos dengan

adanya rangsangan akan berkontraksi lebih baik misalnya dengan melakukan

massage / mengurut buah dada, menyiram buah dada dengan air hangat dan

dingin secara bergantian.

2. Keteraturan anak mengisap

Penghisapan oleh anak mempunyai pengaruh dalam pengeluaran hormon

pituitary dengan adanya pengeluaran hormon pituitary yang lebih banyak,

akan mempengaruhi kuatnya kontraksi otot polos buah dada dan uterus

dimana kontraksi pada buah dada berpengaruh pada pembentukan air susu Ibu

sedang kontraksi pada uterus untuk mempercepat involusi.

3. Keadaan ibu

Untuk dapat menghasilkan air susu Ibu yang cukup, keadaan Ibu harus sehat.

Keadaan ini berpengaruh pada pembentukan produksi ASI karena untuk

pembentukannya bahan diambil dari Ibu. Bila Ibu tidak dapat mensuplay

bahan karena tubuh tidak sehat, input makanan yang kurang, untuk membawa

bahan yang akan diolah sel acini di buah dada maka bahan tidak sampai pada

sel acini tersebut. Dengan demikian, sel acini tidak memiliki bahan mentah

yang akan diolah menjadi ASI sehingga produksi ASI menurun.

4. Faktor makanan

14
Makanan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan ASI, karena ASI

dibuat dari zat makanan yang diambil dari darah Ibu yang sudah disiapkan

sejak terjadinya kehamilan, karena itu Ibu hamil harus mendapatkan yang

cukup kualitas dan kuantitasnya untuk kebnutuhan sendiri, pertumbuhan janin

dan persiapan laktasi.

5. Faktor istirahat

Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot dan syaraf setelah

mengalami ketegangan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan istirahat, akan

timbul penyegaran kembali demikian juga pada Ibu menyusui yang

membutuhkan istirahat yang lebih banyak di luar maupun di dalam tubuhnya

yaitu untuk memproduksi ASI. Dalam beristirahat sel dan jaringan akan

mendapatkan kesegaran kembali dan dapat bekerja lebih giat, hingga

demikian, prosuksi ASI dapat dipertahankan atau ditingkatkan.

6. Faktor fisiologis

Terbentuknya ASI dipengaruhi oleh hormon prolactin yang dikeluarkan sel

alfa dari lobus anterior kelenjar hypofise. Hormon ini merangsang sel acini

untuk membentuk ASI apabila ada kelainan misalnya hormone ini tidak

terbentuk atau kurang yang dikeluarkan dengan sendirinya rangsangan pada

sel acini juga berkurang sehingga sel acini pun jumlahnya kurang atau tidak

dapat membentuk ASI.

7. Faktor obat

Obat yang mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI adalah obat yang

mengandung hormon. Hormon tersebut dikhawatirkan mempengaruhi hormon

15
prolaktin dan pituitary yang berpengaruh pada pruduksi dan pengeluaran ASI.

Apabila hormon prolactin terhambat pengeluarannya karena obat yang

mengandung hormon tersebut,tentu rangsangan kepada sel acini untuk

membentuk air susu akan berkurang.

E. CARA PENYIMPANAN ASI

Menurut Protap ruang Neonatus RSUD DR Soetomo Surabaya :

a. Cuci tangan dengan sabun

b. Keluarkan ASI langsung kedalam botol susu yang bersih dan steril

c. Segera setelah dikeluarkan tutup botol susu.

d. Botol susu tadi disimpan di bagian terdingin dari lemari es, jangan

menyimpannya di area pintu lemari es.

Penyimpanan ASI sesuai suhu, yaitu:

1. Kolostrum Suhu kamar = 12 jam

2. Suhu ruangan 16°C = 24 jam

3. Suhu ruangan 19-22°C = 10jam

4. Suhu ruangan 26°C = 4-6 jam

5. Suhu ruangan 30-38°C = 4 jam

6. Suhu lemari es 4-5°C = 5 hari

7. Freezer kulkas 1 pintu = 2 minggu

8. Freezer kulkas 2 pintu (-18-(-20°C))= 3-6minggu

F. KERUGIAN SUSU FORMULA

1. Mudah menimbulkan alergi

16
2. Bisa menimbulkan diare pada bayi

3. Nutriennya tidak sesempurna ASI

4. Lebih mudah menimbulkan gigi berlubang

5. Kurang memiliki efek psikologis yang menguntungkan

6. Tidak merangsang kembali normalnya rahim

7. Tidak menjarangkan kehamilan

8. Tidak mengurangi kejadian kanker payudara

9. Tidak praktis dan ekonomis

G. LANGKAH- LANGKAH MENYUSUI YANG BENAR

1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan

disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.

Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)

2. Sebelum menyusui puting susu dan areola mammae dibersihkan dengan kapas

basah atau ASI dekeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan

sekitar kalang payudara.

17
Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)

3. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,

jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan

bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu,

dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan

menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)

4. Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi

terletak di bawah puting susu.

18
5. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada

payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)

Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)

6. Menyendawakan bayi

19
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung

supaya bayi tidak muntah setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi

adalah:

 Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian

punggungnya ditepuk perlahan.

 Bayi tidur tengkurap dipangkuan ibu kemudian punggungnya ditepuk

perlahan-lahan. .

Posisi dan perlekatan menyusui :


Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong

biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia,


1994)

20
Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia,


1994)
Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca

operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas.

Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara sepertimemegang bola bila disusui

bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi

21
ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan

posisi ini bayi tidak tersedak.

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia,


1994)

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang


perawatan (Perinasia, 2004)

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah


(Perinasia, 2004)

22
Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh (Perinasia, 2004)

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia,


2004). 

H. Masalah-Masalah Dalam Menyusui

Masalah menyusui dapat timbul pula karena keadaan-keadaan khusus. Dalam tulisan

ini akan diuraikan masalah menyusui yang dibagi menurut kelompok tersebut.(Rusli,

2010)

a. Masalah menyusui pada masa antenatal

1) Putting susu datar atau terbenam

Untuk mengetahui apakah putting susu datar, cubitlah areola di sisi putting

susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Putting susu yang normal akan

menonjol, namun putting susu yang datar tidak menonjol.

Tidak selalu ibu dengan putting susu datar mengalami kesulitan besar waktu

23
menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI

kepada bayinya. Bila dijumpai putting susu datar, dilakukan :

a) usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan

(gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan pompa putting susu.

b) Jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan

pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk “dot” ketika

memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI

dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan

demikian, diharapkan putting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan

lentur.

c) Bila terjadi putting susu terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam

areola sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada

sesuatu yang menarik putting susu ke arah dalam, misalnya tumor atau

penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak

dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga dapat diusahakan

perbaikannya.

Bila dijumpai putting susu terbenam, diusahakan dengan cara :

a) Lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk

atau ibu jari di daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke

arah yang berlawanan (walaupun hasilnya kadang-kadang kurang

memuaskan).

b) Dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml yang

telah dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting

24
susu menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa bosan atau lelah

sewaktu mencoba mengeluarkan putting, karena rasa bosan dan marah

justru akan menyebabkan produksi ASI berkurang. Karena itu harus

dipertimbangkan benar, berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti ini.

2) Putting susu tidak lentur

Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu.

Meskipun demikian, putting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan

seringkali akan menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat

persalinan, sehingga tidakmemerlukan tindakan khusus. Namun sebaiknya

tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi putting susu yang terbenam.

b. Masalah menyusui pada masa pascapersalinan dini

1) Putting susu lecet

Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu, selain itu dapat

juga terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu

bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Bila dijumpai lecet atau jenis

trauma lain pada putting susu, dikerjakan :

a) Kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui

bayi.

b) Putting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan

menggunakan BH yang terlalu ketat.

c) Apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang

sakit diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi

25
pada putting susu yang sakit tersebut. Biasanya masa istirahat ini tidak

lama, sekitar 24 jam.

d) Selama putting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI dikeluarkan

oleh ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena

menambah rasa nyeri dan membuat luka bertambah parah.

Untuk menghindari terjadinya putting susu nyeri atau lecet, perhatikan

beberapa hal di bawah ini :

a) Setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, putting susu diolesi

dengan ASI.

b) Jangan membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol, krim, dan obat-

obatan yang dapat merangsang kulit / putting susu.

c) Lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan

dagu bayi atau memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam

mulut bayi.

2) Payudara bengkak

Kadang-kadang payudara terasa membengkak atau penuh. Hal ini terjadi

karena edema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang

menumpuk di dalam payudara. Kejadian seperti ini jarang terjadi kalau

pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi. Faktor-faktor lain yang

menyebabkan payudara bengkak adalah : bayi tidak menyusu dengan kuat,

posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar, serta

terdapat putting susu yang datar atau terbenam.

Jika terdapat hal-hal seperti ini, dapat dilakukan :

26
a) Bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak.

b) Setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong.

c) Gunakan bh yang dapat menopang dengan nyaman.

d) Kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak.

e) Rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik.

f) Asi dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih

sering.

g) Beritahu ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.

3) Saluran susu tersumbat

Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di mana terjadi

sumbatan pada satu atau lebih saluran susu / duktus laktiferus yang dapat

disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara waktu

menyusui, pemakaian BH yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara

bengkak yang berlanjut yang menyebabkan terjadinya sumbatan. Pada ibu

yang kurus, sumbatan ini tampak sebagai benjolan yang teraba lunak.

Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara melakukan :

a) perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.

b) memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat.

c) mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui

payudara masih terasa penuh.

d) Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin,

yaitu kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah

mengisap putting susu, dan kompres dingin setelah menyusui untuk

27
mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Sumbatan saluran susu dapat

berlanjut menjadi mastitis, karena itu perlu dirawat dengan baik.

4) Mastitis dan abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi

merah, bengkak, nyeri dan panas. Temperatur badan ibu meninggi, kadang

disertai menggigil. Kejadian ini biasanya terjadi 1-3 minggu setelah

melahirkan, akibat lanjutan dari sumbatan saluran susu.

Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak sakit lebih

parah, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras pada

mastitis, tetapi mengandung cairan (pus).

Cara mengatasi mastitis :

a) Dokter memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik terhadap

nyeri

b) Kompres hangat

c) Ibu cukup istirahat dan banyak minum

d) Sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari

bagian yang sakit. Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak

boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang

sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan

yang sebaik mungkin.

Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara adalah :

a) Merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase pus

b) Pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomatik analgesik/antipiretik

28
c) Ibu harus cukup beristirahat

d) Bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara pada

payudara yang sehat diteruskan.

b. Masalah menyusui pada masa pascapersalinan lanjut

1) Sindrom ASI kurang

Sindrom ASI kurang adalah keadaan di mana ibu merasa bahwa ASI-nya

kurang, dengan berbagai alasan yang menurut ibu merupakan tanda tersebut,

misalnya :

a) Payudara kecil, padahal ukuran payudara tidak menggambarkan

kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Ukuran payudara berhubungan

dengan beberapa faktor, misalnya faktor hormonal (estrogen dan

progesteron), keadaan gizi, dan faktor keturunan. Ukuran payudara ideal

sangat dipengaruhi faktor lingkungan atau penilaian masyarakat setempat.

b) ASI yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih encer, disangka

telah berkurang, padahal kekentalan ASI bisa saja berubah-ubah.

c) Payudara tampak mengecil, lembek atau tidak penuh / merembes lagi,

padahal ini suatu tanda bahwa produksi ASI telah sesuai dengan keperluan

bayi.

d) Bayi sering menangis disangka kekurangan ASI, padahal bayi menangis

bisa karena berbagai penyebab.

e) Bayi lebih sering minta diteteki, kecuali karena ASI memang lebih mudah

dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang cukup untuk tumbuh

kembang, dan yang penting : masalah menyusui bukan hanya memberi

29
makan bayi, tetapi karena bayi juga memerlukan belaian, kehangatan dan

kasih sayang.

f) Bayi minta disusui pada malam hari, hal ini memang penting, karena bayi

memerlukan dekapan dan ASI pada malam hari, selain itu menyusui pada

malam hari akan memperbanyak produksi ASI dan mengurangi

kemungkinan sumbatan payudara.

g) Bayi lebih cepat selesai menyusu dibanding sebelumnya, hal ini karena

bayi telah lebih terbiasa menyusu.

Jika ada keluhan-keluhan semacam ini, cobalah mengadakan evaluasi

dan pendekatan psikologis seperti tersebut di atas, serta coba dievaluasi juga

hal-hal berikut :

a) Ibu jangan merokok, karena merokok mengurangi produksi ASI,

b) Kalau ibu menggunakan pil KB, cobalah berkonsultasi dengan dokter,

c) Jangan menggunakan alat bantu putting susu, karena akan

membingungkan dan melelahkan bayi, serta mengurangi produksi ASI,

d) Teruskan menyusui dengan sabar dan sesering mungkin, karena akan

memperbanyak produksi ASI,

e) Cobalah menyusui dengan payudara pertama selama kurang lebih 10

menit, kemudian payudara kedua selama kurang lebih 20 menit, karena

saat awal bayi lebih kuat menyusu,

f) Menyusui dimulai dari payudara yang terakhir disusukan secara berganti-

ganti

g) Jangan memberikan susu buatan, karena akan membingungkan bayi,

30
h) Ibu harus banyak beristirahat,

i) Ibu harus lebih banyak minum,

j) Perhatikan kecukupan gizi makanan,

k) Ibu harus tenang, santai, jangan tegang / stress, karena ketegangan dan

kecemasan akan mengurangi produksi ASI,

l) Ibu harus menyusui dalam suasana yang nyaman.

2) Bingung putting

Bingung putting (“nipple confusion”) adalah suatu keadaan yang terjadi

karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan

menyusu ibu. Peristiwa ini terjadi karena proses menyusu pada putting ibu

berbeda dengan menyusu pada botol. Menyusu pada putting memerlukan

kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah, sebaliknya menyusu pada

botol akan membuat bayi pasif menerima susu karena dot sudah berlubang di

ujungnya.

Tanda-tanda bayi bingung putting adalah :

a) bayi mengisap putting seperti mengisap dot, lemah, terputus-putus,

sebentar

b) Atau dapat juga bayi menolak menyusu

Karena itu, untuk menghindari bayi bingung putting, perlu dilakukan :

a) jangan menggunakan susu formula tanpa indikasi yang sangat kuat.

b) kalau terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengan sendok

atau pipet, jangan sekali-kali menggunakan botol atau kempengan.

3) Bayi sering menangis

31
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Karena

itu bila bayi sering menangis, perlu dicari sebabnya, yaitu dengan :

a) Perhatikan, mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan

dengan baik, atau karena sebab lain, seperti ngompol, sakit, merasa jemu,

ingin digendong atau disayang ibu.

b) Keadaan-keadaan itu merupakan hal yang biasa, ibu tidak perlu cemas,

karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi karena produksi

asi berkurang.

c) Cobalah mengatasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu

diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau

bayi digendong dan dibelai.

d) Mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar waktu

menyusu, akibatnya asi tidak keluar dengan baik.

e) Bayi menangis mempunyai maksud menarik orang lain (terutama ibunya)

karena sesuatu hal : lapar, ingin digendong dan sebagainya. Oleh sebab itu

jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama. Bayi akan menjadi lelah,

menyusu tidak sempurna, dan jika ibu cemas atau kesal, produksi asi juga

akan terganggu. Jika bayi menangis, ibu harus segera memeriksa keadaan

bayi. Secara psikologis ini penting, karena bayi akan mempunyai kesan

bahwa ibunya memperhatikannya.

4) Bayi tidak cukup kenaikan berat badannya

ASI adalah makanan pokok bayi sampai usia 4-6 bulan. Karena itu bayi usia

4-6 bulan yang hanya mendapat ASI saja perlu dipantau berat badannya

32
paling tidak sebulan sekali. Bila ASI cukup, berat badan anak akan bertambah

(anak tumbuh) dengan baik. Untuk memantau kecukupan ASI dengan

memantau berat badan, dapat digunakan Kartu Menuju Sehat untuk anak.

Untuk mencegah berat badan yang tidak cukup naik, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan, yaitu :

a) perhatikan apakah bayi termasuk bayi yang menyusu lama, atau cepat.

- ibu jangan segera menghentikan memberi ASI hanya karena merasa bayi

sudah cukup lama menyusu, karena sebenarnya mungkin bayi masih mau

terus menyusu.

b) setelah bayi menyusu dan kemudian berhenti atau tidur, cobalah

menyusukan kembali dengan menidurkan bayi telentang, gosok pelan

perutnya atau gerakkan kaki atau tangannya, seringkali bayi akan bangun

kembali dan menyusu lagi.

c) perhatikan teknik menyusui ibu, apakah sudah benar, bila masih salah

harus diperbaiki.

Bila berat badan anak tidak naik, konsultasikan ke dokter / dokter spesialis

anak untuk mendapatkan saran selanjutnya.

5) Ibu bekerja

Sekarang banyak ibu yang bekerja, sehingga kemudian menghentikan

menyusui dengan alasan pekerjaan. Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan untuk ibu yang bekerja, sebagai berikut :

a) Sebelum berangkat kerja, susuilah bayi.

33
b) Asi yang berlebihan dapat diperas atau dipompa, kemudian disimpan di

lemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja.

c) Selama ibu bekerja, asi dapat diperas atau dipompa dan disimpan di lemari

pendingin di tempat kerja, atau diantar pulang.

d) Beberapa kantor atau instansi ada yang menyediakan tempat penitipan

bayi dan anak. Ibu dapat memanfaatkannya untuk kelestarian menyusui.

e) Setelah ibu di rumah, perbanyak menyusui, termasuk pada malam hari.

f) Kalau anak sudah mendapatkan makanan pendamping asi, saat ibu tidak

ada di rumah dapat dimanfaatkan untuk memberikan makanan

pendamping, sehingga kemungkinan menggunakan susu formula lebih

kecil.

34
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI 2007, Pelatihan Konseling Menyusui : Panduan Pelatihan

Roesli, Utami 2010, Panduan Praktis Menyusui. Jakarta : Pustaka Bunda

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: Pustaka Bunda.

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

 Sears, William , dan Marha Sears (2007). The Baby Book. Jakarta : Ikrar Mandiri

Abadi.

Siregar, Mhd. Arifin (2004). Pemberian Asi Ekslusif Dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhinya. Sumater Utara : Usu Digital Library.

35
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN RUANG
PERINATAL RSUD BAJAWA

Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil


a. Kontrak waktu dan Pembukaan: a. Peserta antusias
tempat diberikan 1 1. Mengucapkan salam terhadap materi
hari sebelum acara dan memperkenalkan penyuluhan ( )
dilakukan ( ) diri ( ) b. Peserta mendengarkan
b. Pembuatan satuan 2. Menyampaikan tujuan dan memperhatikan
acara penyuluhan, dan maksud dari penyuluhan ( )
leaflet ( ) penyuluhan ( ) c. Peserta yang datang
c. Peserta di tempat yang 3. Menjelaskan kontrak sejumlah 15 orang atau
telah ditentukan ( ) waktu & mekanisme lebih. ( )
d. Pengorganisasian kegiatan ( ) d. Acara dimulai tepat
penyelenggaraan 4. Menyebutkan materi waktu. ( )
penyuluhan dilakukan penyuluhan yang akan e. Peserta dapat
sebelum dan saat diberikan ( ) mengikuti kegiatan
penyuluhan Pelaksanaan: sesuai dengan aturan
dilaksanakan.( ) 1. Menggali pengetahuan yang telah dijelaskan.
& pengalaman pasien ( )
dan keluarga mengenai f. Peserta
ASI ekslusif ( ) mampumenjawab

36
2. Menjelaskan materi dengan benar 75% dari
-Menjelaskan pengertian pertanyaan penyuluh
ASI ekslusif ( )
( )
-Menyebutkan jenis ASI
berdasarkan waktu
produksinya
( )
-Menyebutkan manfaat
ASI
( )
-Menyebutkan faktor yang
mempengaruhi
produksi ASI ( )
-Menyebutkan kerugian
susu formula ( )
-Menyebutkan cara
penyimpanan ASI
3. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
menanyakan materi
yang kurang dipahami
( )
4. Menjawab pertanyaan-
pertanyaan pasien &
keluarga ( )

37
LEMBAR OBSERVASI SESI TANYA JAWAB PESERTA PENYULUHAN
RUANG PERINATAL RSUD BAJAWA

No. Nama Peserta Pertanyaan Jawaban

38
LEMBAR HADIR PESERTA PENYULUHAN RUANG PERINATAL RSUD
BAJAWA
ASI EKSLUSIF

No Nama Peserta No. Kamar Tanda Tangan


.

39
40

Anda mungkin juga menyukai