Anda di halaman 1dari 26

PEMERINTAH KOTA PALOPO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WARA BARAT
Jl. Veteran Km.4 Lebang Telp. 082293188105 Website:Pkmwarabarat.com/email:pkmwabar@gmail.com

NAMA : Helmi Hasan,AMK

Nip : 19820405 200703 2 014

Pangkat : Penata Tingkat I/IIId

Unit Kerja : Puskesmas Wara Barat

URAIAN TUGAS

a. Tugas Pokok
- Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada keluarga
- Melakukan Komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
- Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
- Melakukan perawatan luka
- Melakukan Dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan

b. Tugas Tambahan
- Menyusun Rencana Kegiatan Program PTM
- Melaksanakan Pemeriksaan PTM di Dalam Gedung Maupun Diluar Gedung
- Melaksanakan Deteksi Dini PTM ( Posbindu )
- Pencatatan Dan Pelaporan
- Melaksanakan Tugas Lain Yang Diberikan Oleh Atasan Langsung

Palopo, Januari 2022


Mengetahui
Kepala Puskesmas Wara Barat Pelaksana

Wirdawati,SKM,M.MKes Helmi Hasan,AMK


Nip.19740511 199403 2 003 Nip.19820405 200703 2 01BAB
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Saat ini penyakit tidak menular (PTM ) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta ( 63
%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia dimana sekitar 29 juta ( 80 % )
justru terjadi di negara yang sedang berkembang ( who 2010 ).peningkatan kematian akibat PTM
dimasa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15%(44 juta kematian) dengan
rentang waktu antara 2010 dan 2020.Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan
lingkungan pada Negara-negara berkembang.

Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara
khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan
menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013
menunjukkan bahwa 69,9% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih
belum terdiagnosa.Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit,terjadi komplikasi
bahkan berakibat kematian lebih dini.

Dalam kurun waktu tahun 1995-2007 ,kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7%
menjadi 59,5%.riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi stroke
12,1/1000,penyakit jantung koroner 1,4% ,gagal jantung 0,3 %,diabetes militus 6,9%,gagal ginjal
0,2%,kanker 1,4%/1000,penyakit paru kronik obstruktif 3,7% dan cidera 8,2%

Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban pembiayaan kesehatan


yang harus ditanggung Negara dan Masyarakat.Penyandang PTM memerlukan biaya yang
relative mahal,terlebih bila kondisinya berkembang semakin lama dan terjadi komplikasi

PTM dapat dicegah dengan mengendalikan factor resikonya ,yaitu merokok,diet yang tidak sehat
,kurang aktifitas fisik,dan konsumsi minuman beralkohol .Mencegah dan mengendalikan faktor
resiko relative lebih murah bila dibandigkan dengan biaya pengobatan PTM.

Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan dan
peningkatan peran serta masyarakat .Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk
berpartisipasi dalam pengendalian factor resiko PTM dan dibekali pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan deteksi dini,pemantaun factor resiko PTM serta tindak lanjutnya.

B.TUJUAN

Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM berbasis peran serta masyarakat
csecara terpadu,rutin dan periodik.

C.SASARAN

Sasaran dari pedoman ini dibagi menjadi tiga kelompok,yaitu sasaran utama,sasaran antara,dan
sasaran penunjang.Pendekatan terhadap ketiga sasaran tersebut tidak dilakukan satu pesatu
berurutan namun harus dilakukan secara terintegrasi atau bersama-sama

- Sasasarn utama
Merupakan sasaran penerima langsung manfaat pelayanan yang diberikan yaitu
masyarakat sehat masyarakat berisiko dan masyarakat dengan PTM berusia mulai
dari 15 tahun ke atas

- Sasaran antara
Merupakan sasaran individu atau kelompok masyarakat yang dapat berperan
sebagai agen mengubah faktor resiko PTM ,dan lingkungan yang lebih kondusif
untuk penerapan gaya hidup sehat .Sasaran antara tersebut adalah petugas
kesehatan ,toko panutan masyarakat ,anggota organisasi masyarakat yang peduli
PTM

- Sasaran penunjang
Merupakan sasaran individu ,kelompok atau organisasi atau lembaga masyarakat
dan profesi ,lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah yang berperan memberi
dukungan baik dukungan kebijakan ,teknologi dan ilmu pengetahuan,material
maupun dana .

D.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman ini menjadi pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat
dibidang kesehatan ,terkait pengendalian PTM Di puskesmas Wara Barat

E.BATASAN OPERASIONAL
Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat non instruktif ,guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat ,agar mampu mengidentifakasi masalah
yang di hadapi ,potensi yang dimiliki ,merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat.

Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah pemberian informasi kepada


individu ,keluarga atau kelompok secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan klien serta proses membantu klien agar klien tersebut berubah dari tidak tahu
menjadi tahu atau sadar ( aspek pengetahuan ) ,dari tau menjadi mau ( aspek sikap ),dari mau
menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan ( aspek tindakan ).

Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan merupakan suatu roses aktif,dimana sasaran/klien


dan masyarakat yang harus diberdayakan harus berperan serta aktif dalam pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan merupakan suatu proses aktif ,dimana sasaran/klien dan
masyarakat yang harus diberdayakan harus berperan serta aktif dalam kegiatan dan program
yang dilaksanakan.

Proses pemberdayaan masyarakt terkait erat dengan factor internal dan eksternal yang saling
berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis ,salah satu factor eksternal dalam
pemberdayaan masyarakat adalah pendampingan oleh fasilator pemberdayaan masyarakat.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A.KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Semua petugas puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat


mulai dari kepala puskesmas ,penanggung jawab program PTM merupaan kordinator dalam
peyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja puskesmas wara barat

B.DISTRIBUSI KETENAGAAN

Pengaturan dan penjadwalan program PTM dikordinir oleh penanggung jawab program
PTM sesuai dengan kesepakatan.

C.JADWAL KEGIATAN

Jadwal pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat disepakati dan disusun bersama


dengan sektor terkait.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A.FASILITAS PTM DALAM GEDUNG PUSKESMAS


Koordinasi pelaksanaan kegiatn dari program PTM dilakukan oleh penanggung jawab
program PTM .Fasilitas kegiatan PTM yang ada dalam gedung Puskesmas Wara Barat berupa
upaya pelayanan deteksi dini kanker mulut rahim ( Test IVA ) yang bertempat diruang Tindakan
KB

Pelaksanaan kegiatan tiap hari kerja mulai pukul 08.00-12.00


STANDAR FASILITAS
1. Panduan program IVA
2. Tensimeter
3. Stetoskop
4. Meja priksa
5. Poster
6. Buku register
7. Instrumen set IVA
8. Troli

B.FASILITAS PTM LUAR GEDUNG PUSKESMAS

Pelaksanaan kegiatan PTM luar gedung ,berupa deteksi dini PTM ,posbindu PTM,penyuluhan
PTM dan kunjungan rumah bagi yang memiliki resiko masalah kesehatan .
STANDAR FASILITAS
1. Tensi meter digital
2. Timbangan pengukuran faktor resiko PTM
3. Pita meter
4. Alat GCU
5. Buku laporan
6. KMS faktor resiko
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Penyelenggaraan penyakit tidak menular didahului dengan identifikasi kelompok potensi yang
ada di masyarakat,sosialisasi dan advokasi ,pelatihan petugas pelaksanaan program PTM ,serta
pembiayaannya.

Secara substansi kegiatan program PTM mengacu pada kegiatan bukan terhadap tempat .hal ini
yang membedakan program PTM dengan UKBM lainnya,kegiatan berupa deteksi
dini ,pemantaun faktor resiko PTM serta tindak lanjut dini faktor cresiko PTM.Kegiatan ini dapat
berlangsung secara integrasi dengan kegiatan masyarakat lain yang sudah aktif seperti majelis
taklim dan puskesmas keliling.

Penyelenggaraan program PTM meliputi kegiatan wawancara ,pengukuran,pemeriksaan dan


tindak lanjut dini,wawancara dilakukan untuk menelusuri faktor resiko perilaku seperti
merokok,konsumsi sayur dan buah ,aktivitas fisik,konsumsi alkohol dan stres.pengukuran berat
badan ,tinggi badan,IMT,lingkar perut dan tekanan darah.pemeriksaan faktor resiko PTM seperti
GDS,kolesterol,asam urat.

Berdasarkan hasil wawancara ,pengukuran dan pemeriksaan dilakukan tindak lanjut dini berupa
pembinaan secara terpadu dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang
cara mengendalikan faktor resiko PTM melalui penyuluhan massal atau dialog interaktif dan atau
konseling faktor resiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor resiko sesuai dengan
kebutuhan masyarakat termasuk rujukan sistematis dalam sistem pelayanan keshatan paripurna.

Rujukan dilakukan dalam kerangka pelayanan keseshatan berkelanjutan dari masyarakat hingga
kefasilitas kesehatan dasar termasuk rujuk balik ke masyarakat untuk pemantauannya

Adapun pasien yang telah terdeteksi penyakit tidak menular misalnya penyakit hipertensi dan
diabetes militus ,akan dipantau tiap bulan melalui kegiatan prolanis di puskesmas .pemeriksaan
tekanan darah dan gula darah dipantau tiap bulan ,diberikan obat tiap bulan dan melakukan
senam dan edukasi tiap minggu pertama dan ketiga tiap bulan.

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan program PTM dilakukan secara manual .petugas
puskesmas mengambil darah hasil pencatatan deteksi dini untuk dianalisis dan digunakan dalam
pembinaan ,sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang.

Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan merupakan sumber data yang penting untuk
pemantauan dan penilaian perkembangan kegiatan program PTM,Pemantauan bertujuan untuk
mengetahui apakah kegiatan sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan ,apakah hasil
kegiatan sudah csesuai dengan target yang diharapkan dan mengidentifikasi masalah dan
hambatan yang dihadapi ,serta menentukan altenative pemecahan masalah.

Penilaian dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek masukan ,proses keluaran atau output
termasuk kontribusinya terhadap tujuan kegiatan .Tujuan penilaian adalah untuk mengetahui
sejauh mana tingkat perkembangan kegiatan program PTM dalam penyelenggarannya ,sehingga
dapat dilakukan pembinaan .

Pemantauan dilakukan dengan cara :


a. Analisis hasil program PTM
b. Kunjungan lapangan pelaksanaan program PTM
c. Csistem informasi manajemen PTM
d. Survaailens faktor resiko PTM

Pemantauan dan penilaian program PTM dilakukan sebagai berikut :


1. Pelaksanaan pemantauan dan penilaian adalah petugas puskesmas
2. Sasaran pemantauan dan penialian adalah para petugas pelaksana program PTM
3. Pemantauan kegiatan dilakukan setiap satu bulan sekali dan penilaian indikator dilakukan
setiap satu tahun sekali
4. Hasil pemantauan dan penilaian ini dipergunakan sebagai bahan penilaian kegiatan yang
lalu dan sebagai bahan informasi besaran faktor resiko PTM di masyarakat serta tingkat
perkembangan kinerja program PTM disamping untuk bahan menyusun perencanaan
pengendalian PTM pada tahun berikutnya
5. Hasil pemantauan dan penilaian program PTM disosialisasikan kepada lintas
program,lintas sektor terkait dan masyarakat untuk mengambil langkah-langkah upaya
tindak lanjut.

Pelaksanaan pemantauan dan penilaian hasil pelaksanaan program PTM dengan memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Obyektif dan Profesional


Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara profesinal berdasarkan
analisis data yang lengkap dan akurat agar menghasilkan penilaian secara obyektif
dan masukan yang tepat terhadap pelaksanaan kebijakan pengendalian PTM.

2. Terbuka/transparan
Pelaksanaan pemantauan dan penilaain dilakukan secara terbuka / transparan dan
dilaporkan secara luas melalui berbagai media yang ada agar masyarakat dapat
mengakses dengan mudah tentang informasi dan hasil kegiatan dan penilaian
program PTM

3. Partisipatif
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian dilakukan secara aktif dan interaktif para
pelaku program PTM

4. Akuntabel
Pelaksanaan pemantauan dan penilaian harus dapat dipertanggung jawabkan
secara internal dan eksternal

5. Tepat waktu
Pelaksanaan pemantaaun dan penilaain harus dilakukan sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan

6. Berkesinambungan
Pelaksanaan pemantaauna dan penilaian dilakukan secara berkesinambungan agar
dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi penyempurnaan kebijakan

7. Berbasis indikator kerja


Pelaksanaan pemantaua dan penilaian dilakukan brdsasarkan kriteria ,baik
indikator masukan,proses,luaran,manfaat maupun dampak.
Pemantaaun dan penilaain keberhasilan dari penyelenggaraan program PTM harus dilakukan
dengan membandingkanindikator yang telah ditetapkan sejak awal dan dibandingkan dengan
hasil pencapaiannya.

Beberapa target hasil deteksi dini faktor resiko menjadi indikator untuk perkembangan program
PTM ,yaitu : merokok,konsumsi sayur dan buah,aktivitas fisik,IMT,lingkar perut,tekanan
darah,gula darah,kolesterol total,Biaya penyelenggaraan kegiatan program PTM dapat berasal
dari berbagai sumber .Secara bertahap ,diharapkan masyarakat mampu membiayai
penyelenggaraan kegiatan secara mandiri.Selain itu juga dapat memanfaatkan sumber-sumber
pembiayaan yang potensial untuk mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan
pembinaan program PTM.
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat


direncanakan dalam pertemuan lolmin sesuai dengan tahapan kegiatan
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu diperhatikan keselamatan sasaran
dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi saat
pelaksanaan kegiatan .Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilakukan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan perlu diperhatikan keselamatan kerja
petugas Puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala
kemungkinan yang dapat terjadi saat pelaksanaan kegiatan.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pelaksanaan kegiatan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal


2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan

Indikator tersebut dibahas pada tiap pertemuan lokmin tiap bulan


BAB IX
PENUTUP

Program PTM mempunyai peran yang sangat penting dalam pencegahan penyakit tidak menular
untuk melindungi masyarakat sehat tetap sehat,dan bagi mereka yang menyandang PTM tetap
memiliki kualitas hidup yang baik ,Kegiatan ini dilakukan melalui edukasi ,deteksi
dini ,pemantauan dan tindak lanjut dini faktor resiko PTM .Upaya ini dimaksudkan untuk
membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap adanya faktor resiko PTM yang
akan menimbulkan ancaman peningkatan kasus PTM,kecacatan,kematian dini di masyarakatdi
masa mendatang.
MENGUKUR TEKANAN
DARAH DENGAN TENSI
METER DIGITAL

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : Januari 2022
Halaman : 1-2

Hj.Wirdawati,SKM.,M.M.Kes
PUSKESMAS
WARA BARAT NIP. 19740511 199403 2 003

1. pengertian Tensi meter adalah alat untuk menilai tekanan darah merupakan indicator untu
menilai sistem kardiovaskuler
2. Tujuan Mengukur tekanan darah adalah untuk mengetahui nilai tekanan darah seseorang
3. Kebijakan SK Kepala puskesmas No: 01/SK/PKM-WB/PLP/1/2022 Tentang jenis-jenis Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Wara Barat
4. Referensi Buku Pintar Posbindu PTM Pengukuran Faktor Risiko PTM,Seri 3,2014

5. Prosedur Alat :
1. Tensi meter digital
2. Buku catatan

6. Langkah - 1. Pasien di beri tahu tentang tindakan yang akan dilakukan


langkah 2. Cuci tangan
3. Atur posisi klien sesuai kebutuhan
4. Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang
5. Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas siku
lengan bagian dalam,jangan terlalu ketat atau terlalu longgar
6. Tekan tombol star / stop
7. Tunggu alat memompa secara otomatis
8. Lihat angka yang tertera pada monitor tensimeter ( tekanan
darah,nadi/heart rate )
9. Catat hasilx
Pasien diberi
tahu tentang Cuci tangan
tindakan yang
akan di lakukan

Pasang manometer Letakkan lengan Atur posisi


pada lengan pasien yang klien sesuai
7. Diagram Alir kanan/kiri atas sekitar hendak diukur kebutuhan
3 cm diatas siku pada posisi
lengan bagian
dalam,jangan terlalu
ketat atau terlalu
Lihat angka yang
longgar
tertera pada
Pasang pompa tensi
monitor
meter
tensimeter
Tekan tombol ( tekanan
star / stop darah,nadi/heart
Raba Tekan Tunggu alat rate )
memompa secara Buka skrup
otomatis balon secara
Tutup skrup balon
Catat hasil yang
didapatkan

Cuci tangan

8. Hal – hal 1. Memasang manset harus tepat diatas permukaan dinding arteri brakialis
yang perlu 2. Menempatkan steteskop jangan terlalu keras dan penggunaannya harus
diperhatikan betul – betul tepat
3. Pada anak gunakan manset khusus
9. Unit Terkait Poli umum,Polikliniki gigi , KIA , UGD , Poli Prolanis , Program Lansia

10. Dokumen 1. Rekam medis


terkait 2. Catatan tindakan
MENGUKUR TINGGI BADAN
MENGGUNAKAN
MIKROTOICE

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : Januari 2022
Halaman : 1-2
Hj.Wirdawati,SKM.,M.M.Kes

PUSKESMAS NIP. 19740511 199403 2 003


WARA BARAT

11. Pengertian Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui ukuran tubuh manusia dalam
sisi tingginya yang dalam keadaan murni,tinggi badan diukur dari tumit
hingga ujung kepala tanpa ada benda lain yang ikut terukur
12. Tujuan Sebagai acuan untuk mengetahui tinggi badan

13. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.158/1.1/SK-KAPUS/WB/1/2015 Tentang


Petugas Poli Umum
14. Referensi Buku Pintar Posbindu PTM,Pengukuran Faktor Risiko PTM,Seri 3,2014

15. Alat Dan Bahan Alat :

1. Mikrotoice

2. Alat tulis untuk mencatat hasil

16. Langkah- Langkah Bagan Alir

1. Petugas menyapa dengan


Menyapa dengan
ramah ramah

2. Petugas menempelkan
Menempelkan
mikrotoice pada dinding yang mikrotoice ke dinding
yang datar
lurus dan datar
Alas kaki di buka
3. Petugas memastikan alas kaki
dilepaskan serta hiasan rambut

4. Petugas memposisikan pasien

berdiri tegak lurus dibawah Berdiri tegak lurus di


bawah mikrotoice
mikrotoice membelakangi

dinding
Kepala berada di bawah
mikrotoice
5. Petugas memposisikan kepala

pasien berada di bawah


Tumit menempel di
mikrotoice,pandangan lurus ke
dinding
depan

6. Petugas memposisikan tumit Menarik kepala


mikrotoice sampai
menempel ke dinding puncak kepala pasien
7. Petugas menarik kepala

mikrotoice sampai puncak


Membaca angka pada
kepala pasien
jendela mikrotoice
8. Petugas membaca angka pada

jendela baca mikrotoice


Catat hasilnya
9. Catat hasilnya

17. Hal-hal yang perlu diperhatikan Pastikan timbangan berfungsi dengan baik dan angka berada
diangka Nol
18. Unit terkait 1. Poli umum
2. Poli MTBS
3. KIA / KB
4. UGD
5. LAB
6. Poliklinik Prolanis
7. Posbindu

19. Dokumen terkait Buku register


MENIMBANG BERAT BADAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : Januari 2022
Halaman : 1-2
Hj.Wirdawati,SKM.,M.M.Kes

PUSKESMAS NIP. 19740511 199403 2 003


WARA BARAT

20. Pengertian Menimbang berat badan adalah tindakan yang dilakukan untuk
mengukur berat badan tubuh dalam keadaan berpakaian minimal tanpa
perlengkapan apapun sehingga dapat diketahui jumlahnya
21. Tujuan 1. Mengetahui berat badan dan perkembangannya
2. Membantu menentukan program pengobatan ( Dosis )
3. Menentukan status nutrisi pasien
4. Menentukan status cairan pasien
22. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.158/1.1/SK-KAPUS/WB/1/2015 Tentang
Petugas Poli Umum
23. Referensi Buku Pintar Posbindu PTM,Pengukuran Faktor Risiko PTM,Seri
3,2014
24. Alat Dan Bahan Alat :

3. Timbangan badan / Posbindu Set

4. Alat tulis untuk mencatat hasil

25. Langkah- Langkah Bagan Alir

10. Petugas menyapa dengan


Menyapa dengan
ramah ramah

11. Petugas menyiapkan

timbangan berat badan / Menyiapkan timbangan

posbindu set

12. Memastikan timbangan /


Memastikan timbangan
berfungsi dengan baik
posbindu set berfungsi dgn

baik

13. Petugs meminta pasien naik Melepaskan alas kaki


ke atas timbangan / Posbindu

set
Naik keatas timbangan
dengan posisi
14. Petugas meminta pasien
menghadap kedepan
naik keatas timbangan,dengan

posisi menghadap ke depan Perhatikan jarum


penunjuk berhenti
15. Petugas memperhatikan

jarum penunjuk berhenti,dari


Memberi tahu hasil
arah depan tegak lurus dengan pengukuran BB

angka

16. Memberi tahu pasien hasil


Catat hasilnya
pengukuran berat badan

17. Catat hasilnya

26. Hal-hal yang perlu diperhatikan Pastikan timbangan berfungsi dengan baik dan angka
berada diangka Nol
27. Unit terkait 8. Poli umum
9. Poli MTBS
10. KIA / KB
11. UGD
12. LAB
13. Poliklinik Prolanis
14. Posbindu

28. Dokumen terkait Buku register


NESCO MULTICHEK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit : Januari 2022
Halaman : 1-2

Hj.Wirdawati,SKM.,M.M.Kes
PUSKESMAS
WARA BARAT NIP. 19740511 199403 2 003

Pengertian Nesco Multicheck adalah alat untuk memeriksa kadar glukosa,cholesterol dan
asam urat.
Tujuan Untuk mengetahui tehnik menggunakan alat nesco dengan baik dan benar
Kebijakan SK Kepala puskesmas No: 01/SK/PKM-WB/PLP/1/2022 Tentang jenis-jenis Pelayanan
Kesehatan di Puskesmas Wara Barat
Referensi Buku Pintar Posbindu PTM Pengukuran Faktor Risiko PTM,Seri 3,2014

Prosedur Alat :
1. Bloot lancet
2. Lanceting device
3. Nesco multicheck
4. Test strip cholesterol isi 10 pcs
5. Test strip asam urat isi 25 pcs
6. Test strip glucosa isi 25 pcs
7. Alkohol
Langkah – 1. Pemeriksaan glucosa nesco
langkah a. Buka strips vial yang baru yang baru mempunyai satu kunci
kode.pastikan kode sesuai dengan nomor yang tertera pada botol
b. Ambil satu strip kemudian tutup pial dengan cepat
c. Masukan test strip slot pada alat ,pada alat muncul kode vial kemudian
muncul tanda tetesan darah
d. Lakukan pengambilan darah kapiler ,masukan darah pada salah satu sisi
test strip ,darah akan terhisap dan berubah menjadi warna merah
e. Reaksi akan mulai jika muncul bunyi “beep “
f. Untuk pemeriksaan glukosa memerlukan waktu 10 detik

2. Pemeriksaan cholesterol nesco


a. Buka strips vial yang baru yang baru mempunyai satu kunci
kode.pastikan kode sesuai dengan nomor yang tertera pada botol
b. Ambil satu strip kemudian tutup pial dengan cepat
c. Masukan test strip slot pada alat ,pada alat muncul kode vial kemudian
muncul tanda tetesan darah.pada pemeriksaan kolesterol membutuhkan
sampel sebanyak 15 µl
d. Lakukan pengambilan darah kapiler ,masukan darah pada
salah satu sisi test strip ,darah akan terhisap dan berubah menjadi warna
merah
e. Reaksi akan muncul jika muncul bunyi “ beep “
f. Untuk pemeriksaan kolesterol membutuhkan waktu 150 detik

3. Pemeriksaan uric acid nesco


a. Buka strip vial yang baru yang baru mempunyai satu kunci
kode .pastikan kode sesuai dengan nomor yang tertera pada botol
b. Ambil satu strip kemudian tutup vial dengan cepat
c. Masukan test strip slot pada alat ,pada alat muncul kode vial
kemudian muncul tanda tetesan darah
d. Lakukan pengambilan darah kapiler,masukan darah pada salah satu
sisi test strip,darah akan terhisap dan berubah menjadi warnah merah
e. Reaksi akan muncul jika muncul bunyi “ beep “
f. Untuk pemeriksaan uric acid memerlukan waktu 20 detik
4. Setelah selesai pemeriksaan test strip dikeluarkan dan di buang pada
sampah medis
5. Bersihkan alat dengan kapas alkohol
Unit Terkait Poli umum,Polikliniki gigi , KIA , UGD , Poli Prolanis , Program
Lansia,LAB
Dokumen KIT insert Nesco Multicheck
terkait

PEMERINTAH KOTA PALOPO


DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WARA BARAT
Jl. Veteran Km.4 Lebang Telp. 082293188105 Website:Pkmwarabarat.com/email:pkmwabar@gmail.com

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada saat ini penyakit tidak menular ( PTM ) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 6 juta dari seluruh kasus kematian diseluruh dunia.Peningkatan kematian akibat
PTM dimasa mendatang diproyeksikan akan terus bertambah sebesar 15 % ( 44 juta
kematian ) dengan rentang waktu antara 2010 dan 2020.Keadaan ini timbul akibat
perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat terutama di
Negara-negara berkembang seperti Tanah Air kita Indonesiah .
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak menimbulkan gejala dan tidak
menunjukkan gejalah klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada
stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada
dirinya.Riskesda pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 69.6 % dari kasus diabetes
militusdan 63.2 % dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosa ,keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit terjadi komplikasi bahkan berakibat pada
kematian.
Data pusat pembiayaan jaminan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI pada tahun
2012 memperlihatkan bahwa PTM menghabiskan biaya pengobatan yang cukup tinggi
dibandingkan dengan pengobatan tertinggi dari seluruh penyakit menular .Pembiayaan
Hemodialiasis pada kasus gagal ginjal kronik sebesar Rp.227.493.526.119 dan pada
penyakit kangker sebesar Rp.144.689.231.240 sementara pembiayaan untuk TBC
Rp/106.502.636.171.
Berdasarkan data kunjungan pasien di puskesmas Wara Barat tahun 2020-2021
Menunjukkan angka kasus PTM lebih tinggi dibandingkan dengan kasus penyakit
lainnya.PTM dapat dicegah dengan pengendalian faktor resiko yaitu :
- Merokok
- Diet yang tidak sehat
- Kurang aktifitas fisik
- Konsumsi minuman beralkohol

Mencegah dan mengendalikan faktor resiko relatif murah bila dibandingkan dengan biaya
pengobatan PTM.
Pengendalian faktor resiko PTM merupakan upaya untuk mencegah PTM bagi
masyarakat sehat,yang mempunyai faktor resiko dan bagi penyandang PTM dengan
tujuan bagi yang belum memiliki faktor resiko agar tidak timbul faktor resiko ,kemudian
bagi yang mempunyai faktor resiko diupayakan agar kondisi faktor resiko PTM menjadi
normal kembali dana atau mencegah terjadinya PTM,untuk mencegah komplikasi
kecatatan ,dan kematian dini,serta meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu strategi pengendalian PTM yang efesien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat,masyarakat diberikan fasilitas dan
bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dan dibekali
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini ,pemanfaatan faktor resiko
PTM serta tindak lanjutnya,yang kemudian kegiatan ini disebut POSBINDU PTM.
Posbindu PTM dipuskesmas wara barat merupakan wujud peran serta masyarakat
dalam melakukan kegiatan deteksi dini,pemantauan faktor resiko PTM serta tindak lanjut
diniyang dilaksanakan secara terpadu rutin dan periodik.Kegiatan Posbindu PTM
sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah.Sikap mawas diri inidapat ditunjukkan
dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat,dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan di manfaatkan pada saat sehat bukan pada saat sakit.

II. TUJUAN DAN STRATEGI


1. Tujuan
A. Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM berbasis peran
serta masyarakat secara terpadu,rutin dan periodik di Wilaya Puskesmas wara
barat

B. Khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM
b. Terlaksananya pemantauan faktor resiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini faktor resiko PTM
2. Strategi
Untuk mencapai keberhasilan program posbindu PTM perlu dikembangkan
strategi pelaksanaan kegiatan yaiyu :
a. Sosialisasi dan advokasi dengan kepala puskesmas dan lintas
program di puskesmas
b. Sosialisasi lintas sektor di kelurahan
c. Pemberdayaan masyarakat
d. Pendekatan integrative pada kelompok masyarakat khusus dan
pada berbagai tatanan seperti di sekolah,tempat kerja dan rumah-
rumah ibadah
e. Fasilitas ketersediaan sarana dan prasarana

III.SASARAN KEGIATAN PTM


Sasaran kegiatan PTM terdiri dari tiga kelompok yaitu :
1. Sasaran utama
Yang merupakan penerima langsung manfaat pelayanan yang diberikan yaitu
masyarakat yang beresiko dan masyarakat dengan PTM berusia mulai dari 15
tahun ke atas.

2. Sasaran antara
Merupakan sasaran individu atau kelompok masyarakat yang dapat berperan
sebagai agen pengubah terhadap faktor resiko PTM ,dan lingkungan yang
lebih kondusif untuk penerapan gaya hidup sehat,sasaran tersebut adalah :
petugas kesehatan,toko masyarakat atau lainnya

3. Sasaran penunjang
Merupakan sasaran individu /kelompok lembaga masyarakat/profesi,lembaga
pendidikan dan lembaga pemerintah yang berperan memberi dukungan baik
kebijakan,teknologi dan ilmu pengetahuan,material,dana untuk terlaksananya
posbindu PTM.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN


Penyelenggaraan posbindu PTM meliputi kegiatan :
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menelusuri faktor resiko prilaku seperti :
merokok,konsumsi sayur dan buah,aktivitas fisik,konsumsi alkohol dan stres

b. Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan mengukur berat badan ,tinggi badan,IMT,lingkar
perut dan tensi darah

c. Pemeriksaan
Pemeriksaan faktor resiko PTM seperti gula darah sewaktu,kolesterol total dan
IVA test

d. Tindak lanjut dini


Berdasarkan hasil wawancara ,pengukuran dan pemeriksaan dilakukan tindak
lanjut dini berupa pembinaan secara terpadu dengan peningkatan pengetahuan dan
kemampuan klien tentang tata cara mengendalikan faktor resiko PTM melalui
penyuluhan Massa atau konseling.
e. Rujukan
Rujukan dilakukan dalam kerangka pelayanan kesehatan berkelanjutan dari
masyarakat hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar termasuk rujuk balik ke
masyarakat untuk pemantauannya

V. PENCATATAN DAN PELAPORAN


Pencatatan dan pelaporan posbindu PTM di lapangan dilakukan secara manual
dan atau menggunakan sistem surveilans PTM oleh petugas/pengelola PTM
puskesmas,dari kegiatan harian perposbindu yang kemudian direkap pada akhir
bulan yang kemudian menjadi bahan laporan kedinas kesehatan

VI.PENDANAAN
Dana BOK

VII. JADWAL PELAKSANAAN


Kegiatan posbindu PTM dilaksanakan dari bulan januari sampai dengan desember
2020 di empat kelurahan puskesmas wara barat.

Anda mungkin juga menyukai