Di Susun Oleh:
Utari Ermawati, S. Kep
NIM: 111946921101
Di Susun Oleh:
Utari Ermawati, S. Kep
NIM: 111946921101
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, karunia dan petunjuk-Nya yang tiada terkira sehingga penulis dapat
cobaan, serta pasang surutnya semangat peneliti hadapi, akhirnya telah sampai
pada tahapan akhir penyusunan mini riset yang merupakan salah satu syarat
kelulusan profesi ners (Ners) pada Program Studi Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia. Pada penyusunan dan penyelesaian mini riset ini, penulis
banyak mendapat bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, maka
2. Dr. RR. Dwi Sogi Sri R, S.KG., M.Pd selaku Rektor Universitas Sari Mulia.
4. Hariadi Widodo, S.Ked., M.PH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan
5. Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya dan Kemitraan Universitas Sari Mulia.
7. Dini Rahmayani, S.Kep., Ns., MPH selaku Ketua LPPM Universitas Sari
Mulia.
iii
8. Mohammad Basit, S.Kep., Ns., MM selaku Ketua Jurusan Keperawatan
skripsi ini.
10. Seluruh dosen pengajar dan staf Universitas Sari Mulia yang telah membekali
11. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan telah memberikan
12. Teman satu angkatan yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
Semoga kebaikan Bapak dan Ibu serta teman-teman terbalaskan oleh yang
Maha Kuasa. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini memiliki
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................6
E. Keaslian Penelitian........................................................................................7
A. Teori Stunting...............................................................................................9
D. Kerangka Teori...........................................................................................34
E. Kerangka Konsep........................................................................................35
F. Hipotesis.....................................................................................................35
B. Metode Penelitian.......................................................................................36
v
E. Pengumpulan Data......................................................................................41
I. Etika Penelitian...........................................................................................48
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dicapai yaitu status gizi anak balita. Masa anak balita merupakan kelompok
yang rentan mengalami kurang gizi salah satunya adalah stunting (Nurdiana,
2019). Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah
terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dari janin hingga
anak berusia 23 bulan. Anak yang tergolong stunting atau pendek terjadi bila
panjang badan atau tinggi badan dibandingkan umur hasilnya lebih rendah
21,3% atau 144 juta balita, sedangkan tahun 2020 menurun menjadi 20,8%
atau 141 juta balita (WHO, 2020). Prevalensi balita stunting terbanyak berasal
dari Afrika sebanyak 40% dan lebih dari setengah balita stunting di dunia
berasal dari Asia yaitu sebanyak 54% (Kurniawati dan Sunarti, 2020). Data
1
2
bahwa proporsi status gizi balita sangat pendek dan pendek di Indonesia
stunting di Indonesia belum mencapai target WHO yang di bawah 20% (Teja,
2019).
perkembangan fisik dan kognitif apabila tidak segera ditangani dengan baik.
jangka panjang dapat menurunkan kualitas hidup anak saat dewasa karena
pendapatan yang lebih baik. Dampak buruk dari stunting tersebut dapat
ibu, faktor bayi dan balita, dan faktor lingkungan. Salah sau faktor bayi dan
(Pangalila, 2018). ASI Ekslusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak
Menurut penelitian Kahssay et al., (2020) balita yang tidak mendapatkan ASI
eksklusif 6,6 kali lebih mungkin terjadi stunting. Hal ini dapat terjadi karena
Linda (2019). Menurut pendapat peneliti, kolostrum yang terdapat dalam ASI
permasalah gizi pada balita tersebut. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
ditemukan lebih banyak pada balita dengan riwayat tidak diberikan ASI
perkembangan anak. Pertama, ASI merupakan sumber asam lemak tak jenuh
yang bukan hanya merupakan sumber energi tetapi juga sangat penting bagi
telinga. Pemberian ASI dapat membawa manfaat bagi interaksi ibu dan anak
2018).
asupan gizi yang kurang dan dapat berisiko terkena stunting (Elba, 2021). Hal
ini sejalan dengan penelitian Agustina (2019) bahwa balita yang tidak
Pencegahan kejadian stunting yang dapat dilakukan pada masa balita adalah
bahwa masih banyak ibu-ibu balita yang belum mengerti serta memahami
secara tepat tentang ASI Ekslusif dan bedasarkan hasil wawancara dan
diskusi dengan bidan desa didapatkan bahwa ibu-ibu balita belum pernah
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Kabupaten Banjar
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
stunting.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Puskesmas
balita.
c. Bagi peneliti
Kabupaten Banjar.
E. Keaslian Penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu dapat dilihat pada
tabel berikut:
1. Waktu dan tempat penelitian akan di lakukan pada bulan Maret 2022 di
2. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen yaitu ASI
3. Sampel penelitian ini adalah warga Desa Paku Alam Kabupaten Banjar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Stunting
1. Pengertian Stunting
yaitu gangguan pertumbuhan pada anak akibat asupan nutrisi yang buruk,
2020).
berulang terutama pada periode 1000 hari pertama kehidupan (HPK), itu
pendek jika panjang badan atau tinggi badan dibandingkan umur hasilnya
2. Gejala stunting
yang paling utama adalah anak memiliki tubuh pendek di bawah rata-rata.
Tinggi atau pendeknya tubuh anak sebenarnya bisa diketahui jika tumbuh
9
10
kembang anak dipantau sejak lahir. Tanda dan gejala stunting diantaranya
sebagai berikut:
a. Berat badan dan panjang badan normal atau BBLR pada keterlambatan
tahun desimal.
d. Umur tulang (bone age) bisa normal atau terlambat untuk umurnya.
dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia anak.
pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka
3. Dampak stunting
Gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan dan masa anak-
intelektual. Jika sejak usia dini anak mengalami perkembangan fisik dan
otak terhambat, dalam kurun waktu yang cukup lama secara tidak
a. Faktor ibu
1) Pengetahuan ibu
baik diperlukan pengetahuan gizi yang baik dari orang tua agar
Lila lebih dari sama dengan 23,5 cm. Status gizi ibu selama
kesehatan yang baik yang tidak ada gangguan gizi pada masa pra-
hamil maupun saat hamil, akan menghasilkan bayi yang lebih besar
dan lebih sehat dari pada ibu hamil yang kondisinya memiliki
pola hidup sehat dan cara menjaga tubuh tetap bugar yang
riwayat berat badan lahir normal (Adyas, 2019). Faktor berat badan
(Setiawan, 2018).
balita dengan ASI tidak eksklusif mempunyai risiko 3,7 kali lebih
lemak tak jenuh yang bukan hanya merupakan sumber energi tetapi
3) Pemberian MP-ASI
lauk pauk, sayur, buah dan susu yang diberikan kepada balita. Jenis
4) Penyakit infeksi
diversi zat gizi, penyerapan dan kehilangan zat gizi berlebih. Anak
tinggi memiliki tingkat daya imun yang lebih rendah, sehingga jika
5) Pola asuh
untuk asupan nutrisi, tidak hanya dari segi apa yang dimakan anak
tapi sikap yang menjadi kebiasaan ibu juga sangat berperan. Status
(Pribadi, 2019).
c. Faktor Lingkungan
lainnya yang tidak dicuci bersih maupun ibu balita sendiri juga
infeksi terjadi dalam jangka waktu yang lama dan berulang, dapat
Ini berarti akses air bersih merupakan faktor stunting yang akan
score berada ≥2 SD, sedangkan anak yang nilai Z-score nya kurang dari -
membandingkan hasil ukur tinggi badan dan usia berdasarkan standar baku
berdasarkan tinggi badan menurut usia ditunjukkan pada tabel 2.1 berikut:
Sangat pendek
Panjang Badan menurut <-3SD
(severely stunted)
Usia (PB/U atau Tinggi
Pendek (stunted) -3SD sampai dengan <-2SD
Badan menurut Usia
Normal -2SD sampai dengan +3SD
(TB/U)
Tinggi >+3 SD
atau bidan.
berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu
kepada sang buah hati. Protein dan kolostrum yang terdapat pada susu
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa
dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah
dengan dokter.
terutama dari tinggi dan berat badan anak. Anak dibawa secara
lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan
penanganannya.
Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang
gizi spesifik untuk mengatasi permasalahan gizi pada ibu hamil, ibu
2018).
7. Penatalaksanaan stunting
komprehensif.
minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali
obat dan vitamin ASI merupakan asupan gizi yang terbaik untuk bayi
tambahan lain pada bayi berumur 0 sampai 6 bulan. Bahkan air putih tidak
diberikan dalam tahap ASI Ekslusif. Bayi sampai dengan usia 6 bulan
makanan lain tidak diperlukan. ASI Ekslusif selama enam bulan pertama
cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
2. Jenis ASI
keluar pada awal menyusui dengan tekstur lebih encer dan jumlahnya
dan untuk melindungi organorgan vital dalam tubuh bayi yang belum
26
3. Komposisi ASI
a. Karbohidrat
2018).
b. Lemak
mudah dicerna dan diserap oleh bayi. Lemak utama ASI merupakan
27
c. Protein
larut atau protein whey juga berbeda. ASI mengandung Protein dalam
membantu melindungi bayi dari infeksi. Kadar protein pada ASI akan
pada kolstrum (1,195 gr/100 ml) : transisi (0,965 gr/100 ml) : matur
sapi, tetapi protein ASI mengandung zat gizi yang lebih mudah dicerna
d. Vitamin
28
e. Mineral
Mineral dalam ASI memliki kualitas yang lebih baik dan lebih
kecil untuk kekuragan zat besi, walaupun kadar zat besi dalam ASI
rendah. Hal ini dikarenkan zat besi yang terdapat dalam ASI lebih
2017).
dalam ASI. Sel darah putih berguna untuk membentuk antibodi dan
kekebalan tubuh bayi yang protektif dalam jumlah cukup banyak. Sel ini
bayi yang cukup. Selain itu, sel-sel ini juga mampu menyalurkan dan
yang masuk dalam tubuh bayi merupakan fungsi dari immunogloblin. Saat
antibodi dari ibu turun, antibodi dari ASI akan meneruskan tugas
4. Stadium Laktasi
a. Kolostrum
pertama sampai hari ketiga kelahiran bayi. Cairan encer dan berwarna
tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan
8,5%, lemak 2,5%, karbohidrat 3,5%, garam dan mineral 0,4% serta
b. ASI transisi
sampai sebelum menjadi ASI matang. Pada tahap ini, kadar protein
30
tahapan ini, volume ASI mulai normal yaitu 300-800 ml/ 24 jam. ASI
sekaligus yaitu bagi bayi dan ibu. Manfaat ASI bagi bayi yaitu sebagai
bagi Ibu antara lain mencegah trauma, mempererat bounding dan mampu
makanan lain khususnya pada 6 bulan pertama. Hal itu akibat kandungan
colostrum, kandungan protein dalam ASI ini dapat melindungi bayi dari
Kandungan ASI ini dapat mencegah penyakit kanker. Pada anak yang
hingga 20%.
ASI yaitu:
31
a. Makanan
terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan
gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan
dengan lancer. Ibu yang menyusui dianjurkan makan dalam porsi yang
sekitar 300-500 kalori per hari untuk memproduksi ASI. Ibu juga
oksitosin
presepsi ibu bahwa susu sapi lebik baik dari ASI. Pengaruh itu akan
ASI eksklusif. Kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD dan Spiral
Hal tersebut akibat kandungan gizi mikro dan makro yang ada dalam ASI.
Protein whey dan Kolostrum yang terdapat pada ASI pun dinilai mampu
eksklusif dengan stunting sering ditemukan tidak konsisten. Hadi et al. (2019)
dan ISPA), berat badan lahir dan tingkat asupan energi. Dalam penelitiannya
(Wardah, 2020). Menurut penelitian Kahssay et al., (2020) balita yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif 6,6 kali lebih mungkin terjadi stunting. Hal ini
terdapat dalam ASI dapat melindungi bayi dari infeksi saluran pencernaan.
nutrisi pada balita, kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi akan menimbulkan
permasalah gizi pada balita tersebut. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
penelitian Sampe et al. (2020) bahwa ada hubungan yang bermakna antara
lebih banyak pada balita dengan riwayat tidak diberikan ASI eksklusif yaitu
91,7%. Hasil analitik statistik ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Larasati et al. (2018) bahwa pada bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif
dengan menggunakan uji Spearman rank diperoleh nila r = 0,4 yang artinya
34
D. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut.
Balita
Balita Sehat
: Tidak Teliti
E. Kerangka Konsep
sebagai berikut:
F. Hipotesis
yaitu:
Ho: Tidak ada Hubungan yang signifikan antara pemberian ASI Ekslusif
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
2022.
3. Sasaran Penelitian
dari Balita usia 12-60 bulan yang mengalami stunting di Desa Paku Alam
Kabupaten Banjar.
B. Metode Penelitian
(Riyanto, 2017).
1. Jenis Penelitian
37
Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik
38
39
2. Rancangan Penelitian
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya setiap subjek
(Notoatmodjo, 2014)
1. Populasi
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2017).
b. Kriteria Ekslusi
3. Besar Sampel
N= N
1 + N (d) 2
41
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar Populasi
d = Tingkat Signifikan
4. Teknik Sampling
namun tetap sesuai tujuan penelitian dan bukan random (Sugiyono, 2016).
1. Variabel Penelitian
ditentukan oleh variabel lain. Faktor yang diukur dan diamati untuk
2. Definisi Operasional
Independen
1. ASI ASI Ekslusif adalah ASI Alat ukur yang 1 = “Ya” Jika bayi Ordinal
Ekslusif yang diberikan kepada digunakan untuk diberikan ASI saja
bayi sejak dilahirkan mengetahui sampai berumur 6
sampai 6 bulan, tanpa pemberian ASI bulan.
menambahkan atau Eksklusif ini 0 = “Tidak” Jika bayi
mengganti dengan menggunakan ceklist tidak diberikan ASI
makanan atau minuman pemberian ASI sampai berumur 6
lain Stunting adalah Eksklusif terhadap bulan.
sebuah kondisi dimana ibu responden. (Tianingsih, 2020)
tinggi badan seseorang
lebih pendek dibanding
tinggi badan orang lain
pada umumnya (yang
43
seusianya).
Dependen
2. Stunting Tinggi balita menurut Pengkuran langsung: 1. Stunting: Zscore Ordinal
umur (TB/U) < 2 SD Tinggi badan diukur TB/U <- 2,0 SD
sehingga lebih pendek dengan menggunakan 2. Normal: Zscore
dari pada tinggi yang microtoise TB/U ≥ -2,0 SD
seharusnya. +2 SD
(Kemenkes,2020)
E. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
gambaran tentang suatu keadaan. Jenis data dalam penelitian ini adalah
Rahman, 2017).
2. Sumber Data
a. Data Primer
primer didapatkan peneliti secara langsung dari ibu Balita Desa Paku
Alam.
b. Data Sekunder
objek yang akan diteliti atau data yang didapatkan dari orang lain atau
yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas Sungai Tabu 2 yaitu jumlah
melakukan penelitian
45
4. Instrument Penelitian
dengan ketelitian 0,1 cm. Selanjutnya, data tinggi balita diolah dengan
1. Uji Validitas
a. Uji Validitas
microtoise
2. Uji Reabilitas
a. Uji Reabilitas
sebelumnya.
47
1. Memeriksa (Editing)
penelitian atau data statistik. Pada tahap ini proses memeriksa data yang
pertanyaan yang belum terjawab. Pada tahap editing ini yaitu melengkapi
Misalnya jenis kelamin laki-laki dieri kode 1 dan jenis kelamin perempuan
ASI Ekslusif
Stunting
digunakan untuk entry data penelitian adalah SPSS for Windows (Statitical
setelah tahap entry data. Data yang sudah di entry atau di input dari
1. Analisis Univariat
49
Ekslusif dan Stunting. Hasil analisa data pada data kategorik akan
maksimum.
2. Analisis Bivariat
menggunakan uji chi square. Dalam uji chi square untuk mengambil
yang berlaku pada uji chi square, sebagai berikut (Riyanto, Agus 2010):
50
a. Bila tabel 2x2 dan tidak ada nilai Expected (harapan) / E <5, maka uji
b. Bila tabel 2x2 dan ada nilai Expected (harapan) / E <5, maka uji yang
c. Bila tabelnya lebih dari 2x2, misalnya 2x3, 3x3, dan lain-lain, maka
I. Etika Penelitian
harus ada dalam Informed Consent tersebut antara lain partisipasi pasien,
memberikan atau mencantumkan nama resppon pada lembar alat ukur dan
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada